OLEH:
SILVY ARIFIANTI
201903023
Telah disahkan dan disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan lansia
di bawah ini :
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik
Dengan Kasus Diabetes Mellitus Di Dusun Bebe’an Desa
Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto
Nama : Silvy Arifianti
NIM : 201903023
Pada Tanggal :
Mahasiswa,
(Silvy Arifianti)
Mengetahui
Pembimbing Akademik
No
Diagnosa keperawatan NOC NIC
.
Aspek fisik atau biologis
1. Ketidakseimbangan Status nutrisi Manajemen
nutrisi : kurang dari Setelah dilakukan intervensi ketidakteraturan makan
kebutuhan tubuh keperawatan selama 3x24 (eating disorder
berhubungan dengan jam pasien diharapkan management)
tidak mampu dalam mampu: 1. Kolaborasi dengan
memasukkan, 1. Asupan nutrisi tidak anggota tim kesehatan
memasukan, mencerna, bermasalah untuk memuat
mengabsorbsi makanan 2. Asupan makanan dan perencanaan
karena factor biologi. cairan tidak perawatan jika sesuai.
bermasalah 2. Diskusikan dengan
3. Energy tdak tim dan pasien untuk
bermasalah membuat target berat
4. Berat badan ideal badann, jika berat
badan pasien tdak
sesuia dengan usia
dan bentuk tubuh.
3. Diskusikan dengan
ahli gizi untuk
menentukan asupan
kalori setiap hari
supaya mencapai dan
atau mempertahankan
berat badan sesuai
target.
4. Ajarkan dan kuatkan
konsep nutrisi yang
baik pada pasien
5. Kembangkan
hubungan suportif
dengna pasien.
6. Dorong pasien untuk
memonitor diri sendiri
terhadap asupan
makanan dan
kenaikan atau
pemeliharaan berat
badan.
7. Gunakan teknik
modifikasi tingkah
laku untuk
meningkatkan berat
badan dan untuk
menimimalkan berat
badan.
8. Berikan pujian atas
peningkatan berat
badan dan tingkah
laku yang mendukung
peningkatan berat
badan.
2. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Peningkatan tidur
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Tetapkan pola
insomnia dalam waktu jam pasien diharapkan kegiatan dan tidur
lama, terbangun lebih dapat memperbaiki pola pasien.
awal atau terlambat tidurnya dengan kriteria : 2. Monitor pola tidur
bangun dan penurunan 1. Mengatur jumlah jam pasien dan jumlah
kemampuan fungsi yng tidurnya jam tidurnya.
ditandai dengan penuaan 2. Tidur secara rutin 3. Jelaskan pentingnya
perubahan pola tidur dan 3. Miningkatkan pola tidur selama sakit dan
cemas. tidur stress fisik.
4. Meningkatkan kualitas 4. Bantu pasien untuk
tidur menghilangkan situasi
5. Tidak ada gangguan stress sebelum jam
tidur tidurnya.
3. Inkontinensia urin Setelah dilakukan intervensi Perawatan inkontinensia
fungsional berhubungan keperawatan selama 3x24 urin
dengan keterbatasan jam diharapkan pasien 1. Monitor eliminasi
neuromuskular yang mampu : urin.
ditandai dengan waktu 1. Kontinensia urin 2. Bantu klien
yang diperlukan ke toilet 2. Merespon dengan mengembangkan
melebihi waktu untuk cepat keinginan buang sensasi keinginan
menahan pengosongan air kecil (BAK) BAK.
bladder dan tidak mampu 3. Mampu mencapai 3. Modifikasi baju dan
mengontrol pengosongan. toilet dan lingkungan untuk
mengeluarkan urin memudahkan klien ke
secara tepat waktu toilet.
4. Mengosongkan bladder 4. Instruksikan pasien
dengan lengkap untuk mengonsumsi
5. Mampu memprediksi air minum sebanyak
pengeluaran urin 1500 cc/hari.
4. Gangguan proses berpikir Setelah dilakukan intervensi Latihan daya ingat
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 1. Diskusi dengan pasien
kemunduran atau jam pasien diharapkan dan keluarga beberapa
kerusakan memori dapat meningkatkan daya masalah ingatan.
sekunder. ingat dengan kriteria : 2. Rangsang ingatan
1. Mengingat dengan dengan mengulang
segera informasi yang pemikiran pasien
tepat kemarin dengan
2. Mengingat inormasi cepat.
yang baru saja 3. Mengenangkan
disampaikan tentang pengalaman
3. Mengingat informasi di masalalu dengan
yang sudah lalu pasien.
Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Corwin, E J. 2009. Buku Saku Patifisiologi. Jakarta : EGC.
Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta :
Deepublish.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Effendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi
Santosa, Prima Medika, NANDA.
Nugroho, Wahjudi. 2009. Komunikasi dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.
Psychologymania. (2012). Pengertian-lansia-lanjut-usia Diakses pada hari Senin, 01
April, 2013. http://www.psychologymania.com/2012/07/pengertian-lansia-
lanjut-usia.html
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. N
Alamat : Dusun Bebe’an Desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto
Jenis kelamin :
(1) Laki-laki (2) Perempuan
Umur :
(1) Middle (2) Elderly (3) Old (4) Very old
Status :
(1) Menikah (2) Tidak menikah (3) Janda (4) Duda
Agama :
(1) Islam (2) Protentas (3) Hindu (4) Katolik (5) Budha
Suku :
(1) Jawa (2) Madura (3) Lain-lain, sebutkan ………………………….
Tingkat pedidikan ;
(1) Tidak tamat SD (2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT (6)
Buta huruf
Lama tinggal di panti :
(1) < 1 tahun (2) 1 – 3 tahun (3) > 3 tahun
Sumber pendapatan :
(1)
Ada, jelaskan ……………………….
(2)
Tidak, jelaskan ………………………..
Keluarga yang dapat dihubungi :
(1)
Ada, ………………….
(2)
Tidak …………………..
Riwayat Pekerjaan : ……………………………………………
II. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan yang dirasakan saat ini :
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6)
Gatal
(7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10)
Penglihatan kabur
Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :
(1) Nyeri dada (2) Pusing (3) Batuk (4) Panas (5) Sesak (6)
Gatal
(7) Diare (8) Jantung berdebar (9) Nyeri sendi (10)
Penglihatan kabur
Penyakit saat ini :
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata
(7) DM (8) Hipertensi
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :
(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik (3) Diare
(4) Penyakit kulit (5) Jantung (6) Mata
(7) DM (8) Hipertensi
III. STATUS FISIOLOGIS
Bagaimana postur tulang belakang lansia :
(1) Tegap (2) Membungkuk (3) Kifosis (4) Skoliosis (5) Lordosis
Tanda-tanda vital dan status gizi :
(1) Suhu : 36,9˚C
(2) Tekanan darah : 160/90mmHg
(3) Nadi : 110x/menit
(4) Respirasi : 20x/menit
(5) Berat badan : 60 kg
(6) Tinggi badan : 160 cm
Refleks
Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee + +
achiles + +
Keterangan :
Refleks + : normal
Refleks - : menurun/meningkat
11. Integumen
Kebersihan : baik/tidak
Warna : pucat/tidak
Kelembaban : Kering/lembab
Gangguan pada kulit: ya/tidak, jelaskan ………………………………….
IV. PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter,
SF, 1998)
1.
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari kursi ( dimasukan dalam analisis )*
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya ke
atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursiterlebih dahulu, tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis )*
Menjatuhkan diri di kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan ( )* : kursi yang keras dan tanpa lengan
Mata Tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan untuk
keseimbangannya)
Perputaran leher
Menggerakan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh
sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.
Membungkuk
Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal :
pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan
usaha-usaha multiple untuk bangun.
2. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu, tersandung,
memegang obyek untuk dukungan.
Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang obyek untuk
dukungan.
V. PENGKAJIAN PSIKOSOIAL
Hubungan dengan orang lain dalam wisma :
(1)
Tidak dikenal
(2)
Sebatas kenal
(3)
Mampu berinteraksi
(4)
Mampu kejasama
Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti
(1)
Tidak dikenal
(2)
Sebatas kenal
(3)
Mampu berinteraksi
(4)
Mampu kejasama
1. Masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
(1)
Apakah klien mengalami susah tidur = Y
(2)
Ada masalah atau banyak pikiran = Y
(3)
Apakah klien murung atau menangis sendiri = T
(4)
Apakah klien sering was-was atau kuatir = Y
Gangguan emosional
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
II. MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Skor Skor
Maksimum Manula ORIENTASI
5 ( 5
) Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun), berapa dan
( musim ) apa ?
5 ( 5 Sekarang kita berada dimana ? (jalan), (no rumah), (Kota),
) (kabupaten), (Propinsi)
REGISTRASI
3 ( 3
) Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk
tiap benda . Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama
tersebut. Berikan satu angka untuk setiap jawaban yang benar.
Bila masih salah , ulanglah penyebutan ke 3 nama benda
tersebut, sampai ia dapat mengulangnya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah ( bola, kursi, sepatu )
( Jumlah percobaan .............................. )
ATENSI DAN KALKULASI
5 ( 3 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah 1
) angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5
hitungan. (93, 86, 79, 72, 65). Kemungkinan lain : ejalah kata
“dunia” dari akhir ke awal ( a-i-n-u-d )
BAHASA
a.
9 ( 7 Apakah nama benda-benda ini ? ( Perlihatkan pensil
) dan arloji )
( 2 angka )
b.
Ulanglah kalimat berikut : ” Jika Tidak Dan Atau
Tapi ” ( 1 angka )
c.
Laksanakan 3 buah perintah ini : ” Peganglah
selembar kertas dengan tangan kananmu, lipatlah
kertas itu pada pertengahan dan letakanlah di lantai ( 3
angka )
d.
Bacalah dan laksanakan perintah berikut : ”
PEJAMKAN MATA ANDA ” ( 1 ANGKA )
e.
Tulislah sebuah kalimat ( 1 angka )
f. Tirulah gambar ini ( 1 angka )
Skor Total ( 26
)
I. ASESSMEN GERIATRI
PEMUKIMAN
Luas bangunan :
Bentuk bangunan :
(1) Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun
Jenis bangunan :
(1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen
Atap rumah
(1) Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes
Dinding
(1) Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya,
…………………………
Lantai
(1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya,
……………….
Kebersihan lantai
(1) baik (2) kurang
Ventilasi
(1) < 15 % luas lantai (2) 15 % luas lantai
Pencahayaan
(1) Baik (2) kurang Jelaskan, ……………………………………
Pengaturan penataan perabot
(1) baik (2) kurang
Kelengkapan alat rumah tangga
(1) lengkap (2) tidak lengkap Jelaskan, …………………………………
SANITASI
Penyediaan air bersih (MCK) :
(1) PDAM (2) Sumur (3) Mata air (4) sungai (5) lainnya,
……………….
Penyediaan air minum
(1) air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) air biasa tanpa rebus
Pengelolaan jamban
(1) bersama (2) kelompok (3) pribadi (4) lainnya, ………………………
Jenis jamban :
(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka (3) Cemplung tertutup (4)
Lainnya
Jarak dengan sumber air
(1) < 10 meter (2) > 10 meter
Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :
(1) Lancar (2) Tidak lancar
Petugas sampah
(1) ditimbun (2) dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang tempat
(5) dikelola dinas
Polusi udara
(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri (4) Lainnya,
……………………..
Pengelolaan binatang pengerat
(1) tidak (2) ya, (*) dengan racun (*) dengan alat (*) lainnya,
……………….
FASILITAS
Peternakan
(1) ada (2) tidak Jenis, ……………………………
Perikanan
(1) ada (2) tidak Jenis, …………………………..
1 2 3 4
- Tn. N berkata, Ketidakefektifan
1. punya penyakit manajemen
gula dan kesehatan diri pada
tekanan Tn. N
darahnya tinggi.
Kemarin dicek
gulanya hampir
400. Sekarang
yang dirasakan
badannya nggak
enak semua,
lemes, sendi-
sendinya kaya
kaku terus buat
digerakin sakit,
sering pipis, dan
sering
kesemutan
kakinya.
- Tn. N berkata,
beliau masih
suka makan
yang manis
sama asin
- Tn. N berkata,
punya penyakit
gula dan
tekanan darah
tinggi sudah
sejak lama ± 5
tahun yang lalu
DO:
- GDS 370 mg/dL
(pemeriksaan
tanggal 11-5-
2016)
- BB = 60 kg, TB
= 160 cm, IMT
= 23,43(normal)
- Klien tampak
lemas
- Klien
menghabiskan 1
porsi
makanannya.
- Hasil
pengkajian
Short Portable
Mental State
Quessionare
menunjukkan
gangguan
kognitif ringan.
2. DS: Gangguan rasa
- Tn. N berkata, nyaman: nyeri pada
sakit pada lutut Tn. N
- P: Klien berhubungan dengan
mengatakan gejala terkait
nyeri lutut ketika penyakit (nyeri pada
bangun dari lutut)
duduk dan akan
berdiri
- Q: Klien
mengatakan
nyeri lutut
seperti ditusuk-
tusuk
- R: Nyeri pada
kedua lutut kaki
kanan dan kiri
- S: Skala 5 dari
10, nyeri
mengganggu
aktivitas klien
- T: Nyeri terjadi
2-3 menit, mulai
muncul saat
bangun dari
posisi duduk ke
posisi berdiri
DO :
- TD 160/90
mmHg
- Klien
mengalami
ansietas sedang
(Skor HARS:
16)
- Klien nampak
tidak nyaman
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATA
1.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri pada Tn. N : diabetes mellitus
berhubungan dengan konsumsi makanan beresiko meningkatkan gula darah
(tidak diet)
2.
Gangguan rasa nyaman: nyeri pada Tn. N berhubungan dengan gejala terkait
penyakit (nyeri pada lutut)
RENCANA ASKEP INDIVIDU
NO DX KEP TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA/HASIL
1 2 3 4 5
1. 1.
1 Ketidakefektifa Setelah dilakukan Berikan Untuk
n manajemen tindakan keperawatan pendidikan mengetahui
kesehatan diri selama 7 x 30 menit, kesehatan tentang definisi tentang
pada Tn. N : diharapkan klien diabetes mellitus : diabetes
diabetes mengurangi definisi, meliitus,
mellitus mengonsumsi penyebab, tanda penyebab, tanda
berhubungan makanan berisiko gejala, gejala,
dengan meningkatkan kadar penataklaksana, penatalaksanaan,
konsumsi gula, pengetahuan dan komplikasi dan komplikasi
2.
makanan klien meningkat dan Monitor TTV : 2. Untuk melihat
beresiko aktivitas fisik klien TD dan GDS TTV dalam batas
3.
meningkatkan meningkat dengan Motivasi klien normal
gula darah kriteria hasil : untuk mengurangi 3. Karna makanan
(tidak diet) 1. Klien mampu konsumsi yang banyak
mendeskripsikan makanan yang mengandung
pengertian banyak gula dapat
diabetes mellitus mengandung gula meningkatkan
4.
2. Klien termotivasi Anjurkan klien kadar gula
4.
untuk melakukan melakukan Untuk
diit DM kegiatan latihan merilekskan
pemanasan ringan otot-otot kaki
1.
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Monitor vital 1. Untuk
nyaman: nyeri tindakan keperawatan sign mengetahui
2.
pada Tn. N selama 7 x 30 menit, Observasi klien perkembangan
berhubungan rasa nyeri berkurang apa yang pasien
dengan gejala dengan kriteria hasil: dilakukan ketika 2. Untuk
terkait penyakit 1. Tekanan darah nyeri. mengetahui
3.
(nyeri pada klien (sistolik≤ Anjurkan klien alternatif apa
lutut) 150 mmHg, untuk yang sudah
diastolik ≤ 90 meningkatkan dilakukan oleh
mmHg ) istirahat dan tidur pasien saat nyeri
4.
2. Skala berkurang Jelaskan kepada datang
dari skala 5 klien terkait 3. Istirahat dan
menjadi 2 manajemen nyeri tidur dapat
3. Ekspresi wajah farmakologis dan mengurangi rasa
tidak menunjukkan non nyeri
nyeri farmakologis. 4.
4. Keluhan terhadap
nyeri berkurang
5. Pola tidur kembali
normal
IMPLEMENTASI ASKEP INDIVIDU
NO TANGGAL / DX KEP IMPLEMENTASI TTD
JAM
1 2 3 4 5
1.
Ketidakefektifa Memberikan
n manajemen pendidikan
kesehatan diri kesehatan
pada Tn. N : tentang
diabetes diabetes
mellitus mellitus:
berhubungan definisi,
dengan penyebab,
konsumsi tanda gejala,
makanan penataklaksan,
beresiko dan komplikasi
2.
meningkatkan Memonitor
gula darah TTV : TD dan
(tidak diet) GDS
3.
Memotivasi
klien untuk
mengurangi
konsumsi
makanan yang
banyak
mengandung
gula
4.
Menganjurkan
klien
melakukan
kegiatan
latihan
pemanasan
ringan
EVALUASI ASKEP INDIVIDU
NO TANGGAL / DX KEP EVALUASI TTD
JAM
1 Ketidakefektifan S:
manajemen - Tn. N
kesehatan diri berkata,
pada Tn. N : ”Tadi pagi
diabetes mellitus saya makan
berhubungan nasi tapi
dengan konsumsi tidak habis
makanan mbak.”
beresiko O:
meningkatkan - Klien
gula darah (tidak kooperatif
diet) - TD : 140/80
mmHg
A: MTS
P:
- Lanjutkan
intervensi
cek gula
darah dan
tekanan
darah
S:
- Tn. N
berkata,”
Sudah tidak
minum teh
manis lagi
kok mbak
setiap pagi.”
O:
- Klien
kooperatif
- TD 130/80
mmHg
A: MTS
P:
- Lanjutkan
intervensi
cek gula
darah dan
tekanan
darah
S:
- Tn. N
berkata,”
Tadi bangun
tidur saya
senam yang
kemaren itu
mbak.”
- Tn. N
berkata,”
Setiap pagi
saya senam
mbak.”
O:
- Klien tampak
senang
- Klien
kooperatif
A: MTS
P:
- Lanjutkan
pantau gula
darah dan
tensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS
OLEH:
SILVY ARIFIANTI
201903023
A. Pelaksanaan Kegiatan
a) Topik : Diabetes Mellitus
b) Sasaran : Pasien kelolaan (Tn. N)
c) Metode : Ceramah dan Tanya jawab
d) Media : Leaflet
e) Waktu dan tempat :
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 13 Mei 2020
3. Jam : 09.00 – 09. 30 wib
4. Waktu : 30 menit
5. Tempat : Dusun Bebe’an Desa Modopuro Kecamatan Mojosari
Kabupaten Mojokerto
B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Setelah mengikuti penyuluhan, pasien mampu memahami diet penderita
Diabetes Melitus dengan benar.
b. Tujuan khusus :
Setelah diadakan penyuluhan selama 30 menit, pasien dapat menjelaskan
tentang:
1. Pengertian Diabetes Melitus
2. Gejala-Gejala Diabetes Melitus
3. Komplikasi Diabetes Melitus
4. Pengelolaan Diabetes Melitus
5. Diet Penderita Diabetes Melitus
C. Pelaksanaan Kegiatan
Tahap Kegiatan Kegiatan Klien Wakt Metode Media
penyuluhan u dan
Alat
Pembukaa Menjelaskan - Menjawab 5 Cerama Leafle
n uraian tentang salam menit h t
Diabetes - Mendengarka
Melitus secara n
singkat. - Memperhatik
an
Penyajian Menjelaskan - Mendengarka 15’ Cerama
pengertian n h
Diabetes - Memperhatik
Melitus, gejala- an
gejala Diabetes - Mencatat
Melitus,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaan
Diabetes
Melitus, dan
diet penderita
Diabetes
Melitus.
Penutup - Menanyak - Memperhatik 10’ Cerama
an kembali an h dan
kepada - Bertanya diskusi
pasien
tentang
pengertian
Diabetes
Melitus,
gejala-
gejala
Diabetes
Melitus,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaa
n Diabetes
Melitus,
dan diet
penderita
Diabetes
Melitus.
- Pasien
mampu
menjelaska
n kembali
tentang
pengertian
Diabetes
Melitus,
gejala-
gejala
Diabetes
Melitus ,
komplikasi
Diabetes
Melitus,
pengelolaa
n Diabetes
Melitus,
dan diet
penderita
Diabetes
Melitus.
- Pasien
mampu
menerapka
n diet
penderita
Diabetes
Melitus
yang
dijelaskan.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, diskusi,demonstrasi
2. Metode : Leaflet
E. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji tentang
Diabetes Melitus
b. Evaluasi Hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus, gejala-
gejala Diabetes Melitus, komplikasi Diabetes Melitus, pengelolaan Diabetes
Melitus, dan diet penderita Diabetes Melitus.
Materi Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin (Amin
& Hardhi, 2013). Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
disebabkan karenan ketiadaan absolut insulin (Corwin, 2009). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula dalam plasma yang disebabkan oleh produksi insulin
yang menurun atau tidak adanya insulin.
2. Klasifikasi
3) Diabetes mellitus tipe I : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun (Amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat disebabkan
oleh faktor genetik yang dipicu oleh faktor lingkungan yang menyebabkan
terjadinya autoimun. Hal ini menyebabkan diabetes tipe I memiliki
karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolut dalam tubuh. Sehingga terapi
bagi penderita diabetes tipe I yaitu harus mendapat insulin pengganti.
Biasanya tipe I ini dijumpai pada penderita yang tidak gemuk, berusia
kurang dari 30 tahun, dengan perbandingan perempuan lebih rentan terkena
dari pada laki-laki (Corwin, 2009).
4) Diabetes mellitus tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin ini berarti penurunan kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi 2013).
3. Tanda dan Gejala
k) Glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dL
l) Glukosa plasma 8 jam puasa ≥ 126 mg/dL
m) Glukosa plasma 2 jam PP ≥ 200 mg/dL
n) Polidipsi (mudah haus)
o) Poliuria (sering kencing)
p) Polifagia (mudah lapar)
q) Lelah dan mengantuk
r) Kesemutan
s) Gatal
t) Mata kabur
4. Penatalaksanaan (Amin & Hardhi, 2013)
8. Pemberian Insulin, khususnya bagi penderita diabetes tipe I.
9. Rutin melakukan olahraga.
10. Mempertahankan berat badan ideal.
11. Kurangi makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan gula.
12. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL :
daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus salad.
13. Hindari minuman berakohol.
14. Kurangi konsumsi garam.
5. Komplikasi Diabetes Mellitus
Akut kematian
Kronik cacat
Kerusakan ginjalgagal ginjalcuci darah
Kaki busuk (ganggren)
Penyakit jantung
Kebutaan
6. Pengelolaan Diabetes Mellitus :
a. Perencanaan diet
b. Melakukan olahraga
c. Minum obat secara teratur
d. Berkonsultasi pada dokter
Amin & Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC. Yogyakarta : Media Action.
Corwin, E J. 2009. Buku Saku Patifisiologi. Jakarta : EGC.
Depkes.(2005).Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Diambil
tanggal 29 September 2012
Jackson, Marilynn.(2011).Seri Panduan Praktis Edukasi Pasien.Jakarta:Erlangga
Mansjoer, Arif,dkk.(2007).Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:FK UI
Suddarth,Brunner.(2004).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.Jakarta:EGC