Anda di halaman 1dari 31

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Oleh :
Dr. Maulina S
Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
PENDAHULUAN
Anemia merupakan masalah medik yang paling
sering dijumpai di klinik di seluruh dunia, terutama di
negara berkembang. Diperkirakan lebih dari 30%
jumlah penduduk dunia atau 1500 juta orang
menderita anemia.
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit
tersendiri, tetapi merupakan gejala dari berbagai
macam penyakit dasar. Oleh karena itu penentuan
penyakit dasar juga penting dalam pengelolaan kasus
anemia, karena tanpa mengetahui penyebab yang
mendasari, anemia tidak dapat diberikan terapi yang
tuntas.
DEFINISI
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume
eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai
yang berlaku untuk orang sehat.

Menurut WHO dikatakan anemia bila :


•Pada orang dewasa Hb < 12,5 g/dl
•Pada anak-anak berumur 6-14 tahun < 12 g/dl
KLASIFIKASI
MORFOLOGI SEL
DARAH MERAH

Anemia normositik Anemia makrositik Anemia mikrositik


normokrom normokrom hipokrom

Perdarahan akut Anemia defisiensi besi


Anemia megaloblastik
Penyakit kronik akibat defisiensi Talasemia
Anemia hemolitik vitamin B12 atau asam
folat
Anemia aplastik
ETIOLOGI

Hiproliferatif
Penurunan
Gangguan
pematangan
waktu hidup
SDM

1.Kerusakan sumsum tulang


2. Defisiensi besi - Inti
3. Produksi EPO inadekuat - sitoplasma
40-50
mg/kilogram
berat badan

30 % Fe yang
nonesensial ikatan
ZAT BESI kompleks
(feritin , (FE) dengan
hemosiderin protein
,parenkim jaringan)

70% Fe fungsional atau


esensial
(Hemoglobin, Mioglobin,
enzim, xantin oksidase)
Kebutuhan zat besi
• Faktor kebutuhan
- Umur,
- jenis kelamin
- volume darah dalam tubuh (Hb)

• bayi dan anak-anak relatif lebih tinggi

• Bayi dilahirkan dengan 0,5 gram besi, sedang dewasa


kira-kira 5 gram

• 0,8 gram besi harus diabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertama kehidupan
METABOLISME ZAT BESI
PROSES ABSORBSI BESI
1) Bentuk non heme

HCl lambung,
Makanan ferro(Fe2+ )
asam amino dan
(ferri/Fe3+) diabsorbsi
vitamin C

Sumsum tulang =
Ferri + apoferritin Oksidasi menjadi
besi + porfirin ->
-> transferin ferri
heme

Degradasi plasma dan


Heme + globulin
hemoglobin -> terjadi
-> hemoglobin
biliverdin + besi metabolisme besi
2) Penyerapan bentuk heme

Besi heme +
HCl lambung dan oksidasi jadi
protein di dalam
enzim proteosa hemin
lambung

Ion feri akan


ion feri dan
mengalami siklus
porfirin
metabolisme besi
Heme-iron
akan lebih
mudah
diserap

Absorbsi akan
diperbesar
oleh protein Asam
lambung
Faktor mempengaruhi akan
membantu
penyerapan

dihambat
Ferro lebih
kompleks
mudah
phytate dan
diserap
fosfat
Penyebab peningkatan kebutuhan zat
besi
Kebutuhan yang Kurangnya besi yang
meningkat fisiologis diserap
Kehamilan
- Pertumbuhan -makanan tidak adekuat
- menstruasi - Malabsorpsi

Idiopathic pulmonary
Perdarahan Transfusi feto-maternal
hemosiderosis

Iatrogenic blood loss Latihan yang berlebihan Hemoglobinuri


Klasifikasi Derajat Defisiensi Besi dan
Patogenesis

Iron deficient Iron


Iron
erythropoietin/iron deficiency
depletion limited erythropoiesis anemia
1. Iron Depletion
• Terjadi penurunan cadangan besi tubuh, tetapi penyediaan
untuk eritropoiesis belum terganggu

• Terjadi
- penurunan serum feritin
- peningkatan absorpsi besi dari usus
- pengecatan besi pada apus sumsum tulang berkurang
2. Iron deficient erythropoietin/iron
limited erythropoiesis
• suplai besi yang tidak cukup untuk menunjang eritropoiesis

• Laboratorium
- kadar Fe serum
- saturasi transferin menurun
- TIBC dan FEP meningkat.
3. Iron deficiency anemia
• Bila besi terus berkurang eritropoiesis akan semakin terganggu, sehingga
kadar hemoglobin menurun diikuti penurunan jumlah eritrosit.

• stadium lanjut dari defisiensi Fe

• Ditandai :
- cadangan besi yang menurun atau tidak ada
- kadar Fe serum rendah
- saturasi transferin rendah
- kadar Hb atau Ht yang rendah
Gejala klinis yang paling menonjol

pucat

glossitis koilonikia

stomatitis Gejala Plummer-


dan keilitis Vinson yaitu sukar
angular menelan (disfagia)
Laboratorium
• Apus darah tepi
• Leukosit : granulositopenia ringan
• Trombosit : meningkat
• Apus sumsum tulang : hiperplasia sistem eritropoietik dan berkurangnya
hemosiderin.
• MCV, MCH, MCHC menurun
• TIBC meningkat ( > 410 ug/dl)
• Free Erythrocyte Protoporphyrin (FEP) > 100 ug/dl eritrosit
Diagnosis
WHO Cook dan Monsen Lankowsky

• Hb kurang dari normal • Anemia mikrositik • Pemeriksaan apus darah


sesuai umur hipokrom tepi hipokrom mikrositer
• serum Fe < 50 mirogram • Saturasi transferin (ST) • MCV, MCH, dan MCHC
(N=80-100) <16% yang menurun
• Konsentrasi Hb-eritrosit • Nilai FEP > 100 µg/dl • Feritin serum menurun
< 31 % (N=32-35) eritrosit • · Fe serum menurun,
• Jenuh transferin < 15 % • Kadar feritin serum < 12 TIBC meningkat,
(N=20-50) µg/d • · Respon terhadap
• Hipokrom mikrositer pemberian preparat besi
• Retikulositosis
• * minimal 2 dari 3 • · Sumsum tulang
kriteria harus dipenuhi. • o Tertundanya
maturasi sitoplasma
• o Pada pewaranaan
tidak ditemukan besi
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan secara umum :

• Mengobati penyebab anemia


• Pemberian tranfusi darah
– perdarahan yang jelas dengan Hb < 5 g/dl

Pemberian Preparat Fe :

• Fero sulfat 3 x 10 mg secara oral dalam keadaan perut kosong, dapat


dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkan bertahap
• Pada pasien yang tidak kuat dapat diberikan bersama makanan
• Banyak efek samping
Terapi parental

• IM menimbulkan rasa sakit dan harganya mahal


• Dekstran besi, larutan ini mengandung 50 mg besi/ml. Dosis dihitung
berdasarkan :

Dosis besi (mg)=BB(kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5


Intoksikasi Ferum
• Intoksikasi akut ini dapat terjadi setelah menelan Fe sebanyak 1 g.

Gejala yang timbul pada Intoksikasi Fe seringkali berupa :


• Mual
• Muntah
• Diare
• Hematemesis
• Feses berwarna hitam
• Syok
Vitamin lain

Riboflavin Piridoksin

Kobal Tembaga
PENCEGAHAN DAN PENDIDIKAN

• Pendidikan Kebersihan
Lingkungan

Pemberian
Pendidikan Gizi Suplemen/fortifikasi
Besi
PROGNOSIS

Prognosa baik bila penyebab anemianya hanya kekurangan


besi saja dan diketahui penyebabnya serta kemudian
dilakukan penanganan yang adekuat. Gejala anemia dan
manifestasi klinisnya akan membaik dengan pemberian
preparat besi.
Dr. Sari kunjungan rumah lansia , Pasien Nunung, 46 Thn, Ds.
Cijambu Rt 3 RW 4 (18 Mei 20), Diagnosa : Anemia Berat (D64) +
Low Back Pain (M54)  Rujuk RSUD
Penutup
Anemia dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada
pemeriksaan fisik didapat pucat pada konjungtiva mata.
Pemeriksaan laboratorium didapat nilai Hb dan Ht yang
kurang dari normal. Gambaran darah tepi pada anemia
defisiensi besi menunjukkan mikrositik hipokrom.
Terapi anemia sebaiknya dilakukan dengan cepat dan
tepat. Secara umum kita mengobati penyebab
anemianya. Tidak setiap anemia harus ditransfusi, oleh
karena bahaya tranfusi cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai