Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI

1. Pemerintah Indonesia mengeluarkan FORNAS (Formularium nasional). Apakah


penetapan FORNAS akan meningkatkan rational prescribing di Indonesia?
Jawab :
Iya. Pada FORNAS (Formularium nasional) memudahkan rational prescribing di
Indonesia karena didalamnya terdapat kelas dan subkelas terapi beserta indikasi,
kekuatan dosis, dan bentuk sediaan. Selain itu pada FORNAS, mengklasifikasikan
obat yang dapat diterapkan pada fasilitas kesehatan tingkat 1,2, dan 3. Sehingga
FORNAS bisa digunakan untuk memilih pengobatan yang paling tepat. Tetapi untuk
penegakan diagnosis, memperkirakan prognosis, menetapkan tujuan terapi, dan
pemantauan efek samping obat bisa ditunjang dengan referensi lain.

Gambar 1. Cuplikan Isi Formularium Nasional (FORNAS)

2. Rumah sakit di Indonesia memiliki tim PPRA (Panitia Pengendali Resistensi


Antibiotik). Apakah adanya tim PPRA berkaitan dengan upaya untuk peresepan
antibiotik secara rasional di Indonesia?
Jawab :
Ya, adanya PPRA memang berkaitan dengan upaya untuk peresepan antibiotik secara
rasional di Indonesia. Sesuai dengan pertimbangan yang tertera pada PERMENKES
Nomor 8 Tahun 2015 tentang program pengendalian resistensi antimikroba di rumah
sakit yaitu :
a. Bahwa peningkatan kejadian dan penyebaran mikroba yang resisten terhadap
antimikroba di rumah sakit disebabkan oleh penggunaan antibiotik yang tidak bijak
dan rendahnya ketaatan terhadap kewaspadaan standar.
b. Bahwa dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit.
Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) merupakan kepanitiaan
di rumah sakit yang berperan dalam menetapkan kebijakan penggunaan antibiotik,
pencegahan penyebaran bakteri yang resisten serta pengendalian resistensi bakteri
terhadap antibiotik. Program pengendalian resistensi antibiotik bertujuan untuk :
1. Menekan resistensi antibiotik
2. Mencegah toksisitas akibat penggunaan antibiotik
3. Menurunkan biaya akibat penggunaan antibiotik yang tidak bijak
4. Menurunkan risiko infeksi nosokomial
Peresepan antibiotik bertujuan untuk mengatasi penyakit infeksi dan mencegah
infeksi pada pasien yang berisiko tinggi untuk mengalami infeksi bekteri pada
tindakan pembedahan (profilaksis bedah) dan beberapa kondisi medis tertentu
(profilaksis medik). Beberapa upaya peresepan antibiotik secara rasional yang tertera
pada peraturan PPRA yaitu :
a. Antibiotik tidak boleh diberikan kepada pasien non-infeksi dan penyakit infeksi
yang dapat sembuh dengan sendirinya seperti infeksi virus.
b. pemilihan antibiotik harus didasarkan pada hasil pemeriksaan mikrobiologi atau
berdasarkan pola mikroba dan pola kepekaan antibiotik, dan diarahkan pada
antibiotik berspektrum sempit untuk mengurangi tekanan seleksi
c. pembatasan penggunaan antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini
pertama.
Pemilihan jenis antibiotik harus berdasar pada:
 Informasi tentang spektrum kuman penyebab infeksi dan pola kepekaan kuman
terhadap antibiotik.
 Hasil pemeriksaan mikrobiologi atau perkiraan kuman penyebab infeksi.
 Profil farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik.
 Melakukan de-eskalasi setelah mempertimbangkan hasil mikrobiologi dan keadaan
klinis pasien serta ketersediaan obat.
 Cost effective: obat dipilih atas dasar yang paling cost effective dan aman.

Anda mungkin juga menyukai