Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN SENAM REMATIK


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID
ARTHTRITIS DI DESA MANCASAN KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :

SONI HANDOYO
NIM: 190104110

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2020
ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN KOMUNITAS
PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN SENAM REMATIK
TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PENDERITA RHEUMATOID
ARTHTRITIS DI DESA MANCASAN KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO

1. Judul Penelitian
Pengaruh pemberian pelatihan senam rematik terhadap penurunan intensitas nyeri
pada penderita rheumatoid artritis di desa mancasan kecamatan baki kabupaten
sukoharjo
2. Tujuan penelitian
Tujuan umumnya untuk mengetahui Pengaruh pemberian senam rematik terhadap
penurunan intensitas nyeri pada penderita rheumatoid artritis.
3. Hasil penelitian
a. Berdasarkan Karakteristik Responden
Hasil analisis menunjukan berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas
Baki pada tahun 2018 terdapat sebanyak 91 penderita Rheumatoid Arthtritis.
Dalam penelitian ini diperlukan jumlah sampel sebanyak 30 responden. Dibagi
atas 2 kelompok, 15 sampel kelompok intervensi senam rematik dan 15 sampel
kelompok kontrol sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditentukan oleh peneliti. Berdasarkan karakteristik responden didapatkan hasil
bahwa sebagian besar responden adalah perempuan yaitu sebesar 86,7 %.
Sedangkan responen berdasarkan pekerjaan sebagian besar pekerjaan lain-lain
diluar pekerjaan (tidak bekerja, petani dan swasta), responden berdasarkan
karakteristik pendidikan, rata-rata adalah lulusan SD ( Sekolah Dasar) sebesar
46,7 % , berdasarkan karakteristik usia sebagian besar penderita adalah lansia
usia 60-70 % sebesar 60 %, dan hasil pengukuran skala nyeri sebelum dilakukan
tindakan senam rematik, rata-rata pada skala sedang sebesar 73,3 % dan sesudah
dilakukan tindakan senam rematik sebesar 93,3 %. Jenis sampling yang
digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu jenis pengambilan
sampel yang digunakan untuk tujuan tertentu (Hidayat, 2014). Metode
pengumpulan data menggunakan Lembar observasi Numerical Ratis Scale
(NRS). Metode analisa data analisa data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji wilcoxon rank test untuk mengetahui pengaruh pretest dan
posttest senam rematik dan uji mann-whitney untuk mengetahui beda pengaruh
antar dua kelompok.

b. Pembahasan hasil penelitian


1) Berdasarkan Hasil post test kelompok intervensi dan kontrol juga terdapat
perbedaan yang cukup bermakna dilihat hasil mean diatas. Berdasarkan
hasil uji wilcoxon diperoleh p value sebesar 0,00 (p<0,05), dengan
demikian maka terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil skala
nyeri sendi sebelum dan sesudah diberikan pelatihan senam rematik pada
kelompok intervensi. Hasil analisis uji statistik Mann whitney posttest
pada kelompok intervensi dan kontrol diperoleh p value sebesar 0,00
(p<0,05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kelompok
yang diberikan pelatihan senam rematik dengan kelompok kontrol yang
tidak diberikan senam rematik. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
pelatihan senam rematik lebih efektif untuk menurunkan nyeri. Hasil
penelitian ini didukung oleh Penelitian yang dilakukan Sangrah (2018)
menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penurunan
intensitas nyeri setelah dilakukan senam reamtik pada penderita
osteoarthtritis lutut.
2) Senam rematik yang diberikan dapat mempengaruhi kerja cerebral cortex
meliputi aspek kognitif maupun emosi, sehingga dapat memberikan
persepsi positif dan relaksasi, secara tidak langsung membantu dalam
memelihara keseimbangan homeostasis tubuh. Melalui HPA Axis untuk
memproduksi Coticitropin Releasing Factor (CRF) yang akan merangsang
kelenjar pituitari untuk menurunkan produksi ACTH yang menyebabkan
produksi endorphin meningkat yang selanjutnya menurunkan produksi
kortisol serta hormon stres lainnya. Endorphine adalah polipeptida yang
terdiri atas 30 unit asam amino. Opiod hormon penghilang stress seperti
kortikotrofin, kortisol dan katekolamin (Adrenalin Noradrenaline) yang
dihasilkan oleh tubuh guna mengurangi stress dan menghilangkan rasa
nyeri (Afnuahzi, 2018).
Senam rematik dapat memberikan dampak psikologis secara langsung
antara lain, memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan serta
meningkatkan perasaan senang dikarenakan pada saat senam berlangsung
kelenjar pituari menambah produksi beta endorphin. Senam rematik juga
dapat melancarkan penyaluran saraf pada otak yakni meningkatkan
neurotransmitter parasimpatis (norepinephrine, dopamine, dan serotinin).
Senam rematik juga dapat membuat denyut jantung dan tekanan darah
kembali pada batas normal serta produksi beta endorfin sudah terbukti
dapat mengurangi rasa nyeri (Sitinjak, 2016). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Afnuahzi (2018) menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan skala nyeri pada lansia dengan nyeri rematik setelah
dilakukan senam rematik dengan hasil mean sebelum dilakukan senam
sebesar 3,19 dan mean skala nyeri setelah dilakukan senam sebesar 2,75.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Cahyani
(2019) meunjukkan bahwa terdapat perubahan skala nyeri pada penderita
arthtritis gout setelah dilakukan senam rematik dengan nilai mean sebelum
dilakukan senma rematik sebesar 4,67 dan nilai mean sesudah senam
sebesar 0,60.

4. Kesimpulan
Hasil penelitian dari jurnal tersebut menunjukkan adanya pengaruh pemberian
pelatihan senam rematik terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita
rheumatoid artritis di desa mancasan kecamatan baki kabupaten sukoharjo.
Beberapa penelitian tentang senam rematik salah satunya yang dilakukan Sangrah
(2018) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penurunan
intensitas nyeri setelah dilakukan senam reamtik pada penderita osteoarthtritis lutut.
Jadi senam rematik dapat digunakan sebagai salah satu terapi non farmakologi
untuk penderita reumatoid artritis.
5. Implikasi keperawatan
a. Senam rematik memungkinkan untuk di terapkan di keperawatan komunitas,
diantaranya pada kegiatan posyandu lansia sebagai tambahan kegiatan dalam
rangka mendukung lansia yang sehat dan bugar.
b. Senam Rematik disarankan untuk dilakukan secara terprogram dan terstruktur
sesuai dengan SPO senam rematik agar hasilnya sesuai dengan yang
diinginkan (tidak ada cedera, mengurangi keluhan nyeri, dan meningkatkan
kemampuan sendi dalam beraktivitas).
c. Keluarga perlu di ajarkan tentang senam rematik di rumah, agar pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara mandiri di rumah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Nasir, A. M. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI.

LKS-ODK. (2016). Laporan Kesehatan Jiwa Yayasan Aulia Rahma.Rekam Medik LKS-ODK
Ekspsikotik. Kemiling: Lampung.Tidak dipublikasikan.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.

Stuart, G. W. (2009). Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta: EGC.

Susana, S. A. (2012). Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku


Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai