PEMBANGUNAN
Oleh Kelompok 5 :
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori Struktural Fungsional adalah sesuatu yang urgen dan sangat bermanfaat
dalam suatu kajian tentang analisa masalah social. Hal ini disebabkan karena studi
struktur dan fungsi masyarakat merupakan sebuah masalah sosiologis yang telah
menembus karya-karya para pelopor ilmu sosiologi dan para ahli teori
kontemporer.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pandangan ahli mengenai Teori Struktural Fungsional itu?
2. Bagaimanakah lahirnya Teori Struktural Fungsional itu?
3. Bagaimana asumsi Teori Struktural Fungsional ke dalam masyarakat itu?
4. Bagaimana perkembangan Teori Struktural Fungsional itu?
5. Bagaimana aplikasi Teori Structural Fungsional dalam pembangunan?
6. Apakah pengaruh Teori Struktural Fungsional dalam kehidupan social itu?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tentang pandangan ahli mengenai Teori Struktural
Fungsional.
2. Untuk mengetahui lahirnya Teori Struktural Fungsional.
3. Untuk mengetahui tentang asumsi Teori Struktural Fungsional ke dalam
masyarakat.
4. Untuk mengetahui perkembangan Teori Struktural Fungsional.
5. Untuk mengetahui aplikasi Teori Structural Fungsional dalam
pembangunan
6. Untuk mengetahui tentang pengaruh Teori Struktural dalam kehidupan
sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari ahli
teori lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas tentang teori-
teori fungsionalisme, ( ia ) adalah seorang pendukung yang mengajukan tuntutan
lebih terbatas bagi perspektif ini. Mengakui bahwa pendekatan ini ( fungsional-
struktural ) telah membawa kemajuan bagi pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa fungsional dan
disempurnakannya, diantaranya ialah :
Secara garis besar fakta social yang menjadi pusat perhatian sosiologi terdiri
atas dua tipe yaitu struktur social dan pranata social. Menurut teori fungsional
structural, struktur sosial dan pranata sosial tersebut berada dalam suatu system
social yang berdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan
dan menyatu dalam keseimbangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini ( fungsional - structural )
menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-
perubahan dalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur
dalam system sosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak
fungsional maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya. Dalam
proses lebih lanjut, teori inipun kemudian berkembang sesuai perkembangan
pemikiran dari para penganutnya.
Perkembangan masyarakat seringkali dianalogikan seperti halnya proses
evolusi. suatu proses perubahan yang berlangsung sangat lambat. Pemikiran ini
sangat dipengaruhi oleh hasil-hasil penemuan ilmu biologi, yang memang telah
berkembang dengan pesatnya. Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai
suatu bentuk “evolusi” antara lain Herbert Spencer dan Auguste Comte.
Keduanya memiliki pandangan tentang perubahan yang terjadi pada suatu
masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linear menuju ke arah yang positif.
Perubahan sosial menurut pandangan mereka berjalan lambat namun menuju
suatu bentuk “kesempurnaan” masyarakat
Pemikiran Spencer sangat dipengaruhi oleh ahli biologi pencetus ide evolusi
sebagai proses seleksi alam, Charles Darwin, dengan menunjukkan bahwa
perubahan sosial juga adalah proses seleksi. Masyarakat berkembang dengan
paradigma Darwinian: ada proses seleksi di dalam masyarakat kita atas individu-
individunya. Spencer menganalogikan masyarakat sebagai layaknya
perkembangan mahkluk hidup. Manusia dan masyarakat termasuk didalamnya
kebudayaan mengalami perkembangan secara bertahap. Mula-mula berasal dari
bentuk yang sederhana kemudian berkembang dalam bentuk yang lebih
kompleks menuju tahap akhir yang sempurna.
Bahasan tentang struktural fungsional Parsons ini akan diawali dengan empat
fungsi yang penting untuk semua sistem tindakan. Suatu fungsu adalah kumpulan
kegiatan yang ditujukan pada pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan
sistem. Parsons menyampaikan empat fungsi yang harus dimiliki oleh sebuah
sistem agar mampu bertahan, yaitu :
The middle range theory adalah teori-teori yang terletak pada minor tetapi
hipotesis kerja mengembangkan penelitian sehari-hari yang menyeluruh dan
keseluruhan upaya sistematis yang inklusif untuk mengembangkan teori yang
utuh. The middle range theory Merton ini memiliki berbagai pemahaman bahwa
secara prinsip digunakan untuk panduan temuan-temuan empiris, merupakan
lanjutan dari teori system social yang terlalu jauh dari penggolongan khusus
perilaku social, organisasi, dan perubahan untuk mencatat apa yang di observasi
dan di deskripsikan, meliputi abstraksi, tetapi ia cukup jelas dengan data yang
terobservasi untuk digabungkan dengan proposisi yang memungkinkan tes
empiris dan muncul dari ide yang sangat sederhana. Dalam hal ini Merton seakan
melakukan tarik dan menyambung, artinya apa yang dia kritik terhadap
fungsionalis merupakan jalan yang dia tempuh untuk menyambung apa yang dia
pikirkan. Atau dianalogikan, Merton mengambil bangunan teori kemudian di
benturkan setelah itu dia perbaiki lagi dengan konseptual yang menurut kami
sangat menarik.
Para stuktural fungsional pada awalnya memustakan pada fungsi dalam
struktru dan institusi dalam amsyarakat. Bagi Merton hal ini tidaklah demikian,
karrena dalam menganalis hal itu , para fungsionalis awal cenderung mencampur
adukna motif subjektif individu dengan fungsi stuktur atau institusi. Analisis
fungsi bukan motif individu. Merton sendiri mendefinisikan fungsi sebagai
konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau
penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif. Tetapi , Merton menambahkan
konsekuensi dalam fakta sosial yang ada tidaklah positif tetapi ada negatifnya.
Dari sini Merton mengembangkan gagasan akan disfungsi. Ketika struktur dan
fungsi dpat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat
mengandung konsekuensi negative pada bagian lain.Hal ini dapat dicontohkan,
struktur masyarakat patriarki c memberkan kontribusi positif bagi kaum laki-laki
untuk memegang wewenang dalam keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini
mengandung konsekuensi negative bagi kaum perempuan karena aspirasi mereka
dalam keputusan terbatas. Gagasan non fungsi pun , dilontarkan oleh Merton.
Merton mengemukakan nonfungsi sebagai konsekuensi tidak relevan bagi sistem
tersebut. Dapatkonsekuensi positif dimasa lalu tapi tidak dimasa
sekarang.Tidaklah dapat ditentukan manakah yang lebih penting fungsi-fungsi
positif atau disfungsi. Untuk itu Merton menambahkan gagasan melalui
keseimbangan mapan dan level analisis fungsional.
1. Tujuan Umum
o Meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin
secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
1. Fungsi Perencanaan
2. Fungsi Pelaksanaan
Pengembangan Masyarakat.
Dalam evaluasi ini harus menjadi perhatian bersama mulai dari pemerintah
daerah sebagai evaluator, hingga kepada elemen masyarakat yang menjadi
obyek pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri.
Teori fungsional struktural bukan hal yang baru lagi didalam dunia sosiologi
modern, teori ini pun telah berkembang secara meluas dan merata. Sehingga tak
ayal banyak Negara yang menggunakan teori ini di dalam menjalankan
pemerintahannya baik itu mengatur suatu pola interaksi maupun relasi diantara
masyarakat. Dalam kesempatan ini setidaknya pemakalah dapat mengambil
keseimpulan bahwa secara singkat dan sederhana teori sosial ini merupakan
seperti rantai sosiologi manusia, dimana didalam hubungannya terdapat suatu
keterkaitan dan saling berhubungan. Juga adanya saling ketergantungan, layaknya
suatu jasad maka apabila salah satu bagian tubuh jasad tersebut ada yang sakit
ataupun melemah sangat ber-implikasi pula pada bagian yang lain.
PENUTUP
1. Simpulan
Teori struktural fungsional bukan hal yang baru lagi didalam dunia sosiologi
modern, teori ini pun telah berkembang secara meluas dan merata. Sehingga tak
ayal banyak Negara yang menggunakan teori ini di dalam menjalankan
pemerintahannya baik itu mengatur suatu pola interaksi maupun relasi diantara
masyarakat.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami selesaikan dalam penyusunan makalah
ini, terasa bagi kami kesulitan dalam mencari refrensi tentang pengertian yang
mendalam dari teori ini. Sehingga nantinya dapat dijadikan bahan pembelajaran
yang lebih mendalam bagi kawan-kawan yang haus akan suatu ilmu. Kami
memohon maaf bila banyak kekurangan dan mungkin ada yang bingung terhadap
bahsa yang dipergunakan dalam penulisan. Oleh karena itu input kalian sangat
berarti bagi kami penyusun makalah.
2. Saran
http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/perspektif-teori-tentang-
perubahan-sosial-struktural-fungsional-dan-psikologi-sosial/
http://fauziahadriyani.blogspot.com/2009/05/aplikasi-teori-sosiologi-
dalam.html.
Diakses pada tanggal 25 februari 2011 pukul 18.25
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_struktural_fungsional. Diakses pada
tanggal 3 Maret 2011 pada pukul 13.25
http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/perspektif-teori-tentang-
perubahan-sosial struktural-fungsional-dan-psikologi-sosial/. Diakses pada
Tanggal 3 Maret 2011,
pukul 13.07
http://adjhee.wordpress.com/2007/11/08/teori-fungsional-struktural/.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2011, pada pukul 13.12
http://kafeilmu.co.cc/2011/01/berteori-dengan-teori-fungsional-struktural.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2011 pada pukul 18.00
http://intanniar.blogspot.com/2010/10/teori-struktural-fungsional.htm.
Diakses pada tanggal 3 Maret 2011 pada pukul 18.20
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_struktural_fungsional. Diakses pada
tanggal 3 Maret 2011 pada pukul 13.25
Poloma, M. Margaret, Sosiologi Kontemporer ( terj ), Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2003.
Soetomo, Drs, Masalah Sosial dan Pembangunan, Jakarta: Pustaka Jaya,
1995.