Anda di halaman 1dari 3

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

A. Cakupan dan Dasar Perhitungan batas maksimum Pemberian Kredit


Pos-pos yang diperhitungkan dalam menentukan BMPK
1. Kredit yang diberikan
Pelanggaran BMPK dihitung berdasarkan baki debet. Pengertian baki debet tidak termasuk
bunga akrual pada pos rupa-rupa aktiva dan tunggakan bunga pada rekening administratif.
Bunga akrual adalah pendapatan bunga dari kredit lancar dan dalam perhatian khusus. Dalam
pengertian kredit di sini termasuk giro bersaldo debit , kartu kredit , transaksi yang berasal
dari off balance sheet yang wan prestasi

2. Surat berharga

Perhitungan BMPK untuk pembelian surat berharga dengan note purchase agreement dan
pengambilalihan dalam rangka anjak piutang didasarkan pada harga perolehan. Yang
dimaksud dengan surat berharga NPA adalah pembelian surat berharga yang disertai dengan
pernyataan kesediaan bank untuk membeli surat berharga tersebut dalam jumlah, jangka
waktu, dan tingkat diskonto tertentu. Surat berharga dimaksud adalah surat berharga yang
lazim diperdagangkan di pasar uang.

3. Penempatan pada bank lain

Perhitungan pelanggaran BMPK penempatan antarbank atau pada bank lain didasarkan pada
nilai nominal. Kecuali sertifikat deposito dan surat berharga yang dinilai berdasarkan harga
perolehan. Penempatan ini dapat berupa giro, deposito, call money, kredit, sertifikat deposito,
surat berharga.

4. Penyertaan

elanggaran pelampauan BMPK untuk pos ini didasarkan pada jumlah dana yang ditanamkan
oleh bank. didasarkan pada nilai penyertaan yang tercatat di neraca . Penyertaan dalam hal ini
hanya pada lembaga keuangan dan tidak melalui pasar modal. Untuk penyertaan bank pada
non lembaga keuangan hanya diperkenankan dalam rangka penyertaan modal sementara
untuk mengatasi kegagalan kredit.

5. Transaksi rekening Administratif

Untuk pos ini terdiri dari garansi yang diberikan dan risiko kredit dari transaksi derivatif.
Garansi yang diberikan berupa warkat penerbitan jaminan, akseptasi atau endosemen,
irrevocable L/C atau SKBDN, akseptasi wesel impor, penjualan surat berharga dengan syarat
repo, standby L/C dan garansi lainnya. Pelanggaran BMPK untuk garansi yang diberikan
didasarkan pada nilai risiko kreditnya. Perhitungan risiko kredit dari transaksi derivatif
didasarkan atas unralized gain yang dimungkinkan tidak jadi diterima apabila pihak
counterparty melakukan wan prestasi. Gain dimaksud adalah selisih nilai pasar terhadap nilai
kontrak. Marking to market untuk memperoleh nilai risiko kredit dilakukan bank pada akhir
hari.

B. Pos-pos Pengecualian dalam Perhitungan Batas Maksimum Pemberian Kredit


1. Penanaman dana pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan surat hutang pemerintah
Indonesia.
2. Penanaman dana yang diterbitkan atau dijamin oleh pemerintah Indonesia atau
dijamin oleh Bank Indonesia.
3. Penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi kegagalan
kredit (restrukturisasi kredit).
4. Penyediaan dana yang dijamin oleh cash collateral. Penyediaan dana ini yang dijamin
dengan SBLC yang dianggap cash collateral dikecualikan dalam BMPK
5. Penempatan dana antar bank yang dijamin oleh pemerintah (selama masih berlaku)
sepanjang bank tempat penempatan memenuhi syarat penjaminan.
6. Pengambilalihan (negoisasi) wesel ekspor berjangka yang diterbitkan atas dasar L/C
yang masih berlaku dan diaksep oleh prime banks di luar negeri.

C. Penentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit


Penentuan batas maksimum pemberian kredit bank sebenarnya untuk mengatur portofolio
kredit perbankan agar tidak terakumulasi pada satu kelompok atau individual dalam
memberikan kredit. Dalam ilmu investasi, diversifikasi investasi akan menurunkan risiko. 

Bagaimana pengaturannya? Bank Indonesia menentukan bahwa pemberian kredit kepada


nasabah harus dibedakan antara pihak terkait dengan bank dan pihak lain yang tidak
terkait.Pihak yang terkait

1. Pemegang saham bank perorangan sebesar 10% atau lebih.


2. Pemegang saham bank berbentuk perusahaan/ badan sebesar 10% atau lebih
3. Anggota dewan komisaris
4. Anggota direksi
5. Keluarga sampai derajat kedua dalam garis lurus maupun garis ke samping dari pihak
a,c dan d.
6. Perorangan sebagai pemegang saham perusahaan sebagaimana dimaksud dalam poin
b yang memiliki saham lebih dari 25% dan/ atau mempengaruhi perusahaan tersebut.
7. Pejabat bank. Yang dimaksud pejabat bank adalah pejabat yang mempunyai fungsi
eksekutif, yaitu yang mempunyai pengaruh terhadap operasional bank dan/atau
bertanggung jawab langsung kepada direksi termasuk pejabat satuan kerja audit
internal dan dewan audit.
8. Perusahaan yang dimiliki oleh pihak-pihak a s/d g sebesar 10%.
9. Perusahaan yang secara operasional, pengawasan dan pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh pihak-pihak a s/d g.

Pihak tidak terkait adalah peminjam atau kelompok peminjam di luar pihak terkait.

D. Pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)


Formulasi pelampauan BMPK didefinisikan sebagai berikut:

A
Bank dianggap melampaui BMPK bila bank melakukan penyediaan dana melebihi persentase
maksimum karena perubahan-perubahan yang terjadi setelah setelah penyediaan dana
realisasi. Pelampauan BMPK yang terjadi akibat gejolak nilai kurs dan/atau penurunan modal
bank atas penyediaan dana yang telah diberikan tidak dikategorikan sebagai pelanggaran
BMPK. Kus yang menjadi dasar adalah kurs nerasa bank pada akhir bulan.

E. Pelanggaran BMPK

Pelanggaran BMPK dapat dilihat bila pada saat bank melakukan realisasi penyediaan dana
telah melebihi dari persentase maksimum. Untuk menentukan ini digunakan formula sebagai
berikut:

B
Dengan memperhatikan ketentuan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bank-bank yang tidak
memiliki modal atau bahkan capital adequacy ratio-nya negatif secara otomatis melakukan
pelampauan dan pelanggaran BMPK. Bank yang memiliki CAR sebesar 0 atau minus
dilarang untuk memberikan kredit/ penempatan dana pada umumnya.
F. Action Plan dan Pelaksanaannya
Untuk itu, bank harus menolak realisasi dana yang dilakukan debiturnya bila berdasarkan
perhitungan dengan formula di atas bank akan mengakibatkan terjadinya pelanggaran BMPK.
Dengan memperhatikan ketentuan di atas, maka dapat dikatakan bahwa bank-bank yang tidak
memiliki modal atau bahkan capital adequacy ratio-nya negatif secara otomatis melakukan
pelampauan dan pelanggaran BMPK. Kecuali telah mendapat persetujuan pemerintah untuk
mengikuti program rekapitulasi perbankan.

Anda mungkin juga menyukai