Anda di halaman 1dari 14

TROPIK INFEKSI

HELMINTH(4A)

Bentuk Rongga Tubuh Kelamin Komponen Siklus Hidup


Nemathelminthes Nematoda Silindris + Terpisah -

Platyhelminthes Cestoda Pipih (Seperti pita, - Hemafrodit + batil isap , + kait, scolex
bersegmen)
Trematoda Pipih seperti daun (tidak - Hemafrodit (kecuali Ada batil isap tanpa kait
bersegmen) Schistosoma)

Keterangan Infeksius Telur Gambar Terapi


Ascaris Cacing dewasa terlihat tertelan telur telur tebal Alben 400mg
lumbricoides makroskopis jelas. matang (isi berlapis SD
*Loefler syndrome: cacing larva) bergranul,
dewasa masuk sirkulasi paru albumin.
Hookworm Fase infeksius larva telur tipis Alben 400mg
(Ancylostoma Creeping eruption. Cutaneous filariform transparan SD
sp, Necator larva migran (L3) (isi ovum)
sp)
Ancy bentuk C, gigi 2, bisa
penetrasi kulit/oral/
transmammary, dan punya
siklus paru
Neca bentu S, gigi
semilunar/cutting plate, hanya
penetrasi kulit!

Trichuris Cacing seperti cambuk. Hidup Tertelan Telur Mebendazole


trichiura di kolon. Komplikasi prolaps telur matang tempayan, 2x100mg 3
rekti. double knob hari atau
di ujung 600mg SD
Strongyloides 2 tipe siklus: free living & Larva Telur mirip
stercoralis parasitic cycle filariform hookworm
menembus (tipis
Sering pada individu kulit, transparan)
imunosupresi autoinfeksi
(+) dari
perianal/
mukosa
rektum

Cutaneous Biasanya Zoonotic Larva Telur tipis Self-limiting


Larva (Ancylostoma brazilense, A. filariform transparan (biasanya
Migran caninum, A. ceylanicum, and (L3) (tapi larva mati
Uncinaria stenocephala) menembus diagnostic dalam 6
kulit gak dari minggu)
Gejala dermato eritema, telur)
serpiginosa, pruritic, erupsi Albendazole
kutan

Risiko: punya peliharaan,


tidak pakai alas kaki
Oxyuris/ Gatal anus malam hari. Telur Tertelan Telur Pirantel
Enterobius asimetris, seperti parutan telur asimetris 10mg/KgBB
vermicularis kelapa. SD
matang seperti
parutan
kelapa

Taenia Keluhan keluar potongan Tertelan Telur tebal Albendazole 2


(saginata & persegi warna putih cysticercus dd radial isi x 400mg
solium) (proglotid). Nyeri perut, mual, (biasa pada hexacanth
diare. embryo Atau
daging
Dx: QDP.
setengah
Praziquantel
matang . 10mg/kg (SD)
mentah)

- Saginata: sist bovis,


daging sapi, uterus gravid
15-20
- Solium: sist selulosa,
daging babi, uterus gravid
7 -12, bisa
neurosistiserkosis
Schistosoma / 4s (schistosoma, spina pada Penetrasi Punya Praziquantel
bilharzia telur, serkaria fase kulit oleh spine 10mg/Kg
infeksiusnya, di Sulawesi)
“Trematoda
cercaria
Darah” Punya hospes perantara
beda – beda:
- S.M Biomphalaria
- S.H Bulinus
- S.J Oncomelania

Fasciola Gejalademam, malaise, nyeri Tertelan


(hepatica & perut (dengan gejala GI lain), larva
gigantica) bisa jaundice, dll. Kronik bisa
inflamasi sal empedu, fibrosis. infektif
“Trematoda yang
Hati” bentuk
kista
(metacerca
riae) pada
tanaman
air
Fasciolopsis Sangat besar Tertelan
Buski larva
Mirip2 Fasciola, tapi di usus
“Trematoda bukan hati/billiary infektif
Usus” yang
bentuk
kista
(metacerca
riae) pada
tanaman
air
Filaria Elephantiasis. L3 masuk Bentuk DEC6mg/Kg
(termasuk BB/hari (bisa
melalui Mikrofilaria:
nematoda)
- W.Bancrofti: kepala p=l,  1 atau 12 hari
inti teratur, lekuk halus gigitan terapi, sama
(vektor Culex) nyamuk efektifnya –
- B. Malayi: kepala p/l = 2/l, (vektor CDC)
inti berkelompok tidak banyak, tapi
teratur ada inti tambahan, ada vektor
DEC tidak
tersering
lekuk kinky (vektor diberi pada
untuk masing2
Mansonia) species ) pasien yg +
- B. Timori: kepala p/l = 3/l, onchocerca
ada 2 inti tambahan (vektor
Anopheles) Ivermectin
bisa bunuh
mikrofilaria
Dx: hapus darah tepi, giemsa tapi tidak bisa
stain: (+) mikrofilaria. Jam untuk cacing
22.00-02.00 dewasa

....

Biasa +
Albendazole

Sumber: CDC
MALARIA (4A)

Fatro (Falciparum Tropicana) – Viter (Vivax


Tertiana) – Maqu (Malariae Quartana)
• Falciparum: eritrosit tdk membesar, gambaran
accole, Maurer‘s dots, gametosit pisang/bulan
sabit, ring forms, double infections.
Komplikasi malaria cerebral, black water
fever.
 Vivax: eritrosit membesar, bisa relaps,
bintik Schuffner. Menyebabkan malaria
tertiana
• Ovale: gambaran seperti komet, james‘s dots
 Malariae: dijumpai band form (gambaran
seperti pita), merozoit rosette
Dx: Pemeriksaan
meriksaan hapusan darah tipis (melihat
jenis malaria), darah tebal (hitung kepadatan
malaria)
Hitung Kepadatan parasit:
 (parasit yg dihitung / jumlah
leukosit) x jumlah leukosit total
 contoh: pada mikroskopis ada 1000
parasit per 200 leukosit. Leukosit total dari
darah lengkap 4000. Maka jumlah parasit
adalah (1000/200) x 4000 = 20000

Terapi:
1st Line 2nd Line Dosis
Falciparum ACT (3hari) + PQ (1hari) Kina + ACT
Doksisiklin/Tetrasiklin + < 60kg 1 x 3 tab
ACT FDC isinya Dihidroartemisinin PQ 60+ 1 x 4 tab
40mg + Piperakuin 320mg
Malariae ACT only PQ
Ovale & ACT (3hari) + PQ (14 hari) Kina + PQ < 60kg 1 x 2 tab
Vivax 60+ 1 x 3 tab

Relaps(bila
(bila sudah minum regimen PQ 14 Kina:
hari dan masih positif kurun 3 mgg – 3 3 x 10mg/kg
bulan setelah tx):
tx)
ACT + PQ (dosis double) Klindamisin:
20mg/kgbb/hari (TD
Hamil TM 1 Kina + klindamisin selama 7 hari)
Hamil TM 2 ACT (3 hari)
- Bila hamil: TM1 Kina + Klindamisin. TM2 ACT, (kontraindikasi: PQ, Doxy)
- Malaria berat: Artesunat IV (di RS), Artemeter IM (di lapangan), Kina HCL (ibu hamil)
- Cek terapi hari ke 7, 14, 12

Profilaksis: Cloroquin (kalau sensitif) > Doksisiklin > Mefloquine


Biasa pilih Doksisiklin 100mg 2 hari sebelum pergi hingga 4 minggu setelah pulang (ke/dari daerah
endemis)

Malaria hemoglobinuria = black water fever


Malaria algid = malaria + shock

DHF (4A); DSS (3B)


Beda dengan Demam Dengue: Tidak ada kebocoran plasma, HT tidak meningkat >20%.
Bisa gejala mirip.
Patogenesis: secondary infection dari serotipe berbeda
Grading DHF
• grade I: gejala klinis + uji tornikuet (+)
• grade II: grade I + perdarahan spontan
• grade III: grade II + muncul tanda tanda presyok, akra; dingin lembab sianosis gelisah, TD <<,
Nadi >>
• grade IV: syok (nadi dan TD tidak teraba)
• DSS: kulit dingin lembab, gelisah, MAP<60mmHg, TD < 20mmHg, HR>100x/i
Dx: Hari 1 – 3 NS1, IgM, IgG anti dengue
Tx:
Indikasi IV: cairan oral tidak adekuat (muntah2), HCT terus meningkat 10 – 20% meski telah rehidrasi
oral, tanda syok
DHF gr 1 dan 2 6 – 8 cc/kgBB/jam (inisial) 5cc/kgBB/jam 3cc/kgBB/jam berhenti 24-48
jam Bila inisial tidak membaik 10-15cc/kgBB/jam evaluasi 12 – 24 jam (membaik atau masuk
DSS)
Resusitasi cairan pada DSS >>kristaloid start 10-20 cc/kg/30 menit >>20-30 cc/kg/30 menit

Pada Anak - PPK IDI


(DBD tanpa syok)
BB < 15kg: 7cc/kgbb/jam
BB 15 – 40kg: 5cc/kgbb/jam
BB >40kg: 3cc/kgbb/jam
(DBD dengan syok)
20cc/kgbb/jam

Monitoring - PPK IDI


Tanpa syok : Periksa HT (+Hb, Trombosit) sebagai penanda kebocoran plasma / 4-6 jam, minimal
sekali sehari

LEPTOSPIROSIS (4A)
Penyebab: Leptospira interrogans (spirochaeta bentuk spiral dengan flagel)
Menyebar umumnya lewat urine tikus (bisa anjing babi dll) yang larut bersama aliran air
Risiko: banjir, genangan air, pekerja selokan, kebun, tukang potong hewan, peternak, berburu, kemah,
renang
Gejala: febris, ikterus, nyeri tekan otot, ruam kulit, limfadenopati, hepatosplenomegali, edema,
conjunctival suffution, ganggn perdarahan (ada petekie, purpura, epistaksis, dll)
Ringan: jika hanya nyeri betis dan demam saja >>Th/ doxycicline > Ampi > Amox
Sedang - Berat: jika ada ikterus >>Th/ penicilin 1,5 juta IU per 6 jam atau Ceftriaxone 2 gr/12 jam

DISENTRI (4A)
Diare berlendir dan berdarah, bisa nyeri perut. Periksa tinja untuk tau penyebab.
Disentri basiler:
Shigella sonnei, Shigella dysentriae, dsb
Pewarnaan gram : batang gram negatif (warna merah)
Gejala biasanya lebih berat dengan diare frekuensi > 10 x/hari, demam tinggi, feces alkali
Th/cotrimoxazle (anak), Cipro 500mg 2 x 1 selama 3 hari (Dewasa)
Disentri amoeba:
Entamoeba hystolitica.

\
Tampak parasit amoebic, bisa stadium tropozoit
dengan eritrosit samar, bisa stadium kista.
Frekuensi < 10x/hari, demam sufebris, lebih
ringan. Terjadi akibat tertelan kista matang
(inti4). Feces asam.

Th/metronidazole 500mg 3 x1;


komplikasi: abses hati amoebik.

GIARDIA (4A)
Diare berminyak / berlemak
Gambaran seperti buah pir dengan axostyle. Bentuk infeksius : kista
Th/ Metronidazole 3 x 250mg (5 hari)

CHOLERAE
Vibrio cholera, gram negatif batang pendeh (bentuk koma).
Patogenesis kontaminasi dari air/makanan dan membuat enterotoxin.
Diare cair, sering disertai dehidrasi, seperti air cucian beras.
Th/ rehidrasi
- Doksisiklin 300mg SD (3 hari)
- Tetrasiklin 500mg 4 x 1 (3 hari)
Atau
- Eritromisin 40mg/kgbb/hari TD (3 hari)
- Kotri (TMP/SMX) 5010mg/kg/hari BD (3 hari)

DEMAM TIFOID (4A)


Salmonella typhii, bakteri gram negatif. Dari kontaminasi makanan.
Demam bertangga/stepladder >7hari, obstipasi/diare, lidah kotor, bradikardia rrelatif, rose spot
Dx: Gold standard adalah kultur. Mgg 1 (sumsum tulang & darah). Mgg 2 (Feces). Mgg 3 (Urin)
Pemeriksaan lain: Widal O 1:320 / H > 640, atau kenaikan 4x dlm2 mgg ; Tubex: positif ≥ 4
Th/
- Cipro 2 x 500 / 7-10
7 hari (dewasa),
- Kloramfenikol 100mg/kgbb/hari (bagi 4 dosis) / 10--14 hari (anak)
- Kloramfenikol 500mg 4 x 1 / 10 hari (dewasa)
- Amox/ampi/sefalosporin gen 3 (ibu hamil)
HIV (4A tanpa komplikasi, 3A AIDS dengan komplikasi)
Stadium klinis:
1 (Asimtomatik, limfadenopati persisten)
2 (BB ↓,herpes zoster,ulkus oral,jamur kuku)
3 (BB turun > 10%, diare kronik, demam,
kandidiasis oral, TB paru)
4 (Wasting syndrome, demam-diare,PCP, TB
ekstraparu) biasa ada infeksi unik2,
Kaposi Sarcoma, dsb
Dx: Anjuran: Pemeriksaan 3 Metode (A1(+)
A2(+) A3(+) = reaktif/positif. Salah satu atau
dua2 A2/A3 (-) indeterminate). Gold
Standard (western blot). Skrining: Rapid
Test. Lain2: CD4
*VCT: konseling sukarela dan pribadi bagi
klien yang berisiko tertular HIV, anjurkan!
Th/ ARV (2NRTI + 1NNRTI) seumur hidup
(std 1 – 2 mulai bisa CD4 < 350), (std 3-4
langsung terapi)

NRTI ( Lamivudine
3TC, Stavudine d4T, Zidovudine AZT) *Pada pasien HIV koinfeksi TB mulai
NNRTI (Efavirenz EFV, Nevirapine NVP) terapiARV (tanpa mempertimbangkan kadar
Bila ada obat yang tidak bisa bersamaan CD4) sesegera mungkin setelah terapi TB
dengan obat infeksi, utamakan infeksi baru dapat ditoleransi (8 minggu pertama setelah
ARV lanjut. OA

Terapi ARV pada ibu hamil


Efek samping ARV
- AZT (zidovudine) Anemia, BM supression, neutropenia, myopathy, kuku kehitaman
- d4T (stavudine) Neuropati, lipodistrofi, dislipidemia, asidosis
FLU BURUNG (3B)
Definisi kasus:
Suspek: gejala ispa, demam, batuk, sakit tenggorokan, kontak burung/lab (+)
Probabel: suspek + lab virus influenza (+) terbatas ATAU suspek dalam waktu singat jadi
pneumonia/gagal nafas/meninggal ATAU suspek + tidak terbukti sebab lain
Konfirmasi: Kultur virus H5N1 (+) atau PCR (+) atau titer antibodi H5 meningkat 4x
Th/ Antiviral (Oseltamivir) berikan secepat mungkin (48 jam pertama)

TETANUS (4A)
Penyebab: Clostridium tetani (bakteri batang gram positif berspora) anaerob.
Patogenesis: Kontaminasi luka degan spora germinasi spora (+) toksin di motor neuron
peningkatan tonus otot dan spasme akibat tetanospasmin dan tetanolisin. Terjadi hambatan pelepasan
inhibitory glycine dan GABA.
Tanda/gejala: trismus, disfagia, opistothonus, risus sardonicus.
Dx: gejala klinis. Kalau tes tes spatula (untuk rangsang kejang)
Tx: Netralisasi toksin antitetanus dosis terapeutik (HTIG 3000-6000IU – IM atau ATS 1 000unit IM)
skin test
Antibiotik:
- Metronidazole (1st choice) 500mg/ 6 jam PO/IV selama 10 hari atau
- Penisilin HCl 1,2jtU/6jam (IM/IV) selama 10 hari (efek samping)
Tatalaksana kejang! (Diazepam)
Pencegahan: pembersihan luka, pemberian vaksin pada keadaan luka

Riwayat imunisasi sebelumnya Luka kecil dan bersih Luka lainnya (rentan tetanus)
TT TIG TT TIG
Tidak tau atau <3dosis YA TIDAK YA YA
3 dosis TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK
(kecuali lebih 10 tahun lalu)
TIG 250U atau ATS 1500U

Intinya,
yang diberikan TT dan antitoksin hanya kalau luka kotor dan imunisasi tidak jelas/kurang
yang tidak dikasih dua – dua kalau bila luka bersih atau imunisasi adekuat
sisanya paling tidak diberikan TT

RABIES (3B)
INKUBASI LAMA 3 – 4 (>90%)
Dx: riwayat gigitan (+), hewan yang menggigit mati dalam 2 minggu
Prodromal aspesifik, demam, mual, muntah, malaise, nyeri tenggorokan
Sensoris nyeri, panas, kesemutan pada daerah luka. Cemas, reaksi berlebihan terhadap rangsang
sensoris
Eksitasi tonus otot meninggi, aktivitas simpatis meninggi, hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi,
hidrofobia, dll
Th/ Fase awal luka gigitan dicuci dengan ait sabun (detergen) 5- 10 menit kemudian bilas air bersih,
Fase lanjut hanya suportif

Serum Anti Rabies (SAR)


- Bila heterolog dosis 40IU/kgbb infiltrasi luka sebanyak-banyaknya dan sisanya IM
- Bila homoloh dosis 20IU (caranya sda)

Vaksin Anti Rabies (VAR) – 10 hari infeksi atau Post Exposure Prophylaxix
- IM 0,5ml hari 0,3,7,14,28 (Essen - WHO), ATAU hari 0,7,21 (Zagreb – Depkes RI)
BAKTERIOLOGI UMUM
Pewarnaan Gram (differensial) dengan C. Violet
dan Safranin Gram Negatif = warna merah
Gram
Positif =
warna
ungu Cara
cepat:
- Semua coccus biasanya adalah gram positif (cth: Staphylococcus, Streptococcus)
kecuali Neisseria yaitu diplococcus gram negatif
- Hampir semua bakteri sal cerna adalah batang gram negatif (cth: E.coli, Salmonella,
Shigella)
- Batang gram positif paling sering Bacillus (cth: penyebab anthrax – Bacillus anthracis)
dan Clostridium (lihat bawah)
- Khusus Mycobacterium (cth: M.tuberculosis, M.leprae) pakai pewarnaan Ziehl
Neelsen (interpretasi lihat penyakit di topik silabus masing-masing)

CLOSTRIDIUM
A. tetani tetanus, gejala spastik
C. botulinum makanan kaleng, gejala sesak nafas, lemah, flaccid
C. perfringens pada luka, biasa sama orang DM
C. difficile antibiotic associated diarrhea

Anda mungkin juga menyukai