PT Lapindo Brantas, Inc adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang usaha
1
eksplorasi dan produksi migas di Indonesia yang beroperasi melalui skema Kontraktor
Kontrak Kerja Sama (KKKS) di blok Brantas, Jawa Timur.
Chief Executive Officer PT Lapindo Brantas, Inc adalah Nirwan Bakrie, yang merupakan
adik kandung dari Aburizal Bakrie.
1
Awalnya, PT Lapindo Brantas Inc Sebagai Operator menunjuk PT Medici Citra
Nusantara untuk melaksanakan pengeboran Sumur BJP-1.
2
PT Medici Citra Nusantara Bertanggungjawab terkait eksplorasi
sumur Cementing, Mudlodging, Penyediaan peralatan pengeboran,
3
Pengeboran dimulaiterkait
maupun pekerjaan tanggal 8 maret 2006 dan terus berlangsung hingga 29
lainnya.
Mei 2006. ditanggal 29 mei itu muncul erupsi lumpur panas ketika pengeboran
4
sumur BJP-1Brantas,
PT Lapindo belum selesai.
Inc bersembunyi dibalik gempa tektonik di Yogyakarta yang
terjadi pada hari yang sama dimana erupsi lumpur panas tersebut menyembur
5
keluar dari
Dugaan tanah.
atas meluapnya lumpur tersebut yaitu kurang telitinya PT Lapindo
dalam melakukan pengeboran sumur dan terlalu menyepelekan
6 Dalam kasus semburan lumpur panas ini, Pt Lapindo diduga “sengaja
menghemat” biaya operasional dengan tidak memasang casing bor.
5
Hingga bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini telah menggenangi sejumlah
1
desa/kelurahan di Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total
warga yang dievakuasi sebanyak lebih dari 8.200 jiwa.
2 Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak
sebanyak 1.683 unit.
Lahan dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus 2006
3 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo dan
Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo, Jatirejo,
Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605 ekor
3
unggas,30
Sekitar 30pabrik
ekor kambing, 2 sapi dan
yang tergenang 7 ekormenghentikan
terpaksa kijang. aktivitas produksi dan
merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang
terkena dampak lumpur ini.
7 1. Isu-isu etika yang ada pada kasus Lapindo Brantas Inc!
Sengaja tidak memasang casing yang digunakan sebagai pengaman mesin bor agar tidak terjadi
kebocoran.
Pembuangan lumbur buangan tanpa olahan langsung ke laut melalui sungai Porong yang
mengakibatkan pencemaran lingkungan serta hilangnya mata pencaharian masyarakat sekitar
Penanganan kerugian yang dialami masyarakat sekitar dilakukan setelah 7 bulan pasca bencana
Penanganan kerugian yang dilakukan dengan jual beli tanah dengan harga sepihak tanpa adanya
kesepakatan harga terlebih dahulu yang mengakibatkan masyarakt tanpa bargaining power
menerima, diperparah dengan masyarakat yang tidak menerima apapun sebelumnya setelah tempat
tinggal dan mata pencaharian hilang. Walaupun setelah pemerintah turun tangan terjadi persetujuan
lebih lanjut.
8
2. Etis atau tidak, mengapa?jelaskan.
Utilitarian
Menurut prinsip utilitarian hal yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu pengeboran
tanpa pengamananan menggunakan chasing yang tetap dilakukan. tindakan tersebut
adalah tidak etis karena hal tersebut mengakibat chain reaction yang berbuntut pada
hilangnya ekosistem awal pada area sekitar lokasi bencana serta, pencemaran lingkungan
pada area akses pembuangan lumpur dan area pembuangan lumpur, hilangnya manfaat
ekonomi yang seharusnya menjadi hak masyarakat sekitar area bencana, hilangnya hak
dan akses untuk hak untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat sekitar lokasi
bencana.
9
2. Etis atau tidak, mengapa?jelaskan.
Justice
Dilihak dari perspektif justice maka terdapat ketidak adilan pada bagian
compensatory justice dimana pemberian ganti rugi dulakukan dengan standard hitung
yang sama tanpa memperhatikan kerugian yang diterima oleh tiap subjek penerima ganti
rugi.
11
3. Stakeholdernya siapa saja?
Diurutkan menurut perannya maka stakeholder pada kasus ini adalah sebagai berikut,
■ Luapan lumpur yang awalnya hanya menggenangi 4 desa sekarang telah meluas menjadi 16 desa,
hal ini berarti lebih dari 728 hektar telah tergenangi.
■ 33 sekolah tenggelam dalam lumpur dan sampai Juni 2012 belum ada sekolah yang dibangun
sebagi pengganti. Akhirnya pendidikan yang harusnya dirasakan oleh pelajar harus terbengkelai.
Aspek Lingkungan