Hasil Normal: tidak adanya warna merah pada kulit atau endurasi (penebalan/ pengerasan), hal ini menunjukkan tes kulit negatif. Abnormal: indurasi pada kulit, kemerahan, udema dan nekrosis sentral. Semakin besar diameter bengkak maka semakin positif hasil ; a) hasil negatif jika diameter < 5 mm, b) tidak pasti atau mungkin 5-9 mm, c) positif ≥ 10 mm. Tes kulit positif menujukkan pernah terpapar basil tuberculosa (TB) atau pernah divaksin BCG (Baccile Calmette Guerin). Tuberkulin adalah fraksi protein (Purifi ed Protein Derivative) dari hasil pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis atau Mycobacterium Boris yang larut. Antigen diberikan secara intradermal (0,1 ml), menghasilkan bleb pada tempat injeksi intradermal (biasanya aspek volar atau dorsal pada lengan). Antigen tersedia dalam 3 konsentrasi unit: 1 TU, 5 TU, 250 TU (Tuberculin Unit). Tes dievaluasi dalam waktu 48-72 jam. Tujuan Antigen tuberkulin diberikan untuk menentukan apakah pasien mengalami tuberkulosis aktif atau dorman. Akan tetapi tes ini tidak dapat digunakan untuk membedakan antara infeksi aktif atau dorman. Implikasi klinik PPD harus disimpan di dalam kulkas dan dispuit segera sebelum digunakan > Konsentrasi 5-TU lebih sering digunakan, akan tetapi konsentrasi 1-TU kadang digunakan sebagai penapisan awal pasien yang diduga tuberkulosis untuk mengurangi keparahan reaksi, Walupun konsentrasi 250-TU jarang digunakan, dapat digunakan bila diduga tuberkulosis dan terjadi keadaan anergi. Penggunaan bersamaan atau baru saja menggunakan kortikosteroid dan obat imunosupresif lainnya dapat menyebabkan hasil negatif palsu karena terjadi penekanan sistem imun seluler (hipersensitifi tas tertunda)> Antihistamin dan H2 Bloker mempengaruhi respon kulit terhadap histamin yang dimediasi oleh reaksi hipersensitifi tas cepat yang dimediasi IgE dan dapat menyebabkan hasil negatif palsu. Penyakit limfoid dapat menyebabkan hasil positif palsu. Virus dan infeksi bakteri tertentu dapat menyebabkan hasil negatif palsu karena penekanan reaksi hipersensitifi tas tertunda. Sebelum pemberian vaksin BCG dan vaksinasi yang baru dilakukan dengan vaksin virus hidup yang dilemahkan dapat menyebabkan reaksi positif palsu. Uji kultur Tuberkulosis Untuk menentukan kepastian seseorang menderita tuberkulosis dapat dilakukan baik dengan kultur, menggunakan metode terbaru seperti molecular line probe, maupun biakan sputum bakteri tahan asam (pewarnaan Ziehl Neelsen). Implikasi klinik Penentuan TB dapat dilakukan dengan tes pewarnaan kultur dan tes kultur mikobakteri, jika dibandingkan keduanya, yang pertama simpel, cepat dan tidak mahal tetapi sensitifitasnya lebih rendah. Sensitifitas bakteri tahan asam lebih rendah pada TB ekstrapulmonal, pasien yang menderita HIV dan pasien yang menderita mikobakteria non tuberkulosis. Bakteri tahan asam tidak dapat membedakan mikobakteria tuberkulosis dan mikobakteria non tuberkulosis. Kultur mikobakteri: berguna untuk mengidentifi kasi kebenaran diagnosis TB secara defi nitif, tetapi biayanya lebih mahal, keuntungan lainnya dapat digunakan untuk menetapkan kepekaan bakteri terhadap obat anti TB. Apusan sputum; diagnosis dinyatakan negatif bila paling ketiga apusan sputum negatif (termasuk paling tidak satu spesimen sputum pagi). Pasien yang dicurigai dianjurkan dilakukan pengambilan 3 kali sputum, yaitu sewaktu pagi. Semua pasien harus dimonitor respon terapinya terutama pasien dengan tuberkulosis pulmoner, melalui pemeriksaan spesimen sputum paling tidak pada dua bulan pertama, lima bulan dan pada akhir terapi. Pasien dengan sputum positif pada bulan kelima terapi dianggap gagal terapi dan terapi harus dimodifikasi. Respon terapi pasien dengan tuberkulosis ektrapulmoner dan pasien anak paling baik dinilai secara klinis. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI Pewarnaan Gram Mikroba gram positif menghasilkan warna ungu gelap; mikroba gram negatif memberikan warna merah muda. Pewarnaan gram merupakan prosedur sampel dengan larutan gram. Pewarnaan gram ini merupakan metode penapisan yang relatif cepat untuk mengidentifi kasi bakteri penginfeksi. tujuan Mengklasifi kasikan bakteri menjadi batang atau kokus bakteri gram positif atau negatif. Implikasi klinis Kemampuan untuk membedakan bakteri gram positif dan negatif dan pengetahuan pola sensitifitas antibiotika membantu pemilihan terapi antibiotika empirik yang sesuai sampai indentifi kasi mikroba selesai. Uji Sensitifitas Uji sensitifi tas mendeteksi jenis dan jumlah antibiotika atau kemoterapetik yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Seringkali, tes kultur dan tes sensitifitas dikerjakan bersamaan. Uji sensitifitas juga diperlukan bila akan mengubah terapi. Implikasi klinik Istilah sensitif menunjukkan bahwa bakteri yang diuji memberikan respon terhadap antimikroba. Intermediate adalah resisten sebagian; sensitif sedang berarti bahwa bakteri yang diuji tidak dihambat secara keseluruhan oleh obat pada konsentrasi terapi. Resisten menunjukkan mikroba tidak dihambat oleh antibiotika. Beberapa mikroba bekerja sebagai bakterisid (membunuh mikroba); sebagian lain bekerja sebagai bakteriostatika yang berarti menghambat pertumbuhan mikroba tetapi tidak membunuh. Contoh antimikroba Munculnya strain penisilin resisten Neisseria gonorrhoeae, metisillin resisten Staphilococcus aureus (MRSA), amikasin resisten Pseudomonas sp atau vankomisin resisten Enterococcus sp (VRE). Pasien yang hasil penapisan menunjukkan positif MRSA atau VRE sebaiknya diisolasi. TERIMA KASIH