Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karenanya kami dapat
menyelesaikan tugas kuliah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh guru pada mata kuliah Perekonomian Indonesia .

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun
berkat dukungan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak
terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Mataram, 21 November 2019

[Prekonomian Indonesia] Page 1


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................................... 3

A.Latar Belakang.......................................................................................................... 3

B.Rumusan Masalah..................................................................................................... 3

C.Tujuan Makalah........................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 3

2.1 Teori Perdagangan Internasional : Teori klasik dan Teori Modern........................ 4

2.2 Struktur Neraca Pembayaran ................................................................................. 9

2.3 Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2011-2015................................................ 12

2.4 Kebijakan Pemerintah Terkait Perdagangan Internasional................................... 13

2.5 Peranan Perdagangan Internasional Terhdap Kinerja Perekonomian Indonesia....

BAB III KESIMPULAN.............................................................................................. 3

Kesimpulan............................................................................................................. 3

[Prekonomian Indonesia] Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam konteks perekonomian suatu negara, salah satu wacana yang menonjol adalah
mengenai pertumbuhan ekonomi. Meskipun ada juga wacana lain mengenai pengangguran,
inflasi atau kenaikan harga barang-barang secara bersamaan, kemiskinan, pemerataan
pendapatan dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi menjadi penting dalam konteks
perekonomian suatu negara karena dapat menjadi salah satu ukuran dari pertumbuhan atau
pencapaian perekonomian bangsa tersebut, meskipun tidak bisa dinafikan ukuran-ukuran
yang lain
Salah satu hal yang dapat dijadikan motor penggerak bagi pertumbuhan adalah
perdagangan internasional. Salvatore menyatakan bahwa perdagangan dapat menjadi mesin
bagi pertumbuhan ( trade as engine of growth,Salvatore, 2004). Jika aktifitas perdagangan
internasional adalah ekspor dan impor, maka salah satu dari komponen tersebut atau kedua-
duanya dapat menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan. Tambunan (2005) menyatakan
pada awal tahun 1980-an Indonesia menetapkan kebijakan yang berupa export promotion.
Dengan demikian, kebijakan tersebut menjadikan ekspor sebagai motor penggerak bagi
pertumbuhan.

B.     Rumusan  Masalah
1.      Teori Perdagangan Internasional : Teori klasik dan Teori Modern ?
2.      Struktur Neraca Pembayaran ?
3.      Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2011-2015 ?
4.      Kebijakan Pemerintah Terkait Perdagangan Internasional ?
5.      Peranan Perdagangan Internasional Terhdap Kinerja Perekonomian Indonesia ?

C.    Tujuan Makalah
1.   Menjelaskan Teori Perdagangan Internasional : Teori klasik dan Teori Modern ?
2.   Menjelaskan  Struktur Neraca Pembayaran ?
3.   Menjelaskan Neraca Pembayaran Indonesia Periode 2011-2015 ?
4.   Menjelaskan Kebijakan Pemerintah Terkait Perdagangan Internasional ?
5.   Menjelaskan Peranan Perdagangan Internasional Terhdap Kinerja Perekonomian Indonesia

[Prekonomian Indonesia] Page 3


II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Perdagangan Internasional : Teori Klasik dan Teori Modern

 Teori Klasik

Dalam teori klasik terkait perdagangan internasional, Kami akan menjelaskan


3 (tiga) teori yang fenomenal dalam kalangan para ekonomi:

1. Teori Keunggulan Absolut/Absolute Advantage (Adam Smith)

Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) menjadi teori perdagangan


internasional yang paling dikenal. Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith yang
memfokuskan keunggulan mutlak.

Teori ini menyatakan bahwa keunggulan mutak merupakan keunggulan yang


didapatkan oleh sebuah negara karena berhasil membuat biaya produksi barang
dengan harga yang lebih murah dari pada negara lain. Menurut teori ini jika harga
barang dengan jenis yang sama tidak memiliki perbedaan di berbagai negara, maka
tidak ada alasan untuk melakukan dan melangsungkan perdagangan internasional.

Contoh Teori Keunggulan Absolut

Indonesia memiliki keunggulan dalam memproduksi “kain” yang lebih murah


dari pada negara China. Sedangkan China memiliki keunggulan dalam memproduksi
“Televisi” dengan biaya yang lebih murah dibandingkan Indonesia.

Artinya kedua negara tersebut memiliki keunggulan mutlak terhadap


komoditas berbeda. Hal inilah yang dapat memicu perdagangan internasional antar
negara melalui dua komoditas tersebut. Indoensia dapat menjual “kain” kepada China,
dan sebaliknya China dapat menjual produk “Televisi” kepada Indonesia.

2. Teori Keunggulan Komparatif/Comparative Advantage (David Ricardo)

[Prekonomian Indonesia] Page 4


Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) dikemukakan oleh
David Ricardo yang memfokuskan keunggulan komparatif. Konsep pada teori ini
mungkin dapat dikatakan konsep yang paling penting sampai saat ini dalam
perdagangan internasional.

Teori ini menyatakan bahwa meskipun suatu negara tidak memiliki


keunggulan mutlak dalam memproduksi barang tertentu, namun perdagangan
internasional yang saling menguntungkan masih dapat terjadi. Hal ini dengan syarat
bahwa negara tersebut melakukan spesialisai produk terhadap barang yang memiliki
biaya relatif lebih kecil dari negara lain.

Dasar konsep pada teori yang dikemukakan David Ricardo ini tidak begitu
berbeda dengan teori Adam Smith dalam munculnya perdagangan internasional.
Perbedaannya hanya terletak pada pengukuran terhadap keunggulan suatu negara,
yaitu perbedaan komparatif dalam biaya dan bukan pada perbedaan absolunya.

Contoh Teori Keunggulan Absolut

Dalam produksi gula dan kain sutra, Indonesia hanya membutuhkan 3 hari
untuk memproduksi 1 kg gula dan 4 hari untuk memproduksi 1 meter kain sutra.
Namun, Amerika membutuhkan 6 hari dalam produksi 1 kg gula dan 5 hari dalam
produksi kain sutra. Jika dihitung, maka besarnya comparative cost adalah 3/6 untuk
gula lebih kecil dibadingkan 4/6 untuk kain sutra. Kondisi ini tentunya Amerika akan
berspesialisasi dalam produksi “gula” dibandingkan produksi “kain sutra”.

3. Teori Permintaan Timbal Balik/Reciprocal Demand (John Stuart Mill)

Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) dikemukakan oleh John


Stuart Mill dimana sebuah pengembangan dan kelanjutan dari teori David Ricardo.
Teori ini mencari titik keseimbangan antara pertukaran barang antar dua negara
dengan menentukan Dasar Tukar Dalam Negeri.

Teori ini mengedapankan keseimbangan permintaan dan penawaran, karena


permintaan dan penawaran merupakan faktor penentu untuk berapa banyak jumlah
barang yang diimpor dan diekspor.

[Prekonomian Indonesia] Page 5


Teori ini menyimpulkan bahwa perdagangan internasional dapat bermanfaat
bagi kedua negara jika terdapat perbedaan antar negara dalam rasio produksi dan
konsumsi. Selain itu, jika jumlah yang dibutuhkan untuk memproduksi barang ekspor
lebih kecil dibandingkan produksi barang impor, maka secara otomatis negara
mendapatkan manfaat dalam perdagangan internasional yang dilakukan.

 Teori Modern

Setelah kita mengetahui teori-teori klasik dalam perdagangan internasional,


selanjutnya menuju teori modern terkait perdagangan internasional. Dalam teori
modern terkait perdagangan internasional, Kami akan menjelaskan 5 (lima) teori yang
fenomenal dalam kalangan para ekonomi:

1. Teori Heckser-Ohlin/H-O (Eli Heckser & Beril Ohlin)

Teori Heckser-Ohlin (H-O) muncul untuk menjelaskan mengenai perdagangan


internasional yang belum sempat dijelaskan oleh David Ricardo. Teori ini
dikemukakan oleh Eli Heckscher dan muridnya Bertil Ohlin yang dibuat sebagai
alternatif dari model Ricardian.

Teori ini dikenal dengan “The Proportional Factor Theory” yang berpendapat
bahwa pola perdagangan internasional ditentukan oleh faktor pendukung, dimana
negara dengan faktor produksi relatif tinggi dan murah dalam biaya produksi akan
melakukan spesialisasi produk untuk melakukan ekspor. Sebaliknya, negara dengan
faktor produksi relatif langka dan mahal dalam biaya produksi akan melakukan impor.

2. Kesamaan Harga Faktor Produksi (Stolper-Samuelson)

Kesamaan Harga Faktor Produksi dikemukakan oleh Stolper-Samuelson


dalam teori perdagangan internasional. Teori ini mendeskripsikan hubungan harga
relatif barang dengan perolehan faktor relatif, seperti gaji dan pendapatan modal.

Arti penting dari teori ini didasarkan pada fakta bahwa kesamaan pembelian
faktor rill antar kedua negara adalah penting. Kondisi pareto optimal untuk alokasi
yang efisien dari sumberdaya dunia. Bahwa sumberdaya alokasi yang efisien pada
kondisi ekonomi tertutup membutuhkan unit yang sama dari faktor homogen yang

[Prekonomian Indonesia] Page 6


sama untuk memperoleh hasil yang sama. Efisiensi alokasi sumberdaya dalam
ekonomi dunia memerlukan kesamaan harga faktor yang lengkap.

Pada kenyataannya harga faktor tidak sama antar bangsa. Upah untuk
membuat sepatu, membuat pakaian, pemotong rumput tidak sama di Indonesia dengan
Amerika. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan skill (Human Capital).

Teori ini menekankan bahwa perdagangan bebas saling menggantikan


(sekalipun tidak sempurna) untuk perpindahan faktor antar negara, dan menjelaskan
dampaknya terhadap harga faktor produksi. Inti dari teori ini adalah perdagangan
bebas (perdagangan internasional) mengakibatkan harga faktor-faktor produksi sama
diberbagai negara.

3. Teori Ribczynski

Teori Ribczynski merupakan fungsi dasar dari model H-O. Ketika koefisien
produksi tetap dan penawaran faktor-faktor produksi dalam kondisi full employment
maka penambahan pada salah satu faktor produksi akan meningkatkan faktor output
pada komoditi yang faktor produksinya ditambah secara intensif sehingga mengurangi
output komoditi yang lain.

Contoh Teori Ribczynski

Contoh; Jika kebutuhan tenaga kerja, modal untuk produksi A dan B tetap maka
dengan adanya penambahan penawaran tenaga kerja akan meningkatkan output A
padat karya dan menurunkan output B.

4. Kurva Tawar Menawar/Offer Curve (Marshall & Edgeworth)

Konsep kurva tawar menawar (offer curve) pertama kali dirumuskan dan
diperkenalkan dalam ekonomi internasional oleh Marshall dan Edgeworth, yang
merupakan ekonom terkemuka dari Inggris yang aktif dalam akademisi pada abad ini.

Pada dasarnya kurva tawar menawar (offer curve) suatu negara


memperlihatkan seberapa banyak suatu negara bersedia menyediakan komoditi
ekspornya untuk memperoleh komoditi impor dalam jumlah tertentu. Dengan kata
lain, bahwa kurva tawar menawar (offer curve) dari suatu negara memperlihatkan

[Prekonomian Indonesia] Page 7


sejauh mana ketersediaan negara itu mengimpor dan mengekspor pada berbagai
tingkat harga relatif yang tengah berlaku.

5. Teori Biaya Oportunitas

Teori Biaya Oportunitas juga penting untuk melihat seberapa jauh kita dapat
berharap untuk mencapai efisiensi dunia jika menghambat perpindahan faktor melalui
perdagangan bagi negara bebas, bantuan teknis dan aliran modal melalui bantuan luar
negeri.

Teori ini dikemukakan oleh Salvatore yang mengungkapkan bahwa biaya


sebuah komoditi adalah jumlah komoditi kedua yang harus dikorbankan untuk
memperoleh sumberdaya yang cukup untuk memproduksi satu unit tambahan
komoditi pertama.

Dalam teori ini tidak diasumsikan bahwa biaya atau harga sebuah komoditi
satu-satunya tergantung pada atau dapat dinilai dari jumlah tenaga kerjanya.
Konsekuensinya, negara yang memiliki biaya oportunitas lebih rendah dalam
memproduksi sebuah komoditi akan memiliki keunggulan komparatif dalam komoditi
tersebut dan memiliki kerugian komparatif dalam komoditi keduanya.

Demikian penjelasan sebuah wawasan tentang teori klasik dan modern dalam
perdagangan internasional. Patut kita perhatikan bahwa perdagangan internasional
dapat memberi manfaat yang besar untuk memenuhi kebutuhan setiap negara di
dunia. Semoga arikel ini dapat memberikan, menambah dan meningkatkan wawasan
anda dalam dunia ekonomi.

2.2 Struktur Neraca Pembayaran

 Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-


transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka
waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca pembayaran mencakup pembelian dan
penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi

[Prekonomian Indonesia] Page 8


finansial. Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan
neraca lalu lintas modal dan finansial, dan item item finansial. Dan untuk menyusun
neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional, perlu dibedakan
antara debit dengan transaksi kredit.

Secara umum, neraca pembayaran terbagi menjadi tiga jenis, antara lain :

a. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Defisit

Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan


jumlah transaksi pembayaran luar negeri (disebut transaksi debet) lebih besar
dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (disebut transaksi kredit).

b. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Surplus

Neraca pembayaran dan perdagangan surplus adalah neraca pembayaran yang


menunjukkan transaksi debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.

c. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Seimbang

Neraca pembayaran dan perdagangan Seimbang adalah neraca pembayaran


yang menunjukan transaksi debet sama dengan transaksi kredit.

Neraca pembayaran memiliki beberapa komponen, yaitu current account (transaksi


berjalan), dan capital account (transaksi modal).

a. Current Account

Current Account adalah semua transaksi barang dan jasa yang dicatat dalam
neraca perdagangan, jika neraca transfer tidak ada atau nol. Adapun komponen yang
ada dalam current account adalah sebagai berikut:

· Neraca perdagangan barang (visible trade), yang terdiri atas barang-barang dan emas
tidak moneter.

· Neraca jasa (invisible trade), yaitu pembayaran imbalan terhadap pemakaian faktor-
faktor produksi yang terdiri atas ongkos pengang kutan dan asuransi, hasil turisme,
pendapatan modal, pemerintah, pos dan telekomunikasi, serta jasa-jasa lainnya
termasuk pembayaran bunga utang.

[Prekonomian Indonesia] Page 9


Transaksi berjalan yang surplus menunjukkan bahwa pada neraca perdagangan
jumlah ekspor lebih besar daripada impor. Sebaliknya, jika neraca perdagangan defisit
berarti impor lebih besar daripada ekspor.

b. Capital Account

Hal-hal yang termasuk ke dalam transaksi capital account, yaitu semua catatan
yang berisi transaksi modal sebagai berikut:

- Sektor publik, yang meliputi:

· Penerimaan pinjaman dan bantuan.

· Pelunasan pinjaman.

- Sektor swasta, yang meliputi:

· Penanaman modal langsung investasi portofolio.

Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran antara lain


sebagai berikut:

a. Perubahan Kurs Devisa

Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.

b. Perubahan Harga

Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat
laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.

c. Perubahan Tingkat Pendapatan

Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor


akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.

Manfaat neraca pembayaran antara lain:

[Prekonomian Indonesia] Page 10


· Keadaan keuangan yang terkait dengan pembayaran luar negeri dengan mencermati
neraca pembayaran, kita dapat mengetahui apakah sebaiknya suatu negara menambah
impor atau sebaliknya justru harus menambah ekspor.

· Sumbangan dari transaksi ekonomi internasional terhadap penerimaan negara yang


bersangkutan.

· Hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan luar negeri.

· Hubungan ekonomi suatu negara dengan negara-negara tertentu

[Prekonomian Indonesia] Page 11


2.3 Neraca Pembayaran Indonesia Lima Tahun Terakhir

Neraca Pembayaran Indonesia

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi
antara penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu.
Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial.
Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan salah satu statistik ekonomi
makro yang penting bagi Indonesia di antara sejumlah statistik ekonomi makro
lainnya, seperti pendapatan domestik bruto (PDB) dan jumlah uang beredar. Statistik
ini memberikan informasi tentang transaksi ekonomi yang terjadi antara penduduk
Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Sebagaimana umumnya
penyusunan statistik neraca pembayaran di negara lain, statistik NPI dibuat dengan tujuan
sebagai berikut:

(1) mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian;

(2) mengetahui aliran sumber daya dengan negara lain;

(3) mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan;

(4) mengetahui permasalahan utang luar negeri;

(5) mengetahui perubahan posisi cadangan devisa dan potensi tekanan terhadap nilai
tukar;

(6) sebagai sumber data dan informasi dalam menyusun anggaran devisa; serta (7)sebagai
sumber data penyusunan

statistik neraca nasional (national account). Transaksi yang dicatat di NPI


memperlihatkan perubahan, pemberian (tanpa imbalan), timbul atau hapusnya suatu nilai
ekonomi. Pergerakan nilai ekonomi ini dapat terjadi akibat perpindahan kepemilikan atas
barang atau aset finansial, penyediaan jasajasa, penyediaan tenaga kerja, atau penyediaan
modal.

[Prekonomian Indonesia] Page 12


Berikut ini contoh-contoh transaksi yang dicatat dalam NPI:

(1) Penjualan dan pembelian barang dengan negara lain, seperti ekspor minyak sawit
dan impor bahan baku atau barang konsumsi;

(2) Pemberian/penggunaan jasa kepada/dari negara lain, seperti penyediaan jasa pialang
saham oleh perusahaan sekuritas domestik kepada investor asing dan pemakaian jasa
pengangkutan kapal laut asing oleh perusahaan domestik;

(3) Pendapatan atas investasi, seperti dividen dan bunga, yang diperoleh oleh pihak asing
yang berinvestasi di Indonesia dan penduduk Indonesia yang berinvestasi di luar negeri;

(4)Investasi finansial antara lain dalam bentuk saham dan surat utang, seperti
pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) oleh investor asing dan penjualan obligasi
pemerintah Amerika Serikat yang dimiliki oleh bank domestik; dan

(5) Pemberian/penerimaan uang, barang, dan jasa tanpa ada imbalan langsung, seperti
penerimaan pemerintah dalam bentuk hibah dari negara asing.

Data perdagangan atau neraca pembayaran Indonesia:

[Prekonomian Indonesia] Page 13


2.4 Kebijakan pemerintah terkait perdagangan internasional

Berbagai macam kebijakan yang mungkin dapat dilaksanakan suatu negara untuk
mendapatkan manfaat dari kegiatan perdagangan internasional antara lain proteksi,
perdagangan bebas, dan politik dumping.
1.      Proteksi
Proteksi adalah kebijakan perdagangan internasional yang bertujuan untuk melindungi
produksi dalam negeri. Bentuk-bentuk proteksi yang dapat dijalankan suatu negara
antara lain :
a.   Larangan Impor
Melara ng impor produk tertentu yang juga di produksi di dalam negeri,
terutama untuk barang-barang yang dimiliki daya asing yang lemah.
b.   Tarif Impor
impor yang tinggi terhadap barang-barang tertentu untuk mengurangi
masuknya barang-barang tersebut.
c.    Quota
Membatasi masuknya jumlah barang tertentu ke dalam negeri
d.   Subsidi
Memberi subsidi kepada produsen untuk meningkatkan produksinya agar
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.
e.    Premi
Memberikan premi kepada produsen yang mampu mencapai jumlah produksi
tertentu dengan kualitas yang baik sehingga memiliki daya saing.
2.      Perdagangan Bebas
Kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan dalam perdagangan internasional
untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional.
Penentuan dan pentapan harga di serahkan bebas, itu hanya berlaku bagi negara
anggota yang tergabung dalam kelompok perdagangan bebas tersebut.

3.      Politik Dumping
Politik dumping adalah kebijakan perdagangan internasional yang menjual hasil
produksi lebih murah di luar negeri dibandingkan di dalam negeri. Tujuan politik
dumping adalah untuk meningkatkan daya saing untuk memperluas pasar.

Contoh :
a.       Mobil Jepang di Singapura di jual dengan harga 1 juta yen, sementara di Jepang
dijual dengan harga 1,4 juta yen.
b.      Mie instan di Malaysia di jual Rp 500,- sedangkan di dalam negeri di jual Rp 750

[Prekonomian Indonesia] Page 14


2.5 Peran Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian
Indonesia
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Bila
dibandingkan dengan pelaksanaan perdagangan didalam negeri, maka perdagangan
internasional sangatlah rumit dan kompleks. Di banyak negara perdagangan
internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Perdagangan
internasional juga mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan
kehadiran perusahaan multiasional.

Perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sektor


produksi dalam negeri yaitu
1.      Spesialisasi produksi
Spesialisasi plus dapat meningkatan pendapatan rill masyarakat, tetapi
spesialisasi tanpa perdagangan dapat menurunkan pendapatn rill masyarakat. Ada tiga
keadaan yang membuat spesialisasi tidak selalu bermanfaat bagi suatu negara.
Keadaan ini kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya ada sektor
produksi yang terlalu terpusatkan satu atau dua barang saja. Ketiga keadaan ini yaitu:
a.       Keidakstabilan pasar luar negeri
b.      Keamanan nasional
c.       Dualisme
2.      Kenaikan (investasi surplus)
Dengan pendapatan rill masyarakat yang lebih tinggi berari negara mampu
untuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi.
3.      Vent for surplus
Bahwa pertunbuhan ekonomi terangsang oleh terbukanya daerah pasar yang
baru. inti dari proses “Vent For Surplus” ini tetap sama, baik dulu maupun sekarang
yaitu: sumber-sumber ekonomi yang tidak bisa dimanfaatkan kecuali apabila ada
saluran ke pasar dunia dan apabila modal asing diperkenankan masuk. Perbedaan
pokoknya adalah bahwa di masa lampau Negara-negar pemiik sumber-sumber alam
tersebut adalah Negara jajahan, sedangkan sekarang adalah Negara merdeka dengan
pemerintahan nasionalnya. Kunci daripada apakah proses “Vent For Surplus” ini akan
menghasilkan pembangunan ekonomi dalam arti sesungguhnya ataukah hanya
“pertumbuhan ekonomi” seperti yang telah terjadi di zaman lampau, terletak ditangan
pemerintah nasional. Mereka harus bisa meraih sebagian besar dari manfaat
perdagangan yang dihasilkan dan menggunakannya bagi kepentingan pembangunan
nasionalnya dalam arti yang sebenarnya

[Prekonomian Indonesia] Page 15


4.      Kenaikan produktivitas
Produktivitas adalah pengaruh yang sangat penting dalam perdagangan
internasional dalam sektor produksi. Dibedakan menjadi tiga sumber utama dari
peningkatan produktivitas  dan efesiensi yang timbel oleh adanya perdagangan luar
negeri:
a.      Economies of scale
b.      Teknologi baru
c.       Rangsangan persaingan

[Prekonomian Indonesia] Page 16


[Prekonomian Indonesia] Page 17

Anda mungkin juga menyukai