Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) merupakan wadah bagi mahasiswa dalam
menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh dari Perguruan Tinggi di masyarakat.
Pelaksanaan KKN sebagai wahana pengabdian masyarakat diharapkan juga
dapat mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyerap
keahlian yang ada dimasyarakat. Sehingga KKN diharapkan mampu membantu
menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang lahir dari proses
pembangunan, pada hakekatnya merupakan pelaksanaan dari falsafah
pendidikan nasional, dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi.
Kuliah kerja nyata ( KKN ) juga merupakan salah satu mata kuliah dalam
perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan segala tugas-
tugas yang merupakan penerapan kegiatan akademik yang diwujudkan dalam
kegiatan langsung oleh mahasiswa di lingkungan masyarakat atau lembaga.
Harapannya, mahasiswa memperoleh pengalaman yang dapat meningkatkan
kedewasaan atau profesionalisme untuk memperbaharui dan mewujudkan
tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Dalam kaitannya dengan penelitian, mahasiswa diajak untuk meneliti dan
merumuskan masalah yang kompleks, menelaah potensi-potensi dan
kelemahan dalam masyarakat (sekolah) dan merumuskannya. Dengan makin
tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka mahasiswa dituntut untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat berdaya dan berhasil guna.
Oleh karena itu, teori yang didapatkan dari bangku kuliah diharapkan dapat
diterapkan di lapangan. Pengetahuan teoritis belumlah dapat memberikan
gambaran yang konkret jika belum diterapkan di lapangan.
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu
kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja

1
kepada mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. KKN juga
merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi,
dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan
tertentu.
Oleh karena itu, KKN diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia
akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadi
interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh
antara mahasiswa dan masyarakat. Melalui KKN mahasiswa memperoleh
pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat
sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara lebih nyata, KKN merupakan media penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan
masyarakat. KKN juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan riset
terapan secara mutualistik dalam rangka membantu menyelesaikan
permasalahan di masyarakat.
Kegiatan KKN diharapkan dapat mengembangkan kepekaan rasa dan
kognisi sosial mahasiswa. Bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat,
kegiatan KKN dapat membantu percepatan proses pembangunan serta
membentuk kader penerus kegiatan pembangunan.

B. Rumusan Masalah
1) Mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana penerus pembangunan yang
mampu menghayati permasalahan komplek yang dihadapi masyarakat dan
belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan terpadu.
2) Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat, pemerintah daerah dan
instansi lain yang terkait sehingga memperoleh umpan balik dalam rangka
peningkatan relevansi Tridharma Perguruan Tinggi dengan tuntutan
pembangunan.
3) Mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui
penerapan ilmu, teknologi dan seni di bidang pertanian dalam arti luas

2
melalui pengembangan kewirausahaan serta melatih mahasiswa untuk
bekerjasama antar bidang keahlian secara terpadu.

C. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Program Kuliah Kerja Nyata ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai
berikut :
1.  Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Desa /Kampung terutama
dalam peningkatan kualitas potensi lokal dan pendidikan.
2. Membantu pemerintah dalam mempercepat gerakan pembangunan
terutama dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Mengembangkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam di
daerah Desa /Pekon sehingga dapat mengangkat kesejahteraan hidup
penduduk Desa /Kampung.
4. Mengembangkan potensi mahasiswa antar disiplin ilmu  sehingga
terbentuk sikap dan rasa cinta serta tanggung jawab terhadap kemajuan
masyarakat
5. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat.

Secara umum  program  Kuliah Kerja Nyata (KKN) mempunyai empat


tujuan, yaitu sebagai berikut:
1) Agar lembaga pendidikan tinggi menghasilkan sarjana sebagai penerus
pembangunan yang lebih menghayati kompleksitas masalah pembangunan
yang dihadapi oleh masyarakat dan belajar menanggulangi masalah-
masalah tersebut secara pragmatis dan interdisipliner.
2) Untuk lebih mendekatkan lembaga pendidikan tinggi kepada masyarakat
dan lebih mendekatkan atau menyesuaikan pendidikan tinggi kepada
tuntutan pembangunan.
3) Membantu pemerintah dalam mempercepat gerakan pembangunan dan
mempersiapkan kader-kader pembangunan di pedesaan.
4) Mengembangkan kerjasama antardisiplin ilmu.

3
2. Manfaat
Program KKN mempunyai tiga sasaran utama yaitu mahasiswa,
masyarakat bersama pemerintah, dan perguruan tinggi. Masing-masing
mempunyai kemanfaatan sebagai berikut :
1. Mahasiswa
a) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang;
1. Cara berpikir dan bekerja interdisipliner
2.  Kegunaan hasil pendidikan bagi pembangunan pedesaan
3. Mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam
pembangunan serta konteks keseluruhan masalah pembangunan
dan pengembangan daerah pedesaan.
b) Mendewasakan pola pikir mahasiswa serta meningkatkan daya nalar
dalam masyarakat dan melakukan penelaahan, perumusan, dan
pemecahan masalah secara pragmatis dan ilmiah.
c)   Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksankan
pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu,
teknologi, seni, dan agama.
d)  Memperoleh pengalaman dan keterampilan sebagai kader
pembangunan, sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta serta tanggung
jawab terhadap kemajuan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.
Oleh karena itu, setelah menjadi sarjana sanggup ditempatkan dimana
saja.

2. Masyarakat dan Pemerintah Daerah


a) Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran untuk merencanakan dan
melaksanakan pembangunan.
b) Peningkatan cara berpikir, bersikap, dan bertindak anggota masyarakat
yang lebih sesuai dengan program pembangunan.
c) Memperoleh pengalaman dalam menggali dan mengembangkan potensi
yang dimiliki sehingga mampu menumbuhkan partisipasi aktif warga
masyarakat dalam pembangunan.

4
d) Tebentuknya kader-kader pembangunan dalam masyarakat sehingga
terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
e) Memanfaatkan  bantuan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan
program dan proyek pembangunan.

3. Perguruan Tinggi
a) Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegerasian mahasiswa
dengan proses pembangunan masyarakat sehingga kurikulum
Perguruan Tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan pembangunan.
b) Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara Perguruan Tinggi
sebagai pusat ilmu dan teknologi dengan instansi pemerintah dalam
melaksankan pembangunan.
c) Ilmu yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan lebih terasa relevan
dan bermanfaat dalam pengarahan berbagai masalah pembangunan.

D. Sasaran
Sasaran KKN adalah (1) masyarakat umum, (2) sekolah, (3)
lembaga/instansi dan (4) industri atau kelompok tertentu.
Mendidik calon sarjana yang menguasai ilmu dan pengetahuan manajemen
pendidikan islam terutama pengembangan dan penerapannya dalam bidang 
sistem informasi madrasah, manajemen kurikulum pendidikan Madrasah,
Manajemen SDM Madrasah dan supervise pendidikan dan bimbingan
konseling.
Untuk mencapai target Visi Jurusan MPI pada tahun 2019, maka MPI
mengacu pada Pedoman garis besar Renstra dan Statuta Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Al-Ma’arif Way Kanan, dengan menetapkan beberapa sasaran
yang menjadi prioritas. Sasaran Mutu tersebut adalah :
 Review dan Pengembangan Kurikulum MPI
 Penataan SDM dan Peningkatan Citra
 Terselenggaranya Proses pembelajaran/ Perkuliahan Berkualitas

5
 Terselenggaranya proses Pembimbingan dan Pendampingan pada
mahasiswa yang efektif
 Terpantaunya Proses Perkuliahan secara teratur melalui Evaluasi Kinerja
Dosen
 Terselenggaranya Evaluasi Perkuliahan ( UTS dan UAS ).
 Meningkatnya Kualitas dan karir Dosen
 Tersedianya laporan hasil penelitian dan buku ajar baik kolektif dan
individual dosen MPI serta menyiapkan penerbitan Jurnal yang
terakreditasi.
 Modernisasi Fasilitas serta pengembangan jaringan ICT

E. Kerangka Teori
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan proses pembelajaran bagi
mahasiswa dan aktiivitas akademik melalui berbagai kegiatan langsung di
tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian
dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang
terjadi di masyarakat. Keterlibatan mahasiswa bukan saja menjadi kesempatan
mahasiswa belajar dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh positif dan
aktif terhadap pengembangan masyarakat, sehingga memberi warna baru
dalam pembangunan masyarakat. Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi
sebagai upaya menerapkan ilmu yang diperoleh, hasil-hasil penelitian di
bidang IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
KKN sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan
merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga aspek
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi
yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan
Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan yang
memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian dan

6
bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya
dalam masyarakat Indonesia pada khususnya.
KKN merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang
diselenggarakan berdasarkan UUD 1945. Pasal 31 UUD 45 menyatakan tiap
tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Pasal 20 ayat 2 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2
disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian
ilmiah, dan pengabdian masyarakat”. Pasal 2 ayat 1 butir b, Peraturan
Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan
bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta
mengupayakan pengunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Kemudian Pasal 3 ayat 1
disebutkan pula bahwa: Perguruan Tinggi ádalah lembaga penyelenggara
pendidikan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya Pasal 3, ayat 4: Pengabdian kepada masyarakat merupakan
kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan
sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pasal 2 ayat 1, KEPMEN DIKNAS
Nasional RI 232/U/2000, tentang tujuan dan arah pedidikan tinggi
menyebutkan bahwa: pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta
didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dalam menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau kesenian serta
menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pasal 3
ayat 2 butir b menyatakan bahwa: progam sarjana diarahkan pada hasil lulusan
yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan

7
pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tata kehidupan bersama.
Berdasarkan dasar hukum itulah, mata kuliah KKN disiapkan dalam
rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman riil di
masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan
mendapatkan kemampuan generative berupa kecakapan hidup seperti
kemampuan berpikir dan kemampuan bernalar secara analitik, berdasarkan
sumber empirik dan realistik, agar dapat merancang dan melaksanakan
program, membantu mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan
orang lain, mengatur diri sendiri dan melatih keterampilan dalam bekerja.
Dengan demikian mahasiswa mendapatkan wawasan, pengalaman dan
keterampilan dalam bermasyarakat sebagai nilai tambah selama menimba ilmu
di bangku kuliah.

F. Metode
Metode penerapan pelaksanaan kegiatan KKN di Kampung Curup Patah,
Kecamatan Gunung Labuhan ini dilakukan melalui beberapa karakteristik,
antara lain:
1) Gagasan Bersama (Co-Creation) Pelaksanaan KKN ini didasarkan pada
suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama antara pihak
universitas (Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Pusat Studi) dengan pihak
pemerintah daerah (Lingkungan, Desa atau Kecamatan), mitra kerja dan
masyarakat setempat.
2) Dana Bersama (Co-financing/Co-funding) KKN dilaksanakan dengan
pendanaan bersama antara mahasiswa pelaksana, Masyarakat dan pihak
pemerintah daerah,
3) Keleluasaan (Flexibility) KKN dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema
dan program yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan pemerintah daerah,
mitra kerja dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah.
Mahasiswa dapat memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN.

8
4) Berkesinambungan (Sustainability) KKN dilaksanakan secara
berkesinambungan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai dengan
tempat dan target tertentu.
5) Berbasis riset dan Observasi (Research based Community Services) KKN
dilaksanakan sedapat mungkin melalui riset di daerah atau tempat
pelaksanaan KKN agar dapat menghasilkan program-program kerja yang
dapat diterapkan di daerah tersebut.

9
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN

A. Letak Geografis
1. Letak dan Luas Wilayah
Kampung Curup Patah secara administratif termasuk dalam wilayah
Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan
Kabupaten Lampung Utara, dengan jarak ± 20 Km dari kantor kecamatan.
Jarak Kampung Curup Patah dari kantor bupati kabupaten Way Kanan sekitar
63 Km. Waktu tempuh menuju pusat kota kecamatan sekitar 25 menit,
sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten kira-kira 120 menit.
Kampung Curup Patah terdiri dari 4 Dusun/Pemangku yang sebagian
besar kontur tanahnya datar. Luas Wilayah Kampung Curup Patah adalah ±
16000 Ha/m2 dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Tj Besar Kec Hulu Sungkai
- Sebelah Selatan : Kampung Tiuh Balak II
- Sebelah Barat : Kampung Sukarame
- Sebelah Timur : Kampung Kayubatu dan Kampung Bengkulu
Jaya

2. Topografi dan Jenis Tanah


Kampung Curup Patah secara topografi berupa tanah datar dengan sehingga
tergolong dataran rendah. Suhu di daerah ini cukup bervariasi antara 30
derajat saat paling dingin dan 40 derajat saat paling panas.

3. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman. Iklim Kampung Curup Patah termasuk dalam daerah dengan tipe
iklim Tropis.

4. Sarana dan Prasarana

10
Sarana perhubungan dengan Gunung Labuhan sebagai ibukota kecamatan dan
Kota Blambangan Umpu sebagai ibukota Kabupaten dihubungkan dengan
jalan darat dengan konstruksi sebagian jalan beraspal. Sedangkan dari pusat
Desa/Kampung menuju ke seluruh Dusun dihubungkan oleh jalan yang
diperkeras beraspal dan jalan yang masi berbatu, jalan berbatu ini masih
kurang terawat karena sering dimauski oleh mobil truk, sehingga jalannya
menjadi rusak.
Keadaan jalan yang sudah beraspal dan adanya mobil angkutan yang masuk
mengakibatkan mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi
tinggi, sehingga banyak masyarakat Desa/Kampung banyak yang melakukan
urbanisasi terutama kaum muda. Sebagian besar dari kaum muda bekerja
keluar daerah menuju berbagai kota untuk beberapa tahun, setelah itu mereka
akan kembali lagi ke Kampung untuk tinggal menetap. Bagi masyarakat yang
bekerja sebagai pedagang, atau mau bekerja keluar kota merasa sangat
terbantu dengan adanya prasarana jalan angkut ini.

5. Sistem Usaha Tani


Ditinjau dari jenis komoditas yang diusahakan, sistem usaha tani yang ada di
Kampung Curup Patah dibedakan menjadi tiga, yaitu komoditas pertanian
seperti Padi dan Pisang, komoditas kedua adalah komoditas perkebunan
seperti kopi, lada dan cengkeh, dan kelompok ketiga adalah peternak.
Sedangkan ditinjau dari rotasinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
komoditas yang mempunyai rotasi lebih dari satu tahun dan komoditas yang
kurang dari satu tahun. Yang dimaksud rotasi disini adalah jangka waktu
tanam tersebut ditanam sampai dengan tanaman tersebut tidak ekonomis lagi
diproduksi.
Jenis komoditas perkebunan yang paling banyak ditanam adalah kopi, pisang
dan lada. Ada juga sebagian kecil petani yang memanfaatkan pohon aren
untuk diambil niranya untuk dibuat menjadi gula aren. Jenis komoditas
kehutanan dan perkebunan ini mempunyai rotasi lebih dari satu tahun.

11
Jenis komoditas pertanian yang ada di Kampung terdiri dari padi, cabai, dan
sayur mayur. Ketiga komoditas pertanian tersebut ditanam pada lahan yang
sama secara bergiliran sesuai dengan musimnya. Pola pergiliran tanaman ini
berlangsung dalam jangka watu satu tahun. Pada umumnya sayu mayur dan
cabai ditanam pada awal musim penghujan. Namun hal ini berlaku jika lahan
yang ada kekurangan air. Untuk lahan mudah dalam mendapatkan air tidak
menggunakan pola pergiliran karena setiap tahunnya hanya ditanami dengan
padi saja.
Jumlah lahan yang kekurangan air atau biasa disebut tanah kering luasannya
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena tekanan jumlah
penduduk, sehingga air yang seharusnya masuk ke sawah lebih banyak
digunakan untuk rumah tangga. Hal ini sudah dirasakan oleh penduduk. Dari
kondisi seperti inilah sebenarnya keberadaan hutan rakyat mulai berkembang.

B. Profil Kampung
1. Sejarah Kampung
Sejarah terbentuknya Kampung Curup Patah oleh para penduhulu berawal
dari sekolompok masyarakat yang bermigrasi dari daerah Bunglai Sumatera
Selatan ke daerah Lampung pada tahun 1952. Kelompok masyarakat yang
datang ke daerah Lampung tersebut berjumlah 7 orang. Ketujuh orang
tersebut bernama;
1. SALAN
2. MANIK
3. ALI ASIR
4. BUSDAN
5. M HASYIM
6. MADIAR
7. M YUSUF
Menurut keterangan para pendahulu pada saat itu sebagian besar
wilayah Kampung Curup Patah masih hutan belantara, hanya didiami

12
beberapa orang suku asli Lampung dan merupakan bagian dari wilayah
Kewedanaan Baradatu Kabupaten Lampung Utara.
Kedatangan para pendatang dari Sumatera Selatan ini disambut baik
oleh sekolompok masyarakat Suku Asli Lampung yang lebih dahulu
tinggal di umbul/talang tersebut. Ketujuh orang tersebut lalu mendirikan
umbul/Talang yang tak jauh dari dipinggiran Sungai Way Tulung Buyut,
dan Umbul/talang tersebut bernama “Talang Lama”. Berbaurnya Bahasa
dan Budaya antara Suku Asli Lampung dengan ketujuh pendatang yang
bersuku Ogan yang mendiami umbul Talang Lama menjadikan suku asli
lampung menyebut umbul mereka dengan sebutan “Curup Patoh”, karna
ketujuh orang tersebut mendirikan rumah yang tak jauh dari dipinggiran
sungai yang ada curup/air terjun kecil disungai Way tulung Buyut untuk
mengerakkan kincir penumbuk padi. Berawal dari sebutan Curup Patoh
inilah dikemudian hari atas kesepakatan para pendahulu, umbul/talang
yang mereka diami diberi nama “Curup Patah” dengan dialek dan bahasa
suku ogan mereka.
Setahun kemudian sekitar tahun 1953 pendatang dari Bunglai
Sumatera Selatan sebanyak 10 orang datang menyusul ketujuh rekan
mereka yang yang lebih dahulu datang dan telah mendirikan umbul/talang
dengan nama Talang Lama. Kesepuluh orang tersebut yakni;
1. ROHULIP
2. ROSI’I
3. AHLAN
4. BASILI
5. NABAWI
6. SELINOM
7. YAHYA
8. ROHANI
9. BURDAN dan,
10. CIK DIN.

13
Kesupuluh orang ini lalu mendirikan umbul/talang kearah Utara
berjarak lebih kurang 800 meter dari umbul/talang Lama, dan
umbul/talang yang baru mereka dirikan itu mereka namai “Talang Baru”.
Pada saat itu suku asli Lampung yang lebih dahulu mendiami wilayah
umbul/talang diwilayah bagian Timur yang berjarak lebih kurang 700
meter dari wilayah Talang Lama berpindah kedaerah lain karna pola
bercocok tanam mereka sering berpindah-pindah tempat.
Perkembangan Zaman semakin pesat dari dua kelompok masyarakat
yang datang dari daerah Bunglai Sumetera selatan ini, pada tahun 1956
kedua umbul/talang ini telah berpenduduk lebih kurang dari 40 KK, atas
perintah Kewedanaan Baradatu dibentuklah Pemerintahan yang dikepalai
oleh seorang Kepala Suku dibawah Kewedanaan Baradatu.
Kepala Suku yang pernah menjabat saat itu antara lain;
1. HABTUN (1956 s/d 1959)
2. M. YUSUF (1960 s/d 1962)
3. JIDAN (1963 s/d 1965)
4. BUSDAN (1966 s/d 1967)
5. ZULKARNAEN (1968 s/d 1970)

Atas Kesepakatan para Tokoh inilah nama “ Curup Patah “ ditetapkan


sebagai nama Kampung dengan wilayah berjumalah 2 Dusun, yakni Dusun
Talang Lama dan Dusun Talang Baru dengan jumlah Kepala Keluarga
lebih kurang berjumlah 70 KK, Kampung Curup Patah pada saat itu masih
dibawah Pemerintahan Kampung Tiuh Balak Kecamatan Baradatu
Lampung Utara dengan Kepala Kampung bernama NURSIWAN. Nama
Curup Patah beberapa kali pernah diganti, karna menurut cerita para
pendahulu nama tersebut kurang cocok yang menyebabkan hasil
perkebunan dan pertanian masyarakat Kampung Curup Patah pada masa itu
sering kali gagal, nama Curup Patah pun pernah berganti menjadi Sinar
Harapan, Sri Menanti, walau pada akhirnya Nama Curup Patah tetap
menjadi nama Kampung sampai sekarang ini.

14
Pada awal tahun 1970 terjadilah persiapan pemekaran Kampung Curup
Patah dengan Kepala Kampung Susukan yang dijabat oleh
ZULKARNAEN.
Beranjak dari persiapan pemekaran kampung tersebut barulah pada
tanggal 15 Agustus 1971 lahirlah Kampung Curup Patah sebagai Kampung
Definitif dengan Kecamatan Baradatu Kabupaten Lampung Utara dan
Kepala Kampung dijabat oleh AHMAD SISI NANG, yang pada saat itu
Kampung Curup Patah adalah Kampung terkecil diwilayah kecamatan
Baradatu dengan Jumlah Kepala Keluarga berjumlah lebih kurang 94 KK
yang tersebar di 2 dusun, yaitu dusun Talang Lama disebut dusun 2
sedangkan untuk dusun Talang Baru disebut dusun 1 karna Kepala
Kampung Ahmad Sisi Nang tinggal didusun Talang Baru.
Pada awal tahun 1974 Kampung Curup Patah bertambah menjadi 3
Dusun yaitu Dusun Simpang Mangga dengan tokoh pendiri Dusun yaitu
M. AMIN, Dusun 3 berjumlah sekitar 7 KK. Pada masa itu akses jalan
menuju Kampung Curup Patah hanya jalan setapak menuju Kampung
Kayubatu, hal itu menyebabkan Kampung Curup Patah menjadi terisolir
karna belum adanya akses jalan yang mampu dilewati kendaraan roda
empat. Perjuangan Kepala Kampung AHMAD SISI NANG begitu berat
untuk membuka dan membuat badan jalan menuju Kampung Kayu batu
dan menuju Kampung Sukarame, apalagi pada saat itu Jalan yang akan
dibangun oleh Pemerintah Pusat tidak akan melalui Kampung Curup Patah,
karna Badan Jalan sudah ada dari Kampung Keyubatu melewati Dusun
Curup Meong Kampung Tiuh Balak kearah Kampung Sukarame.
Perjuangan Gigih Beliau yang pantang menyerah bersama masyarakat
Kampung Curup Patah yang bersama-sama berjuang, bahu membahu,
bergotong royong membuka badan jalan dari simpang Curup Meong
Kampung Tiuh Balak kearah Kampung Sukarame sepanjang lebih kurang 3
km. Akhirnya terbukalah badan jalan dari simpang Curup Meong kearah
Kampung Sukarame yang melewati areal perkebunan masyarakat Kampung
Curup Patah tanpa menuntut ganti rugi dengan memberikan hibah tanah

15
mereka kepada Pemerintah untuk pembangunan jalan demi kepentingan
dan kemajuan anak cucu mereka dimasa mendatang.
Pada tahun 1975 atas Perjuangan Kepala Kampung AHMAD SISI
NANG bersama Masyarakat dan dibantu oleh Bapak KARUKAS PARI
Camat Baradatu , ahirnya Pemerintah Pusat menetapkan pembangunan
Jalan dari Kampung Kayu Batu kearah Kampung Sukarame dengan melalui
Kampung Curup Patah, untuk mengenang jasa Bapak Camat Baradatu
karna setahun kemudian beliau meninggal maka nama jalan yang melalui
Kampung Curup Patah dinamakan Jalan “KARUKAS PARI”, dan jalan
menuju dusun 1 Talang Baru diberi nama Jalan “NGABEHI”.
Perjuangan masyarakat Kampung Curup Patah belum usai, berhasilnya
mereka membuka akses jalan membuat masyarakat Kampung Curup Patah
termotivasi untuk membangun sarana Infrasturktur lainya yakni Gedung
Sekolah yang belum layak di Kampung Curup Patah, karna sebelumnya
pada tahun 1974 mereka telah mendirikan gedung sekolah swasta hasil
swadaya masyarakat yang berdiri dilokasi lahan tanah sempit yang
berlokasi didusun 2 Talang Lama dengan 3 orang guru dari masyarakat
yaitu,
1. BURHANI
2. CIK AMID dan;
3. SA’AD.
Barulah pada tahun 1975 atas Perjuangan AHMAD SISI NANG
bersama masyarakat Kampung Curup Patah dapat mendirikan Gedung
Sekolah ditanah yang luas hasil dari gotong royong dan swadaya
masyarakat Kampung Curup Patah yang berlokasi didusun 3 Simpang
Mangga. Tahun 1976 SD Swasta Curup Patah diusulkan menjadi SD
Negeri Curup Patah dengan jumlah murid sebanyak lebih kurang 25
siswa dengan Kepala Sekolah Bapak DARWIS.
Tahun 2005 perkembangan Curup Patah semakin pesat dengan ingin
bergabungnya Dusun Lubuk Bundar Kampung Gedung Batin Kecamatan
Blambangan Umpu atas inisiasi Tokoh masyarakat Dusun Lubuk Bundar

16
SYATIRI bersama Kepala Kampung Curup Patah yang pada waktu itu
dijabat oleh ROHIMAN SK.
Tahun 2008 wilayah dusun Lubuk Bundar resmi masuk bagian
wilayah Kampung Curup Patah dengan nama Dusun 4 Lubuk Bundar
pada masa Kepala Kampung dijabat oleh RIZAL EFENDI, pada masa ini
juga SMP 4 Gunung Labuhan berdiri diatas tanah seluas I Ha yang
dihibahkan oleh Kepala Kampung Rizal Efendi untuk lokasi dibangunnya
SMP 4 Gunung Labuhan, berjarak lebih kurang 600 meter kearah Barat
dari dusun 2 Talang lama, yang sebelumnya pada awal tahun 2007
diperjuangkan oleh ROHIMAN SK dan EDI SANJAYA.

Kepala yang pernah memimpin di Kampung Curup Patah berturut-


turut adalah:

Tabel 1. Daftar Nama Kepala Kampung Curup Patah


No. Nama Jabatan Masa Keterangan
Jabatan
Zulkarnaen Kepala Kampung 1970 Penjabat
1.
Susukan
2. Ahmad Sisinang Kepala Kampung 1971-1977 Definitif
3. M. Suranto PJ Kepala Kampung 1977-1978 Penjabat
4. Dulkasir Kepala Kampung 1978-1998 Definitif
5. Rohiman. SK Kepala Kampung 1998-2007 Definitif
6. Rizal Efendi Kepala Kampung 2007-2013 Definitif
Ebet Faizal PJ Kepala 2013 Pejabat
7.
Kampung
8 Rizal Efendi Kepala Kampung 2013-2019 Definitif
Rahmat Ria T, SE PJ Kepala 2019 s/d sekarang Pejabat
9
Kampung

Sebagian besar wilayah Kampung Curup Patah (sekitar 70%)


merupakan perkebunan Kopi dan Lada. Selain itu, lahan pertanian pisang
dan sayur mayur lainnya menjadi kegiatan usaha pertanian yang banyak

17
dilakukan oleh masyarakat. Dengan lahan yang cukup subur dan sumber
air yang cukup melimpah memudahkan masyarakat untuk bercocok tanam.
Mayoritas penduduk desa beragama Islam. Penduduk Kampung
Curup Patah terdiri dari beragam suku diantaranya Jawa, Sunda, Lampung,
Ogan dan lain-lain.

2. Demografi
Jumlah Penduduk Kampung Curup Patah 1.213 pada tahun 2018 ada
sebanyak 355 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.213 jiwa
yang terdiri dari 580 laki-laki dan 633 perempuan. Rata-rata setiap
keluarga terdiri dari empat sampai lima anggota keluarga. Komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 2. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin.
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(th)
(1) (2) (3) (4)
0 -4 15 20 35
5–9 54 55 109
10 – 14 67 70 137
15 – 19 89 100 189
20 – 24 60 60 120
25- 29 55 64 119
30- 39 77 55 122
40-49 70 50 120
50 -59 55 80 135
>60 38 79 127
Jumlah 580 633 1.213

Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat diamati bahwa golongan usia produktif


berjumlah 135 jiwa dan golongan usia tidak produktif adalah 127 jiwa.
Kenyataan ini menunjukan bahwa tenaga kerja yang tersedia di Kampung
Curup Patah bisa mengisi peluang kerja, sementara itu lapangan kerja
yang tersedia sebagian besar adalah dibidang pertanian termasuk

18
peternakan dan perikanan serta kehutanan karena lahan pertanian cukup
tersedia. Keadaan tanah yang cukup subur.
Tingkat pendidikan di Kampung Curup Patah cukup memadai. Fasilitas
pendidikan di Kampung Curup Patah meliputi satu buah gedung Sekolah
Dasar Negeri, satu buah Taman Kanak-kanak (TK), dan satu buah gedung
SMP.

3. Keadaan Sosial Ekonomi


Sebagian besar keluarga di satu buah gedung mempunyai mata
pencaharian di bidang pertanian. Menurut data satu buah gedung tahun
2018, sebagian penduduk satu buah gedung bekerja di bidang pertanian,
sedangkan sisanya bekerja di bidang lain seperti pengusaha, buruh,
pedagang, dan sebagainya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
[[

Tabel 3. Penduduk Menurut Mata Pencaharian


No Mata Pencaharian Jumlah
1 Petani Sendiri 373 Orang
2 Pengusaha 20 Orang
3 Buruh Pertanian 550 Orang
4 Buruh Bangunan 20 Orang
5 Pedagang 30 Orang
6 Lain-lain 200 Orang
Jumlah 1.213 Orang
Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018

Luas Kampung Curup Patah secara keseluruhan ± 1.143 Ha tersebut


dapat dilihat dari luas lahan untuk kegiatan perkebunan seluas ± 893 Ha,
tanah sawah tadah hujan ± 60 Ha dan Kolam Perikanan ± 6 Ha. Sedangkan
untuk Pekarangan atau Perumahan ± 121 Ha. Lahan yang digunakan untuk
kuburan, lapangan, jalan dan sungai seluas ± 63 Ha. Perincian masing-
masing penggunaan lahan di Pekon Trimulyo dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4. Luas dan Penggunaan Lahan

19
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Tanah Sawah 60 Ha
2 Tanah Perkebunan 893 Ha
3 Tanah Pekarangan 121 Ha
4 Lain-lain 69 Ha
Jumlah 1.143 Ha
Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018

Selain bekerja sebagai petani, pada umumnya penduduk juga


memelihara ternak. Pilihan pemeliharaan ternak ditujukan sebagai usaha
sampingan, dengan tersedianya hijauan pakan ternak sangat mudah
didapat. Jenis ternak yang dipelihara adalah kambing dan sapi.
Pemeliharaan ternak oleh para petani sifatnya hanya berupa pekerjaan
sambilan bukan sebagai pekerjaan pokok. Hijauan makanan ternak (HMT)
diperoleh dari pekarangan, tegalan, dan sebagian besar dari hutan.

4. Kondisi Pemerintahan Kampung


Pemerintahan disini diartikan organisasi dan atau lembaga yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Secara umum adanya
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan
Daerah dan Keputusan Pimpinan Daerah, adalah aturan yang memberi
gerak berjalannya lembaga-lembaga tersebut. Kelembagaan masyarakat
adalah suatu himpunan norma-norma dari tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat, dimana wujud
konkritnya adalah asosiasi. Lembaga – lembaga yang ada di Kampung
adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kelembagaan
Jumlah
No Jenis Kelembagaan Desa
Pengurus/Kader
1 Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) 5 Orang
2 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung 5 orang
(LPMK)
3 Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan 10 orang
Keluarga (PKK)

20
Jumlah
No Jenis Kelembagaan Desa
Pengurus/Kader
4 Karang Taruna 50 orang
5 Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM) 9 orang
Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018

5. Pembagian Wilayah Pekon


Wilayah Kampung Curup Patah terdiri dari 4 Dusun yang masing-
masing Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun.

6. Struktur Organisasi Pemerintah Kampung


 Kepala Kmapung (PJ) : Rahmat Ria Tambunan, SE.
 Sekretaris Kampung : Eko Fitrinono, S.Pd
 Kaur Keuangan : Zahril, S.Pd.I
 Kaur TU & Pelayanan : Hendriyansyah
 Kasi Kesrah : Heri Anto
 Kasi Pemerintahan : Dian Komala Sari
 Staf Keuangan : Emelia Agustina
 Kadus I : Basarudin
 Kadus II : Andi Antoni
 Kadus III : Ahmadi
 Kadus IV : Umarkat
 RT Dusun I : Saparudin
 RT Dusn II : Joni Rais
 RT Dusun III : Amir Hamzah
 RT Dusun IV : Hazmi Nabet

C. Program Kerja Kelompok


a. Program Fisik
1) Pengajian bersama ibu-ibu
2) Kunjungan Kerumah Aparat Kampung

21
3) Membersihkan Tempat-Tempat Umum
4) Senam bersma ibu-ibu dan Kader Posynadu
b. Program Non Fisik
1) Membantu mengajar mengaji di TPQ
2) Membantu mengajar PAUD dan SD
3) Lomba 17 Agustusan lingkup dusun dan desa
4) Melakukan kegiatan bersih Kampung setiap dua minggu sekali
5) Membantu Kegiatan Posyandu balita
6) Melakukan kegiatna bimibingan belajar membaca dan berhitung untuk
anak tingkat SD

22
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL

A. Daftar Realisasi Program Kerja


Tabel 6. Program Terealisasi
NO Program Kerja Terlaksana Tidak Terlaksana
1. Pengajian bersama ibu-ibu 
2. Kunjungan kerumah Aparat 
Kampung
3. Membersihkan Tempat-Tempat 
Umum
4. Senam bersma ibu-iu dan kader 
posyandu
5. Membantu mengajar di TPQ 
6. Membantu mengajar TK dan SD 
7. Lomba 17 Agustusan lingkup 
Kampung
8. Melakukan kegiatan bersih 
kmpung setiap dua minggu
sekali
9 Membantu kegiatan posyandu 
balita
10 Melakukan kegiatan 
bimibingan belajar membaca
dan berhitung tingkat SD

B. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat


Dalam pelaksanaan program kerja, seperti tertera dalam Tabel diatas terlihat bahwa ada
program terlaksana dan beberapa program yang tidak dapat terlaksana. Program kerja yang
dapat terlaksana dikarenakan beberapa faktor pendorong dan tidak terlaksananya program

23
kerja dikarenakan adanya faktor penghambat yang mengakibatkan program tersebut tidak
dapat terlaksana dengan baik. Diantara faktor-faktor pendorong dan penghambat tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Faktor Pendorong Terlaksananya Program Kerja


Adapun Faktor-faktor yang menunjang terlaksananya program kerja yaitu sebagai
berikut :
a. Antusiasme masyarakat terhadap program-program yang diajukan peserta KKN
b. Aparatur Kampung memberikan dukungan penuh atas program-program yang
diajukan dengan memberikan fasilitas dan gagasan-gagasan yang diusulkan demi
terlaksananya program agar maksimal.
c. Aparatur Kampung melibatkan mahasiswa peserta KKN dalam setiap program dan
kegiatan Kampung agar program Kampung dapat terlaksana dan mahasiswa KKN
dapat memperoleh pengalaman dalam pengabdian masyarakat.
d. Guru dan staff pendidikan mendukung dan memberikan kesempatan pada mahasiswa
peserta KKN dalam melaksanakan program pendidikan.
e. Tokoh agama, Tokoh masyarakat dan pemuda melibatkan mahasiswa KKN dalam
melaksanakan kegiatan keagamaan dan kegiatan pemuda di Kampung Curup Patah.

2. Faktor Penghambat terlaksananya Program Kerja


Adapun faktor penghambat terlaksananya program kerja yaitu sebagai berikut :
a. Lokasi yang jauh dan jadwal kami yang KKN hanya seminggu 2 kali ke lokasi
b. Kurang adanya partisipasi anak karena tempat yang jauh dan orang tua sedang
menyambut musim panen kopi oleh karena itu anak tidak bisa datang kesekolah
sendirian
c. Tenaga mengajar TPQ yang terbatas
d. Adanya temuan pertanyaan guru SD yang memberi pertanyaan yang tidak patut
dipertanyakan tentang sinetron dan serial TV lainnya
e. Kurang adanya partisipasi bapak-bapak dan ibu-bu dikarenakan berbarengan dengan
acara pernikahan di berbagai pemangku saat perlombaan dilakasanakan

24
f. Kurang adanya kekompakan remaja masjid sehingga yang bekerja kebanyakan
adalah bapak-bapak

3. Cara Mengatasi masalah


a. Mengatur Jadwal kegiatan agar tidak dilaksanakan secara berbarengan walau hanya
seminggu 2 kali
b. Tempat bimbingan belajar yang dibagi dua yaitu di Dusn I Talang Baru dan Dusun
III Simpang Mangga
c. Mengkhususkan dua (2) mahasiswa untuk mengajar TPQ di Masjid Al- Hidayah
serta menjadwal untuk tempat pendidikan al-qur’an yang lainnya
d. Memberikan pengarahan kepada siswa untuk dapat menyaksikan tayangan yang
lebih mendidik dan tidak menonton acara tv diluar jam belajar.
e. Tetap dilaksanakannya lomba yang telah menjadi ketentuan dari panitia perlombaan
pekon walaupun tidak banyak yang bisa mengikuti perlombaan.
f. Mahasiswa mengajak teman-teman remaja masjid dengan cara mencontohkan secara
langsung agar para pemuda tergerak untuk melaksanakan hal serupa.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

25
A. Kesimpulan
Kampung Curup Patah secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Gunung
Labuhan, Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara , dengan
kopi dan pisang carvandis yang menjadi komoditas andalannya.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Curup Patah, Kecamatan Gunung
Labuhan, Kabupaten Way Kanan yang telah dilaksanakan oleh kelompok Tujuh, mulai
tanggal 15 Juli 2019 sampaidengan 02 September 2019 telah berhasil melaksanakan sebagian
besar program kerja yang di rencanakan dan mendapat respon positif dari masyarakat
maupun aparatur Kampung Curup Patah.
Beberapa program kerja yang telah berhasil dilasanakan diantaranya dibidang
keagamaan, sosial, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang belum berhasl dilaksanakan yaitu
dibidang industri.

B. Saran
Dalam pelaksanaan program kerja maupun penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata ini, tentunya terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun
dari pembaca dan pembimbing sangat kami harapkan.

26
DAFTAR PUSTAKA

____, Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata ( KKN), STAI Al-Ma’arif Way Kanan: 2019.
____, Profil Kampung Curup Patah: 2018, (Docx)

27

Anda mungkin juga menyukai