Anda di halaman 1dari 3

PATOFISIOLOGI

1. Selulitis

Patofisiologi selulitis secara pasti belum diketahui, namun ada tiga faktor yang berperan
terhadap terjadinya penyakit kulit ini, yaitu:

 Faktor Fungsi Barrier (Sawar)


Kulit yang utuh berperan penting bagi pertahanan tubuh terhadap pathogen.
Gangguan pada kulit yang mempengaruhi keutuhan kulit, misalnya luka lecet atau luka
bakar, merupakan salah satu mekanisme penyebab terjadinya selulitis. Penyakit kulit
lainnya seperti psoriasis, eksim, dan tinea pedis, juga merusak keutuhan kulit sehingga
berperan dalam terjadinya selulitis.

 Faktor Host (Inang)


Imunitas yang menurun, misalnya pada penyakit diabetes, kanker, penyakit ginjal
kronis, neutropenia, atau HIV, dapat memudahkan infeksi jaringan lunak meningkat.
[Raff AB, Kroshinsky D. Cellulitis: a review. Jama. 2016 Jul 19;316(3):325-37.]

 Faktor Bakteri
Eksotoksin dimasukkan oleh streptococcus tipe-M 1 invasif merangsang agregasi
platelet dan neutrophil, terutama yang disebabkan oleh streptolysin O dan termediasi oleh
P-selectin platelet. Progresi klinis yang cepat dan kerusakan jaringan disebabkan oleh
stabilisasi glikoprotein IIb/IIIA yang menyebabkan agregasi platelet dan neutrophil
menyumbat pembuluh darah. [Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller AS, Leffell
D. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine, 8TH Edition. New York: McGraw-Hill,
2011]
Pada kasus yang disebabkan Streptococcus grup A, kapsul polisakarida memiliki
peranan penting. Selain untuk melindungi streptococcus dari pemusnahan oleh fagosit,
kapsul polisakarida juga memiliki fungsi dalam pembentukan koloni. Selain kapsul,
streptococcus juga menghasilkan produk ekstraselular yang menyebabkan toksisitas lokal
dan sistemik. Produk tersebut termasuk streptolisin S dan O, toksin yang menyebabkan
kerusakan sel membran dan hemolisis.
Streptococcus juga menghasilkan SpyCEP, serine protease, yang berperan
menghambat pemanggilan neutrofil. Selain itu, streptococcus juga menghasilkan toksin
pirogenik yang dapat menyebabkan scarlet fever. [Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser
SL, Jameson JL, Loscalzo J. Harrison's principles of internal medicine 18Ed. McGraw Hill
Professional; 2012]
2. Erisipelas

Diawali dengan kerusakan kulit, biasanya akibat trauma atau penyakit kulit
(seperti infeksi jamur). Kerusakan kulit menyebabkan pathogen masuk ke dalam lapisan
kulit superfisial dan menyebabkan infeksi.
Selain itu, imunitas yang rendah juga dapat menyebabkan pathogen mudah masuk
dan menyebabkan erisipelas. Rendahnya imunitas yang dimaksud misalnya pada
pasien diabetes, kanker, gagal ginjal, dan HIV.
Erisipelas dapat terjadi di berbagai bagian tubuh. Erisipelas pada ekstremitas
bawah, infeksi disebabkan oleh jamur yang dapat menjadi reservoir Streptococcus beta
hemolytic group A dan meningkatkan risiko infeksi. Erisipelas pada wajah dapat
disebabkan oleh Streptococcus yang berasal dari radang tenggorokkan.
Pada erisipelas, infeksi terjadi pada lapisan dermis superfisial dan melibatkan
saluran limfatik. Hal ini menyebabkan lesi merah terang dengan batas tegas, karena
letaknya yang superfisial, disertai tanda-tanda inflamasi. [Stevens DL, Bryant AE.
Impetigo, erysipelas and cellulitis. InStreptococcus pyogenes: Basic Biology to Clinical
Manifestations. University of Oklahoma Health Sciences Center.2016]

FAKTOR RISIKO

1. Selulitis
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko untuk timbulnya selulitis adalah:
 Cedera baru pada kulit (luka, lecet, terpotong, bercukur, atau penggunaan narkoba
suntikan)
 Mendapatkan terapi radiasi di area tersebut
 Adanya infeksi kulit akibat jamur atau virus, seperti tinea pedis atau cacar air
 Akumulasi cairan (edema) karena sirkulasi yang buruk, gagal jantung, penyakit hati, atau
riwayat operasi untuk mengangkat kelenjar getah bening
 Kelebihan berat badan
 Penyakit kulit kronik seperti eksim. [Raff AB, Kroshinsky D. Cellulitis: a review. Jama. 2016
Jul 19;316(3):325-37.]

2. Erisipelas
Erisipelas paling sering mengenai anak-anak dan orang tua, namun dapat juga mengenai
seluruh kelompok usia. Faktor risiko erisipelas hampir sama dengan selulitir, yaitu:
 Limfedema
 Obstruksi jaringan limfe
 Pernah mengalami erisipelas sebelumnya
 Cedera pada kulit (digigit serangga, luka operasi, trauma, penyakit kulit kronis
seperti psoriasis dan eksim)
 Pada bayi baru lahir dapat terjadi akibat pajanan tali pusat dan cedera di lokasi
vaksinasi
 Infeksi nasofaring
 Sindrom nefrotik [Titou H,Ebongo C,Bouati E,Boui M, Risk factors associated
with local complications of erysipelas: a retrospective study of 152 cases. The Pan
African medical journal. 2017     [PubMed PMID: 28451043]]

Anda mungkin juga menyukai