Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK DENGAN KASUS DIABETES MELLITUS DI DUSUN


BEBE’AN DESA MODOPURO KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN
MOJOKERTO

OLEH:
SILVY ARIFIANTI
201903023

PRODI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Telah disahkan dan disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan lansia
di bawah ini :
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Dengan Kasus Diabetes Mellitus Di Dusun Bebe’an Desa
Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto
Nama : Silvy Arifianti
NIM : 201903023
Pada Tanggal :

Mahasiswa,

(Silvy Arifianti)

Mengetahui
Pembimbing Akademik

(Dr. M. Sajidin, S.Kp.,M.Kes)


LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
1.1 Konsep Dasar Gerontik
1.1.1 Definisi
Seseorang dengan usia diatas 65 tahun akan dikatakan sebagai
lansia. Lansia merupakan suatu tahapan lanjut dari proses kehidupan
manusia dimana akan terjadi proses penurunan fungsi tubuh (Setianto
dalam Effendi, 2009).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya
kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa
perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia
mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan
melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan
kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia
lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu
telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004
dalam Psychologymania, 2013).
1.1.2 Klasifikasi
Menurut WHO, lansia dapat diklasifikasikan menjadi (Nugroho, 2009):
a. Usia pertengahan : 45-59 tahun (middle age)
b. Lansia : 60-74 tahun (elderly)
c. Lansia tua : 75-90 tahun (old)
d. Lansia sangat tua : >90 tahun (very old)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1


Ayat 2, Indonesia mengakui bahwa batasan lansia adalah seseorang
dengan usia lebih dari 60 tahun.
1.1.3 Karakteristik Lansia (Dewi, 2014)
1. Berusia > 60 tahun.
2. Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari rentang sehat hingga
sakit, dari kebutuhan biologis hingga spiritual, serta dari koping yang
adaptif hingga maladaptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
1.1.4 Tugas Perkembangan Lansia (Dewi, 2014)
1. Mempersiapkan diri dengan adanya penurunan kondisi.
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun.
3. Membina hubungan yang baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
1.1.5 Perubahan Fisik Lansia (Dewi, 2014)
1. Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung
mengalami penebalan, kelistrikan jantung mulai kurang efektif
2. Sistem respirasi : otot abdomen melemah sehingga menurunkan usaha
untuk inspirasi dan ekspirasi, daya recoil paru menurun, penebalan
membran alveoli-kapiler sehingga mengganggu pertukaran gas.
3. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis
sehingga sendi menjadi kaku, masa otot berkurang.
4. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
5. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam
lambung menurun, peristaltik usus menurun.
6. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
7. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak
berkurang.
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin (Amin & Hardhi, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit
hiperglikemia yang disebabkan karenan ketiadaan absolut insulin (Corwin,
2009). Sehingga dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah
penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam plasma yang
disebabkan oleh produksi insulin yang menurun atau tidak adanya insulin.
2.1.2 Klasifikasi
1) Diabetes mellitus tipe I : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun (Amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat
disebabkan oleh faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan
yang menyebabkan terjadinya autoimun. Hal ini menyebabkan
diabetes tipe I memiliki karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolut
dalam tubuh. Sehingga terapi bagi penderita diabetes tipe I yaitu harus
mendapat insulin pengganti. Biasanya tipe I ini dijumpai pada
penderita yang tidak gemuk, berusia kurang dari 30 tahun, dengan
perbandingan perempuan lebih rentan terkena dari pada laki-laki
(Corwin, 2009).
2) Diabetes mellitus tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin ini berarti penurunan kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi 2013).
2.1.3 Tanda dan Gejala
a) Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
b) Glukosa plasma 8 jam puasa ≥ 126 mg/dL
c) Glukosa plasma 2 jam PP ≥ 200 mg/dL
d) Polidipsi (mudah haus)
e) Poliuria (sering kencing)
f) Polifagia (mudah lapar)
g) Lelah dan mengantuk
h) Kesemutan
i) Gatal
j) Mata kabur
2.1.4 Penatalaksanaan (Amin & Hardhi, 2013)
1. Pemberian Insulin, khususnya bagi penderita diabetes tipe I.
2. Rutin melakukan olahraga.
3. Mempertahankan berat badan ideal.
4. Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula.
5. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL :
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad.
6. Hindari minuman berakohol.
7. Kurangi konsumsi garam.
3.1 Konsep Keperawatan Gerontik
3.1.1 Pengkajian
 Tujuan :
1. Menentukan kemampuan klien untuk memelihara diri sendiri.
2. Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan individu.
3. Membantu menghindarkan bentuk dan penandaan klien.
4. Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
 Meliputi aspek gerontik:
1. Fisik
1.1 Wawancara
a. Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
b. Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
c. Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
d. Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi, penglihatan, dan
pndengaran.
e. Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur, BAB/BAK.
f. Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam lanjut usia.
g. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna
dirasakan.
h. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara kesehatan dan
kebiasaan dalam minum obat.
i. Masalah-masalah seksual yang telah di rasakan.
1.2 Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksanaan di lakukan dengan cara inspeksi, palpilasi,
perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan sistem
tubuh.
b. Pendekatan yang di gunakan dalam pemeriksanaan fisik,yaitu
: Head to toe.
1.3 Psikologis
a. Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan.
b. Apakah dirinya merasa di butuhkan atau tidak.
c. Apakah optimis dalam memandang suatu kehidupan.
d. Bagaimana mengatasi stress yang di alami.
e. Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
f. Apakah lanjut usia sering mengalami kegagalan.
g. Apakah harapan pada saat ini dan akan datang.
h. Perlu di kaji juga mengenai fungsi kognitif: daya ingat,
proses pikir, alam perasaan, orientasi, dan kemampuan dalam
penyelesaikan masalah.
1.4 Sosial ekonomi
a. Darimana sumber keuangan lanjut usia
b. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam mengisi waktu luang.
c. Dengan siapa dia tinggal.
d. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti lanjut usia.
e. Bagaimana pandangan lanjut usia terhadap lingkungannya.
f. Berapa sering lanjut usia berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
g. Siapa saja yang bisa mengunjungi.
h. Seberapa besar ketergantungannya.
i. Apakah dapat menyalurkan hoby atau keinginannya dengan
fasilitas yang ada.
1.5 Spiritual
a. Apakah secara teratur malakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya.
b. Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan, misalnya pengajian dan penyantunan
anak yatim atau fakir miskin.
c. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa.
d. Apakah lanjut usia terlihat tabah dan tawakal.
3.1.2 Diagnosa keperawatan
1. Aspek fisik atau biologis
a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak mampu dalam memasukkan,
memasukan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena factor
biologi.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu
lama, terbangun lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan penuaan perubahan pola
tidur dan cemas.
c. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan
neuromuskular yang ditandai dengan waktu yang diperlukan ke
toilet melebihi waktu untuk menahan pengosongan bladder dan
tidak mampu mengontrol pengosongan.
d. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran atau
kerusakan memori sekunder.
e. Seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang
ditandai dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
f. Kelemahan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal dan neuromular.
g. Kelelahan berhubungan dengan kondisi fisik kurang.
h. Risiko kerusakan integritas kulit.
i. Kerusakan memori berhubungan dengan gangguan neurologis.
(NANDA, 2006)
2. Aspek psikososial
a. Koping tidak efektif berhubungan dengan percaya diri tidak
adekuat dalam kemampuan koping, dukungan social tidak adekuat
yang dibentuk dari karakteristik atau hubungan.
b. Isolasi social berhubungan dengan perubhaan penampilan fisik,
peubahan keadaan sejahtera, perubahan status mental.
c. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,
perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
d. Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, status
kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, lingkungan, status
ekonomi.
e. Resiko kesendirian. (NANDA, 2006)
3. Aspek spiritual
Distress spiritual berhubungan dengan peubahan hidup, kematian atau
sekarat diri atau orang lain, cemas, mengasingkan diri, kesendirian
atau pengasingan social, kurang sosiokultural (NANDA, 2006).
3.1.3 Intervensi keperawatan (NANDA, 2006)

No
Diagnosa keperawatan NOC NIC
.
Aspek fisik atau biologis
1. Ketidakseimbangan Status nutrisi Manajemen
nutrisi : kurang dari Setelah dilakukan intervensi ketidakteraturan makan
kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 (eating disorder
berhubungan dengan jam pasien diharapkan management)
tidak mampu dalam mampu: 1. Kolaborasi dengan
memasukkan, 1. Asupan nutrisi tidak anggota tim kesehatan
memasukan, mencerna, bermasalah untuk memuat
mengabsorbsi makanan 2. Asupan makanan dan perencanaan
karena factor biologi. cairan tidak perawatan jika sesuai.
bermasalah 2. Diskusikan dengan
3. Energy tdak tim dan pasien untuk
bermasalah membuat target berat
4. Berat badan ideal badann, jika berat
badan pasien tdak
sesuia dengan usia
dan bentuk tubuh.
3. Diskusikan dengan
ahli gizi untuk
menentukan asupan
kalori setiap hari
supaya mencapai dan
atau mempertahankan
berat badan sesuai
target.
4. Ajarkan dan kuatkan
konsep nutrisi yang
baik pada pasien
5. Kembangkan
hubungan suportif
dengna pasien.
6. Dorong pasien untuk
memonitor diri sendiri
terhadap asupan
makanan dan
kenaikan atau
pemeliharaan berat
badan.
7. Gunakan teknik
modifikasi tingkah
laku untuk
meningkatkan berat
badan dan untuk
menimimalkan berat
badan.
8. Berikan pujian atas
peningkatan berat
badan dan tingkah
laku yang mendukung
peningkatan berat
badan.
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Tetapkan pola
insomnia dalam waktu jam pasien diharapkan kegiatan dan tidur
lama, terbangun lebih dapat memperbaiki pola pasien.
awal atau terlambat tidurnya dengan kriteria : 2. Monitor pola tidur
bangun dan penurunan 1. Mengatur jumlah jam pasien dan jumlah
kemampuan fungsi yng tidurnya jam tidurnya.
ditandai dengan penuaan 2. Tidur secara rutin 3. Jelaskan pentingnya
perubahan pola tidur dan 3. Miningkatkan pola tidur selama sakit dan
cemas. tidur stress fisik.
4. Meningkatkan kualitas 4. Bantu pasien untuk
tidur menghilangkan situasi
5. Tidak ada gangguan stress sebelum jam
tidur tidurnya.
3. Inkontinensia urin Setelah dilakukan intervensi Perawatan inkontinensia
fungsional berhubungan keperawatan selama 3x24 urin
dengan keterbatasan jam diharapkan pasien 1. Monitor eliminasi
neuromuskular yang mampu : urin.
ditandai dengan waktu 1. Kontinensia urin 2. Bantu klien
yang diperlukan ke toilet 2. Merespon dengan mengembangkan
melebihi waktu untuk cepat keinginan buang sensasi keinginan
menahan pengosongan air kecil (BAK) BAK.
bladder dan tidak mampu 3. Mampu mencapai 3. Modifikasi baju dan
mengontrol pengosongan. toilet dan lingkungan untuk
mengeluarkan urin memudahkan klien ke
secara tepat waktu toilet.
4. Mengosongkan bladder 4. Instruksikan pasien
dengan lengkap untuk mengonsumsi
5. Mampu memprediksi air minum sebanyak
pengeluaran urin 1500 cc/hari.
4. Gangguan proses berpikir Setelah dilakukan intervensi Latihan daya ingat
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Diskusi dengan pasien
kemunduran atau jam pasien diharapkan dan keluarga beberapa
kerusakan memori dapat meningkatkan daya masalah ingatan.
sekunder. ingat dengan kriteria : 2. Rangsang ingatan
1. Mengingat dengan dengan mengulang
segera informasi yang pemikiran pasien
tepat kemarin dengan
2. Mengingat inormasi cepat.
yang baru saja 3. Mengenangkan
disampaikan tentang pengalaman
3. Mengingat informasi di masalalu dengan
yang sudah lalu pasien.

5. Seksual berhubungan Fungsi seksual Konseling seksual


dengan perubahan 1. Mengekspresikan 1. Bantu pasien untuk
struktur tubuh/fungsi kenyamanan mengekspresikan
yang ditandai dengan 2. Mengekspresikan perubahan fungsi
perubahan dalam kepercayaan diri tubuh termasuk organ
mencapai kepuasan seksual seiring
seksual. dengan bertambahnya
usia.
2. Diskusikan beberapa
pilihan agar dicapai
kenyamanan.
6. Kelemahan mobilitas Level mobilitas (mobility Latihan dengan terapi
fisik berhubungan dengan level) gerakan (exercise
kerusakan Setelah dilakukan intervensi therapy ambulation)
musculoskeletal dan keperawatan selama 2x24 1. Kosultasi kepada
neuromular. jam diharapkan pasien pemberi terapi fisik
dapat : mengenai rencana
1. Memposisikan gerakan yang sesuai
penampilan tubuh dengan kebutuhan.
2. Ambulasi : berjalan 2. Dorong untuk
3. Menggerakan otot bergerak secara bebas
4. Menyambung namun masih dalam
gerakan/mengkolabora batas yang aman.
sikan gerakan 3. Gunakan alat bantu
untuk bergerak, jika
tidak kuat untuk
berdiri (mudah
goyah/tidak kokoh).

7. Kelelahan berhubungan Activity tolerance Energy management


dengan kondisi fisik Setelah dilakukan intervensi 1. Monitor intake nutrisi
kurang. keperawatan selama 2x24 untuk memastikan
jam diharapkan pasien sumber energi yang
dapat: adekuat.
1. Memonitor usaha 2. Tentukan
bernapas dalam respon keterbatasan fisik
aktivitas pasien.
2. Melaporkan aktivitas 3. Tentukan penyebab
harian kelelahan.
3. Memonitor ECG dalam 4. Bantu pasien untuk
batas normal jadwal istirahat.
4. Memonitor warna kulit
8. Risiko kerusakan Kontrol risiko (risk control) Penjagaan terhadap kulit
integritas kulit Setelah dilakukan intervensi (skin surveillance)
keperawatan selama 2x24 1. Monitor area kulit
jam diharapkan pasien yang terlihat
dapat : kemerahan dan
1. Kontrol perubahan adanya kerusakan.
status kesehatan 2. Monitor kulit yang
2. Gunakan support sering mendapat
system pribadi untuk tekanan dan gesekan.
mengontrol risiko 3. Monitor warna kulit.
3. Mengenal perubahan 4. Monitor suhu kulit.
status kesehatan 5. Periksa pakaian, jika
4. Monitor factor risiko pakaian terlihat terlalu
yang berasal dari ketat.
lingkungan
9. Kerusakan memori Orientasi kognitif Pelatihan memori
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi (memory training)
gangguan neurologis. keperawatan selama 2x24 1. Stimulasi memory
jam diharapkan pasien dengan mengulangi
dapat : pembicaraan secara
1. Mengenal diri sendiri jelas di akhir
2. Mengenal orang atau pertemuan dengan
hal penting pasien.
3. Mengenal tempatnya 2. Mengenang
sekarang pengalaman masa lalu
4. Mengenal hari, bulan, dengan pasien.
dan tahun dengan 3. Menyediakan gambar
benar untuk mengenal
ingatannya kembali.
4. Monitor perilaku
pasien selama terapi.
Aspek psikososial
1. Koping tidak efektif Koping (coping) Koping enhancement
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi 1. Dorong aktifitas
percaya diri tidak adekuat keperawatan selama 3x24 social dan komunitas
dalam kemampuan jam pasien secara konsisten 2. Dorong pasien untuk
koping, dukungan social diharapkan mampu : mengembangkan
tidak adekuat yang 1. Mengidentifikasi pola hubungan.
dibentuk dari koping efektif 3. Dorong berhubungan
karakteristik atau 2. Mengedentifikasi pola dengan seseorang
hubungan. koping yang tidak yang memiliki tujuan
efektif dan ketertarikan yang
3. Melaporkan penurunan sama.
stress 4. Dukung pasein untuk
4. Memverbalkan control menguunakan
perasaan mekanisme
5. Memodifikasi gaya pertahanan yang
hidup yang dibutuhkan sesuai.
6. Beradaptasi dengan 5. Kenalkan pasien
perubahan kepada seseorang
perkembangan yang mempunyai latar
7. Menggunakan belakang pengalaman
dukungan social yang yang sama.
tersedia
8. Melaporkan
peningkatan
kenyamanan psikologis
2. Isolasi social Lingkungan keluarga : Keterlibatan keluarga
berhubungan dengan internal (family (family involvement)
perubahan penampilan environment: interna) 1. Mengidentifikasikan
fisik, peubahan keadaan Setelah dilakukan intervensi kemampuan anggota
sejahtera, perubahan keperawatan selama 3x24 keluarga untuk
status mental. jam pasien secara konsisten terlibat dalam
diharapkan mampu : perawatan pasien.
1. Berpatisipasi dalam 2. Menentukan sumber
aktifitas bersama fisik, psikososial dan
2. Berpatisipasi dalam pendidikan pemberi
tradisi keluarga pelayanan kesehatan
3. Menerima kunjungan yang utama.
dari teman dan anggota 3. Mengidentifkasi
keluarga besar deficit perawatan diri
4. Memberikan dukungan pasien.
satu sama lain 4. Menentukan tinggat
5. Mengekspresikan ketergantungan pasien
perasaan dan masalah terhadap keluarganya
kepada yang lain. yang sesuai dengan
6. Mendorong anggota umur atau
keluarga untuk tidak penyakitnya.
ketergantungan
7. Berpatisipasi dalam
rekreasi dan acara
aktifitas komunitas
8. Memecahkan masalah
3. Gangguan harga diri Setelah dilakukan tindakan Peningkatan harga diri
berhubungan dengan intervensi keperawatan 1. Kuatkan rasa percaya
ketergantungan, selama 2x24 jam pasien diri terhadap
perubahan peran, diharapkan akan bisa kemampuan pasien
perubahan citra tubuh dan memperbaiki konsep diri mengndalikan situasi.
fungsi seksual. dengan criteria : 2. Menguatkan tenaga
1. Mengidentifikasi pola pribadi dalam
koping terdahulu yang mengenal dirinya.
efektif dan pada saat 3. Bantu pasien untuk
ini tidak mungkin lagi memeriksa kembali
digunakan akibat persepsi negative
penyakit dan tentang dirinya.
penanganan
(pemakaian alkohol
dan obat-obatan;
penggunaan tenaga
yang berlebihan)
2. Pasien dan keluarga
mengidentifikasi dan
mengungkapkan
perasaan dan reaksinya
terhadap penyakit dan
perubahan hidup yang
diperlukan
3. Mencari konseling
profesional, jika perlu,
untuk menghadapi
perubahan akibat
penyakitnya
4. Melaporkan kepuasan
dengan metode
ekspresi seksual
4. Cemas berhubungan Anxiety control Anxiety reduction
dengan perubahan dalam Setelah dilakukan intervensi 1. Bantu pasien untuk
status peran, status keperawatan selama 2x24 menidentifikasi
kesehatan, pola interaksi, jam diharapkan pasien situasi percepatan
fungsi peran, lingkungan, dapat: cemas.
status ekonomi. 1. Memonitor intensitas 2. Dampingi pasien
cemas untuk
2. Melaporkan tidur yang mempromosikan
adekuat kenyamanan dan
3. Mengontrol respon mengurangi
cemas ketakutan.
4. Merencanakan strategi 3. Identifikasi ketika
koping dalam situasi perubahan level
stress cemas.
4. Instuksikan pasien
dalam teknik
relaksasi.
5. Resiko kesendirian Family Coping Family support
Setelah dilakukan intervensi 1. Bantu pekembangan
keperawatan selama 2x24 harapan yang realistis.
jam diharapkan pasien 2. Identifikasi alami
dapat: dukungan spiritual
1. Mendemontrasikan bagi keluarga.
fleksibelitas peran 3. Berikan kepercayaan
2. Mengatur masalah dalam hubungan
3. Menggunakan strategi dengan keluarga.
pengurangan stress 4. Dengarkan untuk
4. Menghadapi masalah berhubungan dengan
keluarga, perasan dan
pertanyaan.
6. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan intervensi Peningkatan citra tubuh
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Bantu pasien untuk
perubahan dan jam pasien diharapkan mendiskusikan
ketergantungan fisik meningkatkan citra perubahan karena
(ketidakseimbangan tubuhnya dengan criteria : penyakit atau
mobilitas) serta 1. Merasa puas dengan pembedahan.
psikologis yang penampilan tubuhnya 2. Memutuskan apakah
disebabkan penyakit atau 2. Merasa puas dengan perubahan fisik yang
terapi. fungsi anggota baru saja diterima
badannya dapat masuk dalam
3. Mendiskripsikan citra tubuh pasien.
bagian tubuh tambahan 3. Memudahkan
hubungan dengan
individu lain yang
mempunyai penyakit
yang sama.
Aspek spiritual
1. Distress spiritual Pengharapan (hope) Penanaman harapan
berhubungan dengan Setelah dilakukan intervensi (hope instillation)
peubahan hidup, keperawatan selama 3x24 1. Mengkaji pasian atau
kematian atau sekarat diri jam pasien secara luas keluarga untuk
atau orang lain, cemas, diharapkan mampu : mengidentifikasi area
mengasingkan diri, 1. Mengekspresikan pengharapan dalam
kesendirian atau orientasi masa depan hidup.
pengasingan social, yang positif 2. Melibatkan pasien
kurang sosiokultural. 2. Mengekspresikan arti secara aktif dalam
kehidupan perawatan diri.
3. Mengekspresikan rasa 3. Mengajarkan keluarga
optimis tentang aspek positif
4. Mengekspresikan pengharapan.
perasaan untuk
mengontrol diri sendiri
5. Mengekspresikan
kepercayaan
6. Mengekspresikan rasa
percaya pada diri
sendiri dan orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Corwin, E J. 2009. Buku Saku Patifisiologi. Jakarta : EGC.
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :
Deepublish.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi
Santosa, Prima Medika, NANDA.
Nugroho, Wahjudi. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Psychologymania. (2012). Pengertian-lansia-lanjut-usia Diakses pada hari Senin, 01
April, 2013. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-
lanjut-usia.html 
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

I. IDENTITAS
Nama : Tn. N
Alamat : Dusun Bebe’an Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto
Jenis kelamin :
(1) Laki-laki (2) Perempuan
Umur :
(1) Middle (2) Elderly (3) Old (4) Very old
Status :
(1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda (4) Duda
Agama :
(1) Islam (2) Protentas (3) Hindu (4) Katolik (5) Budha
Suku :
(1) Jawa (2) Madura (3) Lain-lain, sebutkan ………………………….
Tingkat pedidikan ;
(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT (6)
Buta huruf
Lama tinggal di panti :
(1) < 1 tahun (2) 1 – 3 tahun (3) > 3 tahun
Sumber pendapatan :
(1)
Ada, jelaskan ……………………….
(2)
Tidak, jelaskan ………………………..
Keluarga yang dapat dihubungi :
(1)
Ada, ………………….
(2)
Tidak …………………..
Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6)
Gatal
(7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10)
Penglihatan kabur
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6)
Gatal
(7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10)
Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata
(7) DM (8) Hipertensi
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata
(7) DM (8) Hipertensi
III. STATUS FISIOLOGIS
Bagaimana postur tulang belakang lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis
Tanda-tanda vital dan status gizi :
(1) Suhu : 36,9˚C
(2) Tekanan darah : 160/90mmHg
(3) Nadi : 110x/menit
(4) Respirasi : 20x/menit
(5) Berat badan : 60 kg
(6) Tinggi badan : 160 cm

PENGKAJIAN HEAD TO TOE


1.Kepala :
Kebersihan : kotor/bersih
Kerontokan rambut : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ……………………………………..
2. Mata
Konjungtiva : anemis/tidak
Sklera : ikterik/tidak
Strabismus: ya/tidak
Penglihatan : Kabur/tidak
Peradangan : Ya/tidak
Riwayat katarak : ya/tidak
Keluhan : ya/tidak
Jika ya, Jelaskan : …………………………………………
Penggunaan kacamata : ya/tidak
3. Hidung
Bentuk : simetris/tidak
Peradangan : ya/tidak
Penciuman: terganggu/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………….
4. Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : baik/tidak
Mukosa : kering/lembab
Peradangan/stomatitis : ya/tidak
Gigi geligi : karies/tidak, ompong/tidak
Radang gusi : ya/tidak
Kesulitan mengunyah : ya/tidak
Kesulitan menelan: ya/tidak
5. Telinga
Kebersihan : bersih/tidak
Peradangan : ya/tidak
Pendengaran : terganggu/tidak
Jika terganggu, jelaskan : ………………………………………..
Keluhan lain : ya/tidak
Jika ya, jelaskan : ………………………………………………..
6. Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ya/tidak
JVD : ya/tidak
Kaku kuduk : ya/tidak
7. Dada
Bentuk dada : normal chest/barrel chest/pigeon chest/lainnya
Retraksi : ya/tidak
Wheezing : ya/tidak
Ronchi : ya/tidak
Suara jantung tambahan : ada/tidak
Ictus cordis : ICS …………………
8. Abdomen
Bentuk : distend/flat/lainnya
Nyeri tekan : ya/tidak
Kembung : ya/tidak
Supel : ya/tidak
Bising usus : ada/tidak, frekwensi : 18 kali/menit
Massa : ya/tidak, regio
9. Genetalia
Kebersihan : baik/tidak
Haemoroid : ya/tidak
Hernia : ya/tidak
10. Ekstremitas
Kekuatan otot : 5 (skala 1 – 5 )
Kekuatan otot
1
: lumpuh
2
: ada kontraksi
3
: Melawan grafitasi dengan sokongan
4
: Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan
5
: Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit
6
: Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh
Postur tubuh : skoliosis/lordosis/tegap (normal)
Rentang gerak : maksimal/terbatas
Deformitas : ya/tidak, jelaskan …………………………………………
Tremor : ya/tidak
Edema kaki : ya/tidak, pitting edema/tidak
Penggunaan alat bantu : ya/tidak, jenis : ………………………………

Refleks
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
achiles + +
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat

11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit: ya/tidak, jelaskan ………………………………….
IV. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter,
SF, 1998)
1.
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari kursi ( dimasukan dalam analisis )*
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke
atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursiterlebih dahulu, tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis )*
Menjatuhkan diri di kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan ( )* : kursi yang keras dan tanpa lengan

Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan


sebanyak 3 kali)
Menggerakan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-
sisinya

Mata Tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya)

Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.

Gerakan menggapai sesuatu


Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya
sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu
untuk dukungan

Membungkuk
Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal :
pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multiple untuk bangun.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan  ragu-ragu, tersandung,
memegang obyek untuk dukungan.

Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)


Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi ( > 2 inchi ).

Koninuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)


Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh lantai.

Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)


Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki
langkah yang lebih panjang : masalah dapat terdapat pada pinggul, lutut,
pergelangan kaki atau otot sekitarnya).
Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang
klien)
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dri sisi ke sisi.

Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang obyek untuk
dukungan.
V. PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
(1)
Tidak dikenal
(2)
Sebatas kenal
(3)
Mampu berinteraksi
(4)
Mampu kejasama
Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti
(1)
Tidak dikenal
(2)
Sebatas kenal
(3)
Mampu berinteraksi
(4)
Mampu kejasama

Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti


(1)
Selalu
(2)
Sering
(3)
Jarang
(4)
Tidak pernah
Stabilitas emosi
(1)
Labil
(2)
Stabil
(3)
Iritabel
(4)
Datar
Jelaskan : ……………………………………………………..
Motivasi penghuni panti
(1)
Kemampuan sendiri
(2)
Terpaksa
Frekwensi kunjungan keluarga
(1)
1 kali/bulan
(2)
2 kali/bulan
(3)
Tidak pernah

1. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1)
Apakah klien mengalami susah tidur = Y
(2)
Ada masalah atau banyak pikiran = Y
(3)
Apakah klien murung atau menangis sendiri = T
(4)
Apakah klien sering was-was atau kuatir = Y

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban


ya 1 atau lebih
Pertanyaan tahap 2
(1)
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan = Y
(2)
Ada masalah atau banyak pikiran = T
(3)
Ada gangguan atau masalah dengan orang lain = T
(4)
Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter = T
(5)
Cenderung mengurung diri = T

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban


ya, maka masalah emosional ada atau ada
gangguan emosional

Gangguan emosional

SKALA DEPRESI GERIATRIK

1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ?


√ Ya □ Tidak
2
Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal
yang
menarik minat anda ?
√ Ya □ Tidak
3
Apakah anda merasa hidup anda hampa ?
□ Ya √ Tidak
4
Apakah anda sering merasa bosan ?
√ Ya □ Tidak
5
Apakah anda biasanya bersemangat / gembira ?
√ Ya □ Tidak
6
Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?
√ Ya □ Tidak
7
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
anda ?
√ Ya □ Tidak
8
Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?
□ Ya √ Tidak
9
Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada keluar
dan
mengerjakan sesuatu yang baru ?
□ Ya √ Tidak
10
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibanding kebanyakan orang ?
□ Ya √ Tidak
11
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan ?
√ Ya □ Tidak
12
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat
ini ?
□ Ya √ Tidak
13
Apakah anda merasa anda penuh semangat ?
√ Ya □ Tidak
14
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?
√ Ya □ Tidak
15
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya
dari
pada anda ?
√ Ya □ Tidak

Skor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal


-
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.
-
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.
-
Skor 10 atau lebih merupakan depresi.

2. Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :
Benar Salah Nomor Pertanyaan
√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, secara menurun
JUMLAH 2

Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
II. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Skor Skor
Maksimum Manula ORIENTASI
5 ( 5
) Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa dan
( musim ) apa ?
5 ( 5 Sekarang kita berada dimana ? (jalan), (no rumah), (Kota),
) (kabupaten), (Propinsi)
REGISTRASI
3 ( 3
) Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan .............................. )
ATENSI DAN KALKULASI
5 ( 3 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1
) angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan. (93, 86, 79, 72, 65). Kemungkinan lain : ejalah kata
“dunia” dari akhir ke awal ( a-i-n-u-d )

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)


3 ( 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan
) diatas. Berikan 1 angka untuk setiap jawaban yang benar.

BAHASA
a.
9 ( 7 Apakah nama benda-benda ini ? ( Perlihatkan pensil
) dan arloji )
( 2 angka )
b.
Ulanglah kalimat berikut : ” Jika Tidak Dan Atau
Tapi ” ( 1 angka )
c.
Laksanakan 3 buah perintah ini : ” Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakanlah di lantai ( 3
angka )
d.
Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ”
PEJAMKAN MATA ANDA ” ( 1 ANGKA )
e.
Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )
f. Tirulah gambar ini ( 1 angka )

Skor Total ( 26
)

Skor Nilai : 24 – 30 : Normal


Nilai : 17 – 23 : Probable gangguan kognitif
Nilai : 0 – 16 : Definitif gangguan kognitif

V. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Kebiasaan merokok
(1)
> 3 batang sehari
(2)
< 3 batang sehari
(3)
Tidak merokok

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
Frekwensi makan
(1)
1 kali sehari
(2)
2 kali sehari
(3)
3 kali sehari
(4)
Tidak teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan
(1)
1 porsi dihabis
(2)
½ porsi yang dihabiskan
(3)
< ½ porsi yang dihabiskan
(4)
Lain-lain
Makanan tambahan
(1)
Dihabiskan
(2)
Tidak dihabiskan
(3)
Kadang-kadang dihabiskan
Pola pemenuhan cairan
Frekwensi minum
(1)
< 3 gelas sehari
(2)
> 3 gelang sehari
Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :
(1)
Takut kencing malang hari
(2)
Tidak haus
(3)
Persediaan air minum terbatas
(4)
Kebiasaan minum sedikit
Jenis Minuman
(1) Air putih (2) Teh (3) Kopi (4) susu (5) lainnya, ……………..
Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur
(1) < 4 jam(2) 4 – 6 jam (3) > 6 jam
Gangguan tidur berupa
(1) Insomnia (2) sering terbangun (3) Sulit mengawali (4) tidak ada
gangguan
Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur
(1) santai (2) diam saja (3) ketrampilan (4) Kegiatan keagamaan
Pola eliminasi BAB
Frekwensi BAB
(1)
1 kali sehari
(2)
2 kali sehari
(3)
Lainnya, ………………….
Konsisitensi
(1) Encer (2) Keras (3) Lembek
Gangguan BAB
(1)
Inkontinensia alvi
(2)
Konstipasi
(3)
Diare
(4)
Tidak ada
Pola BAK
Frekwensi BAK
(1) 1 – 3 kali sehari
(2) 4 – 6 kali sehari
(3) > 6 kali sehari
Warna urine
(1)
Kuning jernih
(2)
Putih jernih
(3)
Kuning keruh
Gangguan BAK
(1)
Inkontinensia urine
(2)
Retensi urine
(3)
Lainnya, …………………………………
Pola aktifitas
Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan
(1)
Membantu kegiatan dapur
(2)
Berkebun
(3)
Pekerjaan rumah tangga
(4)
Ketrampilan tangan
Pola Pemenuhan Kebersihan Diri
Mandi
(1)
1 kali sehari
(2)
2 kali sehari
(3)
3 kali sehari
(4)
< 1 kali sehari
Memakai sabun
(1) ya (3) tidak
Sikat gigi
(1)
1 kali sehari
(2)
2 kali sehari
(3)
Tidak pernah, alasan …………………………
Menggunakan pasta gigi
(1) ya (2) tidak
Kebiasaan berganti pakaian bersih
(1)
1 kali sehari
(2)
> 1 kali sehari
(3)
Tidak ganti
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari
Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks :
N AKTIVITAS NILAI
O
BANTUAN MANDIRI
1. Makan 5 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat 5 -10 15
tidur dan sebaliknya, termasuk duduk di
tempat tidur
3. Kebersian diri, mencuci muka, 0 5
menyisir, mencukur dan mengosok gigi
4. Aktivitas toilet 5 10
5. Mandi 0 5
6. Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak 10 15
mampu berjalan lakukan dengan kursi
roda )
7. Naik turun tangga 5 10
8. Berpakaian termasuk mengenakan 5 10
sepatu
9. Mengontrol defekasi 5 10
10. Mengontrol berkemih 5 10
JUMLAH 100
Penilaian :
0–2 : Ketergantungan
21 – 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung
62 – 90 : Ketergantungan berat
91 – 99 :Ketergantungan ringan
100 : Mandiri

Pengkajian Fungsional berdasar Indeks KATZ dari AKS


A.
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian, dan mandi.
B.
Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut.
C.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan.
E.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil
dan satu fungsi tambahan.
F.
Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G.
Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut.
Lain-lain: tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
sebagai C, D, E, atau F.
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN PADA PSIKOGERIATRI

I. ASESSMEN GERIATRI

Tanggal pemeriksaan : Nama Pasien :


 L/ P
Nama Pemeriksa : Nomor RM :
Ruang : Umur : tahun

NO PEMERIKSAA ALAT / CARA HASIL KETERA


N NGAN

1 Gangguan Schnellen / Modified Schnellen / tes


Penglihatan baca koran pada kedua mata
2 Gangguan Tes Bisikan kata pada kedua telinga
Pendengaran
-
3 Fungsi Anggota Tes Jabat Tangan (kiri – kanan)
-
Atas Meminta pasien mengangkat
tangan dibelakang kepala secara
bergantian
4 Fungsi Anggota Meminta pasien duduk / berjalan
Bawah
5 Fungsi Aktivitas Menanyakan, apakah pasien bisa
Hidup Sehari- bangun dari tempat tidur , makan
hari Dasar dan minum sendiri
(AHS Dasar)

AHS Menanyakan, apakah pasien bisa


Instrumental berbelanja atau menyiapkan makan
sendiri
6 Kontinensia Apakah pasien ngompol / ngebrok
7 Status Gizi Berat Badan dan Tinggi Badan
8 Depresi Menanyakan, apakah pasien sering
sedih / merasa tertekan
9 Status Kognitif Menyebutkan 3 objek, lalu meminta
pasien mengulanginya setelah 5
menit
10 Dukungan Menanyakan, ada tidaknya orang
Sosial Ekonomi yang membantu bila pasien sakit
atau dalam keadaan darurat. Bila ada
siapa ?
11 Lingkungan Menanyakan, ada tidaknya bahaya
di sekitar rumah (penerangan di
kamar mandi , anak tangga yang
tinggi, dll)

Apakah pasien ini termasuk kelompok ” Usila Beresiko Tinggi ” ? .............


Kelompok Usila Beresiko tinggi :

Laki-laki • Baru Keluar dari Perawatan RS

Sangat tua ( > 80 th ) • Baru saja mengalami duka cita yang
mendalam

Hidup sendiri

VI. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

PEMUKIMAN
Luas bangunan :
Bentuk bangunan :
(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun
Jenis bangunan :
(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen
Atap rumah
(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes
Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya,
…………………………
Lantai
(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya,
……………….
Kebersihan lantai
(1) baik (2) kurang
Ventilasi
(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai
Pencahayaan
(1) Baik (2) kurang Jelaskan, ……………………………………
Pengaturan penataan perabot
(1) baik (2) kurang
Kelengkapan alat rumah tangga
(1) lengkap (2) tidak lengkap Jelaskan, …………………………………
SANITASI
Penyediaan air bersih (MCK) :
(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) sungai (5) lainnya,
……………….
Penyediaan air minum
(1) air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) air biasa tanpa rebus
Pengelolaan jamban
(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4) lainnya, ………………………
Jenis jamban :
(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka (3) Cemplung tertutup (4)
Lainnya
Jarak dengan sumber air
(1) < 10 meter (2) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :
(1) Lancar (2) Tidak lancar
Petugas sampah
(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang tempat
(5) dikelola dinas
Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri (4) Lainnya,
……………………..
Pengelolaan binatang pengerat
(1) tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya,
……………….
FASILITAS
Peternakan
(1) ada (2) tidak Jenis, ……………………………
Perikanan
(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………..

Sarana olah raga


(1) ada (2) Jenis, ……………………………
Taman
( 1) ada (2) tidak Luasnya, …………………………….
Ruang pertemuan
(1) ada (2) tidak Luasnya, ………………………………
Sarana hiburan
(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………………….
Sarana ibadah
(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………………….
KEAMANAN DAN TRANSPORTASI
Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran (1) ada (2) tidak
Penanggulangan bencana (1) ada (2) tidak
Transportasi
Kondisi jalan masuk panti
(1) rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin
Jenis transportasi yang dimiliki
(1) Mobil (2) sepeda motor (3) lainnya, …………… Jumlah :
…………….
Komunikasi
Sarana komunikasi
(1) ada (2) tidak ada
Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti :
(1) telphon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya,
……………………..
Cara penyebaran informasi :
(1) Langsung (2) tidak langsung (3) Lainnya,
…………………………………..
ANALISA DATA

NO DATA Interprestasi Masalah


[Etologi] [Problem ]

1 2 3 4
- Tn. N berkata, Ketidakefektifan
1. punya penyakit manajemen
gula dan kesehatan diri pada
tekanan Tn. N
darahnya tinggi.
Kemarin dicek
gulanya hampir
400. Sekarang
yang dirasakan
badannya nggak
enak semua,
lemes, sendi-
sendinya kaya
kaku terus buat
digerakin sakit,
sering pipis, dan
sering
kesemutan
kakinya.
- Tn. N berkata,
beliau masih
suka makan
yang manis
sama asin
- Tn. N berkata,
punya penyakit
gula dan
tekanan darah
tinggi sudah
sejak lama ± 5
tahun yang lalu

DO:
- GDS 370 mg/dL
(pemeriksaan
tanggal 11-5-
2016)
- BB = 60 kg, TB
= 160 cm, IMT
= 23,43(normal)
- Klien tampak
lemas
- Klien
menghabiskan 1
porsi
makanannya.
- Hasil
pengkajian
Short Portable
Mental State
Quessionare
menunjukkan
gangguan
kognitif ringan.
2. DS: Gangguan rasa
- Tn. N berkata, nyaman: nyeri pada
sakit pada lutut Tn. N
- P: Klien berhubungan dengan
mengatakan gejala terkait
nyeri lutut ketika penyakit (nyeri pada
bangun dari lutut)
duduk dan akan
berdiri
- Q: Klien
mengatakan
nyeri lutut
seperti ditusuk-
tusuk
- R: Nyeri pada
kedua lutut kaki
kanan dan kiri
- S: Skala 5 dari
10, nyeri
mengganggu
aktivitas klien
- T: Nyeri terjadi
2-3 menit, mulai
muncul saat
bangun dari
posisi duduk ke
posisi berdiri
DO :
- TD 160/90
mmHg
- Klien
mengalami
ansietas sedang
(Skor HARS:
16)
- Klien nampak
tidak nyaman
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATA
1.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Tn. N : diabetes mellitus
berhubungan dengan konsumsi makanan beresiko meningkatkan gula darah
(tidak diet)
2.
Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Tn. N berhubungan dengan gejala terkait
penyakit (nyeri pada lutut)
RENCANA ASKEP INDIVIDU
NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA/HASIL
1 2 3 4 5
1. 1.
1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan Berikan Untuk
n manajemen tindakan keperawatan pendidikan mengetahui
kesehatan diri selama 7 x 30 menit, kesehatan tentang definisi tentang
pada Tn. N : diharapkan klien diabetes mellitus : diabetes
diabetes mengurangi definisi, meliitus,
mellitus mengonsumsi penyebab, tanda penyebab, tanda
berhubungan makanan berisiko gejala, gejala,
dengan meningkatkan kadar penataklaksana, penatalaksanaan,
konsumsi gula, pengetahuan dan komplikasi dan komplikasi
2.
makanan klien meningkat dan Monitor TTV : 2. Untuk melihat
beresiko aktivitas fisik klien TD dan GDS TTV dalam batas
3.
meningkatkan meningkat dengan Motivasi klien normal
gula darah kriteria hasil : untuk mengurangi 3. Karna makanan
(tidak diet) 1. Klien mampu konsumsi yang banyak
mendeskripsikan makanan yang mengandung
pengertian banyak gula dapat
diabetes mellitus mengandung gula meningkatkan
4.
2. Klien termotivasi Anjurkan klien kadar gula
4.
untuk melakukan melakukan Untuk
diit DM kegiatan latihan merilekskan
pemanasan ringan otot-otot kaki
1.
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Monitor vital 1. Untuk
nyaman: nyeri tindakan keperawatan sign mengetahui
2.
pada Tn. N selama 7 x 30 menit, Observasi klien perkembangan
berhubungan rasa nyeri berkurang apa yang pasien
dengan gejala dengan kriteria hasil: dilakukan ketika 2. Untuk
terkait penyakit 1. Tekanan darah nyeri. mengetahui
3.
(nyeri pada klien (sistolik≤ Anjurkan klien alternatif apa
lutut) 150 mmHg, untuk yang sudah
diastolik ≤ 90 meningkatkan dilakukan oleh
mmHg ) istirahat dan tidur pasien saat nyeri
4.
2. Skala berkurang Jelaskan kepada datang
dari skala 5 klien terkait 3. Istirahat dan
menjadi 2 manajemen nyeri tidur dapat
3. Ekspresi wajah farmakologis dan mengurangi rasa
tidak menunjukkan non nyeri
nyeri farmakologis. 4.
4. Keluhan terhadap
nyeri berkurang
5. Pola tidur kembali
normal
IMPLEMENTASI ASKEP INDIVIDU
NO TANGGAL / DX KEP IMPLEMENTASI TTD
JAM

1 2 3 4 5
1.
Ketidakefektifa Memberikan
n manajemen pendidikan
kesehatan diri kesehatan
pada Tn. N : tentang
diabetes diabetes
mellitus mellitus:
berhubungan definisi,
dengan penyebab,
konsumsi tanda gejala,
makanan penataklaksan,
beresiko dan komplikasi
2.
meningkatkan Memonitor
gula darah TTV : TD dan
(tidak diet) GDS
3.
Memotivasi
klien untuk
mengurangi
konsumsi
makanan yang
banyak
mengandung
gula
4.
Menganjurkan
klien
melakukan
kegiatan
latihan
pemanasan
ringan
EVALUASI ASKEP INDIVIDU
NO TANGGAL / DX KEP EVALUASI TTD
JAM
1 Ketidakefektifan S:
manajemen - Tn. N
kesehatan diri berkata,
pada Tn. N : ”Tadi pagi
diabetes mellitus saya makan
berhubungan nasi tapi
dengan konsumsi tidak habis
makanan mbak.”
beresiko O:
meningkatkan - Klien
gula darah (tidak kooperatif
diet) - TD : 140/80
mmHg
A: MTS
P:
- Lanjutkan
intervensi
cek gula
darah dan
tekanan
darah

S:
- Tn. N
berkata,”
Sudah tidak
minum teh
manis lagi
kok mbak
setiap pagi.”
O:
- Klien
kooperatif
- TD 130/80
mmHg
A: MTS
P:
- Lanjutkan
intervensi
cek gula
darah dan
tekanan
darah
S:
- Tn. N
berkata,”
Tadi bangun
tidur saya
senam yang
kemaren itu
mbak.”
- Tn. N
berkata,”
Setiap pagi
saya senam
mbak.”
O:
- Klien tampak
senang
- Klien
kooperatif
A: MTS
P:
- Lanjutkan
pantau gula
darah dan
tensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS

OLEH:
SILVY ARIFIANTI
201903023

PRODI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU
KABUPATEN MOJOKERTO
2019-2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Pelaksanaan Kegiatan
a) Topik : Diabetes Mellitus
b) Sasaran : Pasien kelolaan (Tn. N)
c) Metode : Ceramah dan Tanya jawab
d) Media : Leaflet
e) Waktu dan tempat :
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 13 Mei 2020
3. Jam : 09.00 – 09. 30 wib
4. Waktu : 30 menit
5. Tempat : Dusun Bebe’an Desa Modopuro Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto
B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien mampu memahami diet penderita
Diabetes Melitus dengan benar.
b. Tujuan khusus :
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit, pasien dapat menjelaskan
tentang:
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Pengelolaan Diabetes Melitus
5. Diet Penderita Diabetes Melitus
C. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Kegiatan Kegiatan Klien Wakt Metode Media
penyuluhan u dan
Alat
Pembukaa Menjelaskan - Menjawab 5 Cerama Leafle
n uraian tentang salam menit h t
Diabetes - Mendengarka
Melitus secara n
singkat. - Memperhatik
an
Penyajian Menjelaskan - Mendengarka 15’ Cerama
pengertian n h
Diabetes - Memperhatik
Melitus, gejala- an
gejala Diabetes - Mencatat
Melitus,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaan
Diabetes
Melitus, dan
diet penderita
Diabetes
Melitus.
Penutup - Menanyak - Memperhatik 10’ Cerama
an kembali an h dan
kepada - Bertanya diskusi
pasien
tentang
pengertian
Diabetes
Melitus,
gejala-
gejala
Diabetes
Melitus,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaa
n Diabetes
Melitus,
dan diet
penderita
Diabetes
Melitus.
- Pasien
mampu
menjelaska
n kembali
tentang
pengertian
Diabetes
Melitus,
gejala-
gejala
Diabetes
Melitus ,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaa
n Diabetes
Melitus,
dan diet
penderita
Diabetes
Melitus.
- Pasien
mampu
menerapka
n diet
penderita
Diabetes
Melitus
yang
dijelaskan.

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, diskusi,demonstrasi
2. Metode : Leaflet
E. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji tentang
Diabetes Melitus
b. Evaluasi Hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus, gejala-
gejala Diabetes Melitus, komplikasi Diabetes Melitus, pengelolaan Diabetes
Melitus, dan diet penderita Diabetes Melitus.
Materi Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin (Amin
& Hardhi, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
disebabkan karenan ketiadaan absolut insulin (Corwin, 2009). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam plasma yang disebabkan oleh produksi insulin
yang menurun atau tidak adanya insulin.
2. Klasifikasi
3) Diabetes mellitus tipe I : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun (Amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat disebabkan
oleh faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya autoimun. Hal ini menyebabkan diabetes tipe I memiliki
karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolut dalam tubuh. Sehingga terapi
bagi penderita diabetes tipe I yaitu harus mendapat insulin pengganti.
Biasanya tipe I ini dijumpai pada penderita yang tidak gemuk, berusia
kurang dari 30 tahun, dengan perbandingan perempuan lebih rentan terkena
dari pada laki-laki (Corwin, 2009).
4) Diabetes mellitus tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin ini berarti penurunan kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi 2013).
3. Tanda dan Gejala
k) Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
l) Glukosa plasma 8 jam puasa ≥ 126 mg/dL
m) Glukosa plasma 2 jam PP ≥ 200 mg/dL
n) Polidipsi (mudah haus)
o) Poliuria (sering kencing)
p) Polifagia (mudah lapar)
q) Lelah dan mengantuk
r) Kesemutan
s) Gatal
t) Mata kabur
4. Penatalaksanaan (Amin & Hardhi, 2013)
8. Pemberian Insulin, khususnya bagi penderita diabetes tipe I.
9. Rutin melakukan olahraga.
10. Mempertahankan berat badan ideal.
11. Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula.
12. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL :
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad.
13. Hindari minuman berakohol.
14. Kurangi konsumsi garam.
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
 Akut  kematian
 Kronik  cacat
Kerusakan ginjalgagal ginjalcuci darah
 Kaki busuk (ganggren)
 Penyakit jantung
 Kebutaan
6. Pengelolaan Diabetes Mellitus :
a. Perencanaan diet
b. Melakukan olahraga
c. Minum obat secara teratur
d. Berkonsultasi pada dokter

1. Pengaturan Diet untuk Penderita Diabetes Melitus


a) Tujuan Pengaturan Diet
- Mempertahankan kadar gula darah mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat, dan olahraga
- Mencapai dan mempertahnakan kadar lipida serum normal.
- Memberi energi cukup dan mempertahankan berat badan normal.
- Menghindari komplikasi akut
b) Pengaturan Diet Diabetes Melitus
- Jadwal = 25% – 10% – 25% – 10% – 20% -10%

- Jumlah = sesuai porsi (ingat makanan penukar)!

- Jenis = sesuai kebutuhan

POLA MAKAN DIABETES !!


 07.00-08.00 Makan Pagi
 10.00 Makan Selingan
 12.00-13.00 Makan Siang
 15.00-15.30 Makan Selingan
 18.00-18.30 Makan Malam
 19.00 Makan Selingan

PEDOMAN MAKAN YANG SEHAT


 Pilih makanan sehat
 Hati-hati memilih makanan pengganti bila lapar
 Variasikan makanan
 Gunakan piring kecil
 Kunyah perlahan
 Pilih makanan rendah lemak
 Tingkatkan konsumsi makanan berserat (IG rendah)
 Kurangi garam dan batasi gula
DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Corwin, E J. 2009. Buku Saku Patifisiologi. Jakarta : EGC.
Depkes.(2005).Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Diambil
tanggal 29 September 2012
Jackson, Marilynn.(2011).Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien.Jakarta:Erlangga
Mansjoer, Arif,dkk.(2007).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner.(2004).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai