PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) merupakan wadah bagi mahasiswa dalam
menerapkan ilmu – ilmu yang diperoleh dari Perguruan Tinggi di masyarakat.
Pelaksanaan KKN sebagai wahana pengabdian masyarakat diharapkan juga
dapat mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyerap
keahlian yang ada dimasyarakat. Sehingga KKN diharapkan mampu membantu
menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat dengan mengoptimalkan
sumber daya yang ada. Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang lahir dari proses
pembangunan, pada hakekatnya merupakan pelaksanaan dari falsafah
pendidikan nasional, dalam rangka Tri Darma Perguruan Tinggi.
Kuliah kerja nyata ( KKN ) juga merupakan salah satu mata kuliah dalam
perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini, mahasiswa melakukan segala tugas-
tugas yang merupakan penerapan kegiatan akademik yang diwujudkan dalam
kegiatan langsung oleh mahasiswa di lingkungan masyarakat atau lembaga.
Harapannya, mahasiswa memperoleh pengalaman yang dapat meningkatkan
kedewasaan atau profesionalisme untuk memperbaharui dan mewujudkan
tatanan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Dalam kaitannya dengan penelitian, mahasiswa diajak untuk meneliti dan
merumuskan masalah yang kompleks, menelaah potensi-potensi dan
kelemahan dalam masyarakat (sekolah) dan merumuskannya. Dengan makin
tingginya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka mahasiswa dituntut untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan agar dapat berdaya dan berhasil guna.
Oleh karena itu, teori yang didapatkan dari bangku kuliah diharapkan dapat
diterapkan di lapangan. Pengetahuan teoritis belumlah dapat memberikan
gambaran yang konkret jika belum diterapkan di lapangan.
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah suatu
kegiatan intrakurikuler wajib yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dengan metode pemberian pengalaman belajar dan bekerja
1
kepada mahasiswa, dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat. KKN juga
merupakan wahana penerapan serta pengembangan ilmu dan teknologi,
dilaksanakan di luar kampus dalam waktu, mekanisme kerja, dan persyaratan
tertentu.
Oleh karena itu, KKN diarahkan untuk menjamin keterkaitan antara dunia
akademik-teoritik dan dunia empirik-praktis. Dengan demikian akan terjadi
interaksi sinergis, saling menerima dan memberi, saling asah, asih, dan asuh
antara mahasiswa dan masyarakat. Melalui KKN mahasiswa memperoleh
pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat
sebagai wahana penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara lebih nyata, KKN merupakan media penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi di masyarakat secara sistematis dalam program pemberdayaan
masyarakat. KKN juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan riset
terapan secara mutualistik dalam rangka membantu menyelesaikan
permasalahan di masyarakat.
Kegiatan KKN diharapkan dapat mengembangkan kepekaan rasa dan
kognisi sosial mahasiswa. Bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat,
kegiatan KKN dapat membantu percepatan proses pembangunan serta
membentuk kader penerus kegiatan pembangunan.
B. Rumusan Masalah
1) Mempersiapkan mahasiswa menjadi sarjana penerus pembangunan yang
mampu menghayati permasalahan komplek yang dihadapi masyarakat dan
belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis dan terpadu.
2) Mendekatkan perguruan tinggi dengan masyarakat, pemerintah daerah dan
instansi lain yang terkait sehingga memperoleh umpan balik dalam rangka
peningkatan relevansi Tridharma Perguruan Tinggi dengan tuntutan
pembangunan.
3) Mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa melalui
penerapan ilmu, teknologi dan seni di bidang pertanian dalam arti luas
2
melalui pengembangan kewirausahaan serta melatih mahasiswa untuk
bekerjasama antar bidang keahlian secara terpadu.
3
2. Manfaat
Program KKN mempunyai tiga sasaran utama yaitu mahasiswa,
masyarakat bersama pemerintah, dan perguruan tinggi. Masing-masing
mempunyai kemanfaatan sebagai berikut :
1. Mahasiswa
a) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang;
1. Cara berpikir dan bekerja interdisipliner
2. Kegunaan hasil pendidikan bagi pembangunan pedesaan
3. Mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat desa dalam
pembangunan serta konteks keseluruhan masalah pembangunan
dan pengembangan daerah pedesaan.
b) Mendewasakan pola pikir mahasiswa serta meningkatkan daya nalar
dalam masyarakat dan melakukan penelaahan, perumusan, dan
pemecahan masalah secara pragmatis dan ilmiah.
c) Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksankan
pembangunan dan pengembangan masyarakat berdasarkan ilmu,
teknologi, seni, dan agama.
d) Memperoleh pengalaman dan keterampilan sebagai kader
pembangunan, sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta serta tanggung
jawab terhadap kemajuan masyarakat, terutama masyarakat pedesaan.
Oleh karena itu, setelah menjadi sarjana sanggup ditempatkan dimana
saja.
4
d) Tebentuknya kader-kader pembangunan dalam masyarakat sehingga
terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
e) Memanfaatkan bantuan tenaga mahasiswa untuk melaksanakan
program dan proyek pembangunan.
3. Perguruan Tinggi
a) Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegerasian mahasiswa
dengan proses pembangunan masyarakat sehingga kurikulum
Perguruan Tinggi dapat disesuaikan dengan tuntutan pembangunan.
b) Mempercepat dan meningkatkan kerjasama antara Perguruan Tinggi
sebagai pusat ilmu dan teknologi dengan instansi pemerintah dalam
melaksankan pembangunan.
c) Ilmu yang dikembangkan di Perguruan Tinggi akan lebih terasa relevan
dan bermanfaat dalam pengarahan berbagai masalah pembangunan.
D. Sasaran
Sasaran KKN adalah (1) masyarakat umum, (2) sekolah, (3)
lembaga/instansi dan (4) industri atau kelompok tertentu.
Mendidik calon sarjana yang menguasai ilmu dan pengetahuan manajemen
pendidikan islam terutama pengembangan dan penerapannya dalam bidang
sistem informasi madrasah, manajemen kurikulum pendidikan Madrasah,
Manajemen SDM Madrasah dan supervise pendidikan dan bimbingan
konseling.
Untuk mencapai target Visi Jurusan MPI pada tahun 2019, maka MPI
mengacu pada Pedoman garis besar Renstra dan Statuta Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Al-Ma’arif Way Kanan, dengan menetapkan beberapa sasaran
yang menjadi prioritas. Sasaran Mutu tersebut adalah :
Review dan Pengembangan Kurikulum MPI
Penataan SDM dan Peningkatan Citra
Terselenggaranya Proses pembelajaran/ Perkuliahan Berkualitas
5
Terselenggaranya proses Pembimbingan dan Pendampingan pada
mahasiswa yang efektif
Terpantaunya Proses Perkuliahan secara teratur melalui Evaluasi Kinerja
Dosen
Terselenggaranya Evaluasi Perkuliahan ( UTS dan UAS ).
Meningkatnya Kualitas dan karir Dosen
Tersedianya laporan hasil penelitian dan buku ajar baik kolektif dan
individual dosen MPI serta menyiapkan penerbitan Jurnal yang
terakreditasi.
Modernisasi Fasilitas serta pengembangan jaringan ICT
E. Kerangka Teori
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan proses pembelajaran bagi
mahasiswa dan aktiivitas akademik melalui berbagai kegiatan langsung di
tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya untuk menjadi bagian
dari masyarakat serta secara aktif dan kreatif terlibat dalam dinamika yang
terjadi di masyarakat. Keterlibatan mahasiswa bukan saja menjadi kesempatan
mahasiswa belajar dari masyarakat, namun juga memberi pengaruh positif dan
aktif terhadap pengembangan masyarakat, sehingga memberi warna baru
dalam pembangunan masyarakat. Pada prinsipnya KKN merupakan salah satu
kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan perguruan tinggi
sebagai upaya menerapkan ilmu yang diperoleh, hasil-hasil penelitian di
bidang IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
KKN sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat yang
dilakukan oleh mahasiswa secara interdisipliner, institusional, dan kemitraan
merupakan wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Ketiga aspek
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proporsi
yang seimbang, harmonis, dan terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan
Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan yang
memadai dalam bidang masing-masing, mampu melakukan penelitian dan
6
bersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan umat manusia pada umumnya
dalam masyarakat Indonesia pada khususnya.
KKN merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang
diselenggarakan berdasarkan UUD 1945. Pasal 31 UUD 45 menyatakan tiap
tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Pasal 20 ayat 2 Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat”. Pada Pasal 24 ayat 2
disebutkan: “Perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri
lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian
ilmiah, dan pengabdian masyarakat”. Pasal 2 ayat 1 butir b, Peraturan
Pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi menyebutkan
bahwa tujuan Pendidikan Tinggi adalah mengembangkan dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta
mengupayakan pengunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Kemudian Pasal 3 ayat 1
disebutkan pula bahwa: Perguruan Tinggi ádalah lembaga penyelenggara
pendidikan dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
Selanjutnya Pasal 3, ayat 4: Pengabdian kepada masyarakat merupakan
kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan
sumbangan demi kemajuan masyarakat. Pasal 2 ayat 1, KEPMEN DIKNAS
Nasional RI 232/U/2000, tentang tujuan dan arah pedidikan tinggi
menyebutkan bahwa: pendidikan akademik bertujuan menyiapkan peserta
didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dalam menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi, dan/atau kesenian serta
menyebarluaskan dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Pasal 3
ayat 2 butir b menyatakan bahwa: progam sarjana diarahkan pada hasil lulusan
yang mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan
7
pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tata kehidupan bersama.
Berdasarkan dasar hukum itulah, mata kuliah KKN disiapkan dalam
rangka mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui pengalaman riil di
masyarakat. Dengan pengalaman tersebut, mahasiswa diharapkan
mendapatkan kemampuan generative berupa kecakapan hidup seperti
kemampuan berpikir dan kemampuan bernalar secara analitik, berdasarkan
sumber empirik dan realistik, agar dapat merancang dan melaksanakan
program, membantu mengatasi permasalahan yang ada, bekerja sama dengan
orang lain, mengatur diri sendiri dan melatih keterampilan dalam bekerja.
Dengan demikian mahasiswa mendapatkan wawasan, pengalaman dan
keterampilan dalam bermasyarakat sebagai nilai tambah selama menimba ilmu
di bangku kuliah.
F. Metode
Metode penerapan pelaksanaan kegiatan KKN di Kampung Curup Patah,
Kecamatan Gunung Labuhan ini dilakukan melalui beberapa karakteristik,
antara lain:
1) Gagasan Bersama (Co-Creation) Pelaksanaan KKN ini didasarkan pada
suatu tema dan program yang merupakan gagasan bersama antara pihak
universitas (Dosen Pembimbing, Mahasiswa, Pusat Studi) dengan pihak
pemerintah daerah (Lingkungan, Desa atau Kecamatan), mitra kerja dan
masyarakat setempat.
2) Dana Bersama (Co-financing/Co-funding) KKN dilaksanakan dengan
pendanaan bersama antara mahasiswa pelaksana, Masyarakat dan pihak
pemerintah daerah,
3) Keleluasaan (Flexibility) KKN dilaksanakan berdasarkan pada suatu tema
dan program yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan pemerintah daerah,
mitra kerja dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah.
Mahasiswa dapat memilih tema dan waktu pelaksanaan KKN.
8
4) Berkesinambungan (Sustainability) KKN dilaksanakan secara
berkesinambungan berdasarkan suatu tema dan program yang sesuai dengan
tempat dan target tertentu.
5) Berbasis riset dan Observasi (Research based Community Services) KKN
dilaksanakan sedapat mungkin melalui riset di daerah atau tempat
pelaksanaan KKN agar dapat menghasilkan program-program kerja yang
dapat diterapkan di daerah tersebut.
9
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
A. Letak Geografis
1. Letak dan Luas Wilayah
Kampung Curup Patah secara administratif termasuk dalam wilayah
Kecamatan Gunung Labuhan, Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan
Kabupaten Lampung Utara, dengan jarak ± 20 Km dari kantor kecamatan.
Jarak Kampung Curup Patah dari kantor bupati kabupaten Way Kanan sekitar
63 Km. Waktu tempuh menuju pusat kota kecamatan sekitar 25 menit,
sedangkan waktu tempuh menuju ibukota Kabupaten kira-kira 120 menit.
Kampung Curup Patah terdiri dari 4 Dusun/Pemangku yang sebagian
besar kontur tanahnya datar. Luas Wilayah Kampung Curup Patah adalah ±
16000 Ha/m2 dengan batas-batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara : Desa Tj Besar Kec Hulu Sungkai
- Sebelah Selatan : Kampung Tiuh Balak II
- Sebelah Barat : Kampung Sukarame
- Sebelah Timur : Kampung Kayubatu dan Kampung Bengkulu
Jaya
3. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan
tanaman. Iklim Kampung Curup Patah termasuk dalam daerah dengan tipe
iklim Tropis.
10
Sarana perhubungan dengan Gunung Labuhan sebagai ibukota kecamatan dan
Kota Blambangan Umpu sebagai ibukota Kabupaten dihubungkan dengan
jalan darat dengan konstruksi sebagian jalan beraspal. Sedangkan dari pusat
Desa/Kampung menuju ke seluruh Dusun dihubungkan oleh jalan yang
diperkeras beraspal dan jalan yang masi berbatu, jalan berbatu ini masih
kurang terawat karena sering dimauski oleh mobil truk, sehingga jalannya
menjadi rusak.
Keadaan jalan yang sudah beraspal dan adanya mobil angkutan yang masuk
mengakibatkan mobilitas dalam kegiatan sehari-hari masyarakat menjadi
tinggi, sehingga banyak masyarakat Desa/Kampung banyak yang melakukan
urbanisasi terutama kaum muda. Sebagian besar dari kaum muda bekerja
keluar daerah menuju berbagai kota untuk beberapa tahun, setelah itu mereka
akan kembali lagi ke Kampung untuk tinggal menetap. Bagi masyarakat yang
bekerja sebagai pedagang, atau mau bekerja keluar kota merasa sangat
terbantu dengan adanya prasarana jalan angkut ini.
11
Jenis komoditas pertanian yang ada di Kampung terdiri dari padi, cabai, dan
sayur mayur. Ketiga komoditas pertanian tersebut ditanam pada lahan yang
sama secara bergiliran sesuai dengan musimnya. Pola pergiliran tanaman ini
berlangsung dalam jangka watu satu tahun. Pada umumnya sayu mayur dan
cabai ditanam pada awal musim penghujan. Namun hal ini berlaku jika lahan
yang ada kekurangan air. Untuk lahan mudah dalam mendapatkan air tidak
menggunakan pola pergiliran karena setiap tahunnya hanya ditanami dengan
padi saja.
Jumlah lahan yang kekurangan air atau biasa disebut tanah kering luasannya
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena tekanan jumlah
penduduk, sehingga air yang seharusnya masuk ke sawah lebih banyak
digunakan untuk rumah tangga. Hal ini sudah dirasakan oleh penduduk. Dari
kondisi seperti inilah sebenarnya keberadaan hutan rakyat mulai berkembang.
B. Profil Kampung
1. Sejarah Kampung
Sejarah terbentuknya Kampung Curup Patah oleh para penduhulu berawal
dari sekolompok masyarakat yang bermigrasi dari daerah Bunglai Sumatera
Selatan ke daerah Lampung pada tahun 1952. Kelompok masyarakat yang
datang ke daerah Lampung tersebut berjumlah 7 orang. Ketujuh orang
tersebut bernama;
1. SALAN
2. MANIK
3. ALI ASIR
4. BUSDAN
5. M HASYIM
6. MADIAR
7. M YUSUF
Menurut keterangan para pendahulu pada saat itu sebagian besar
wilayah Kampung Curup Patah masih hutan belantara, hanya didiami
12
beberapa orang suku asli Lampung dan merupakan bagian dari wilayah
Kewedanaan Baradatu Kabupaten Lampung Utara.
Kedatangan para pendatang dari Sumatera Selatan ini disambut baik
oleh sekolompok masyarakat Suku Asli Lampung yang lebih dahulu
tinggal di umbul/talang tersebut. Ketujuh orang tersebut lalu mendirikan
umbul/Talang yang tak jauh dari dipinggiran Sungai Way Tulung Buyut,
dan Umbul/talang tersebut bernama “Talang Lama”. Berbaurnya Bahasa
dan Budaya antara Suku Asli Lampung dengan ketujuh pendatang yang
bersuku Ogan yang mendiami umbul Talang Lama menjadikan suku asli
lampung menyebut umbul mereka dengan sebutan “Curup Patoh”, karna
ketujuh orang tersebut mendirikan rumah yang tak jauh dari dipinggiran
sungai yang ada curup/air terjun kecil disungai Way tulung Buyut untuk
mengerakkan kincir penumbuk padi. Berawal dari sebutan Curup Patoh
inilah dikemudian hari atas kesepakatan para pendahulu, umbul/talang
yang mereka diami diberi nama “Curup Patah” dengan dialek dan bahasa
suku ogan mereka.
Setahun kemudian sekitar tahun 1953 pendatang dari Bunglai
Sumatera Selatan sebanyak 10 orang datang menyusul ketujuh rekan
mereka yang yang lebih dahulu datang dan telah mendirikan umbul/talang
dengan nama Talang Lama. Kesepuluh orang tersebut yakni;
1. ROHULIP
2. ROSI’I
3. AHLAN
4. BASILI
5. NABAWI
6. SELINOM
7. YAHYA
8. ROHANI
9. BURDAN dan,
10. CIK DIN.
13
Kesupuluh orang ini lalu mendirikan umbul/talang kearah Utara
berjarak lebih kurang 800 meter dari umbul/talang Lama, dan
umbul/talang yang baru mereka dirikan itu mereka namai “Talang Baru”.
Pada saat itu suku asli Lampung yang lebih dahulu mendiami wilayah
umbul/talang diwilayah bagian Timur yang berjarak lebih kurang 700
meter dari wilayah Talang Lama berpindah kedaerah lain karna pola
bercocok tanam mereka sering berpindah-pindah tempat.
Perkembangan Zaman semakin pesat dari dua kelompok masyarakat
yang datang dari daerah Bunglai Sumetera selatan ini, pada tahun 1956
kedua umbul/talang ini telah berpenduduk lebih kurang dari 40 KK, atas
perintah Kewedanaan Baradatu dibentuklah Pemerintahan yang dikepalai
oleh seorang Kepala Suku dibawah Kewedanaan Baradatu.
Kepala Suku yang pernah menjabat saat itu antara lain;
1. HABTUN (1956 s/d 1959)
2. M. YUSUF (1960 s/d 1962)
3. JIDAN (1963 s/d 1965)
4. BUSDAN (1966 s/d 1967)
5. ZULKARNAEN (1968 s/d 1970)
14
Pada awal tahun 1970 terjadilah persiapan pemekaran Kampung Curup
Patah dengan Kepala Kampung Susukan yang dijabat oleh
ZULKARNAEN.
Beranjak dari persiapan pemekaran kampung tersebut barulah pada
tanggal 15 Agustus 1971 lahirlah Kampung Curup Patah sebagai Kampung
Definitif dengan Kecamatan Baradatu Kabupaten Lampung Utara dan
Kepala Kampung dijabat oleh AHMAD SISI NANG, yang pada saat itu
Kampung Curup Patah adalah Kampung terkecil diwilayah kecamatan
Baradatu dengan Jumlah Kepala Keluarga berjumlah lebih kurang 94 KK
yang tersebar di 2 dusun, yaitu dusun Talang Lama disebut dusun 2
sedangkan untuk dusun Talang Baru disebut dusun 1 karna Kepala
Kampung Ahmad Sisi Nang tinggal didusun Talang Baru.
Pada awal tahun 1974 Kampung Curup Patah bertambah menjadi 3
Dusun yaitu Dusun Simpang Mangga dengan tokoh pendiri Dusun yaitu
M. AMIN, Dusun 3 berjumlah sekitar 7 KK. Pada masa itu akses jalan
menuju Kampung Curup Patah hanya jalan setapak menuju Kampung
Kayubatu, hal itu menyebabkan Kampung Curup Patah menjadi terisolir
karna belum adanya akses jalan yang mampu dilewati kendaraan roda
empat. Perjuangan Kepala Kampung AHMAD SISI NANG begitu berat
untuk membuka dan membuat badan jalan menuju Kampung Kayu batu
dan menuju Kampung Sukarame, apalagi pada saat itu Jalan yang akan
dibangun oleh Pemerintah Pusat tidak akan melalui Kampung Curup Patah,
karna Badan Jalan sudah ada dari Kampung Keyubatu melewati Dusun
Curup Meong Kampung Tiuh Balak kearah Kampung Sukarame.
Perjuangan Gigih Beliau yang pantang menyerah bersama masyarakat
Kampung Curup Patah yang bersama-sama berjuang, bahu membahu,
bergotong royong membuka badan jalan dari simpang Curup Meong
Kampung Tiuh Balak kearah Kampung Sukarame sepanjang lebih kurang 3
km. Akhirnya terbukalah badan jalan dari simpang Curup Meong kearah
Kampung Sukarame yang melewati areal perkebunan masyarakat Kampung
Curup Patah tanpa menuntut ganti rugi dengan memberikan hibah tanah
15
mereka kepada Pemerintah untuk pembangunan jalan demi kepentingan
dan kemajuan anak cucu mereka dimasa mendatang.
Pada tahun 1975 atas Perjuangan Kepala Kampung AHMAD SISI
NANG bersama Masyarakat dan dibantu oleh Bapak KARUKAS PARI
Camat Baradatu , ahirnya Pemerintah Pusat menetapkan pembangunan
Jalan dari Kampung Kayu Batu kearah Kampung Sukarame dengan melalui
Kampung Curup Patah, untuk mengenang jasa Bapak Camat Baradatu
karna setahun kemudian beliau meninggal maka nama jalan yang melalui
Kampung Curup Patah dinamakan Jalan “KARUKAS PARI”, dan jalan
menuju dusun 1 Talang Baru diberi nama Jalan “NGABEHI”.
Perjuangan masyarakat Kampung Curup Patah belum usai, berhasilnya
mereka membuka akses jalan membuat masyarakat Kampung Curup Patah
termotivasi untuk membangun sarana Infrasturktur lainya yakni Gedung
Sekolah yang belum layak di Kampung Curup Patah, karna sebelumnya
pada tahun 1974 mereka telah mendirikan gedung sekolah swasta hasil
swadaya masyarakat yang berdiri dilokasi lahan tanah sempit yang
berlokasi didusun 2 Talang Lama dengan 3 orang guru dari masyarakat
yaitu,
1. BURHANI
2. CIK AMID dan;
3. SA’AD.
Barulah pada tahun 1975 atas Perjuangan AHMAD SISI NANG
bersama masyarakat Kampung Curup Patah dapat mendirikan Gedung
Sekolah ditanah yang luas hasil dari gotong royong dan swadaya
masyarakat Kampung Curup Patah yang berlokasi didusun 3 Simpang
Mangga. Tahun 1976 SD Swasta Curup Patah diusulkan menjadi SD
Negeri Curup Patah dengan jumlah murid sebanyak lebih kurang 25
siswa dengan Kepala Sekolah Bapak DARWIS.
Tahun 2005 perkembangan Curup Patah semakin pesat dengan ingin
bergabungnya Dusun Lubuk Bundar Kampung Gedung Batin Kecamatan
Blambangan Umpu atas inisiasi Tokoh masyarakat Dusun Lubuk Bundar
16
SYATIRI bersama Kepala Kampung Curup Patah yang pada waktu itu
dijabat oleh ROHIMAN SK.
Tahun 2008 wilayah dusun Lubuk Bundar resmi masuk bagian
wilayah Kampung Curup Patah dengan nama Dusun 4 Lubuk Bundar
pada masa Kepala Kampung dijabat oleh RIZAL EFENDI, pada masa ini
juga SMP 4 Gunung Labuhan berdiri diatas tanah seluas I Ha yang
dihibahkan oleh Kepala Kampung Rizal Efendi untuk lokasi dibangunnya
SMP 4 Gunung Labuhan, berjarak lebih kurang 600 meter kearah Barat
dari dusun 2 Talang lama, yang sebelumnya pada awal tahun 2007
diperjuangkan oleh ROHIMAN SK dan EDI SANJAYA.
17
dilakukan oleh masyarakat. Dengan lahan yang cukup subur dan sumber
air yang cukup melimpah memudahkan masyarakat untuk bercocok tanam.
Mayoritas penduduk desa beragama Islam. Penduduk Kampung
Curup Patah terdiri dari beragam suku diantaranya Jawa, Sunda, Lampung,
Ogan dan lain-lain.
2. Demografi
Jumlah Penduduk Kampung Curup Patah 1.213 pada tahun 2018 ada
sebanyak 355 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 1.213 jiwa
yang terdiri dari 580 laki-laki dan 633 perempuan. Rata-rata setiap
keluarga terdiri dari empat sampai lima anggota keluarga. Komposisi
penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 2. Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin.
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(th)
(1) (2) (3) (4)
0 -4 15 20 35
5–9 54 55 109
10 – 14 67 70 137
15 – 19 89 100 189
20 – 24 60 60 120
25- 29 55 64 119
30- 39 77 55 122
40-49 70 50 120
50 -59 55 80 135
>60 38 79 127
Jumlah 580 633 1.213
18
peternakan dan perikanan serta kehutanan karena lahan pertanian cukup
tersedia. Keadaan tanah yang cukup subur.
Tingkat pendidikan di Kampung Curup Patah cukup memadai. Fasilitas
pendidikan di Kampung Curup Patah meliputi satu buah gedung Sekolah
Dasar Negeri, satu buah Taman Kanak-kanak (TK), dan satu buah gedung
SMP.
19
No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Tanah Sawah 60 Ha
2 Tanah Perkebunan 893 Ha
3 Tanah Pekarangan 121 Ha
4 Lain-lain 69 Ha
Jumlah 1.143 Ha
Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018
Tabel 5. Kelembagaan
Jumlah
No Jenis Kelembagaan Desa
Pengurus/Kader
1 Badan Permusyawaratan Kampung (BPK) 5 Orang
2 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kampung 5 orang
(LPMK)
3 Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan 10 orang
Keluarga (PKK)
20
Jumlah
No Jenis Kelembagaan Desa
Pengurus/Kader
4 Karang Taruna 50 orang
5 Badan Usaha Milik Kampung (BUMKAM) 9 orang
Sumber: Profil Kampung Curup Patah Tahun 2018
21
3) Membersihkan Tempat-Tempat Umum
4) Senam bersma ibu-ibu dan Kader Posynadu
b. Program Non Fisik
1) Membantu mengajar mengaji di TPQ
2) Membantu mengajar PAUD dan SD
3) Lomba 17 Agustusan lingkup dusun dan desa
4) Melakukan kegiatan bersih Kampung setiap dua minggu sekali
5) Membantu Kegiatan Posyandu balita
6) Melakukan kegiatna bimibingan belajar membaca dan berhitung untuk
anak tingkat SD
22
BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM DAN HASIL
23
kerja dikarenakan adanya faktor penghambat yang mengakibatkan program tersebut tidak
dapat terlaksana dengan baik. Diantara faktor-faktor pendorong dan penghambat tersebut
adalah sebagai berikut :
24
f. Kurang adanya kekompakan remaja masjid sehingga yang bekerja kebanyakan
adalah bapak-bapak
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
25
A. Kesimpulan
Kampung Curup Patah secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Gunung
Labuhan, Kabupaten Way Kanan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Utara , dengan
kopi dan pisang carvandis yang menjadi komoditas andalannya.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Curup Patah, Kecamatan Gunung
Labuhan, Kabupaten Way Kanan yang telah dilaksanakan oleh kelompok Tujuh, mulai
tanggal 15 Juli 2019 sampaidengan 02 September 2019 telah berhasil melaksanakan sebagian
besar program kerja yang di rencanakan dan mendapat respon positif dari masyarakat
maupun aparatur Kampung Curup Patah.
Beberapa program kerja yang telah berhasil dilasanakan diantaranya dibidang
keagamaan, sosial, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang belum berhasl dilaksanakan yaitu
dibidang industri.
B. Saran
Dalam pelaksanaan program kerja maupun penyusunan laporan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata ini, tentunya terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun
dari pembaca dan pembimbing sangat kami harapkan.
26
DAFTAR PUSTAKA
____, Buku Panduan Kuliah Kerja Nyata ( KKN), STAI Al-Ma’arif Way Kanan: 2019.
____, Profil Kampung Curup Patah: 2018, (Docx)
27