Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wanita dewasa adalah kelompok usia wanita yang berusi 35-60 tahun.
Pada masa ini terjadi penurunan fisik seperti menipisnya lapisan lemak kulit
dan rambut tampak semakin tipis akibat menurunnya produksi pigmen dan
lain-lain. Wanita merupakan kelompok yang paling banyak dijumpai
menderita penyakit kelainan metabolisme lemak. Menurut WHO
memperkirakan angka kematian akibat dari kejadian penyakit kardiovaskuler
dan pembuluh darah mencapai 17 juta kematian yaitu sebesar 48%.
Berdasarkan hasil dari World Health Statistic 2013, angka kematian karena
penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia mencapai 308 kasus pada
100.000 penduduk dengan usia 30-70 tahun.
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya
konsentrasi kolesterol total dalam darah yang melebihi normal.
Hiperkolesterolemia merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit
kardiovaskuler. Kadar kolestrol total dipengaruhi asupan zat gizi, yaitu
konsumsi asupan yang bersumber dari lemak. Peningkatan konsumsi lemak
sebanyak 100mg/hari dapat meningkatkan kolestrol total sebanyak 2-3 mg/dl
(Harni, Fitriana Matondang Choirun, 2017)
Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi penduduk ≥ 15 tahun dengan
kadar kolesterol diatas normal sebanyak 35,9%, dimana prevalensi pada
perempuan lebih tinggi yaitu 39,6%, dan pada laki-laki sebanyak 30% dan
prevalensi lebih tinggi yang memiliki kolesterol diatas normal berdasarkan
tempat tinggal terdapat pada masyarakat perkotaan dengan persentase sebesar
39,5% dan masyarakat pedesaan sebesar 32,1%
Pengaruh kontrasepsi hormonal ternyata mempengaruhi kadar kolesterol
dalam darah. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Farida (2016) menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara kontrasepsi hormonal terhadap kadar LDL.

1
2

Menurut data provinsi 2016, presentase pengunjung dengan kolesterol


tinggi di Posbindu dan FTKP di Indonesia di Provinsi Papua Barat dan
Kalimantan Tengah menjadi urutan ke lima secara nasional presentasenya
yaitu 54,2% (Kementrian Kesehatan RI, 2018)
Penggunaan kontrasepsi dalam jangka waktu tertentu juga dapat
meningkatkan tekanan darah, hal ini dibuktikan oleh penelitian
Supriyatiningsih (2018) bahwa terdapat peningkatan tekanan darah pada ibu
yang menggunakan kontrasepsi suntik (54%). Tekanan darah tinggi atau
sering disebut hipertensi adalah bila tekanan darah sistolik melebihi 140
mmhg dan tekanan diastolik 90 mmhg. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam
(Yona, 2018) memperkirakan bahwa jumlah penderita hipertensi akan terus
meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang semakin banyak. Pada tahun
2025 yang akan datang diproyeksikan sekitar 20% warga dunia terkena
hipertensi. Presentasi penderita hipertensi 40% di negara ekonomi
berkembang termasuk Indonesia, sedangkan negara maju hanya 35%.
Dalam 5 tahun terakhir kunjungan penderita hipertensi di kota Palangka
Raya meningkat. Pada tahun 2018 estimasi penderita hipertensi mencapai
47.664 pada usia lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2017 dilaporkan terdapat
12.606 penderita dan meningkat dibandingkan tahun 2016 yaitu 12.038
penderita (Kemenkes RI, n.d.)
Penggunaan pengobatan tradisional dari tahun ke tahun semakin
meningkat dan digunakan oleh sekitar 40% dari total penduduk Indonesia.
Pada tahun 2010 penggunaan pengobatan secara tradisional sebesar 45,17%
dan tahun 2011 meningkat menjadi 49,53% (Kemenkes, 2013).
Namun, dari semua jenis pengobatan alternative atau tradisional yang
sudah ada belum tentu seluruhnya telah teruji khasiat dan tiksisitasnya. Salah
satu pengobatan yang terbuat dari bahan alami adalah dengan membuat jus.
Selain itu, memperbaiki gaya hidup seperti mengatur pola makan yang
seimbang dengan mengonsumsi buah-buahan atau sayuran, olahraga teratur,
pengendalian berat badan dan lain-lain.
3

Belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) merupakan fungsional yang dapat


dimanfaatkan pada setiap bagian baik bunga, buah, daun, maupun kulit
batangnya dan telah dimanfaatkan masyarakat. Buah belimbing wuluh
memiliki kandungan senyawa kimia antara lain saponin, flavonoid dan
poliferol yang berpotensi sebagai aktivitas antihipertensi, antihiperlipidemia
dan antihiperglikemia. Hal ini dibuktikan dalam penelitian Anisa Asprilia
(2016) menyebutkan bahwa buah yang memiliki khasiat untuk menurunkan
tekanan darah tinggi yaitu belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi) karena
memiliki kandungan flavonoid, vitamin C, saponin dan kalium. Konsentrasi
kalium, kalsium dan magnesium yang tinggi dalam intraseluler dapat
merelaksasi otot polos pembuluh darah, kemudia dapa mengurangi resistensi
pembuluh darah perifer sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Anggraeni
et al., 2016). Flavonoid akan mempengaruhi kerja dari Angiotensin
Converting Enzym (ACE), penghambatan ACE akan menginhibisi perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II menyebabkan vasodilatasi sehingga
tahanan resistensi periferturun dan dapat menurunkan tekanan darah (Safitri,
2015).
Pada penelitian sebelumnya tahun 2012 yang dilakukan oleh Yusuf dan
Inez menunjukkan bahwa pemberian jus belimbing wuluh dapat menurunkan
kolestrol LDL pada tikus. Penelitian mengenai pengaruh pemberian jus
belimbing wuluh terhdap kadar kolesterol manusia belum terlalu banyak
diujikan. Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai pengaruh pemberian jus belimbing wuluh terhadap kadar
kolesterol dan tekanan darah pada ibu akseptor KB.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pemberian jus buah belimbing
wuluh (Averrhoa Bilimbi) terhadap kadar kolesterol dan tekanan darah ?”.
4

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
pemberian jus belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol dan tekanan
darah di Puskesmas Kota Palangkaraya Tahun 2020.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya distribusi frekuensi ibu akseptor KB yang mengalami
kolesterol tinggi
b. Diketahuinya distribusi frekuensi ibu akseptor KB yang mengalami
tekanan darah tinggi
c. Diketahuinya pengaruh jus belimbing wuluh terhadap kadar kolesterol
di Puskesmas Kota Palangka Raya
d. Diketahuinya pengaruh jus belimbing wuluh terhadap tekanan darah di
Puskesmas Kota Palangka Raya

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menamba ilmu pengetahuan dan memperdalam pengalaman
peneliti serta pengembangan wawasan tentang pengobatan tradisional
dengan mengkonsumsi jus buah belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi).
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi
mahasiswa serta sebagai perbendaharaan kepustakaan di Poltekkes
Palangka Raya.
3. Bagi Penderita
Hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memilih
pengobatan alternative yang tepat dan praktis dalam menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi dan menurunkan kadar kolesterol yaitu
dengan mengkonsumsi jus buah belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi).

Anda mungkin juga menyukai