Anda di halaman 1dari 3

Hambatan dalam bermain di playground

Tema hambatan dalam bermain di playground pada anak dengan berkebutuhan khusus dibagi
menjadi 2 sub tema yaitu hambatan fisik dan hambatan sosial.

1. Hambatan fisik
Dalam bermain di playground terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh
responden maupun anak yang berkebutuhan khusus, salah satunya adalah hambatan
fisik. Pengaturan lingkungan fisik taman bermain sering kali menyebabkan hambatan
pada anak untuk berpartisipasi, terutama untuk anak-anak dengan disabilitas. Anak
dengan penyandang disabilitas mengalami banyak hambatan saat masuk ke, bergerak
di sekitar, dan bermain di taman bermain. Beberapa responden mengatakan bahwa
terdapat jalanan yang tidak dapat diakses anak, permukaan taman bermain yang tidak
sesuai, dan lingkungan sekitar yang tidak memadai untuk anak berkebutuhan khusus.
“Jalan kurang lebar, tidak rata, terjal, dan berlubang… (R1) “Sempit mbak, tidak
ada jalan buat kursi roda (R1) “…kebanyakan pembatas, terus ada yang ledhok
tanahnya ada yang tinggi…. (R2)”

Selain itu, desain mainan merupakan hal penting dalam taman bermain. Secara umum
permainan yang terdapat dalam taman bermain masih menjadi hambatan untuk anak
berkebutuhan khusus, seperti desain dan bahan dari permainan yang dapat
membahayakan anak-anak khususnya untuk anak dengan disabilitas.
“…bahan mainannya kan dari besi gitu licin (R1) “…soale juga kalau karatan terus
rusak serpihannya membahayakan Mbak (R2)”

Serta permainan-permainan yang terdapat dalam taman bermain di lingkungan sekitar


kurang bervariasi..
“Tapi permainannya ga banyak…(R7)”

Anak penyandang disabilitas biasanya memiliki gangguan tingkah laku yang tidak
normal yang disebabkan disfungsi neurologis, Beberapa responden juga mengatakan
bahwa anaknya saat bermain di taman bermain sangat aktif dan agresif. Sehingga
orangtua atau pengasuh sangat berhati-hati dan selalu mengawasi setiap gerakan anak.
“…anake juga nggak bisa diam gini jadi rada susah…(R2) “…ga sabaran buat main
gabisa antri…(R3) “…butuh pengawasan ekstra jg mbak…(R4)”
Selain itu, kekhawatiran orang tua atau pengasuh akan keselamatan dan pencegahan
cedera menimbulkan keterbatasan pada partisipasi anak-anak di lingkungan taman
bermain.
“…ada khawatir, suka lari2 sesukanya, takutnya dia jatuh gitu (R8)”

2. Hambatan sosial
Selain hambatan fisik, dalam bermain di playground ada juga beberapa hambatan
sosial. Hambatan sosial ini sangat terkait dengan hambatan desain fisik lingkungan
taman bermain dalam partisipasi sosial anak. Lingkungan taman bermain adalah
sebuah lingkungan yang penting bagi sosial anak-anak untuk bermain dan berinteraksi
dengan teman sebayanya. Taman bermain juga menawarkan ruang penting bagi anak-
anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sebayanya dan terlibat percakapan
pribadi. Namun lingkungan taman bermain yang ada masih banyak hambatan untuk
anak-anak dalam berpartisipasi, khususnya anak-anak dengan disabilitas. Hal ini
dapat menyebabkan pengalaman bermain yang berharga menjadi terlewatkan.
“…tidak ada temen yang ngajak ngobrol (R1)” …nggk ada yang mau ngobrol (R7)”

Banyak anak-anak terutama anak penyandang disabilitas tidak mendapatkan


kesempatan untuk berpartisipasi di lingkungan taman bermain, sering kali orang-
orang mengucilkan. Beberapa respondenpun mengatakan bahwa pada saat bermain di
playground anaknya tidak memiliki kesempatan berinteraksi dengan teman sebayanya
karena terdapat stigma negatif dari lingkungan yang menyebabkan teman sebayanya
tidak ada yang mengajaknya bermain bersama
“…jadi nanti takutnya malah dijauhin sama anak lain gitu Mbak…(R2)” …yg
kadang minder sendiri malah2 jd tontonan anak2 yg lain… mrk2 yg lhtin fachril yg
merasa aneh (R5)”

Pembahasan:
Lingkungan didefinisikan sebagai konteks yang terjadi di luar individu yang
mendapatkan respon dari individu itu sendiri. Taman bermain merupakan lingkungan
yang sangat penting bagi anak-anak untuk bermain dan melatih keterampilan pada
anak. (Alice & Helen, 2015). Di dalam taman bermain terdapat pengaturan permainan
umum untuk anak-anak yang biasanya terdiri dari peralatan yang dirancang khusus
untuk anak-anak, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan
sosial. Dalam bermain juga memberikan kesempatan pada anak untuk
mengembangkan keterampilan motorik, mengambil resiko dan keluar dari batasan
mereka, berinteraksi dengan teman sebaya, mempelajari aturan dan nilai sosial, dan
menjelajahi lingkungan mereka. Serta mengembangkan kemampuan dan penguasaan
terhadap pengalaman baru (Alice & Helen, 2015)
Dalam buku yang ditulis oleh John & Wheway (2004) mengungkapkan bahwa
lingkungan merupakan penyebab anak disabilitas tidak mampu berpartisipasi saat
bermain di playground. Terdapat beberapa hambatan yang menyebabkan masalah
bagi anak disabilitas tidak dapat bermain di playground yaitu desainnya yang kurang
aksesibilitas dan akes yang tidak mudah di akses bagi anak-anak penyandang
disabilitas. Sehingga mereka kurang berpartisipasi dalam setiap kegiatan dan jarang
berinteraksi dengan teman sebayanya (Tamm dan Skar,2000). Faktor lingkungan
seperti permukaan tanah yang berpasir dan berbatu serta permainan yang ada di
playground juga membuat anak disabilitas kesulitan untuk mengakses fasilitas
tersebut (Talay et al. 2010). Selain itu, anak-anak penyandang disabilitas sering
dikucilkan dari masyarakat atau dibatasi dalam kegiatan bermain karena hambatan
fisik dalam struktur taman bermain dan lingkungan sekitarnya (Law dan Skar, 2000;
Nabors et al, 2001). Bukan hanya masalah fisik pada anak penyandang disabilitas,
tetapi desain taman bermain sering tidak memenuhi kebutuhan anak-anak dengan
kondisi ini (Prellwitz dan Tamm, 1999; Prellwitz dan Tamm et al., 2001; Veitch et al,
2006; Prellwitz dan Skar, 2007). Dalam hal ini menunjukkan bahwa hambatan berupa
aksesibilitas fisik dan stigma negative dari masyarakat menjadi masalah utama bagi
anak-anak penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai