PERILAKU KEKERASAN
A. DEFINISI
Perilaku Kekerasan adalah Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat
membahayakan klien sendiri,lingkungan termasuk orang lain dan barang- barang.
(marmis,2004)
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang,
yang ditunjukkan deangan perilaku aktual melakukan kekerasan,baik pada diri sendiri
maupun orang lain,secara verbal maupun non verbal,bertujuan untuk melukai orang secara
fisik maupun psikologis.(berkowitz,2000)
Jadi Perilaku yaitu tindakan, Kekerasan yaitu suatu bentuk agresif. Jadi dapat
disimpulkan perilaku kekerasan adalah tindakan agresif yang berefek melukai diri sendiri,
orang lain, maupun merusak lingkungan
B. Rentang Respon Marah
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi pasif agresif amuk
1
2) Factor psikologis
a. Teori Psikoanalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang
seseorang (life span hystori).
b. Imitation, modeling, and information processing theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan biasa berkembang dalam lingkungan yang
monolelir kekerasan.
c. Learning theory
Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan
terdekatnya.
d. Existensi theory (teori eksistensi)
Apabila kebutuhan tidak dapat di penuhi melalui perilaku konstruksi maka
individu akan memenuhi kebutuhan melalui perilaku destruktif.
3) Factor sosial kultural
a. Sosial environment theory (theory lingkungan )
Lingkungan social akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan
marah.
b. Sosial learning theory (theory balajar sosial
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses
sosialisasi.
B. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan
dengan:
1. Ekspresi diri (eksistensi diri)
2. Kematian orang yang disayang
3. Kehilangan pekerjaan
4. Ketidakmampuan pada tahap perkembangan
5. Self ideal tidak terpenuhi
6. Napza
2
C. Penilaian terhadap stressor(Primarry Approsser )
Penilaian stessor melibatkan makna dan pemahaman dampak dari situasi stres
bagi individu.itu mencakup kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan respon
sosial.Penilaian adalah evaluasi tentang pentingnya sebuah peristiwa dalam kaitannya
dengan kesejahteraan seseorang.Stressor mengasumsikan makna, intensitas, dan
pentingnya sebagai konsekuensi dari interpretasi yang unik dan makna yang diberikan
kepada orang yang berisiko (Stuart & Laraia, 2005).
D. Sumber koping (Secondery Approsser)
Menurut Stuart & Laraia (2005), sumber koping dapat berupa aset ekonomi,
kemampuan dan keterampilan, teknik defensif, dukungan sosial, dan
motivasi.Hubungan antara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sangat
berperan penting pada saat ini.Sumber koping lainnya termasuk kesehatan dan energi,
dukungan spiritual, keyakinan positif, keterampilan menyelesaikan masalah dan
sosial, sumber daya sosial dan material, dan kesejahteraan fisik.
E. Mekanisme koping
Menurut Stuart & Laraia (2005), mekanisme koping yang dipakai pada klien
marah untuk melindungi diri antara lain :
1) Sublimasi
yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada
obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya,
tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2) Proyeksi
yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh
bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3) Represi
yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
3
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
4) Reaksi formasi
yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5) Displacement
yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat
hukuman dari ibunya karenamenggambar di dinding kamarnya. Dia mulai
bermain perang-perangan dengan temannya.
4
D. Proses terjadinya perilaku kekerasan
Faktor Psikodinamika
Marah
Agresif Depresi
5
E. Pohon Masalah
Stuart dan sundeen (1997) mengidentifikasi pohon masalah kekerasan sebagai berikut:
(Causal)
Koping Berduka disfungsional
keluarga tidak
efektif
F. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
6
H. PERENCANAAN TUK
7
2. Latihan verbal (3 merawat.
macam) 3. Latih ( langsung ke pasien)
3. Masukkan jadwal 4. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
kegiatan pasien. merawat
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan lalu 1. Evaluasi (SP 1,2 keluarga).
SP 1,2, dan verbal (SP 2. Latihan (langsung ke pasien)
1,2) 3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
2. Latihan Spiritual merawat
(minimal 2 macam)
3. Masukkan jadwal
kegiatan pasien
SP 4 SP 4
1. Masukkan jadwal
1. Evaluasi (SP 1, 2, 3)
kegiatan pasien.
2. Latih (langsung ke pasien)
2. Evaluasi SP 1,2, serta
3. Rencana tindak lanjut keluarga:
latihan spiritual yang
a. Follow up,
telah dilakukan.
b. rujukan
3. Latihan patuh obat:
J. Terapi modalitas
1. Terapi lingkungan
8
2. Terapi spiritual
3. Terapi perilaku
4. Terapi keluarga
5. Terpi kognitif
K. Strategi Pelaksanaa
PERTEMUAN PERTAMA
Pertemuan :1
2. PROSES KEPERAWATAN
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klien terlihat tegang dan gelisah, muka merah, pandangan mata tajam, nada bicara
tinggi, mulut komat-kamit, klien juga mondar-mandir
2.) Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan Keperawatan
a. Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan Khusus :
10
penyebab marah pada Mbak M. Kira-kira ada penyebab lain? Misalnya punya masalah
dengan teman mbak!”
“ Pada saat penyebab marah itu muncul, seperti saat teringat dengan ibu mbak, apa
yang mbak rasakan?” Apakah mbak merasakan kesal kemudian dada mbak berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, mudah marah?
Setelah itu apa yang dilakukan mbak?”
“ Jadi mbak Z mengamuk,membanting barang-barang, marah-marah. Apakah
dengan cara ini masalah mbak akan terselesaikan? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
dengan cara yang bapak lakukan ?betul, keluarga mbak jadi ketakutan, barang-barang
dirumah jadi rusak. Menurut mbak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah mbak
belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“ Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan, salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi, melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan.bagaimana kalau kita
belajar 2 cara dulu?”
“ Begini mbak, kalau tanda-tanda marah sudah mbak rasakan, mbak berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui
mulut seperti mengelurkan kemarahan.Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut.Nah, lakukan 5 kali.Bagus sekali, mbak M sudah bisa
melakukannya.Bagaimana perasannya?”
“selainnya napas dalam mbak juga dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar mbak?Jadi kalau
nanti mbak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal.Nah, coba lakukan, pukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali mbak melakukannya! “
“Kekesalan yang mbak rasakan, lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah, cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.Kemudian
jangan lupa rapikan tempat tidurnya.”
“Nah, sebaiknya latihan ini mbak lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul mbak M sudah terbiasa melakukannya.”
3. Terminasi
11
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan mbak sekarang, setelah menceritakan masalah mbak
kepada saya, dan berbincang-bincang dengan saya ?
2) Evaluasi Obyektif :
“setelah kita ngobrol-ngobrol apakah mbak masih ingat apa saja yang membuat
mbak sering marah dan kesal ?iya, jadi ada dua penyebab mbak marah….
(sebutkan) dan yang mbak rasakan …..(sebutkan).”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini coba mbak ingat-ingat lagi penyebab mbak marah dan apa yang
mbak lakukan saat marah. Dan kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan cara fisik yang kita pelajari tadi.”
c. Kontrak
1) Topik :
” mbak nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi mengenaimengenai latihan cara
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik
2) Waktu :
nanti kita ketemu lagi jam 16.00 WIB , bagaimana?
3) Tempat :
Mbak nanti ingin ngobrol-ngobrol dengan sayadimana ?gimana kalau disini
lagi saja?”
Baiklah kalau begitu perbincangan kita sekarang, kita sudahi dulu ya?, terima
kasih dan sampai jumpa lagi ya mbak..! wassalamu’alaikum....!!!
12
PERTEMUAN KEDUA
13
Bagaimana perasaan mbaksore ini?’Bagaimana mbak, sudah dilakukan latihan
tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Apa yang dirasakan setelah melakukan
kegiatan latihan secara teratur?’’
‘’Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.’’
‘’Bagus.Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;
kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan.Nah
kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.’’
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah??”
2) Tempat :“Dimana kita mau berbincang-bincang?? bagaimana kalau di teras depan
kamar mbak saja ?
3) Waktu : “ mau berapa lama mbak ?? apakah 20 menit cukup ?”
2. Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika marah sudah
disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya mbak:
(1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Misalnya mbak ingin meminta sesuatu pada orang
lain, harus dilakukan dengan perkataan yang baik tanpa nada suara tinggi. Coba
mbak minta makanan dengan cara baik:
‘’Bu, bolehkah saya minta makanan?karna saya lapar.” nanti bisa dicoba disini
untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain.coba mbak praktekkan. Bagus mbak.
(2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mbak tidak ingin
melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan’.coba mbak praktikkan.bagus.”
(3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
mbak dapat mengatakan: ‘saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktikkan. Bagus.’’
14
3. Fase terminasi
a.Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
‘’Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakaptentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?’’
2) Evaluasi Objektif
‘’Coba mbak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari!
Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik?Bisa kita buat jadwal?’’
‘’Coba masukkan dalam jadwal laihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
uang, dan lain lain.
Bagus besok dicoba ya mbak!’’? Mau dimana mbak ?Di sini lagi? Baik
sampai ketemu besok?.’’
b. Rencana Tindak lanjut klien
‘’Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?’’
‘’Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah mbak yaitu
dengan cara ibadah, mbak setuju.”
c. Kontrak
1) Topik : Bagaimana kalau besok kita membahas mengenaicara lain untuk mengatasi
rasa marah mbak yaitu dengan cara ibadah”
2) Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 09.00 WIB.”
3) Tempat :mbak ingin bercakap-cakap dengan saya dimana ? apakah tetap disini atau
bagaimana ?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa dengan saya besok ya bu !! wassalamu’alaikum....!!
15
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan
PERTEMUAN KETIGA
16
b. Validasi data
“Bagaimana mbak,,latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali,,bagaimana rasa marahnya?”
c. Kontrak
1) Topik :“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah?”
2) Tempat :“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
tempat tidur?
3) Waktu : “Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
30 menit?”
2. Fase kerja
“sekarang kita akan melakukan kegiatan untuk latihan mencegah rasa marah dengan
melakukan ibadah.”
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang bisa mbak lakukan !!Bagus. Baik,yang mana mau
dicoba? ”
“Nah,,kalaumbak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika
marahnya belum reda juga rebahkan badan agar rileks. Jika masih belum reda juga ambil
air wudlu kemudian shalat”
“Mbak bisa melakukan shalat secara teratur untuk meredakan kemarahan”
“Coba mbak sebutkan shalat 5 waktu?Bagus.Mau coba yang mana? Coba sebutkan (untuk
yang muslim)?”
“Selain sholat mbak juga bias melakukan dzikir bila rasa marah mbak muncul. Dengan
berdzikir insyaallah rasa marah mbah akan redah bahkan hilang, serta jangan lupa untuk
selalu berdo’a. Sekarang coba mbak sebutkan salah satu baca’an dzikir yang mbak
ketahui. Bagus...! Lakukan hal-hal tadi ya mbak bila rasa marah mbak muncul atau bahkan
setiap saat mbak.Gimana mbak mau?”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
17
1) Evaluasi Subjektif
‘’Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakaptentang cara yang kita
pelajari tadi?’
2) Evaluasi Objektif
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.Mau berapa kali
bapak shalat? Baik kita masukkan shalat..dan..(sesuai kesepakatan pasien)”
‘’Coba mbak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat mbak lakukan bila mbak
merasa marah !sebutkan,?Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal.
Berapa kali sehari mbak mau lakukan jadwal shalat? Baik mari kita masukkan
shalat dan... (sesuai kesepakatan pasien).”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“Setelah ini coba mbak lakukan jadwal shalat sesuai jadwal yang telah kita buat”
c. Kontrak
1) Topik :
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi mbak ?baiklah besok kita akan latihan
minum obat secara teratur, mbak setuju?
2) Waktu
“ nanti kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
“Bagaimana kalau nanti kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya mbak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)
18
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan
PERTEMUAN KEEMPAT
B. Strategi komunikasi
19
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi”
b. Validasi data
“Bagaimana mbak,,sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal,
bicara yang baik serta shalat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Coba kita lihat cek kegiatannya”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang jenis obat, dosis, waktu
minum obat serta kepatuhan minum obat untuk mengontrol kemarahan mbak.”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang?Bagaimana kalau 20 menit
cukup?”
2. Fase kerja
20
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya
mbak, karena dapat terjadi kekambuhan”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwal ya mbak”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum
obat yang benar?’’
2) Evaluasi Objektif
“cobambak sebutkan lagi jenis obat yang mbak minum! Bagaimana cara minum
obat yang benar?”
“nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat.Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya?
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk melihat sejauh mana mbak melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi mbak ?baiklah besok kita akan bertemu
untuk melihat sejauh mana mbak melaksanakan kegiatan minum obat?”
2) Waktu
“ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya mbak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan).
21
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan
PERTEMUAN KELIMA
Perilaku Kekerasan
3) Tujuan keperawatan
22
5. Latih (simulasi) 2 cara merawat
6. Rencana tindak lanjut keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat.
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Arif, saya mahasiswa dari STIKES
BINA SEHAT PPNI yang sedang praktik di ruang ini, saya yang merawat Mbak
Z. Nama ibu dan bapak siapa, senangnya di panggil siapa? Boleh saya tahu ibu dan
bapak siapanya mbak Z?”
b. Validasi data
“Bagaimana perasaan ibu dan bapak hari ini?Bagaimana kondisi mbak Z hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentangmasalah yang ibu dan
bapak hadapi selama ini dalam merawat pasien?.”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang?Bagaimana kalau 20 menit
cukup?”
2. Fase kerja
“bu dan bapak, apa masalah yang dihadapi dalam merawat Nn. Z? Apa yang ibu
atau bapak lakukan?”
“baikbu, pak, saya akan coba jelaskan tentang marah Nn.Z dan hal-hal yang perlu
diperhatikan”.
“Pak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tetapi bila tidak disalurkan dengan
benar akan membahayakan dirinya sendiri.orang lain dan lingkungan”.
23
“yang menyebabkan anak bapak marah dan ngamuk adalah kalau dia teringat dengan
ibunya atau bila ia merasa rendah diri karena tidak memiliki ibu lagi, keinginan tidak
terpenuhi. “
“kalau nanti wajah anak ibu / bapak tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah,
itu artinya ia sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar?”
“kalau ada perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?”
“bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu atau bapak tetap tenang, bicara lembut tapi
tegas,jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar pasien seperti
gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari pasien”.
“bilaNn. M masih marah dan ngamuk, segera bawa ke puskesmas atau RSJ dan
laporkan kepada perawat jaga setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada
keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat Nn.M ya bu/pak,
lakukan dengan tidak menyakiti Nn.M dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar
pasien tidak mencederai diri sendiri,orangt lain, dan lingkungan”
“nah bu/pak, sudah lihat kenapa yang saya ajarkan kepada Nn.M bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu atau bapak bisa bantu Nn. M dengan cara mengingatkan
jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat, yaitu secara
fisik,verbal,spiritual, dan minumobatteratur”.
“kalau Nn.M bisamelakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Nn.M ?
2) Evaluasi Objektif
“coba ibu atau bapak sebutkan lagi cara merawat Nn.Z!”
24
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan
tadi langsung. Kepada Nn.M”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah 2 hari lagi kita akan
bertemu untuk latihan cara-cara yang kita bicarakan tadi langsung kepada Nn.M
?”
2) Waktu
“ 2 hari lagi kita ketemu jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau lusa kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)
25
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN KEENAM
26
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikumibu dan bapak, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang
kita bertemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah Nn. M”
b. Validasi data
“bagaimana bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu?ada yang mau ibu tanyakan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan tentang cara mengontrol marah Nn. M
serta nanti kita bisa peragakan langsung kepada pasien”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita melakukan latihan?Bagaimana kalau di sini saja?
Sebentar saya panggilkan Nn. M dulu supaya bisa berlatih bersama.”
3) Waktu
“Berapa lama ibu atau bapak mau untuk latihan?kalau20 menit cukup?”
2. Fase kerja
“ nahmbak, coba ceritakan kepada nenek, dan bapak mbak, latihan yang sudah mbak
lakukan. Bagus sekali, coba perlihatkan kepada nenek dan bapak jadwal harian mbak !
bagus “
“ nanti dirumah, bu/pak bisa membantu mbak M latihan mengontrol kemarahan.
“ sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya bu/pak ?”
“Masih ingat mbak, buk, kalau tanda-tanda marah?” sudah mbak rasakan maka yang
harus dilakukan mbak adalah…?”
“ya betul, mbak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan.
Atau tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.”
“Ayo coba lagi, tarik dari hidung, ya bagus….bagus…., tahan, dan tiup melalui
mulut.Nah, lakukan 5 kali, coba ibu dan bapak temani dan mbak menghitung latihan
ini sampai 5 kali.”
“ bagus sekali, mbak dan ibu/bapak sudah melakukannya dengan baik.”
27
“ cara yang kedua masih ingat mbak, ibu serta bapak ?”
“ ya. Benar, kalau ada yang menyebabkan mbak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam, mbak bisa pukul kasur dan bantal.”
“ sekarang kita coba latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar mbak?Jadi nanti
kalau mbak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan langsung lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.”
“ nah, coba mbak lakukan dengan didampingi nenek dan bapak, berikan mbak
semangat ya buk/pak. Ya, bagus sekali mbak melakukannya.”
“ cara yang ketiga adalah bicara yang baik, bila sedang marah. Ada tiga cara mbak,
coba praktikkan langsung kepada neneknya cara bicara ini :
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya : “ nek, saya perlu uang untuk beli
jajan ! cobambak praktikkan. Bagus mbak.”
2) Menolak dengan baik, jika ada yang meyuruh dan mbak tidak ingin
melakukannya, katakan “ maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
pekerjaan.” Coba mbak praktikkan. Bagus mbak.”
3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lainyang membuat
kesal mbak dapat mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena perkatannmu itu.
Coba praktikkan. Bagus. Sekali mbak. “
“ibu dan bapak selain 2 cara yang tadi sekarang saya mau kasih tahu cara lain untuk
mengontrol kemarahan dari Nn.M, yaitu dengan cara melakukan kegiatan spiritual
(seperti sholat) dan yang terakhir adalah dengan cara memberikan obat secara teratur
kepada Nn.Z.”
“ ibu dan bapak harus selalu mengingatkan Nn. M untuk melakukan kegiatan ibadah
untuk mengurangi rasa marah dan menambah ketenangan Nn. M, selain itu harus juga
selalu mengingatkan untuk selalu minum obat secara tepat waktu. Ibu dan bapak juga
harus mengetahui berapa jenis obat yang harus diminum oleh pasien dan jam berapa
saja”
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang mbak dapatkan, ibu
dan bapak tolong selama dirumah ingatkan Mbak M untuk meminumnya secara teratur
dan jangan di hentikan tanpa sepengetahuan dokter”
28
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Baiklah bu/pak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu dan bapak
setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada mbakM ?’’
2) Evaluasi Objektif
“bisa ibu/bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah yang tadi
sudah kita latih pada pasien?.”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk latihan cara-cara yang lain yang telah kita
bicarakan tadi langsung. Kepada Nn.Z”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah besok kita akan bertemu
untuk latihan cara lain merawat Nn.Z”
2) Waktu
“ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)
29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN KETUJUH
30
b. Validasi data
“bagaimana bu? Masih ingat diskusi kita yang kemarin?ada yang mau ibu/ bapak
tanyakan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan tentang cara lain mengontrol marah
Nn.Z secara langsung kepada pasien”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita latihan?Bagaimana kalau di kamar pasien saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau ibu dan bapak maulatihan?Bagaimana kalau 30 menit
cukup?”
2. Fase kerja
“ nahmbak, coba ceritakan lagi kepada nenek dan bapak mbak, latihan yang sudah
mbak lakukan. Bagus sekali, coba perlihatkan lagi kepada nenek dan bapak jadwal
harian mbak !bagus “
“ nanti dirumah, bu/pak bisa membantu mbak Z latihan mengontrol kemarahan
seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Ibu dan bapak masih ingat?”
“selain 2 cara itu kan kemarin kita pelajari cara lain yaitu cara spiritual dan minum
obat”
“ sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya bu/pak ?”
“Masih ingat mbak M, buk dan bapak, kalau tanda-tanda marah?” sudah mbak
rasakan maka yang harus dilakukan mbak adalah…?”
“ya betul, dengan napas dalam dan komunikasi verbal yang baik, selain itu mbak
masih ingat cara yang lain?”
“Bagus mbak masih ingat, sekarang tunjukkan caranya dengan didampingi oleh
nenek dan bapak mbak ya?”
“Mbak coba jelaskan berapa macam obatnya ! bagus. Jam berapa minum obat?
Bagus.Apa guna obat? Bagus, apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?
Wah bagus sekali “
31
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang mbak dapatkan, ibu
dan bapak tolong selama dirumah ingatkan Mbak Z untuk meminumnya secara
teratur dan jangan di hentikan tanpa sepengetahuan dokter”
“ bagus sekali, mbak dan ibu/bapak sudah melakukannya dengan baik.”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Baiklah bu/pak, latihan kita sudah selesai.Bagaimana perasaan ibu dan bapak
setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada mbak M?’’
2) Evaluasi Objektif
“bisa ibu/bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah yang tadi
sudah kita latih pada pasien?selanjutnya tolong pantau dan motivasi mbak M
melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan
lupa berikan pujian untuk dia bila dapat melakukan dengan benar ya bu/pak.”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“Karena mbak Msebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi ibu
dan bapak bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas mbak selama di
rumah nanti.””
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah lusa kita akan bertemu
untukmembicarakan jadwal aktivitas mbak selama di rumah nanti
2) Waktu : “ lusa kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat : Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)
32