Keluarga
Abstrak
Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Faktor
kebersihan menjadi risikotejadinya diare. Balita juga sangat rentan terkena diare dikarenakan sistem imun belum terbentuk
sempurna. Dibutuhkan partisipasi keluarga yang optimal dalam memperhatikan perilaku hidup sehat dalam
penatalaksanaan dan pencegahan penyakitnya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kedokteran keluarga secara
holistik, komprehensif dan kontinyu untuk mengidentifkasi faktor risiko yang ada pada pasien dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat bagi pasien dan keluarga. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan pelayanan dokter keluarga
berbasis evidence based medicine dengan mengidentifikasi faktor risiko, masalah klinis, sertapenatalaksanaan pasien
berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien dengan pendekatan patient centred dan family approach. Studi ini
merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan kunjungan ke rumah. Data
sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari awal, proses, dan akhir studi secara
kualitiatif dan kuantitatif.Diagnosa diare didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pasien didapatkan risiko
internal yaitu pengetahuan yang kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat, usia balita dan tidak mengkonsumsi ASI
sejak lahir. Risiko eksternal pada pasien yaitu kurangnya pengawasan keluarga terhadap kebersihan makanan, perilaku
personal hygiene keluarga yang kurang baik, lingkungan rumah dekat dengan hewan ternak. Pada keluarga pasien dilakukan
intervensi mengenai pentingnya upaya pencegahan diare dan penerapan PHBS dalam 3 kali kunjungan rumah. Saat evaluasi
didapatkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakit dan penerapan PHBS yang cukup baik.
Kata kunci: diare, prilaku hidup bersih dan sehat, family approach, patient centered
Keywords: diarrhea, clean and healthy lifestyle, family approach, patient centered
Korespondensi: Bella Pratiwi Anzani, Alamat Perum Griya Asri, Segala Mider Bandar Lampung, HP 081271713693, email
bellapratiwi789@gmail.com
hygiene yang sudah lebih baik dari sebelum berobat ke Puskesmas Tanjung Sari.
sebelumnya; aspek psikososial dan lingkungan Kunjungan pertama kali dilakukan pada
eksternal yaitu keluarga lebih optimal dalam tanggal 15 Mei 2019. Kunjungan yang
mendukung tahapan pengobatan pasien, dilakukan tentang pendekatan dan
keluarga lebih optimal dalam mendukung perkenalan terhadap pasien serta
pasien untuk menerapkan pola hidup bersih menerangkan maksud dan tujuan kedatangan,
dan sehat, pencahayaan pada rumah sudah diawali dengan anamnesis tentang keluarga
cukup membaik karena sebagian ventilasi dan perihal penyakit yang telah diderita. Dari
telah dibuka, kandang ternak lebih sering hasil kunjungan tersebut, sesuai konsep
dibersihkan. Derajat fungsional akhir 1 Mandala of Health, dari segi perilaku
yaitumampu melakukan pekerjaan seperti kesehatan pasien dan keluarga masih
sebelum sakit (tidak ada kesulitan). mengutamakan upaya kuratif dari pada
preventif dan keluarga pasien memiliki
pengetahuan yang kurang tentang penyakit
yang dialami pasien.
Diagnosis pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pasien mengalami BAB cair lebih dari 5 kali
dalam sehari. BAB yang dialami sebanyak 1
gelas belimbing setiap kali BAB dan berwarna
kekuningan. BAB cair juga disertai lendir dan
sedikit ampas. Saat BAB cair yang pertama
kali, BAB cair juga disertai darah, namun saat
BAB cair berikutnya, BAB cair sudah tidak
disertai darah. Selain itu pasien juga
Gambar 1. Genogram keluarga An. N mengalami demam 2 hari sebelum keluhan
BAB cair dirasakan. Demam yang terjadi tidak
Keterangan gambar: terlalu tinggi dan tidak dipengaruhi oleh
= perempuan waktu. Ibu pasien mengatakan pasien
= pasien terkadang rewel dan hanya sedikit makan dan
= laki-laki
minum. Ibu pasien belum memberikan
= perempuan yang meninggal
= laki-laki sudah meninggal
pengobatan kepada pasien.
= tinggal serumah Berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya
tanda-tanda dehidrasi pada pasien ini,keadaan
Tn. N
y. umum tampak sakit sedang; suhu dalam batas
S R
normal, frekuensi nadi dan frekuensi nafas
dalam batas normal, berat badan 12 kg,
panjang badan 90 cm, status gizi baik. Pada
pasien ini tidak terdapat mata cekung dan
turgor kulit kembali segera. Dari pemeriksaan
A
n. An. abdomen ditemukan bising usus meningkat.
R
Gambar 2. Family map
N Pada pasien ini didapatkan pula faktor
risiko yang mendukung terjadinya diare,
Keterangan gambar seperti kurangnya kesadaran akan pentingnya
: Hubungan dekat kebersihan pada lingkungan pasien dimana
: Hubungan tidak dekat mencuci tangan dengan sabun sebelum
menyentuh makanan jarang sekali dilakukan
Pembahasan oleh pasien. Saat pasien bermain bersama
Masalah kesehatan yang dibahas pada teman-temannya di lingkungan rumah, pasien
kasus ini adalah seorang pasien dengan usia 2 juga jarang memakai alas kaki dan pasien pun
tahun yang mengalami diare sejak 1 hari sering mengkonsumsi makanan yang diberikan
tetangga maupun teman sebayanya yang dengan tujuan untuk merubah pola pikir
belum tentu terjamin kebersihannya. Sumber pasien terhadap penyakit yang diderita serta
air minum pasien berasal dari sumur yang mencegah penularan kepada anggota keluarga
berada di belakang rumah. Sumur seringkali lainnya.
tidak ditutup sehingga memungkinkan Pada pretest diajukan sepuluh
terjadinya kontaminasi pada air sumur. pertanyaan terkait penyakit diare yang
Pasien juga tidak mengkonsumsi ASI diderita pasien. Terdapat sepuluh pertanyaan
sejak lahir, hal ini dapat meningkatkan risiko yang diajukan. Pertanyaan terkait dengan
terjadinya diare. ASI mengandung antibodi penyebab, pencegahan, dan penanganan
yang dapatmelindungi dari berbagai macam penyakit. Setelah pasien mengerjakan pretest,
infeksi.7Rumah pasien juga berdekatan nilai yang didapat pasien adalahlima. Nilai ini
dengan kandang ayam. Ayam yang dimiliki menunjukkan bahwa pengetahuan pasien
pasien sering dilepas keluar kandang dan mengenai penyakitnya masih rendah.
meninggalkan banyak feses ayam di sekitar Sehingga perlu diintervensi dan diedukasi
rumah pasien. Feses ayam dapat untuk meningkatkan pengetahuannya.
mengandung Eschericia coli yang dapat Pada pada pasien dilakukan pengobatan
menyebabkan diare.8 Penularan E.coli dapat berupa pemberian oralit, tablet zinc, lacto b,
terjadi melalui penularan fecal oral. pemberian obat paracetamol bila demam dan
Diare akut merupakan penyakit yang pemberian antibiotik. Pemberian oralit kepada
sering terjadi pada anak yang berusia dibawah pasien diare dimaksudkan untuk mengganti
lima tahun. Diare akut adalah diare yang elektrolit yang hilang bersama BAB
berlangsung kurang dari 14 hari, sementara cair.Walaupun air sangat penting untuk
diare persisten atau diare kronis adalah diare mencegah dehidrasi, air minum tidak
yang berlangsung lebih dari 14 hari.6 Pada mengandung garam elektrolit yang diperlukan
pasien ini, diare yang berlangsung masih untuk mempertahankan keseimbangan
kurang dari 14 hari sehingga dapat dikatakan elektrolit dalam tubuh, sehingga lebih
pasien mengalami diare akut. Tiga hari setelah diutamakan oralit. Glukosa dan garam yang
kunjungan pertama, dilanjutkan dengan terkandung dalam orait dapat diserap dengan
kunjungan ke dua pada tanggal 18 Mei 2019 baik oleh usus penderita diare.Pemberian
untuk melakukan intervensi. Pada kunjungan oralit sesuai dengan banyak nya BAB cair, hal
kedua juga dilakukan pemeriksaan fisik dan ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah
diperoleh hasil keadaan umum tampak sakit supaya tidak terjadi dehidrasi yang lebih berat
ringan, kesadaran compos mentis, frekuensi pada pasien.9
nadi 110x/menit,frekuensi nafas 20x/menit, Pasien juga mendapatkan tabet zinc 20
suhu 36,7°C. mg yang dikonsumsi selama 10 hari.
Sebelum intervensi, dilakukan pretest Penggunaan zinc ini memang popular
untuk mengetahui sejauh mana ibu pasien beberapa tahun terakhir karena memilik
memahami penyakit pasien, kemudian evidence based yang baik. Beberapa penelitian
intervensi dilakukan dengan menggunakan telah membuktikannya. Pemberian zinc yang
media poster bergambar dan leaflet tentang dilakukan di awal masa diare selama 10 hari
penyakit diare dan cara pencegahannya. ke depan secara signifikan menurunkan
Selain itu pada kegiatan intervensi ini juga morbiditas dan mortalitas pasien. Zinc dapat
disertakan poster dan dipraktikkan bagaimana menigkatkan kekebalan tubuhsehingga dapat
cara mencuci tangan yang baik dan benar mencegah risiko terulangnya diare 2-3 bulan
sesuai anjuran WHO. Pasien dan keluarga juga setelah anak sembuh dari diare. Pemberian
diberikan pemahaman mengenai perilaku zinc harus tetap dilanjutkan meskipun diare
hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk
serta pentingnya peran anggota keluarga meningkatkan ketahanan tubuh terhadap
dalam pengobatan pasien. Ketika intervensi berulangnya diare pada 2-3 bulan kedepan.9
dilakukan, keluarga mendengarkan dan Pasien juga mendapatkan terapi
mempraktikkan materi yang diedukasikan simptomatik yaitu paracetamol sirup yang
untuk keluarga pasien. Intervensi ini dilakukan diminum hanya setiapkali pasien merasakan
lebih lanjut dari ibu pasien didapatkan bahwa dapat menggangu fungsi dasar dari keluarga
kondisi pasien membaik dengan keluhan BAB sehingga dibutuhkan partisipasi optimal dari
cairsudah tidak dirasakan. Demam juga sudah keluarga dalam memperhatikan PHBS dalam
tidak dirasakan selain itu nafsu makan pasien penatalaksanaan dan pencegahan diare.
juga sudah mulai membaik. Pada kunjungan Masalah kesehatan yang dibahas pada
ketiga, dilakukan evaluasi terhadap intervensi kasus ini adalah pasien usia 2 tahun yang
yang telah dilakukan sebelumnya. mengalami diare sejak 1 hari sebelum berobat
Evaluasi dilakukan dengan melakukan ke Puskesmas Tanjung Sari. Kunjungan
post test kepada ibu pasien. Pertanyaan yang pertama kali dilakukan pada tanggal 15 Mei
diberikan sama dengan materi pretest dan 2019. Kunjungan yang dilakukan tentang
media intervensi. Post test dilakukan untuk pendekatan dan perkenalan terhadap pasien
menilai apakah telah terdapat perubahan dari serta menerangkan maksud dan tujuan
segi pengetahuan keluarga pasien megenai kedatangan, diawali dengan anamnesis
penyakitdiare. Setelah dilakukan penilaian, ibu tentang keluarga dan perihal penyakit yang
pasien mendapat nilai delapan dari 10 telah diderita.
pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut Kunjungan ke dua pada tanggal 18 Mei
menunjukkan terdapat peningkatan 2019 untuk melakukan intervensi. Pada
pengetahuan keluarga pasien mengenai kunjungan kedua juga dilakukan pemeriksaan
penyakit yang diderita anaknya. fisik pada pasien.Sebelum intervensi,
dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh
Tabel1. Hasil Pretest dan Post test mana ibu pasien memahami penyakit pasien,
PengetahuanPasien tentang Diare kemudian intervensi dilakukan dengan
Pretest Postest Δ Skor menggunakan media poster bergambar dan
leaflet tentang penyakit diare dan cara
50 80 30
pencegahannya. Selain itu pada kegiatan
intervensi ini juga disertakan poster dan
Tingkat kepatuhan pasien cukup baik,hal ini dipraktikkan bagaimana cara mencuci tangan
terlihat minum obat sesuai anjuran dokter, yang baik dan benar sesuai anjuran WHO.
serta mulai membiasakan pola hidup bersih Kunjungan ketiga dilakukan pada
dan sehat yaitu mencuci tangan setelah dari tanggal 21 Mei 2019, dari hasil anamnesis
kamar mandi dan sebelum makan, hal ini juga lebih lanjut dari ibu pasien didapatkan bahwa
didukung oleh perilaku ibu pasien yang kondisi pasien sudah membaik. Dilakukan
mendampingi dan mencontohkan cara evaluasi terhadap intervensi yang telah
mencuci tangan yang baik dan benar. dilakukan sebelumnya. Evaluasi dilakukan
Prognosis pada pasien ini dalam halquo ad dengan melakukan post test kepada ibu
vitam: dubia ad bonam dilihat dari kesehatan pasien. Post test dilakukan untuk menilai
dan tanda-tanda vitalnya yang sudah mulai apakah telah terdapat perubahan dari segi
baik; quo ad functionam: dubia ad bonam pengetahuan keluarga pasien megenai
karena pasien masih bisa beraktivitas sehari- penyakit diare.
hari secara mandiri; dan quo ad sanationam: Setelah dilakukan penilaian, ibu pasien
dubia ad bonam karena pasien masih bisa mendapat nilai delapan dari 10 pertanyaan
melakukan fungsi sosial dengan baik dan yang diajukan, yang sebelumnya mendapat
memiliki hubungan yang baik dengan teman- nilai lima saat pretest. Hal tersebut
teman seusianya. menunjukkan terdapat peningkatan
pengetahuan keluarga pasien mengenai
Ringkasan penyakit yang diderita anaknya.Tingkat
Penyakit diare masih merupakan kepatuhan pasien cukup baik,hal ini terlihat
masalah kesehatan masyarakat di negara minum obat sesuai anjuran dokter, serta
berkembang seperti di Indonesia. Secara mulai membiasakan PHBS dan didukung oleh
global terjadi peningkatan kejadian diare dan perilaku ibu pasien yang mendampingi dan
kematian akibat diare pada balita dari tahun mencontohkan cara mencuci tangan yang baik
2015-2017.Diare merupakan masalah yang dan benar.