Anda di halaman 1dari 13

3.

1 M3 (METHODE)
3.1.1 Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan Profesional
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Unit 2 tanggal 06 Januari 2020
didapatkan hasil bahwa model yang digunakan adalah model modifikasi.
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 06-07 Januari 2020 kepada perawat Ruang
Unit Keperawatan 2, Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang Unit
Keperawatan 2, yaitu telah menggunakan MAKP dengan model Tim Modifikasi yang
dibagi tugas menjadi beberapa bagian dan bertanggung jawab sesuai tugas masing-
masing yaitu Kepala Ruangan, Perawat Kepala Jaga, Perawat Pelaksana. Pada saat
tindakan, komunikasi antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lain sudah berjalan
dengan baik serta saat tindakan tidak ada pembagian pasien kelolaan.
c. Kuesioner
Hasil kuesioner yang diberikan perawat ruangan tanggal 09 Januari 2020,
menunjukan 50 % perawat ruangan memiliki pengetahuan yang cukup terhadap model
MPKP yang diterapkan diruangan Unit. Sedangkan 50 % mempunyai pengetahuan
yang baik terhaadap MAKP yang digunakan saat ini. Kemudian menurut hasil
kuesioner sebanyak 90% perawat berpendapat bahwa efektifitas dan efesiensi model
MPKP sesuai dengan keadaan ruang unit keperawatan 2sudah sesuai.

3.1.2 Timbang Terima


a. Wawancara
Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Unit Keperawatan 2 pada tanggal
07 Januari 2020 didapatkan bahwa di ruangan tidak terdapat SOP timbang terima tiap
operan sift yang terarsip di kumpulan SOP.
b. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama pengkajian timbang terima
dilakukan tiap pergantian shift, yaitu dari shift pagi ke siang, siang ke malam, malam
ke pagi. Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat penanggung jawab shift, perawat
pelaksana dan kepala ruangan (kecuali untuk shift sore ke malam tanpa kepala
ruangan). Pengoperan timbang terima berupa identitas pasien, diagnosa medis, data
subjektif (keluhan utama pasien), keadaan umum, data objektif (hasil lab, hasil foto,
ECG, dll), masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun kolaborasi yang
sudah dilakukan dan belum dilakukan,planning pengobatan pasien serta administrasi
terutama pasien BPJS, timbang terima terdokumentasi dengan menggunakan format
SOAP. Namun, yang menyampaikan dalam proses timbang terima tidak hanya
penanggung jawab shift, tapi perawat pelaksana juga bisa menyampaikan proses
timbang terima. Setelah itu perawat penanggung jawab shift, perawat pelaksana serta
kepala ruangan melakukan validasi ke pasien secara bersama-sama dan diakhiri di
nurse station.
Tabel 3.14 SOP timbang terima RSU AL-Islam H.M Mawardi krian
Pelaksanaan (SOP) Timbang Terima TT-1 TT-2 TT-3
di RSU AL-Islam H.M Mawardi krian 07/01/20 07/01/20 08/01/20
(Pagi) (Sore) (Malam)
Kedua kelompok dinas sudah siap (shift Ya Ya Tidak
jaga)
Prinsip timbang terima, semua pasien Ya Ya Ya
baru masuk dan pasien lama dilakukan
timbang terima khususnya pasien yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
Kelompok yang akan bertugas Tidak Tidak Tidak
menyiapkan buku catatan.
Timbang terima dilaksanakan setiap Ya Ya Ya
pergantian shift/operan.

Perawat yang melaksanakan timbang Ya Ya Ya


terima mengkaji secara penuh terhadap
masalah, kebutuhan dan segenap tindakan
yang telah dilaksanakan serta hal – hal
yang penting lainnya selama masa
perawatan (tanggung jawab).
Kepala ruangan membuka acara timbang Ya Ya Tidak
terima.
Hal hal yang sifatnya khusus, Ya Ya Ya
memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat khusus untuk kemudian
diserah terimakan kepada petugas
berikutnya.
PP menyampaikan timbang terima pada Ya Ya Ya
PP berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima
dengan metode komunikasi SBAR :
a. Jumlah pasien.
b. Identitas klien diagnosa medis.
c. Data (keluhan/ subyektif dan
obyektif).
d. Masalah keperawatan yang
mungkin muncul.
e. Intervensi keperawatan yang sudah
dan belum dilaksanakan (secara
umum)
f. Intervensi kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dll).
h. Perawat yang melakukan timbang
terima dapat melakukan klarifikasi,
tanya jawab, dan melakukan
validitasi terhadap hal - hal yang
telah ditimbang terimakan dn
berhak menanyakan mengenai hal
– hal yang kurang jelas.
i. Penyampaian yang jelas, singkat
dan padat.
j. Lama timbang tiap pasien tidak
lebih dari 5 menit, kecuali dalam
konisi khusus dan memerlukan
penjelasan yang lengkap dan rinci.
Pelaporan untuk timbang terima
dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat – perawat
primer.
Pelaporan untuk timbang terima Tidak Tidak Tidak
dituliskan secara langsung pada format
timbang terima yang ditanda tangani oleh
Katim yang jaga saat itu dan Katim yang
jaga berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruangan dan Ditutup oleh Kepala
Ruangan.

Kesimpulan :

c. Kuesioner
Tabel 3.15 Hasil Tabulasi Kuesioner Pengetahuan tentang Timbang Terima di Ruang Perawatan 2 di
RSU AL-Islam H.M Mawardi krian

Kriteria Frekuensi Presentase

Baik
> 70 %
Cukup
40-70 %
Kurang
< 40 %
Total

Sumber : Data Primer, 2020


Hasil sebar kuesioner selama 2 kali shift tanggal 24 April 2019, didapatkan data bahwa
3.4.3 Ronde Keperawatan
Hasil wawancara yang dilakukan kelompok kepada Kepala Ruang di ruang unit
keperawatan 2 RSU Al Islam H.M Mawardi disebutkan bahwa pernah dilakukan ronde
keperawatan di ruang unit keperawatan 2 pada 2 bulan yang lalu pada saat ada akreditasi
rumah sakit, namun sekarang sudah tidak dilakukan lagi karena SDM yang kurang
memadai dan tenaga perawat tidak seimbang dengan jumlah pasien, misalnya jumlah
pasien 45 perawat jaga hanya 4 orang. konsultasi mengenai kondisi pasien hanya
dilakukan dengan tim medis lain meliputi Dokter penanggung jawab, dokter jaga, ahli
gizi, farmasi dengan konsultasi melalui CPPT dan diobervasi sendiri tanpa adanya ronde
keperawatan dalam penanganan pasien ketika ada pasien dengan penyakit langka dalam
batas waktu yang ditentukan tetapi masalah keperawatan belum teratasi maka dilakukan
rujukan di Rumah Sakit lain, serta adanya keterbatasan tenaga kerja yang terkait untuk
dilakukan ronde keperawatan, dan juga belum dibentuk struktur untuk ronde keperawatan
serta diruangan belum ada SPO ronde keperawatan.
3.4.4 Supervisi Keperawatan
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 07 Januari 2020
supervisi yang dilakukan di Ruang unit keperawatan 2 merupakan supervisi yang
terjadwal rutin setiap 3 kali dalam satu minggu (minggu, senin, kamis). Supervisi
dilakukan oleh Supervisor Rumah sakit di Ruang unit keperawatan 2 pada saat shift
pagi, sore dan shift malam untuk menilai kinerja perawat secara umum. Terdapat
format penilaian yang baku, terstruktur, dan dokumentasi supervisi, hasil supervisi
dapat digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan DP3 (Daftar Penilaian Prestasi
Pegawai) dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kerja perawat.
Selain itu, setiap minggu telah terjadwal cross supervition yang dilakukan
antar ruangan oleh Kepala ruangan yang telah di tugaskan ke ruang satu dengan yang
lain. Penilaian cross supervition terdiri dari SOP keperawatan dan ketertiban
pegawai. Dokumentasi supervise dilakukan langsung oleh Komite Keperawatan,
setelah itu Komite keperawatan akan mengeluarkan Rincihan Keperawatan Klinis
untuk ruangan.
b. Alur Penanganan Keluhan Pasien :

Keluhan pasien + keluarga pasien secara lisan dan


tulisan.

Penanggungjawab sift, Kasubdiv, SPV

Masalah selesai Masalah


Masalah tidak selesai
terselesaikan
dalam jangka
waktu 1 hari kerja
Pelayanan pelanggan
(Kasubdiv Humas)

Masalah tidak selesai Masalah selesai

Kadiv yang terkait

KRS

Gambar 3.2 Alur penanganan keluhan pasien


C.Kuisioner
Tabel 3.16 Hasil Tabulasi Kuesioner Pengetahuan tentang Supervisi Keperawatan di Ruang
Perawatan 2 di RSU AL-Islam H.M Mawardi krian
Kriteria Frekuensi Presentase

Baik

Cukup

Kurang

Total
Hasil sebar kuesioner selama 2 kali shift tanggal 24 April 2019,
3.4.5 Discharge Planning
Discharge planning di Ruang unit keperawatan 2 sudah dilakukan pada semua
pasien yang akan pulang dengan menggunakan lembar DP. Lembar DP di ruangan Unit
sudah ada dengan format sesuai dengan standart: Identitas pasien, tanggal kontrol, aturan
diet, obat, perawatan luka di rumah, keadaan umum pasien saat dipulangkan serta saran
untuk pasien selama di rumah. Pengisian DP dilakukan oleh perawat jaga saat itu,
terdapat 2 rangkap lembar DP, untuk diserahkan kepada pasien dan di lampirkan di rm
rumah sakit. Jumlah perawat lulusan D3 dan S1 ners di ruangan masih dirasakan
berpotensial menjadi penyuluh yang baik untuk meningkatkan mutu dan kepuasan klien.
Namun, Ancaman juga bisa muncul dari Media elektronik yang memudahkan
setiap orang mengakses informasi penyakit pada sumber-sumber yang tidak relavan,
sehingga dikhawatirkan klien mendapatkan informasi yang tidak benar. Sehingga disini,
peran perawat sebagai penyuluhan kesehatan dan profesi yang professional harus mampu
mengimbangi kebutuhan informasi klien tentang penyakitnya, agar tidak tertandingi oleh
media yang tidak akredible yang terkadang kontra dengan prosedur/ informasi yang tepat.

Kuisioner
Tabel 3.17 Hasil Tabulasi Kuesioner Pengetahuan tentang Discharge Planning di RSU AL-Islam
H.M Mawardi krian
Kriteria Frekuensi Presentase

Baik

Cukup

Kurang

Total

Hasil sebar kuesioner selama 2 kali shift tanggal 24 April 2019,. `


3.4.6 Pengelolaan Sentralisasi Obat
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Unit Keperawatan 2 pada
tanggal 07 Januari 2020 didapatkan bahwa di ruangan tidak terdapat SOP Sentralisasi
obat yang terarsip di kumpulan SOP. SOP sentralisasi obat hanya ada di pusat farmasi
Rumah Sakit.
b. Observasi
Sentralisasi obat di ruang Unit Keperawatan 2 dilaksanakan dengan metode
ODD (One Day Dose) yaitu pemberian obat disiapkan dalam bentuk dosis siap pakai
dalam 24 jam saja. Di ruang unit keperawatan 2 sudah terdapat loker dengan nama
pasien masing-masing sehingga obat tertata rapi. Alur penerimaan obat adalah obat
diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan kepada perawat. Setelah itu resep diambil
oleh petugas Depo farmasi setiap pukul 23.00 WIB setiap harinya, dan obat beserta
kwitansinya diantar oleh depo frmasi keruang unit keperawatan 2 setiap pukul 05.00
WIB dalam kemasan perdosis pemberian. Setelah itu, perawat menerima obat dan
melakukan pengecekan. Setelah obat sesuai dengan dosis yang diminta, perawat baru
memberikan obat kepada pasien. Pengoplosan obat injeksi didelegasikan ke perawat
pelaksana di ruangan. ODD di ruang rawat inap atas dilakukan tiap sore di kantor
perawat oleh depo farmasi ke perawat. Bila ada resep tambahan/urgen, perawat yang
akan mengantarkan resep dan mengambil obat sendiri ke farmasi. Berdasarkan hasil
observasi untuk pelaksanaan penerimaan obat dari depo farmasi sampai ke pasien juga
sudah terdokumentasikan dengan baik, setelah obat di injeksikan atau diberikan ke
pasien ada pengaplikasian bukti pemberian terapi seperti tanda tangan di lembar
injeksi oleh pasien atau keluarga pasien.
Sentralisasi obat non high alert di ruangan tetap dikontrol oleh perawat, kecuali
obat high alert disentralisasikan di farmasi.

Hasil Penilaian Pelaksanaan Sentralisasi Obat


Tabel 3.18 Hasil Tabulasi Penilaian Pelaksanaan Sentralisasi Obat di RSU AL-Islam H.M
Mawardi krian
Kriteria Frekuensi Presentase

Baik
Cukup

Kurang

Total

Hasil penilaian pelaksanaan sentralisasi obat tanggal

3.4.7 Dokumentasi Keperawatan


a. Wawancara dan Observasi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada medical record
(status) didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang unit keperawatan 2
adalah sistem SOR (Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian
yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,
perawat, ahli gizi dan lain-lain yang terlampir dalam lembar CPPT (Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi).
Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien yang ada, didapatkan:
1. Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan pendokumentasian
mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama, data objektif, data
subjektif dan tindakan keperawatan.
2. Rekam Medik disusun sesuai urutan berdasarkan nomor register dan identitas
pasien dicantumkan, jam pendokumentasian sudah ada dan keluhan pasien juga
sudah disebutkan dalam lembar CPPT.
3. Pendokumentasian perawat terdapat pada daftar tersendiri yang terdiri dari lembar
penerimaan pasien baru, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi dan
implementasi serta format pembagian obat.
4. SOP tentang cuci tangan ditempel di dekat tempat cuci tangan,
Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan pada
lembar rekam medis dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan
keperawatan pada rekam medis terkait advice dari dokter, sedangkan pada format
pencatatan askep meliputi diagnosa dan intervensi serta evaluasi keperawatan.
3.4.8 Observasi Rekam Medik
Tabel 3.19 Distribusi Frekuensi Pengisian Pengkajian Di Ruang Keperawatan RSU AL-Islam H.M
Mawardi krian Januari 2020
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1 Terisi
2 Tidak terisi
Total
Berdasarkan tabel diperoleh data bahwa dokumentasi asuhan keperawatan
Tabel 3.20 Distribusi Frekuensi Pengisian Diagnosa Di Ruang Wardah di RSU AL-Islam H.M
Mawardi krian
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1 Terisi
2 Tidak terisi
Total

Berdasarkan tabel diperoleh data bahwa diagnosa

Tabel 3.21 Distribusi Frekuensi Pengisian Intervensi Di Ruang Wardah di RSU AL-Islam H.M
Mawardi krian
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1 Terisi
2 Tidak terisi
Total
Berdasarkan tabel didapatkan data bahwa yang melakukan intervensi data

Tabel 3.22 Distribusi Frekuensi Pengisian Implementasi Di Ruang Wardah di RSU AL-Islam H.M
Mawardi
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1 Terisi
2 Tidak terisi
Total
Berdasarkan tabel diperoleh data bahwa yang melakukan implementasi data terisi
sebanyak

Tabel 3.23 Distribusi Frekuensi Pengisian Evaluasi Di Ruang Wardah di RSU AL-Islam H.M
Mawardi krian
No Kriteria Frekuensi Prosentase
1 Terisi
2 Tidak terisi
Total
Berdasarkan tabel diperoleh data bahwa yang melakukan evaluasi data terisi sebanyak

1. Buku timbang terima/ Laporan


Dari hasil observasi dan wawancara dengan ketua tim tanggal 07 Januari 2020
didapatkan hasil data bahwa ruangan tidak memiliki buku timbang terima,
Pasien pulang/ KRS didokumentasikan pada buku laporan dimana tercatat nama
dan alamat pasien, No. register, jenis jaminan pembayaran, dan tidak dicantumkan
alasan pasien pulang (pulang paksa/sembuh/meninggal).
2. Buku penerimaan obat
Dari hasil observasi tanggal 07-08 Januari 2020 di Unit terdapat 1 buku untuk
pasien umum sedangkan untuk pasien BPJS tidak ada buku penerimaa obat, buku
peneriman obat yang terdiri dari nomer urut, tanggal, nama pasien, nomer atau kode bed
pasien, jenis obat, jumlah dan keterangan.
3. Buku observasi TTV
Dari hasil observasi tanggal 07-08 Januari 2020 di Unit pada buku observasi
TTV ruangan tidak menyedikan tetapi ruangan langsung mencatat di reka medik masing
masing pasien.
4. Buku SPO
Dari hasil wawancara didapatkan bahwa buku SPO sudah ada dari Tim komite
keperawatan RSU Al-Islam H.M Mawardi yang menjadi acuan tindakan di Unit
keperawatan 2.
5. Buku Laboratorium
Dari hasil observasi Unit belum terdapat buku laboratorium, hasil laboratorium
pasien ditempel di status pasien dan hasil yang menunjang diagnosa keperawatan di
dokumentasikan di lembar asuhan keperawatan.
6. Buku status pasien rawat inap
Dari hasil observasi pada buku status pasien rawat inap didapatkan hasil data
bahwa buku status pasien rawat inap tidak ada.
3.4.9 Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang kami lakukan, proses penerimaan
pasien yang datang di Ruang Unit Keperawatan 2, dilakukan kegiatan PPB (penerimaan
pasien baru). Alur penerimaan pasien baru dimulai dari pasien masuk IGD. Perawat IGD
menginformasikan ke perawat ruangan bahwa ada pasien baru. Setelah mendapatkan
informasi tersebut via telepon, perawat menyiapkan kamar beserta bed pasien dan alat
medis yang dibutuhkan misalnya oksigen. Setelah itu perawat IGD mengantarkan pasien
baru ke ruangan. Saat tiba di ruangan, pasien langsung diantar ke kamar yang sudah
disiapkan sebelumnya. Kemudian, perawat IGD dan perawat ruangan melakukan timbang
terima di ruang perawat. Pada saat penerimaan pasien baru di ruangan, perawat belum
melakukan pemberian edukasi awal secara optimal yang meliputi pemasangan infus,
manajemen nyeri, langkah mencuci tangan, gizi seimbang.

Anda mungkin juga menyukai