Anda di halaman 1dari 20

Pengertian Pembangunan

Proses-proses yang terjadi pada level atau tingkatan sistem


sosial (Rogers, 1969, 1971).
Transmisi dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial
(Tehranian, 1979).
Suatuperubahan sosial yang bersifat partisipatori secara
luas untuk memajukan keadaan sosial dan keberadaan
(termasuk keadilan yang lebih besar, kebebasan dan kualitas
yang dinilai lebih tinggi) bagi mayoritas masyarakat melalui
perolehan mereka akan kontrol yang lebih besar terhadap
lingkungannya (Rogers, 1978).
Sebagai suatu istilah teknis, pembangunan berarti
membangkitkan masyarakat di negara-negara sedang
berkembang dari keadaan kemiskinan, tingkat melek huruf
(literacy rate) yang rendah, pengangguran dan ketidak
adilan sosial (Sears, 1989).
Pengertian Sosiologi Pembangunan
Sosiologi pembangunan adalah ilmu yang
mempelajari (menganalisis) perubahan dinamik dari
kebudayaan dan kehidupan sosial ekonomi.
Sosiologi pembangunan tampak lebih membahas
tentang proses pembangunan dari sudut pandang atau
pendekatan sosiologis dan antropologi. Oleh karena
itu pembangunan dilihat dari teori modernisasi,
struktural fungsional, ketergantungan, masalah
sosiologi dalam perencanaan pembangunan.
Ruang Lingkup Sosiologi Pembangunan
Menganalisis dan meneliti unsur-unsur di dalam proses dan
dampak pembangunan.
Menganalisis dan meneliti unsur-unsur di masyarakat yang
akan menjadi target/sasaran pembangunan.
Menganalisis dan meneliti change’s agent di masyarakat.
Menganalisis dan meneliti unsur-unsur diadakannya
pembangunan itu sendiri.
Menganalisis dan meneliti tentang perubahan dan
pelaksanaan, kenyataan dan dampakdari perubahan.
Menganalisis dan meneliti unsur-unsur komunikasi yang ada
di masyarakat, baik antar iindividu, kelompok dan organisasi.
Menganalisis dan meneliti dampak dari adanya
pembangunan.
Menaganalisis dan meneliti pengaruh timbal balik
pembangunan dalam aspek sosial, ekonomi dan polotik.
SEJARAH SOSIOLOGI PEMBANGUNAN
Sosiologi pembangunan mulai
berkembang sejak awal 1960an
sosiologi pembangunan sangat
dipengaruhi oleh pokok-pokok
pikiran ahli sosiologi klasik seperti
Marx, Weber dan Durkheim
Sejarah perkembangan sosiologi
pembangunan di Belanda diawali dengan
menggunakan pendekatan sosiologi
historis. Sosiologi historis menggunakan
perspektif pertumbuhan dalam
mengungkap permasalahan dengan teori
dan konsep sosiologi. Berbagai penelitian
yang menggunakan pendekatan historis
pada awal perkembangannya menjadikan
daerah kolonial sebagai objek kajian.
Pendekatan kedua yang muncul setelah
pendekatan sosiologi historis adalah ekonomi
politik. Aliran ini berangkat dari keterbelakangan
yang dialami oleh negara dunia ketiga. Pendekatan
ekonomi politik memberikan gambaran tentang
secara ekonomi antara negara maju dan negara
miskin. Objek penelitian pendekatan ekonomi
politik adalah negara dunia ketiga di Amerika
Latin. Kelompok yang menggunakan aliran ini
kemudian mengembangkan teori dependensi.
Sedangkan pendekatan yang ketiga adalah
sosiologi modernisasi. Aliran ini kemudian
berkembang menjadi teori modernisasi.
Pendekatan yang keempat adalah tradisi
antropologi marxis. Pokok kajian
pendekatan ini adalah cara produksi yang
dominan di Amerika Latin. Perspektif cara
berproduksi tidak dapat menghasilkan
pemecahan pada masalah-masalah
pembangunan dan kebijaksanaan
pembangunan.
Pendekatan terakhir adalah sosiologi terapan.
Pendekatan sosiologi terapan adalah pada kajian
pembangunan secara mikro. Para ahli sosiologi
terapan berusaha memberikan data praktis tingkat
lokal kepada pengambil kebijakan atau pengambil
kebijakan. Kelemahan pendekatan ini adalah miskin
akan teori serta hasil penelitian yang didapat kurang
bisa ditarik menjadi sebuah model yang general.
Penjelasan tentang dunia ketiga disampaikan oleh
Webster (1984), yang mencoba mengulas tentang
negara dunia ketiga yang dicirikan sebagai negara
miskin yang masih terbelakang dan secara ekonomi
masih bertumpu pada pertanian. Tekanan utama
dalam membedakan negara-negara di dunia
didasarkan pada konsep kesejahteraan yang pada
akhirnya terdapat dua kutub yaitu negara kaya dan
negara miskin
Teori pembangunan mengerucut pada dua buah teori
besar, yaitu teori modernisasi dan teori dependensi
. Teori modernisasi merupakan hasil dari keberhasilan
Amerika Serikat dalam membawa pembangunan
ekonomi di negara-negara Eropa. Sedangkan
kegagalan pembangunan di Afrika, Amerika Latin dan
Asia menjadi awal lahirnya teori dependensi.
Teori Modernisasi berasal dari dua teori dasar yaitu
teori pendekatan psikologis dan teori pendekatan
budaya.
Secara garis besar teori modernisasi merupakan
perpaduan antara sosiologi, psikologi dan ekonomi.
Teori dasar yang menjadi landasan teori modernisasi
adalah ide Durkheim dan Weber
Teori dependensi bertitik tolak dari pemikiran Marx
tentang kapitalisme dan konflik kelas.
Marx mengungkapkan kegagalan kapitalisme dalam
membawa kesejahteraan bagi masyarakat namun
sebaliknya membawa kesengsaraan. Penyebab
kegagalan kapitalisme adalah penguasaan akses
terhadap sumberdaya dan faktor produksi
menyebabkan eksploitas terhadap kaum buruh yang
tidak memiliki akses. Eksploitasi ini harus dihentikan
melalui proses kesadaran kelas dan perjuangan
merebut akses sumberdaya dan faktor produksi untuk
menuju tatanan masyarakat tanpa kelas.
Perkembangan Pemikiran (Tentang
Teori Pembangunan Nasional)

Pembangunan masyarakat sebagai suatu


proses dinamis menuju keadaan sosial
ekonomi yang lebih baik, atau yang lebih
modern. Untuk mencapai diperlukan
perpaduan ilmu, seperti: ekonomi, sosilogi,
teologi dan antropologi.
Sebagai suatu proses, pembangunan
nasional adalah merupakan rangkaian
perubahan majemuk dalam bidang politik,
sosial dan ekonomi. Di Indonesia sendiri,
kelihatannya pembangunan ekonomi sangat
tergantung dengan kestabilan politik.
Hubungan antara ekonomi dan politik sangat dekat
dan sangat sulit dipisahkan, bahkan saling inter-
dependen yang sangat kuat sekali.
Etika pembangunan tidak dapat dipisahkan dari etika
ekonomi dan etika politik. Untuk pembangunan
ekonomi biasanya syarat-syarat sosial politik sudah
terpenuhi terlebih dahulu. Keduanya dapat dijalankan
secara simultan, apabila suatu bangsa sudah mencapai
tingkat kematangan tertentu dalam bidang sosial dan
politik. Dua frase ini sangat penting proses suatu
pembangunan, yaitu: “konsolidisasi politik” dan
“rekonsiliasi ekonomi”.
I. Pendekatan Pembanguan Bangsa
(Sociocultural Development)

Pengertian pembangunan bangsa agaknya telah


mengalami suatu perkembangan penting, baik dalam
pengertian maupun ruang lingkup.
Dalam ruang lingkup tampak dua aspek
permasalahan:
1. mengenai pembangunan politik dan
2. mengenai pembangunan sosial budaya.
Masalah kebudayaan sangat penting untuk
diperhatikan. Karena budaya telah mengalir dalam
hidup masyarakat. Secara antropologis manusia telah
dibelenggu oleh adat istiadatnya. Bahkan, kadang-
kadang hal tersebut menjadi penghambat proses
pembangunan. Sering terjadi konflik antara
kebudayaan dan modernisasi
II. Pendekatan Pembangunan Ekonomi (Economic Development)

Permikiran perkembangan teori pembangunan


ekonomi adalah sebagai berikut: Dasar aliran ini
adalah individualisme. Setiap produsen dan
konsumen meredeka bertindak, pembentukan harga
didasarkan kepada hukum permintaan dan penawaran
di pasar, menjadi dasar pengambilan keputusan.
Awal muncul pada tahun 1850 an para pamong praja
kolonial memperdalam studi tentang sosiologi yang
bertujun untuk menyelesaikan masalah pembangunan
Pada tahun 1860 mulai mendapat tempat di universitas2
di Eropa
Tahun 1870an generasi pertama sos pem sbg pelangkap
untuk kaum teknisi bagi mahasiswa untuk bekerja di
lapangan
Tahun 1870an periode ke2 trjadi perluasan studi sosial
dalam mslh pembangunan.
Thn 1850 – 1860 terdapat aliran struktural fungsionalis yg
menjadi dasar tebentuknya teori dependensi ( Amerika)
Sedangkan di Belanda terdapat aliran modernisasi dan aliran
sosiologi terapan
1945 – 1970 sos pemb banyak dipengaruhi oleh teori
modernisasi
Setelah 1970 pembangunan dimaknai setelah adanya
pergeseran dari teori modernisasi ke teori perubahan
Pada tahun 1850 – 1900 Di Indonesia sendiri sos pemb muncul
krena adanya perebutan hak milik tanah antara tuan tanah
dengan petani yang memiliki tanah dan diawali pada jaman
kolonial ditandai dengan dikelurakanya UU agraria pada
tahun 1870
Tahun 1997 - 1998 terjadi pembahuruan ( nilai dan struktur )
sehingga tidak terjadi revolusi
1998 – 2008 ada proses untuk melaksanakn program reformasi .
Hasilnya terjadi demoralisasi
Setelah tahun 2010 mengalami demoralisasi sampai saat ini

Anda mungkin juga menyukai