Anaerob PDF
Anaerob PDF
Peningkatan permintaan pasar terhadap Crude Palm Oil (CPO) mendorong tumbuhnya industri
minyak kelapa sawit. Saat ini diperkirakan jumlah limbah cair industri kelapa sawit yang dihasilkan
mencapai 28,7 juta ton. Limbah ini merupakan sumber pencemaran, akan tetapi berpeluang untuk
digunakan sebagai sumber nutrien bagi pertumbuhan alga. Pengolahan limbah cair minyak kelapa sawit
menggunakan pond fakultatif anaerobik hanya mampu menurunkan kadar COD hingga 500-750 ppm,
sementara alga mensyaratkan kualitas air yang baik dengan kandungan COD kurang dari 150 ppm. Untuk
itu perlu dikembangkan metode pengolahan air limbah lanjutan dengan metode fakultatif anaerobik-
fitoremediasi Tanaman Apu-apu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penurunan
COD, Nitrogen dan Phospor pada beragam waktu tinggal dan mengetahui pengaruh rasio volume lumpur
anaerob terhadap penurunan COD, Nitrogen, dan Phospor. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu
tahap persiapan bahan berupa efluen pond fakultatif anaerobic Limbah industri kelapa sawit, tahap
pemrosesan, dan tahap analisis. Rancangan percobaan yaitu variasi waktu tinggal 2, 3, 4, 5, dan 6 hari
dan prosentase volum lumpur anaerob dalam reaktor sebesar 35%, 50%, dan 65%. Metode fakultatif
anaerobik-fitoremediasi ini mampu menurunkan kandungan COD sebesar 39.1%-59.66%, menyerap
kandungan Nitrogen sebesar 17.73%-30.78%, dan menyerap kandungan Phospor 6.14%-18.46%. Apu-
apu sebagai tanaman fitoremediasi memberikan hasil yangkurang maksimal karena terjadi perusakan akar
oleh organisme aerob dalam air limbah.
Kata kunci : Fakultatif anaerobik, fitoremediasi, crude palm oil
286
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
Pada pengolahan limbah cair minyak kelapa Proses pengolahan dimulai dengan menganalisa
sawit menggunakan pond fakultatif anaerobik, kadar awal COD, nitrogen, dan phospor. Setelah
effluent keluarannya masih mengandung COD itu mengalirkan influen dengan flowrate sesuai
dengan kadar tinggi berkisar 500-750 ppm. variabel waktu tinggal ke dalam reaktor yang telah
Sementara itu alga mensyaratkan kualitas air yang berisi lumpur anaerob (rasio sesuai variabel) dan
baik dengan kandungan COD kurang dari 150 ppm tanaman Apu-apu. Tanaman Apu-apu diberi
untuk dapat tumbuh. penyinaran tambahan dengan lampu TL 20 W
Untuk itu perlu dikembangkan metode selama pengolahan berlangsung. Setelah mencapai
pengolahan air limbah lanjutan terhadap efluen waktu tinngal yang telah ditentukan, efluen
dari pond fakultatif anaerobik. Salah satu teknik keluaran dari reaktor/pond ditampung dan
pengolahan limbah lanjutan yang diharapkan dianalisa kadar akhir COD, Nitrogen, dan Phospor.
mampu memenuhi kriteria pertumbuhan alga Diagram alir penelitian disajikan pada gambar
adalah dengan metode gabungan pengolahan 1 sebagai berikut,
lanjutan air limbah minyak kelapa sawit secara
fakultatif anaerobik-fitoremediasi, dimana metode
ini diharapkan mampu memenuhi kualifikasi Efluen Pond Fakultatif
Anaerobik Limbah POME
media tumbuh alga ditinjau dari penurunan kadar
COD serta analisa kandungan nitrogen dan
phospor yang tersisa.
Analisa influen
2. Bahan dan Metodologi Kadar COD, N, dan P
2.1 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Lumpur Cahaya
efluen pond fakultatif anaerobik, lumpur anaerob, Anaerob Pond Fakultatif Anaerob Matahari
Tanaman Apu-apu, dan reagen untuk analisa COD, Fitoremediasi
nitrogen, dan phospor. (variasi waktu tinggal dan
Alat yang digunakan dalam penelitian anatara Tanaman % rasio volume lumpur) Lampu
lain reaktor anaerobik ukuran 75 x 20 x 14 cm, Apu-apu
lampu TL 20 W, selang, valve, tangki, labu
Kjeldahl, peralatan distilasi,peralatan gelas, dan Analisa efluen
Spektrofotometer. Kadar COD, N, dan P
287
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
3.1. Pengaruh Prosentase Penurunan COD aerob ini berkembang biak dengan baik. Pada
Terhadap Prosentase Volume Lumpur mulanya hanya terdapat sejumlah kecil organisme
aerob yang hidup tersebar, dengan bertambahnya
80 jumlah organisme maka cenderung terbentuk flok-
70 flok yang lama kelamaan menjadi besar. Flok-flok
organisme aerob yang semakin besar akan
67.79
60 35% rasio volume
64.27
63.82
mengendap dan kekurangan oksigen sehingga
Prosentase (%)
60.65
lumpur
59.66
57.19
50
56.67
54.75 lama kelamaan akan mati. Biomassa ini kemudian
52.10
50% rasio volume
49.97
47.72
40 lumpur
44.91
43.88
288
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
banyak terhadap organisme anaerob untuk Salah satu nutrient yang dibutuhkan dalam
melakukan degradasi. Ini berarti semakin banyak jumlah besar oleh tanaman adalah Phospor,
nutrient yang dihasilkan untuk didegradasi oleh sehingga phospor dikategorikan sebagai
organisme aerob. Maetabolisme organisme aerob makronutrient. Fospor merupakan unsur esensial
ini menghasilkan senyawa-senyawa stabil berupa yang fungsinya tidak dapat digantikan unsur hara
nitrit, pospat, dan CO2 yang mudah diserap oleh lain. Poerwowidodo (1992) menyatakan bahwa,
tanaman apu-apu. peran unsur P adalah dalam hal penyimpanan dan
Semakin banyak siklus antara zona anaerob, pemindahan energi serta reaksi biokimia seperti ;
zona aerob, dan tanaman apu-apu terjadi maka pemindahan ion, kerja osmotik, reaksi
semakin banyak pula zat-zat organik yang fotosintesis, dan glikolisis. Phospor juga
terdegradasi. Hal ini mengakibatkan kandungan merupakan makronutrient bagi mikroorganisme
COD yang terdapat dalam air limbah POME yang berperan penting dalam pembentukan ATP,
semakin berkurang. asam nukleat, dan koenzim.
Tanaman apu-apu mampu menurunkan P
3.3. Prosentase penyerapan Phospor dengan total sebesar 69,3% pada limbah pabrik tahu
variasi rasio volume lumpur dan waktu dengan waktu detensi optimum adalah 20 hari
tinggal (Ariefianto, 2003). Pada air limbah POME dengan
waktu tinggal 6 hari dan 65% rasio volume lumpur
20 mampu menurunkan P total sebesar 18,46%.
18
Pentingnya phospor dalam pertumbuhan dan
18.46
16
14
35% rasio metabolisme menjadikan konsumsi akan zat ini
15.53
Prosentase (%)
volume lumpur
14.75
12
menyebabkan semakin banyak konsumsi phospor
12.20
10 50% rasio
11.57
10.68
volume lumpur
8 oleh Apu-apu dan mikroorganisme. Hal inilah
9.55
9.52
8.41
7.96
6
mengapa terjadi penurunan kadar phospor dalam
7.14
7.10
6.67
65% rasio
6.14
4 volume lumpur
2
air limbah POME.
0 Selaian waktu tinggal, variasi besarnya rasio
2 3 4
Waktu Tinggal (Hari)
5 6 volume lumpur juga mempengaruhi konsumsi
terhadap phospor. Besarnya rasio volume lumpur
Gambar 3. Grafik prosentase penyerapan phospor berkaitan dengan banyaknya mikroorganisme
total kondisi steady state pada berbagai waktu dalam lumpur tersebut. Meningkatnya jumlah
tinggal dan rasio volume lumpur organisme anaerob dalam lumpur akan
mempercepat terjadinya proses degradasi senyawa
Gambar 3 menunjukan bahwa semakin lama kompleks menjadi senyawa sederhana. Senyawa
waktu tinggal dan semakin besar rasio volume sederhana ini digunakan organisme areob sebagai
lumpur prosentase penyerapan Phospor nya nutrient untuk melakukan degradasi senyawa
semakin besar. Waktu tinggal yang semakin lama sederhana menjadi senyawa stabil dengan oksigen
mempengaruhi waktu kontak antara lumpur sebagai acceptor electron. Apu-apu menggunakan
dengan air limbah sehingga proses penguraian senyawa sederhana ini sebagai nutrient untuk
bahan-bahan organik oleh mikroorganisme melangsungkan fotosintesis dengan bantuan sinar
menjadi lebih sering terjadi dan menyebabkan matahari.
kandungan bahan organik yang terurai lebih Salah satu senyawa sederhana yang dihasilkan
banyak. Zat organik yang dihasilkan dari proses adalah phospor dalam bentuk pospat (PO4).
degradasi organisme anaerob dan aerob ini diserap Semakin banyak jumlah organisme yang ada
oleh tanaman Apu-apu sebagai nutrien untuk dalam air limbah maka semakin sering proses
melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar degradasi terjadi yang berarti semakin banyak
matahari. Selain diserap oleh Apu-apu, organisme produk pospat terbentuk. Konsumen terbesar
dalam air limbah tersebut juga menyerap zat phospat dalam metode ini adalah tanaman Apu-
organik sedserhana tersebut sebagai nutrien untuk apu yang menggunakan zat ini sebagai nutrient
melakukan metabolisme. unutk melangsungkan fotosintesis. Fotosintesis ini
menghasilkan oksigen yang digunakan oleh
289
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
organisme aerob. Oleh karena itu terjadi Komposisi input air limbah POME pada
pengurangan kada phospor pada air limbah waktu tinggal 4 - 6 hari tidak terlalu mengalami
POME. perbedaan yang signifikan akibat preparasi air
limbah yang hampir seragam dan treatment yang
1.2 1.18 1.15 dilakukan dalam waktu yang relatif kontinyu. Pada
1.13
1.15 waktu tinggal 2 dan 3 hari terjadi penurunan input
10.68 % Kadar
1.1 Phospor phospor yang dikarenakan terjadinya selang waktu
8.41 %
yang lama dalam memulai treatment kembali.
Kadar (ppm)
30.78
28.46
25
Prosentase (%)
27.18
1.2
26.32
1.14
25.14
50% rasio volume
24.38
20
23.31
1.15
22.58
lumpur
21.44
21.17
20.22
1.1 1.05
19.31
19.13
Kadar
18.49
15
17.73
15.53 %
Kadar (ppm)
0.93 Phospor
0.95 18.46 % lumpur prosentase penyerapan Phospor nya
0.88 awal
0.9 0.955 14.75 % semakin besar. Waktu tinggal yang semakin lama
7.10 % Kadar
0.85 9.55 % Phospor mempengaruhi waktu kontak antara lumpur
0.864
0.8 0.844 0.848 akhir dengan air limbah sehingga proses penguraian
0.75 0.796 bahan-bahan organik oleh mikroorganisme
2 3 4 5 6 menjadi lebih sering terjadi dan menyebabkan
Waktu Tinggal (Hari) kandungan bahan organik yang terurai lebih
banyak. Zat organik yang dihasilkan dari proses
Gambar 4. Grafik kadar phospor total awal dan degradasi organisme anaerob dan aerob ini diserap
akhir 35%, 30%, dan 65% rasio volume lumpur oleh tanaman Apu-apu sebagai nutrien untuk
pada berbagai waktu tinggal melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar
matahari. Selain diserap oleh Apu-apu, organisme
Dari ketiga gambar tersebut diketahui bahwa dalam air limbah tersebut juga menyerap zat
input untuk masing-masing waktu tinggal berbeda. organik sedserhana tersebut sebagai nutrien untuk
Hal ini disebabkan adanya ketidakstabilan melakukan metabolisme.
komposisi input air limbah POME. Nitrogen merupakan makronutrient yang
Ketidakstabilan ini disebabkan akibat terjadinya lebih banyak dibutuhkan oleh tanaman
degradasi zat-zat organik dalam air limbah oleh dibandingkan dengan makronutrient lainnya,
organisme yang sudah terdapat pada air limbah seperti phospor. Kegunaan nitrogen pada tanaman
POME tersebut. Waktu penyimpanan yang lama anatara lain sebagai pemacu pertumbuhan tanaman
menjadi alasan terjadinya self degradation ini. secara umum, berperan dalam pembentukan
klorofil, sintesa asam amino, asam nukleat, lemak,
290
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
koenzim, dan persenyawaan lain. Sedangkan untuk organisme aerob dalam melakukan
mikroorganisme nitrogen berperan sebagai sintesa metabolismenya. Pentingnya nitrogen ini
asam amino dan asam nukleat. menyebabkan terjadinya pengurangan kandungan
Konsumsi nitrogen sebagai makronutrient nitrogen dalam air limbah POME.
utama lebih besar dibanding konsumsi phosphor,
hal ini terbukti bahwa tanaman apu-apu mampu 20 18.75
menurunkan P total sebesar 69,3% dan mampu 17.9 18.16
Kadar (ppm)
pabrik tahu dengan waktu detensi optimum adalah 16 21.17 % 23.31 %
14.1 14.5
26.32 %
20 hari (Ariefianto, 2003). Pada air limbah POME 14
dengan waktu tinggal 6 hari dan 65% rasio volume 19.31 %
17.73 % 14.11 14.38
lumpur mampu menurunkan P total sebesar 12 13.38
Kadar (ppm)
Semakin lama waktu tinggal akan menyebabkan 16
28.46 %
awal
14.44 14.34 22.58 %
semakin banyak konsumsi nitrogen oleh Apu-apu
14 25.14 % Kadar N
dan mikroorganisme. Hal inilah mengapa terjadi 18.49 % akhir
penurunan kadar phospor dalam air limbah POME. 12 20.22 % 13.27 13.2
Selaian waktu tinggal, variasi besarnya rasio 10 11.77 11.44
12
volume lumpur juga mempengaruhi konsumsi
2 3 4 5 6
terhadap nitrogrn. Besarnya rasio volume lumpur Waktu Tinggal (Hari)
berkaitan dengan banyaknya mikroorganisme
18 17.23 16.96 17.12
dalam lumpur tersebut. Meningkatnya jumlah
17
organisme anaerob dalam lumpur akan
16 30.78
mempercepat terjadinya proses degradasi senyawa 24.38 Kadar N
Kadar (ppm)
15 14.01 13.9
% 27.18 % awal
kompleks menjadi senyawa sederhana. Senyawa 14 %
sederhana ini digunakan organisme areob sebagai 13 Kadar N
19.13 21.44 akhir
nutrient untuk melakukan degradasi senyawa 12
% % 13.03
12.35
sederhana menjadi senyawa stabil dengan oksigen 11 11.85
11.33
sebagai acceptor electron. Apu-apu menggunakan 10 10.92
291
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
manfaat-tanaman-apu-apu-untuk/.(11 Mei
4. Kesimpulan 2011 19.17).
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
sebagai berikut, Pertanian tentang Volume dan Nilai Ekspor,
1. Penurunan kadar COD dalam air limbah Impor Kelapa Sawit Indonesia tahun 1981-
POME meningkat dengan semakin besarnya 2010.
rasio volume lumpur dan lamanya waktu Dirjen IKM. 2007. Pengelolaan Limbah Industri
tinggal. Pangan. Jakarta: Dirjen IKM.
2. Prosentase penyerapan kandungan nitrogen Eckenfelder, W.W. 1989. Industrial Water
dan phosphor meningkat dengan dengan Pollution Control. McGraw-Hill, Inc. New
semakin besarnya rasio volume lumpur dan York.
lamanya waktu tinggal. Harsanto, Soni. 2009. Analisis Asam Lemak
3. Penggunaan tanaman Apu-apu sebagai Mikroalga Nannochloropsis
fitoremedasi memberikan hasil yang kurang Oculata.Surabaya: FMIPA ITS.
signifikan. Apu-apu kurang dapat Isroi. 2008. Energi Terbarukan dari Limbah
berkembang dengan baik akibat perusakan Pabrik Kelapa Sawit. Isroi
akar oleh mikroorganisme aerob. .wordpress.com/2008/02/2005energi_dari_li
4. Kadar COD yang masih diatas 200 ppm tidak mbah_sawit/-70-k. (17 Maret 2009).
mencapai target sebagai media biakan algae. Kengne, I.M., Brissaud, F., Akoa, A., Eteme, R.A.,
Nya, J., Ndikefor, A. and Fonkou, T., 2003.
Ucapan Terima Kasih Mosquito development in a macrophyte-
Terima kasih disampaikan pada civitas Jurusan based wastewater treatment plant in
Teknik Kimia Universitas Diponegoro yang telah Cameroon (Central Africa). Ecological
membantu penelitian ini dan pada Ir. Danny Engineering. Vol. 21: 53–61
Soetrisnanto, M.Eng. selaku dosen pembimbing Keputusan Menteri KLH Nomor KEP 51/MEN
penelitian. KLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah
Cair bagi Kegiatan Industri.
Daftar Pustaka Loebis, B. dan P. L. Tobing. 1989. Potensi
Amdenes dkk. 1999. Pengolahan Limbah Tahu pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit.
Secara Fakultatif Anaerob menggunakan Buletin Perkebunan. Pusat Penelitian
Mikroba Noptor. Semarang : Universitas Perkebunan Kelapa Sawit.Medan. 20 (1):
Diponegoro. 49–56.
Anonym. 2003. Upaya Mengolah Air Limbah Mahajoeno,Edwi.2008. Pengembangan Energi
Dengan Media Tanaman. Jakarta Terbarukan Dari Limbah Cair Pabrik
Ariefianto, Deny. 2003. Pengaruh Berat Kayu Minyak Kelapa Sawit.Bogor:ITB.
Apu, Ph Larutan, Dan Kadmium Terhadap Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air dan
Penyerapan Seng Oleh Kayu Apu (Pistia Pemanfaatan Limbah Industi. C.V.Rajawali,
Stratiotes, Linn). Institut Teknologi Sepuluh Jakarta.
November : Surabaya. Manurung, Renita. 2004. Proses Anaerobik
Awuah, E., 2006. Pathogen Removal Mechanisms Sebagai Alternatif Untuk Mengolah
in Macrophyte and Algal Waste Limbah Sawit. Medan: FT UNSU.
Stabilization Ponds. Taylor and Metcalf & Eddy. 1979. Wastewater Engineering,
Francis/Balkema: Leiden-The Netherlands. 3rd edition. Mc Graw Hill Book : New
Benefield, L. D, and C. W. Randall. 1980. York.
Standard Methods for The Examination of Milasari, Nurita I ,Dan Ariyani,Sukma B. 2010.
Water and Wastewater. 18th Ed American Pengolahan Limbah Cair Kadar Cod Dan
Public Health Association. New York. Fenol Tinggi Dengan Proses Anaerob Dan
Dalimartha, Setiawan. 2011. Manfaat Tanaman Pengaruh Mikronutrient Cu : Kasus
Apu-Apu untuk kesehatan anda. Limbah Industri Jamu
http://id.shvoong.com/medicine-and- Tradisional.Semarang: Tekim Undip.
health/alternative-medicine/2114623-
293
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol. 2, No. 2, Tahun 2013, Halaman 286-294
Naibaho, Ponten M. 1996. Teknologi Pengolahan Polprasert, C., Van der Steen, N.P., Veenstra, S.,
Kelapa Sawit, Medan : Pusat Penelitian and Gijzen, H.J., 2001. Wastewater
Kelapa Sawit. Treatment II: Natural System for Wastewater
Naibaho, Ponten M. 1999. Aplikasi Biologi dalam Management. Delft: International Institute
Pembangunan Industri Berwawasan for Infrastructure, Hydraulics and
Lingkungan, Jurnal Visi 7. Environmental Engineering (IHE Delft).
Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Truu J, et all. 2003. Phitoremediation of solid oil
Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga shale waste from chemistry industy. Acta
Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta. 412 hal. Bioetanol. 23: 301-307.
Pang, S.M. and K. C. Ong. 1988. Algae Biomass Veenstra,S .2000 . Wastewater Treatment. Delft:
Production in Digested Palm Oil Mill Institute for Infrastructure, Hydraulics and
Efluent. Biological Wastes 25: 177-191. Environmental Engineering (IHE Delft)
Qin Lu. 2009. Evaluation Of Aquatic Plants For Wahyuni, Mardiana. 2010. Laju Dekomposisi
Phytoremediation Of Eutrophic Aerob Dan Mutu Kompos Tandan Kosong
Stormwaters. Florida: University Of Florida. Kelapa Sawit Dengan Penambahan
Sani, Elly Y. 2006. Pengolahan Air Limbah Tahu Mikroorganisme Selulolitik, Amandemen
Menggunakan Reaktor Anaerob Bersekat Dan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit.
Dan Aerob. Semarang: FT Undip. Medan : Jurnal Penelitian STIPAP.
Santoso, Urip. 2009. Produksi Biogas Melalui Wardhanu, Adha Panca. 2009. Cleaner Production
Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Minyak : Mewujudkan industri Kelapa Sawit
Kelapa Sawit Dengan Digester Kalimantan Barat yang Berwawasan
Anaerobik.. Lingkungan dan Berdaya Saing Tinggi di
http://uwityangyoyo.wordpress.com/- Pasar Global.
2009/04/11/produksi-biogas-melalui- Wibisono, G. 1995. Sistem Pengelolaan dan
pemanfaatan-limbah-cair-pabrik-minyak- Pengolahan Limbah Domestik, Jurnal
kelapa-sawit-dengan-digester-anaerob/.(13 Science 27.
Maret 2011,16.44).
Sihaloho, Wira S. 2009. Analisa Kandungan Wikipedia. 2010. Kayu Apu.
Amoniak Dari Limbah Cair Inlet Dan http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu_apu.
Outlet Dari beberapa Indusri Kelapa Diakses tanggal 20 Mei 2011, 19:30.
Sawit. Medan: FMIPA UNSU. Wikipedia. 2010. Kelapa Sawit.
Standar Nasional Indonesia. 2005. Air dan air http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit.
limbah – Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Diakses tanggal 20 Mei 2011, 19:30.
Oksigen Kimiawi (KOK) dengan Refluks Yudisti, Willyarta. 2010. Paper: Teknik Budidaya
Tertutup Secara Spektrofotometri. SNI 06- Chlorella sp dan Beberapa Pemanfaatannya
6989.2-2004. Badan Standarisasi Nasional. Dalam Kehidupan Sehari-hari. Sekolah
Standar Nasional Indonesia. 2005. Air dan air Tinggi Perikanan Jakarta : Jakarta.
limbah – Bagian 52: Cara Uji Kadar
Nitrogen Organik Secara Makro Kjeldahl
dan Titrasi. SNI 06-6989.52-2005. Badan
Standarisasi Nasional.
Sugiyana, Doni. 2008. Metode Biologi Anaerobik
– Aerobik dan Pengolahan Limbah Cair
Tekstil. Balai Besar Tekstil : Bandung.
Pena-Varon, M. and Mara, D., 2004. Waste
Stabilization Ponds. IRC: Delft- The
Netherlands.
Pescod, M.B., 1992. Wastewater Treatment and
Use in Agriculture: FAO Irrigation and
Drainage Paper 47. Rome: FAO
294