Oleh:
Azarya Desmon Nainggolan
170200255
Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Maret 2020
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Saat ini, dunia sedang berada dalam Revolusi Idustri 4 atau lebih dikenal
sebagai dengan Industry 4.0 dimana teknologi berkembang begitu pesat. Pada
dasarnya bukan hanya teknologi yang berkembang aspek-aspek kehidupan
lainnya juga ikut berkembang seperti kegitian ekonomi yang semakin maju
sesuai dengan kemajuan teknologi yang terjadi.
Pada saat ini banyak sekali pilhan instrumen investasi yang dapat dipilih
dan dimiliki oleh masyarakat secara umum. Dahulu masyarakat banyak
berinvestasi dalam bentuk deposito, properti ataupun tanah namun saat ini
masyarakat sudah mulai berinvestasi dalam bentuk Reksadana, Saham dan lain
sebagainya.
Reksadana Sendiri merupakan instrumen investasi yang dikelola oleh
orang lain dalam hal ini adalah Manejer Investasi yang menghimpun dana dari
masyarakat (investor). Sampai dengan Desember 2019 Tercatat ada sebanyak
1.768.485 Investor Reksdana, dimana terjadi kenaikan sebanyak 77,6% dari
tahun sebelumnya . Data tersebut tentu menunjukkan bagaimana antusiasme
masyarakt terhadap Reksdana dana.Tentu ada banyak hal yang menjadi
pertimbangan masyarakat untuk memilih reksa dana sebagai wahana investasi,
salah satunya adalah karena reksadana merupakan sarana investasi bagi investor
untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar.
Melalui Reksa dana, investor sudah tidak perlu repot mengelola portofolio
investasinya sendiri. Namun perlu diingat kembali bahwa tidak ada satupun
investasi yang tidak memiliki risiko termasuk reksa dana sendiri.
Investasi melalui Reksa dana memiliki beberapa risiko. Pertama,
meskipun manajer investasi telah melakukan investasi yang menyebar, belum
tentu bisa mendapat keuntungan. Kalau ini terjadi, besar kemungkinan pemodal
tidak bisa menikmati kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB), bahkan akan mendapat
kerugian dengan turunnya NAB. Kedua, bila Manajer investasi melakukan
pembubaran, yang penyebabnya bisa datang dari berbagai hal. Dalam hal
demikian, pemodal juga akan mengalami kerugian. Di dalam Reksa dana juga ada
kemungkinan-kemungkinan kerugian dikarenakan tidak diberikannya informasi
mengenai perkembangan usaha Reksa dana. Manajer investasi dari Reksa dana ini
lalai memberi tahu perkembangan dana yang ditanamkan pada berbagai investasi
Reksa dana. Akibatnya ketika terjadi keadaan yang merugikan investasi tersebut,
investor tidak mengetahuinya, sehingga investor tidak melakukan tindakan yang
dapat menyelamatkan investasinya, misalnya dengan menarik dananya dari Reksa
dana, akibatnya investor mengalami kerugian. Namun dalam hal ini investor
tidak dapat meminta penyelesaian hukum terhadap kelalaian yang dilakukan
Manajer investasi tersebut. Hal ini dikarenakan belum ada ketentuan hukum yang
mengatur tentang sanksi bagi Manajer investasi yang lalai memberi informasi
kepada investor. Dengan kata lain investor berada dalam keadaan tidak
terlindungi.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:49), Reksa dana adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek.
Menurut Darmadji, (2006Reksa Dana adalah sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas:153).
Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 pasal 1 angka 27: Reksa
dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi.
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antarfenomena yang diselidiki
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari suatu sumber yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain.
Adapun data sekunder diperoleh melalui
A. Bahan Hukum Primer
1. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 39/POJK.04/2014 Tentang Agen
Penjual Efek Reksa Dana
B.Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer dapat berupa buku,jurnal hukum,makalah dan
artikel hukum.