Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

A. DEFINISI
Perilaku Kekerasan adalah Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat
membahayakan klien sendiri,lingkungan termasuk orang lain dan barang- barang.
(marmis,2004)
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stresor yang dihadapi oleh seseorang,
yang ditunjukkan deangan perilaku aktual melakukan kekerasan,baik pada diri sendiri
maupun orang lain,secara verbal maupun non verbal,bertujuan untuk melukai orang secara
fisik maupun psikologis.(berkowitz,2000)
Jadi Perilaku yaitu tindakan, Kekerasan yaitu suatu bentuk agresif. Jadi dapat
disimpulkan perilaku kekerasan adalah tindakan agresif yang berefek melukai diri sendiri,
orang lain, maupun merusak lingkungan
B. Rentang Respon Marah
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi pasif agresif amuk

C. Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan


1. Psikodinamika
A. Faktor Predisposisi
1) Factor biologis
a. Neurologik factor
Adanya gangguan pada sistem limbic.
b. Faktor Genetik
Adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang tua.
c. Faktor Biokimia
Peningkatan hormone androgen dan norepinephrin serta penurunan serotonin
dan GABA pada cairan cerebrospinal vertebra.
d. Instinctual drive theory (teori dorongan naluri)
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan olehsuatu
dorongan kebutuhan dasar yang kuat.

1
2) Factor psikologis
a. Teori Psikoanalisa
Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang
seseorang (life span hystori).
b. Imitation, modeling, and information processing theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan biasa berkembang dalam lingkungan yang
monolelir kekerasan.
c. Learning theory
Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap lingkungan
terdekatnya.
d. Existensi theory (teori eksistensi)
Apabila kebutuhan tidak dapat di penuhi melalui perilaku konstruksi maka
individu akan memenuhi kebutuhan melalui perilaku destruktif.
3) Factor sosial kultural
a. Sosial environment theory (theory lingkungan )
Lingkungan social akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan
marah.
b. Sosial learning theory (theory balajar sosial
Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses
sosialisasi.
B. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan
dengan:
1. Ekspresi diri (eksistensi diri)
2. Kematian orang yang disayang
3. Kehilangan pekerjaan
4. Ketidakmampuan pada tahap perkembangan
5. Self ideal tidak terpenuhi
6. Napza

2
C. Penilaian terhadap stressor(Primarry Approsser )
Penilaian stessor melibatkan makna dan pemahaman dampak dari situasi stres
bagi individu.itu mencakup kognitif, afektif, fisiologis, perilaku, dan respon
sosial.Penilaian adalah evaluasi tentang pentingnya sebuah peristiwa dalam kaitannya
dengan kesejahteraan seseorang.Stressor mengasumsikan makna, intensitas, dan
pentingnya sebagai konsekuensi dari interpretasi yang unik dan makna yang diberikan
kepada orang yang berisiko (Stuart & Laraia, 2005).
D. Sumber koping (Secondery Approsser)
Menurut Stuart & Laraia (2005), sumber koping dapat berupa aset ekonomi,
kemampuan dan keterampilan, teknik defensif, dukungan sosial, dan
motivasi.Hubungan antara individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sangat
berperan penting pada saat ini.Sumber koping lainnya termasuk kesehatan dan energi,
dukungan spiritual, keyakinan positif, keterampilan menyelesaikan masalah dan
sosial, sumber daya sosial dan material, dan kesejahteraan fisik.
E. Mekanisme koping
Menurut Stuart & Laraia (2005), mekanisme koping yang dipakai pada klien
marah untuk melindungi diri antara lain :
1) Sublimasi
yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyalurannya secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada
obyek lain seperti meremas adonan kue, meninju tembok dan sebagainya,
tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.
2) Proyeksi
yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau keinginannya yang
tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia
mempunyai perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh
bahwa temannya tersebut mencoba merayu, mencumbunya.
3) Represi
yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak

3
disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak
kecil bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk
oleh Tuhan, sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat
melupakannya.
4) Reaksi formasi
yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih-
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya, akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5) Displacement
yaitu melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek
yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan
emosi itu. Misalnya anak berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapat
hukuman dari ibunya karenamenggambar di dinding kamarnya. Dia mulai
bermain perang-perangan dengan temannya.

4
D. Proses terjadinya perilaku kekerasan

Proses terjadinya perilaku kekerasan digambarkan dalam konsep sebagai berikut:

Faktor Psikodinamika

Faktor predisposisi: Faktor precipitasi:

1. Faktor biologis 1. Ekspresi diri(eksistensi)


2. Faktor psikologis 2. Kematian orang yang disayang
3. Faktor social cultural 3. Kehilangan pekerjaan
4. Ketidakmampuan pada tahap
perkembangan
5. Self ideal tidak terpenuhi
6. Napza

Self affirmation yang Respon stres


kurang
Cemas

Marah

Tertantang Mengungkap secara Tertekan


verbal
Harga diri rendah
Mekanisme Mekanisme koping
koping maladaptif Mekanisme maladaptif
koping baik
Marah impulsif Marah tidak terungkap
Masalah teratasi
Permusuhan Rendah diri
Adanya kelegaan
Masalah tidak teratasi Masalah tidak teratasi

Agresif Depresi

Isolasi sosial Perilaku Kekerasan

5
E. Pohon Masalah
Stuart dan sundeen (1997) mengidentifikasi pohon masalah kekerasan sebagai berikut:

(Effect ) Resiko tinggi mencederai


orang lain
Perubahan persepsi
(Core Problem) sensori halusinasi
Perilaku Kekerasan

Inefektif Gangguan harga diri Isolasi sosial


proses terapi kronis

(Causal)
Koping Berduka disfungsional
keluarga tidak
efektif
F. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Perawat dapat mengidentifikasi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.

1. Melempar atau memukul benda/orang lain


2. Menyerang orang lain
3. Melukai diri sendiri/orang lain
4. Merusak lingkungan
5. Amuk/agresif
G. Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori;halusinasi
4. Harga diri rendah kronis
5. Isolasi sosial
6. Berduka disfungsional
7. Inefektif proses terapi
8. Koping keluarga inefektif.

6
H. PERENCANAAN TUK

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.


TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
TUK 4 : Klien dapat megidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
TUK6 : Klien dapat mendemonstasikan latihan cara fisik untuk mencegah perilaku
kekersan
TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
TUK 8 : Klien mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan
TUK 9 : Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan
TUK 10 : Klien dapat mengikuti TAK: Stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan
TUK 11 :Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan
perilaku kekersan

I. Strategi Komunikasi (SP) Berdasar Pertemuan

Diagnosa Pasien Keluarga


Keperawatan
Risiko Prilaku SP 1 SP 1
1. Identifikasi penyebab 1. Identifikasi masalah yang dirasakan
Kekerasan
perilaku kekerasan, keluarga dalam merawat pasien.
tanda dan gejala PK 2. Penyuluhan tentang penjelasan PK
serta Akibat. (penyebab, tanda dan gejala, jenis
2. Latihan cara fisik 1,2. PK, akibat PK).
3. Masukkan jadwal 3. Cara merawat pasien PK
kegiatan pasien. 4. Latih ( stimulasi ) 2 cara merawat
5. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat
SP 2 SP 2
1. Evaluasi kegiatan lalu 1. Evaluasi (SP 1 keluarga).
(SP 1) 2. Latih (simulasi) 2 cara lain untk

7
2. Latihan verbal (3 merawat.
macam) 3. Latih ( langsung ke pasien)
3. Masukkan jadwal 4. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
kegiatan pasien. merawat
SP 3 SP 3
1. Evaluasi kegiatan lalu 1. Evaluasi (SP 1,2 keluarga).
SP 1,2, dan verbal (SP 2. Latihan (langsung ke pasien)
1,2) 3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk
2. Latihan Spiritual merawat
(minimal 2 macam)
3. Masukkan jadwal
kegiatan pasien
SP 4 SP 4
1. Masukkan jadwal
1. Evaluasi (SP 1, 2, 3)
kegiatan pasien.
2. Latih (langsung ke pasien)
2. Evaluasi SP 1,2, serta
3. Rencana tindak lanjut keluarga:
latihan spiritual yang
a. Follow up,
telah dilakukan.
b. rujukan
3. Latihan patuh obat:

J. Terapi modalitas
1. Terapi lingkungan
8
2. Terapi spiritual
3. Terapi perilaku
4. Terapi keluarga
5. Terpi kognitif

K. Strategi Pelaksanaa

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA Nn. M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN PERTAMA

1. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

Nama : Iftitahun Nabilah

Pertemuan :1

Hari/tgl : 03 November 2014

Jam : 09.00 WIB

2. PROSES KEPERAWATAN
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klien terlihat tegang dan gelisah, muka merah, pandangan mata tajam, nada bicara
tinggi, mulut komat-kamit, klien juga mondar-mandir
2.) Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan Keperawatan
a. Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan Khusus :

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.


TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
9
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
TUK 4 : Klien dapat megidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan
TUK6 :Klien dapat mendemonstasikan latihan cara fisik ke 1 & 2
c. Rencana Tindakan Keperawatan: (SP 1 pasien)
1. Bina Hubungan saling Percaya
2. Identifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala PK serta Akibat.
3. Latihan cara fisik 1,2.
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, mbak ?perkenalkan nama saya iftitahun Nabilah, mbak bisa panggil
saya suster nabilah. Saya mahasiswa dari STIKES Bina Sehat PPNI
Mojokerto.Kalau boleh tahu.Mbak namanya siapa?Dan senang dipanggil siapa??”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimanakah perasaan mbak pagi ini?? Apakah saya boleh duduk di samping
mbak ?masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang terjadi di rumah?
c. Kontrak
1) Topik : “ bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang perasaan yang dialami
mbak selama ini?”
2) Tempat: “ Mbak mau ngobrol-ngobrol dengan saya dimana? Bagaimana didepan
saja sambil duduk-duduk?”
3) Waktu : “ Mbak mau ngobrol dengan saya berapa lama ? bagaimana kalau 15
menit ?”
2. Fase Kerja
“permisimbak... bagaimanakah perasaan mbak pagi ini?”
“ Apa yang menyebabkan mbak M marah? Apakah sebelumnya Mbak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? O...iya, jadi ada 2

10
penyebab marah pada Mbak M. Kira-kira ada penyebab lain? Misalnya punya masalah
dengan teman mbak!”
“ Pada saat penyebab marah itu muncul, seperti saat teringat dengan ibu mbak, apa
yang mbak rasakan?” Apakah mbak merasakan kesal kemudian dada mbak berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal, mudah marah?
Setelah itu apa yang dilakukan mbak?”
“ Jadi mbak Z mengamuk,membanting barang-barang, marah-marah. Apakah
dengan cara ini masalah mbak akan terselesaikan? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
dengan cara yang bapak lakukan ?betul, keluarga mbak jadi ketakutan, barang-barang
dirumah jadi rusak. Menurut mbak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah mbak
belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“ Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan, salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi, melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan.bagaimana kalau kita
belajar 2 cara dulu?”
“ Begini mbak, kalau tanda-tanda marah sudah mbak rasakan, mbak berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-lahan melalui
mulut seperti mengelurkan kemarahan.Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut.Nah, lakukan 5 kali.Bagus sekali, mbak M sudah bisa
melakukannya.Bagaimana perasannya?”
“selainnya napas dalam mbak juga dapat memukul kasur dan bantal.”
“ Sekarang, mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar mbak?Jadi kalau
nanti mbak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal.Nah, coba lakukan, pukul kasur dan bantal.
Ya, bagus sekali mbak melakukannya! “
“Kekesalan yang mbak rasakan, lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah, cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah.Kemudian
jangan lupa rapikan tempat tidurnya.”
“Nah, sebaiknya latihan ini mbak lakukan secara rutin sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul mbak M sudah terbiasa melakukannya.”
3. Terminasi

11
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif :
“Bagaimana perasaan mbak sekarang, setelah menceritakan masalah mbak
kepada saya, dan berbincang-bincang dengan saya ?
2) Evaluasi Obyektif :
“setelah kita ngobrol-ngobrol apakah mbak masih ingat apa saja yang membuat
mbak sering marah dan kesal ?iya, jadi ada dua penyebab mbak marah….
(sebutkan) dan yang mbak rasakan …..(sebutkan).”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini coba mbak ingat-ingat lagi penyebab mbak marah dan apa yang
mbak lakukan saat marah. Dan kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan cara fisik yang kita pelajari tadi.”
c. Kontrak
1) Topik :
” mbak nanti kita akan ngobrol-ngobrol lagi mengenaimengenai latihan cara
mengendalikan marah dengan belajar bicara yang baik
2) Waktu :
nanti kita ketemu lagi jam 16.00 WIB , bagaimana?
3) Tempat :
Mbak nanti ingin ngobrol-ngobrol dengan sayadimana ?gimana kalau disini
lagi saja?”
Baiklah kalau begitu perbincangan kita sekarang, kita sudahi dulu ya?, terima
kasih dan sampai jumpa lagi ya mbak..! wassalamu’alaikum....!!!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

12
PERTEMUAN KEDUA

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Bibin Ismi
Pertemuan :2
Hari/tgl : 03 November 2014
Jam : 16.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala PK, dan melakukan latihan
fisik.
2.) Diagnosa keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan keperawatan
a. Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan khusus :
TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk
mencegah perilaku kekerasan.
4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 2)
1. Evaluasi kegiatan lalu (SP 1)
2. Latihan verbal (3 macam)
3. Masukkan jadwal kegiatan pasien.
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat sorembak? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita ketemu
lagi.”
b. Validasi data

13
Bagaimana perasaan mbaksore ini?’Bagaimana mbak, sudah dilakukan latihan
tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Apa yang dirasakan setelah melakukan
kegiatan latihan secara teratur?’’
‘’Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.’’
‘’Bagus.Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;
kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan.Nah
kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.’’
c. Kontrak
1) Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah
marah??”
2) Tempat :“Dimana kita mau berbincang-bincang?? bagaimana kalau di teras depan
kamar mbak saja ?
3) Waktu : “ mau berapa lama mbak ?? apakah 20 menit cukup ?”

2. Fase kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika marah sudah
disalurkan melalui tarik napas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka
kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya mbak:
(1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Misalnya mbak ingin meminta sesuatu pada orang
lain, harus dilakukan dengan perkataan yang baik tanpa nada suara tinggi. Coba
mbak minta makanan dengan cara baik:
‘’Bu, bolehkah saya minta makanan?karna saya lapar.” nanti bisa dicoba disini
untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain.coba mbak praktekkan. Bagus mbak.
(2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mbak tidak ingin
melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan’.coba mbak praktikkan.bagus.”
(3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
mbak dapat mengatakan: ‘saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktikkan. Bagus.’’

14
3. Fase terminasi
a.Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
‘’Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakaptentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?’’
2) Evaluasi Objektif
‘’Coba mbak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari!
Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak
mau latihan bicara yang baik?Bisa kita buat jadwal?’’
‘’Coba masukkan dalam jadwal laihan sehari-hari, misalnya meminta obat,
uang, dan lain lain.
Bagus besok dicoba ya mbak!’’? Mau dimana mbak ?Di sini lagi? Baik
sampai ketemu besok?.’’
b. Rencana Tindak lanjut klien
‘’Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?’’
‘’Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah mbak yaitu
dengan cara ibadah, mbak setuju.”
c. Kontrak
1) Topik : Bagaimana kalau besok kita membahas mengenaicara lain untuk mengatasi
rasa marah mbak yaitu dengan cara ibadah”
2) Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 09.00 WIB.”
3) Tempat :mbak ingin bercakap-cakap dengan saya dimana ? apakah tetap disini atau
bagaimana ?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa dengan saya besok ya bu !! wassalamu’alaikum....!!

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

15
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN KETIGA

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Iftitahun Nabilah
Pertemuan :3
Hari/tgl : 04 November 2014
Jam : 09.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala PK, dan melakukan latihan
fisik dan latihan verbal (3 macam).
2.) Diagnosa keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan keperawatan
a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan khusus :
TUK 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk
mencegah perilaku kekerasan.
c. Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3)
1) Evaluasi SP 1,2
2) Latihan Spiritual (minimal 2 macam)
3) Masukkan jadwal kegiatan pasien
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
Salam terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi”

16
b. Validasi data
“Bagaimana mbak,,latihan apa yang sudah dilakukan? Apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali,,bagaimana rasa marahnya?”
c. Kontrak
1) Topik :“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa
marah yaitu dengan ibadah?”
2) Tempat :“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di
tempat tidur?
3) Waktu : “Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau
30 menit?”

2. Fase kerja
“sekarang kita akan melakukan kegiatan untuk latihan mencegah rasa marah dengan
melakukan ibadah.”
Coba ceritakan kegiatan ibadah yang bisa mbak lakukan !!Bagus. Baik,yang mana mau
dicoba? ”
“Nah,,kalaumbak sedang marah coba mbak langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika
marahnya belum reda juga rebahkan badan agar rileks. Jika masih belum reda juga ambil
air wudlu kemudian shalat”
“Mbak bisa melakukan shalat secara teratur untuk meredakan kemarahan”
“Coba mbak sebutkan shalat 5 waktu?Bagus.Mau coba yang mana? Coba sebutkan (untuk
yang muslim)?”
“Selain sholat mbak juga bias melakukan dzikir bila rasa marah mbak muncul. Dengan
berdzikir insyaallah rasa marah mbah akan redah bahkan hilang, serta jangan lupa untuk
selalu berdo’a. Sekarang coba mbak sebutkan salah satu baca’an dzikir yang mbak
ketahui. Bagus...! Lakukan hal-hal tadi ya mbak bila rasa marah mbak muncul atau bahkan
setiap saat mbak.Gimana mbak mau?”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi

17
1) Evaluasi Subjektif
‘’Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakaptentang cara yang kita
pelajari tadi?’
2) Evaluasi Objektif
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.Mau berapa kali
bapak shalat? Baik kita masukkan shalat..dan..(sesuai kesepakatan pasien)”
‘’Coba mbak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat mbak lakukan bila mbak
merasa marah !sebutkan,?Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal.
Berapa kali sehari mbak mau lakukan jadwal shalat? Baik mari kita masukkan
shalat dan... (sesuai kesepakatan pasien).”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“Setelah ini coba mbak lakukan jadwal shalat sesuai jadwal yang telah kita buat”
c. Kontrak
1) Topik :
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi mbak ?baiklah besok kita akan latihan
minum obat secara teratur, mbak setuju?
2) Waktu
“ nanti kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
“Bagaimana kalau nanti kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya mbak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

18
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN KEEMPAT

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Tri Wibowo Suganda
Pertemuan :4
Hari/tgl : 05 November 2014
Jam : 10.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala PK, klien dapat melakukan
latihan fisik dan verbal (3 macam), klien juga dapat melakukan latihan spiritual
untuk mencegah PK
2.) Diagnosa keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan keperawatan
a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan khusus :
TUK 9 :Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk
mencegah perilaku kekerasan.
TUK 10 : klien dapat mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan
perilaku kekerasan
4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3 pasien)
1. Evaluasi SP 1,2, serta latihan spiritual yang telah dilakukan.
2. Klien menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari obat
itu (prinsip 5 benar).
3. Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan.
4. Masukkan jadwal kegiatan pasien.

B. Strategi komunikasi

19
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalamu’alaikum, selamat pagi mbak? Sesuai janji saya tadi, sekarang kita
ketemu lagi”
b. Validasi data
“Bagaimana mbak,,sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur bantal,
bicara yang baik serta shalat? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Coba kita lihat cek kegiatannya”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang jenis obat, dosis, waktu
minum obat serta kepatuhan minum obat untuk mengontrol kemarahan mbak.”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang?Bagaimana kalau 20 menit
cukup?”
2. Fase kerja

(Perawat membawa obat pasien)


“Mbak sudah dapat obat dari dokter?”
“Berapa macam obat yang mbak minum? Warnanyaapa saja? Bagus! Jam berapa
mbak minum? Bagus!”
“Obatnya ada 3 macam,yang warnanya orange namanya CPZ kegunaanya agar pikran
tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tidak tegang, dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang. Semuanya ini
harus mbak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam”
“Bila nanti setelah minum obat mulut mbak terasa kering, untuk membantu
mengatasinya mbak bisa mengisap-isap es batu”
“Bila mata terasa berkunang-kunang, sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Nanti sebelum minum obat ini mbak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama
mbak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus

20
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Disini minta obatnya pada
suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya
mbak, karena dapat terjadi kekambuhan”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya ke dalam jadwal ya mbak”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum
obat yang benar?’’
2) Evaluasi Objektif
“cobambak sebutkan lagi jenis obat yang mbak minum! Bagaimana cara minum
obat yang benar?”
“nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat.Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya?
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk melihat sejauh mana mbak melaksanakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah.”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi mbak ?baiklah besok kita akan bertemu
untuk melihat sejauh mana mbak melaksanakan kegiatan minum obat?”
2) Waktu
“ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya mbak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan).

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

21
PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN KELIMA

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Muhammad Zainul Arif
Pertemuan :5
Hari/tgl : 06 November 2014
Jam : 10.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klientelihat lebih tenang, wajah sedikit tegang, keluarga belum tau dalam merawat
klien.

2). Diagnosa keperawatan

Perilaku Kekerasan

3) Tujuan keperawatan

a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.


b. Tujuan khusus :
TUK 11 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam melakukan cara
pencegahan perilaku kekerasan.

4) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 1 keluarga)


1. Identifikasi masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2. Penyuluhan tentang penjelasan PK (penyebab, tanda dan gejala, jenis PK, akibat
PK).
3. Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera
dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain.
4. Cara merawat pasien PK

22
5. Latih (simulasi) 2 cara merawat
6. Rencana tindak lanjut keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat.

B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Arif, saya mahasiswa dari STIKES
BINA SEHAT PPNI yang sedang praktik di ruang ini, saya yang merawat Mbak
Z. Nama ibu dan bapak siapa, senangnya di panggil siapa? Boleh saya tahu ibu dan
bapak siapanya mbak Z?”
b. Validasi data
“Bagaimana perasaan ibu dan bapak hari ini?Bagaimana kondisi mbak Z hari ini?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentangmasalah yang ibu dan
bapak hadapi selama ini dalam merawat pasien?.”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di sini saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau mbak mau berbincang-bincang?Bagaimana kalau 20 menit
cukup?”

2. Fase kerja
“bu dan bapak, apa masalah yang dihadapi dalam merawat Nn. Z? Apa yang ibu
atau bapak lakukan?”
“baikbu, pak, saya akan coba jelaskan tentang marah Nn.Z dan hal-hal yang perlu
diperhatikan”.
“Pak, marah adalah suatu perasaan yang wajar tetapi bila tidak disalurkan dengan
benar akan membahayakan dirinya sendiri.orang lain dan lingkungan”.

23
“yang menyebabkan anak bapak marah dan ngamuk adalah kalau dia teringat dengan
ibunya atau bila ia merasa rendah diri karena tidak memiliki ibu lagi, keinginan tidak
terpenuhi. “
“kalau nanti wajah anak ibu / bapak tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah,
itu artinya ia sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan melampiaskannya dengan
membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul atau bicara kasar?”

“kalau ada perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia lakukan?”
“bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu atau bapak tetap tenang, bicara lembut tapi
tegas,jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar pasien seperti
gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari pasien”.
“bilaNn. M masih marah dan ngamuk, segera bawa ke puskesmas atau RSJ dan
laporkan kepada perawat jaga setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan caranya pada
keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat mengikat Nn.M ya bu/pak,
lakukan dengan tidak menyakiti Nn.M dan dijelaskan alasan mengikat yaitu agar
pasien tidak mencederai diri sendiri,orangt lain, dan lingkungan”
“nah bu/pak, sudah lihat kenapa yang saya ajarkan kepada Nn.M bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu atau bapak bisa bantu Nn. M dengan cara mengingatkan
jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat, yaitu secara
fisik,verbal,spiritual, dan minumobatteratur”.
“kalau Nn.M bisamelakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji ya bu”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat
Nn.M ?
2) Evaluasi Objektif
“coba ibu atau bapak sebutkan lagi cara merawat Nn.Z!”

24
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk latihan cara-cara yang telah kita bicarakan
tadi langsung. Kepada Nn.M”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah 2 hari lagi kita akan
bertemu untuk latihan cara-cara yang kita bicarakan tadi langsung kepada Nn.M
?”
2) Waktu
“ 2 hari lagi kita ketemu jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau lusa kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)

25
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN KEENAM

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Widhi Sarehati
Pertemuan :6
Hari/tgl : 07 November 2014
Jam : 10.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Keluarga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dalam merawat klien,
keluarga tau bagaimana cara merawat klien.
2.) Diagnosa keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan keperawatan
a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan khusus :
TUK 11 :Klienmendapat dukungan keluarga dalam melakukan cara
pencegahan perilaku kekerasan.
4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 2 keluarga)
1. Evaluasi (SP 1 keluarga).
2. Latih (simulasi) 2 cara lain untk merawat.
3. Latih ( langsung ke pasien)
4. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat.

26
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“assalamualaikumibu dan bapak, sesuai dengan janji kita 2 hari yang lalu sekarang
kita bertemu lagi untuk latihan cara-cara mengontrol rasa marah Nn. M”
b. Validasi data
“bagaimana bu? Masih ingat diskusi kita yang lalu?ada yang mau ibu tanyakan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan tentang cara mengontrol marah Nn. M
serta nanti kita bisa peragakan langsung kepada pasien”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita melakukan latihan?Bagaimana kalau di sini saja?
Sebentar saya panggilkan Nn. M dulu supaya bisa berlatih bersama.”
3) Waktu
“Berapa lama ibu atau bapak mau untuk latihan?kalau20 menit cukup?”

2. Fase kerja
“ nahmbak, coba ceritakan kepada nenek, dan bapak mbak, latihan yang sudah mbak
lakukan. Bagus sekali, coba perlihatkan kepada nenek dan bapak jadwal harian mbak !
bagus “
“ nanti dirumah, bu/pak bisa membantu mbak M latihan mengontrol kemarahan.
“ sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya bu/pak ?”
“Masih ingat mbak, buk, kalau tanda-tanda marah?” sudah mbak rasakan maka yang
harus dilakukan mbak adalah…?”
“ya betul, mbak berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar lalu keluarkan.
Atau tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.”
“Ayo coba lagi, tarik dari hidung, ya bagus….bagus…., tahan, dan tiup melalui
mulut.Nah, lakukan 5 kali, coba ibu dan bapak temani dan mbak menghitung latihan
ini sampai 5 kali.”
“ bagus sekali, mbak dan ibu/bapak sudah melakukannya dengan baik.”

27
“ cara yang kedua masih ingat mbak, ibu serta bapak ?”
“ ya. Benar, kalau ada yang menyebabkan mbak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam, mbak bisa pukul kasur dan bantal.”
“ sekarang kita coba latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar mbak?Jadi nanti
kalau mbak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan langsung lampiaskan
kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.”
“ nah, coba mbak lakukan dengan didampingi nenek dan bapak, berikan mbak
semangat ya buk/pak. Ya, bagus sekali mbak melakukannya.”
“ cara yang ketiga adalah bicara yang baik, bila sedang marah. Ada tiga cara mbak,
coba praktikkan langsung kepada neneknya cara bicara ini :
1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya : “ nek, saya perlu uang untuk beli
jajan ! cobambak praktikkan. Bagus mbak.”
2) Menolak dengan baik, jika ada yang meyuruh dan mbak tidak ingin
melakukannya, katakan “ maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
pekerjaan.” Coba mbak praktikkan. Bagus mbak.”
3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lainyang membuat
kesal mbak dapat mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena perkatannmu itu.
Coba praktikkan. Bagus. Sekali mbak. “
“ibu dan bapak selain 2 cara yang tadi sekarang saya mau kasih tahu cara lain untuk
mengontrol kemarahan dari Nn.M, yaitu dengan cara melakukan kegiatan spiritual
(seperti sholat) dan yang terakhir adalah dengan cara memberikan obat secara teratur
kepada Nn.Z.”
“ ibu dan bapak harus selalu mengingatkan Nn. M untuk melakukan kegiatan ibadah
untuk mengurangi rasa marah dan menambah ketenangan Nn. M, selain itu harus juga
selalu mengingatkan untuk selalu minum obat secara tepat waktu. Ibu dan bapak juga
harus mengetahui berapa jenis obat yang harus diminum oleh pasien dan jam berapa
saja”
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang mbak dapatkan, ibu
dan bapak tolong selama dirumah ingatkan Mbak M untuk meminumnya secara teratur
dan jangan di hentikan tanpa sepengetahuan dokter”

28
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Baiklah bu/pak, latihan kita sudah selesai. Bagaimana perasaan ibu dan bapak
setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada mbakM ?’’
2) Evaluasi Objektif
“bisa ibu/bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah yang tadi
sudah kita latih pada pasien?.”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“baik, besok kita bertemu kembali untuk latihan cara-cara yang lain yang telah kita
bicarakan tadi langsung. Kepada Nn.Z”
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah besok kita akan bertemu
untuk latihan cara lain merawat Nn.Z”
2) Waktu
“ besok kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat
Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)

29
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN M dengan Perilaku Kekerasan

PERTEMUAN KETUJUH

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


Nama : Bibin Ismi
Pertemuan :7
Hari/tgl : 08 November 2014
Jam : 10.00 WIB
2. Proses keperawatan
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi klien
Klientelihat lebih tenang, keluarga dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi
saat merawat klien, keluarga tau cara merawat klien.
2.) Diagnosa keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan keperawatan
a. Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.
b. Tujuan khusus :
TUK 11 :Klienmendapat dukungan keluarga dalam melakukan cara
pencegahan perilaku kekerasan.
c. Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3 keluarga)
1. Evaluasi (SP 1,2 keluarga).
2. Latihan (langsung ke pasien)
3. RTL keluarga/ jadwal keluarga untuk merawat.
B. Strategi komunikasi
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak, bu, karena mbak M akansegera boleh pulang, maka sesuai
janji kita sekarang ketemu untuk latihan cara lain merawat langsung pada pasien”

30
b. Validasi data
“bagaimana bu? Masih ingat diskusi kita yang kemarin?ada yang mau ibu/ bapak
tanyakan?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan tentang cara lain mengontrol marah
Nn.Z secara langsung kepada pasien”
2) Tempat
“Dimana enaknya kita latihan?Bagaimana kalau di kamar pasien saja?
3) Waktu
“Berapa lama mau ibu dan bapak maulatihan?Bagaimana kalau 30 menit
cukup?”

2. Fase kerja
“ nahmbak, coba ceritakan lagi kepada nenek dan bapak mbak, latihan yang sudah
mbak lakukan. Bagus sekali, coba perlihatkan lagi kepada nenek dan bapak jadwal
harian mbak !bagus “
“ nanti dirumah, bu/pak bisa membantu mbak Z latihan mengontrol kemarahan
seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya. Ibu dan bapak masih ingat?”
“selain 2 cara itu kan kemarin kita pelajari cara lain yaitu cara spiritual dan minum
obat”
“ sekarang kita akan coba latihan bersama-sama ya bu/pak ?”
“Masih ingat mbak M, buk dan bapak, kalau tanda-tanda marah?” sudah mbak
rasakan maka yang harus dilakukan mbak adalah…?”
“ya betul, dengan napas dalam dan komunikasi verbal yang baik, selain itu mbak
masih ingat cara yang lain?”
“Bagus mbak masih ingat, sekarang tunjukkan caranya dengan didampingi oleh
nenek dan bapak mbak ya?”
“Mbak coba jelaskan berapa macam obatnya ! bagus. Jam berapa minum obat?
Bagus.Apa guna obat? Bagus, apakah boleh mengurangi atau menghentikan obat?
Wah bagus sekali “

31
Dua hari yang lalu sudah saya jelaskan terapi pengobatan yang mbak dapatkan, ibu
dan bapak tolong selama dirumah ingatkan Mbak Z untuk meminumnya secara
teratur dan jangan di hentikan tanpa sepengetahuan dokter”
“ bagus sekali, mbak dan ibu/bapak sudah melakukannya dengan baik.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif
“Baiklah bu/pak, latihan kita sudah selesai.Bagaimana perasaan ibu dan bapak
setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah langsung kepada mbak M?’’
2) Evaluasi Objektif
“bisa ibu/bapak sebutkan lagi ada berapa cara mengontrol marah yang tadi
sudah kita latih pada pasien?selanjutnya tolong pantau dan motivasi mbak M
melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di rumah nanti. Jangan
lupa berikan pujian untuk dia bila dapat melakukan dengan benar ya bu/pak.”
b. Rencana Tindak lanjut klien
“Karena mbak Msebentar lagi sudah mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi ibu
dan bapak bertemu saya untuk membicarakan jadwal aktivitas mbak selama di
rumah nanti.””
c. Kontrak
1) Topik
“baiklah kapan kita bisa bertemu lagi bu/pak ?baiklah lusa kita akan bertemu
untukmembicarakan jadwal aktivitas mbak selama di rumah nanti
2) Waktu : “ lusa kita ketemu lagi jam 10.00 WIB.”
3) Tempat : Bagaimana kalau besok kita ketemu di ruangan ini saja?”
Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai
jumpa besok ya bu/pak !! wassalamu’alaikum....!!!(sambil berjabat tangan)

32

Anda mungkin juga menyukai