Disusun Oleh :
Kelompok 6
2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyanyang, Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta
pengikutnya hingga akhir zaman. Tidak lupa penyusun juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun,
penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalammualaikum wr.wb
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................................2
ii
3.2. Tahap Persiapan....................................................................................................22
a. Data Primer..................................................................................................23
b. Data Sekunder..............................................................................................25
3.6. Perancangan..........................................................................................................27
4.4 Analisa Perhitungan Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal dan Simpang Tak
Bersinyal.................................................................................................................51
BAB IV PENUTUP...........................................................................................53
A. Kesimpulan............................................................................................................53
B. Saran......................................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1
10. Kategori-kategori tentang arus lalu lintas
C. Tujuan Penulis
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Cepat
3
3. Memerlukan sarana (bandara) yang rakus lahan.
1. Bandara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke atau dari luar
negeri (Internasional).
2. Bandara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke atau dari
luar negeri (domestik).
Bulk Cargo
4
b. Barang mineral (minyak, batu bara, biji besi) dan biji-bijian atau padi-
padian.
e. Untuk cair disebut "Liquid Bulk" dan kering disebut "Dry Bulk".
Break-bulk Cargo
1. Dermaga
5
3. Areal penyimpanan
4. Areal transhipment
Jenis moda transportasi darat ada dua macam yaitu kereta api dan
angkutan umum.
Kereta Api
Kereta api rel konvensional, menggunakan rel yang terdiri dari dua
batang besi yang di letakkan di bantalan. Di daerah tertentu yang memiliki tingkat
ketinggian yang curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah rel
tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.
Kereta api monorel, yaitu kereta api yang jalurnya hanya terdiri dari satu
batang besi. Letaknya kereta api di desain menggantung pada rel atau di atas rel.
6
Kereta api layang (elevated), berjalan diatas dengan bantuan tiang - tiang
, hal ini untuk menghindari persilangan sebidang agar tidak memerlukan pintu
perlintasan kereta api.
Kereta api bawah tanah (subway), kereta api yang berjalan di bawah
permukaan tanah. Kereta ini dibangun dengan membangun terowongan -
terowongan di bawah tanah sebagai jalurnya.
Kereta api komuter, merupakan kereta api listrik atau kereta api diesel.
Kereta api barang adalah kereta apai yang digunakan untuk mengangkut
barang (cargo).
Terdapat juga kereta api barang dengan trailer khusus yang dipergunakan
untuk mengangkut tank dan perlengkapan militer lainnya.
7
b. Di Eropa bersifat monopoli, sedang di AmerikaUtara bersifat
oliogopoly.
Aspek Teknis
Fungsi terminal :
Jenis Terminal
8
Persyaratan Lokasi Terminal Tipe A
- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal,
sekurang - kurangnya berjarak 100 meter di Pulau Jawa dan 50 meter di
pulau lainnya.
- Jarak antar dua terminal penumpang Tipe B atau dengan terminal tipe A
sekurang - kurangnya 15 km di pulau Jawa dan 30 km di pulau lainnya.
- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal,
sekurang - kurangnya berjarak 50 meter di pulau Jawa dan 30 meter di
pulau lainnya.
9
- Terletak di dalam wilayah kabupaten daerah tingkat II dan dalam jaringan
trayek angkutan pedesaan.
- Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi IIIA.
- Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal.
A. Aplikasi Transportasi
10
4. Oscady (Optimised Signal Capacity And Delay) adalah program
untuk menghitung kapasitas, panjang antrian, penundaan (baik antrian
atau geometrik) pada pengontrolan lampu lalulintas atau
persimpangan.
11. Circly : program perkerasan desain untuk jalan-jalan dan jalan raya.
CIRCLY menerapkan metodologi mekanistik perkerasan desain yang
11
fleksibel yang menggabungkan sifat bahan dan model kinerja
perkerasan.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rustian Kamaludin (1986), bahwa
transportasi adalah mengangkut atau membawa sesuatu barang dari suatu tempat
ke tempat lainnya atau dengan kata lain yaitu merupakan suatu pergerakan
pemindahan barang –barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain.
12
Selain itu menurut Rustian Kamaludin (1986), manfaat dari adanya
transportasi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu:
Yaitu kenaikan atau tambahan nilai ekonomi atau nilai guna dari suatu
barang atau komoditi yang diciptakan dan mengangkutnya dari suatu tempat ke
tempat lainnya yang mempunyai nilai kegunaan yang lebih kecil, ke tempat atau
daerah dimanabarang tersebut mempunyainilai kegunaan yang lebih besara yang
biasanya diukur dengan uang (interens of money)
3) Adanya jalan yang dapat dilalui oleh alat angkut tersebut.
13
2.4 Pendekatan Sistem dan Penentuan Kebijakan Transportasi
Tata guna lahan adalah salah satu faktor utama yang menentukan
pergerakan dan aktivitas. Suatu proses berbentuk siklus yang menghubungkan
transportasi dan aktivitas aktivitas tata guna lahan dapat memberikan jawaban-
jawaban fundamental bagi pola-pola tata guna lahan dan kebutuhan kebutuhan
transportasi sepanjang masa.
Paling tidak terdapat 3 atribut dasar dari sistem transportasi yang dapat
digunakan untuk tujuan evaluasi: penyebaran atau aksesibilitas mobilitas dan
efisiensi.
Sistem transportasi tersusun atas empat elemen dasar yang berbentuk fisik :
1. Sarana Perhubungan (link) : Jalan Raya atau jalur yang menghubungkan dua
titik atau lebih. 4, jalur dan berjalan, Jalur laut dan jalur penerbangan juga
dapat di kategorikan sebagai sarana Perhubungan.
2. Kendaraan: alat yang memindahkan manusia dan barang dari satu titik ke titik
lainnya di sepanjang jalan sarana Perhubungan titik mobil, kapal pesawat
terbang, dan berjalan, dan tabel adalah contoh-contohnya.
14
3. Terminal: dimana perjalanan orang dan barang dimulai atau berakhir. Contoh:
garasi mobil, lapangan parkir, gudang bongkar muat, terminal bus, dan bandar
udara.
15
9. Persepsi (contoh: kesan, pemetaan, batasan perasaan).
Mirip dengan hal diatas, juga terdapat tiga 11 faktor lingkungan fisik yang
mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia.
1. Pengorganisasian ruang.
3. Komunikasi.
4. Lingkungan sekitar.
5. Unsur-unsur visua.l.
6. Sumber daya.
7. Unsur-unsur simbolik.
8. Unsur-unsur arsitektural.
9. Konsekuensi.
10. Perlindungan.
1. Penyebaran (ubiquity ).
2. Mobilitas.
3. Efisiensi.
16
Masalah Transportasi Salah satu alasannya adalah sifat keterbukaan dari
sistem transportasi, yang membuat pemerintah mengalami kesulitan untuk
menerapkan alternatif teknologi baginasalah-masalah transportasi, 'Keterbukaan'
ini merupakan suatu gejala dari hubungan yang rumit antara sektor industri
transportasi (termasuk industri otomotif) dengan sektor-sektor lainnya.
Terlepas dari itu semua, masalah yang dilihat dalam dunia transportasi
mempertegas betapa pentingnya mengkaji kebijakan publik secara lebih dekat.
Owen (1976) menyatakan bahwa langkah apapun yang diambil oleh penentu
kebijakan di masa yang akan datang, mereka harus memperhatikan faktor-faktor
berikut ini:
17
Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Transportasi
Dampak Transportasi
18
1.) Dampak Positif
2.) Dampak Negatif
19
mendiagnosa masalah, menemukan solusi yang tepat, serta untuk mempelajari
efek dari skema Implementasi lalu lintas.
Metodologi Penelitian
1. Survei Pendahuluan
2. Survei Utama
a. Volume Kendaraan
b. Kecepatan Kendaraan
Teori arus lalu lintas adalah suatu kajian tentang gerakan pengemudi dan
kendaraan antara dua titik dan interaksi mereka membuat satu sama lain.
Sayangnya, mempelajari arus lalu lintas sulit karena perilaku pengemudi adalah
sesuatu yang tidak dapat diprediksi dengan pasti. Untungnya, pengemudi
cenderung berperilaku dalam kisaran cukup konsisten dan, dengan demikian,
aliran lalu lintas cenderung memiliki beberapa konsistensi yang wajar dan secara
kasar dapat direpresentasikan secara matematis. Untuk lebih mewakili arus lalu
lintas, hubungan telah dibuat antara tiga karakteristik utama: (1) arus, (2)
20
kepadatan, dan (3) kecepatan. Hubungan ini membantu dalam perencanaan,
desain, dan operasi fasilitas jalan.
21
BAB III
22
Gambar 3.1 Bagan Alir Penyusunan Tugas Akhir Evaluasi dan Perencanan Jalan
dari Pertigaan Jalan Brigjen Sudiarto (Jemb. Kali Babon)-Terminal
Bus Pucang Gading.
1. Studi pustaka terhadap materi desain untuk menentukan garis besar proses
perencanaan.
23
Metode Wawancara. Metode wawancara yaitu metode dengan cara
mewawancarai langsung kepada instansi atau institusi yang terkait.
a. Data Primer.
Data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara melakukan survei
langsung ke lapangan. Mengamati kondisi jalan eksisting secara langsung di
lapangan meliputi:
Data LHR Diperoleh dari pengamatan langsung jalan Pucang Gading Raya
dari pertigaan jalan Brigjen Sudiarto-Terminal Bus Pucang Gading. Pada
ruas ini akan dibagi dalam 2 titik, yaitu : depan Perumahan Gardenia dan
depan Kantor Perumnas. Pada tiap titiknya diletakkan dua orang untuk
mempermudah melakukan perhitungan LHR. Satu orang menghitung
sepeda motor dan bus, satu orang lainnya menghitung kendaraan roda
empat , truk 2 as dan truk 3 as. Pelaksanaan survei dilaksanakan pada hari
Selasa, Rabu dan Kamis tanggal 19 sampai 21 Juli 2005, selama 12 jam
dari pukul 06.00-18.00. Perhitungan LHR dilaksanakan selama 12 jam
dengan maksud untuk mengetahui lebih jelas kondisi LHR pada ruas Jalan
Pucang Gading Raya. Guna : - Mengetahui pertumbuhan lalu lintas.
- Mengetahui lalu lintas harian rata-rata.
- Menentukan kapasitas jalan.
Data Geometrik
Jalan Diperoleh dari pengamatan langsung jalan Pucang Gading
Raya dari pertigaan jalan Brigjen Sudiarto-Terminal Bus Pucang Gading
dengan menggunakan meteran. Survei dilakukan pada hari Senin tanggal
16 Mei 2005 dan hari Selasa tanggal 17 Mei 2005. Pelaksanaan dimulai
pada pagi hari dengan melihat kondisi lalu lintas tidak terlalu padat
sehingga mempermudah dalam pengukuran.
24
Guna : Mengetahui fungsi dan kondisi situasi jalan Pucang Gading Raya
sehingga dapat dievaluasi dan diperbaiki geometrik jalannya
apabila tidak sesuai standar Bina Marga.
Data Perkerasan
Jalan Diperoleh dari pengamatan langsung jalan Pucang Gading
raya dari pertigaan Jalan Brigjen Sudiarto - Termial Bus Pucang Gading
yang dilakukan tiap 100 m.
Guna : Mengetahui kondisi perkerasan jalan dalam keadaan baik, retak
atau berlubang sehingga dapat dievaluasi dan direncanakan untuk
perbaikan selajutnya.
Data Drainase.
Diperoleh dari pengamatan langsung jalan Pucang Gading Raya
dari petigaan Jalan Brigjen Sudiarto-Terminal Bus Pucang Gading dan
wawancara dengan penduduk sekitas ruas jalan Pucang gading Raya
mengenai kondisi saluran drainase ruas jalan tersebut. Survei langsung
dilakukan dengan mengukur lebar saluran, kedalaman saluran dengan
meteran.
Guna : Mengetahui keadaan dan kapasitas saluran mampukah menampung
debit air yang mengalir terutama pada musim penghujan.
Data Persimpangan.
Diperoleh dari pengamatan langsung persimpangan awal Jalan
Brigjen Sudiarto-Pucang Gading Raya dan persimpangan akhir Jalan dari
pertigaan Jalan Brigjen Sudiarto - Terminal Bus Pucang Gading serta
persimpangan Jalan Pucang Gading Raya-Rowosari dengan mengamati
LHR serta geometrik jalannya yang tiap titiknya dilakukan survey.
Guna : Mengetahui kondisi dan situasi persimpangan sehingga dapat
dievaluasi dan diperbaiki apabila tidak sesuai.
Data Bangunan Pelengkap.
Diperoleh dari pengamatan langsung jalan Pucang Gading Raya
dari petigaan Jalan Brigjen Sudiarto-Terminal Bus Pucang Gading .
25
Guna: Mengetahui perlukah penambahan bangunan pelengkap untuk
menunjang kenyamanan dan keamanan dalam berkendaraan.
b. Data Sekunder.
Data sekunder yaitu data yang didapat dari instansi atau institusi terkait.
‰ Data Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR). Data yang didapat adalah
data LHR Jalan Brigjen Sudiarto karena merupakan akses terbesar yang
masuk ke jalan Pucang Gading Raya, diambil sebesar 10 %. Sumber :
Pemerintah Dinas Bina Marga.
Guna :- Mengetahui lalu lintas harian rata-rata dan komposisi lalu lintas.
- Menentukan kapasitas jalan.
- Mengetahui angka pertumbuhan lalu lintas.
Data tanah. Sumber : Pemerintah Kota Semarang Dinas Pekerjaan Umum.
Guna : - Mengetahui daya dukung tanah pada ruas jalan tersebut.
- Menentukan lapis perkerasan jalan. ‰
Data peta jaringan / geometri dan topografi jalan.
Sumber: Pemerintah Kota Semarang Dinas Pekerjaan Umum.
Guna : Mengetahui fungsi dan kondisi situasi jalan yang ada. ‰
Data Material.
Sumber : Pemerintah Kota Semarang Dinas Pekerjaan Umum.
Guna : Menentukan alokasi bahan dan Rencana Anggaran Biaya.
26
3.5. Evaluasi Dan Peningkatan.
27
Evaluasi bangunan penunjang dan fasilitas pelengkap jalan.
Dalam bagian ini akan dievaluasi mengenai hasil
perancangan bangunan penunjang yaitu saluran samping dan
gorong-gorong, jembatan serta fasilitas yang dibutuhkan untuk
kelancaran dan keamanan lalu lintas yaitu rambu-rambu lalu lintas.
Evaluasi Persimpangan
Dalam bagian ini akan dievaluasi mengenai keadaan
persimpangan pada Jalan Brigjen sudiarto dengan Jalan Pucang
Gading Raya (titik awal) dan Jalan Pucang Gading Raya dengan
jalan Pucang Anom (titik akhir) serta persimpangan Jalan Pucang
Gading Raya dengan jalan arah Rowosari.
3.6. Perancangan.
28
NAASRA 1987, aspek yang dikaji yaitu : ƒ Daya dukung tanah. ƒ Struktur
perkerasan lentur dan kaku
D. Gambar rencana.
29
BAB IV
• lebar jalan;
• lebar median;
• lebar trotoar;
• lebar drainase,
• alinyemen horisontal;
• alinyemen vertikal.
30
Persiapan Survey :
5) Formulir pencatatan
• Jumlah surveyor tergantung pada volume dan type kendaraan yang diamati
31
b) jumlah kendaraan pada masing-masing arah.
2) Kendaraan ringan
3) Kendaraan berat
• Micro truk
• Truk dengan 2 as
• Truk dengan 3 as
• Gerobak
• Sepeda
• Becak
32
Arah Survey di Perempatan :
33
FORMULIR SURVEY
1. 07.00 – 07.15 0 0 0 0 0 7 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 6 0
34
07.30 – 07.45 1 0 0 0 0 3 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 3 0
2. 07.00 – 07.15 2 0 0 0 0 10 0
07.15 – 07.30 2 0 0 0 0 12 0
07.30 – 07.45 9 0 0 0 0 11 0
07.45 – 08.00 7 0 1 0 0 9 0
3. 07.00 – 07.15 1 0 0 0 0 6 0
07.15 – 07.30 1 0 0 0 0 14 0
07.30 – 07.45 1 0 0 0 0 5 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 7 0
35
FORMULIR SURVEY
4. 07.00 – 07.15 0 0 0 0 0 0 0
07.15 – 07.30 1 0 0 0 0 0 0
36
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 2 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 0 0
5. 07.00 – 07.15 15 0 0 0 0 68 0
07.15 – 07.30 10 0 0 0 0 40 0
07.30 – 07.45 18 0 0 0 0 38 0
07.45 – 08.00 9 0 0 0 0 33 0
6. 07.00 – 07.15 0 0 0 0 0 0 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 2 0
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 0 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 0 0
37
FORMULIR SURVEY
7. 07.00 – 07.15 0 0 0 0 0 0 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 0 0
38
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 0 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 0 0
8. 07.00 – 07.15 0 0 0 0 0 2 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 2 0
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 1 0
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 1 0
9. 07.00 – 07.15 2 0 0 0 0 20 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 13 0
07.30 – 07.45 1 0 0 0 0 13 0
07.45 – 08.00 2 0 0 0 0 17 0
39
FORMULIR SURVEY
Kend. Tak
Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Motor
bermotor
07.15 – 07.30 3 0 0 0 0 20 0
07.30 – 07.45 4 0 0 0 0 14 0
07.45 – 08.00 6 0 0 0 0 23 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 0 0
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 0 0
40
07.45 – 08.00 0 0 0 0 0 0 0
07.15 – 07.30 0 0 0 0 0 4 0
07.30 – 07.45 0 0 0 0 0 5 0
07.45 – 08.00 1 0 0 0 0 1 0
Catatan :Untuk pengisian fomulir survey, pengisian nomor sesuaikan dengan gambar 1 atau gambar 2, Contoh: seluruh anggota Kelompok 6
mengamati jalan perempatan no.1,2,3,4,5,6,7, 8, 9,10,11,12. Untuk pengisian kita mengamati vidio. Lama video tersebut ada 3 menit,
berarti dalam form pengisian dibuat per 15 menit, berarti didalam video menjadi 0,75 menit.
41
4.2 Perhitungan Simpang tak Bersinyal
Volume
Diketahui :
Ditanya :
Jawab :
42
Arah 1 s/d 3
= 117 x 1,61
= 188,37 SMP/Jam
Arah 4 s/d 6
Jumlah kendaraan x 1, 65
= 243 x 1,65
= 400,95 SMP/Jam
Arah 7 s/d 9
= 74 x 1,6
= 118,4 SMP/Jam
Arah 10 s/d 12
= 113 x 1,66
= 187,58 SMP/Jam
43
Arah 7 s/d 9
QW 80,4
= =0,679
Q 118,4
Arah 10 s/d 12
QW 157,58
= =0,840
Q 187,58
Kapasitas Jalan
E 1,5 PW 0,5 W
C = 135 x w 1,3 x (1 + ¿ ¿ x (1 - ¿ ¿ x (1 + ¿ ¿−1,8 x FCs x
W 3 L
FRsu
Arah 1 s/d 3
= 5.227 SMP/Jam
Arah 4 s/d 6
= 5.209 SMP/Jam
Arah 7 s/d 9
= 5.290 SMP/Jam
Arah 10 s/d 12
44
12,5 1,5 0,840 0,5 11 −1,8
C = 135 x 11,3 x (1 + ¿ ¿ x (1 – ¿ ¿ x (1 + ¿ ¿ x 1,00 x
11 3 31
0,84
= 5.103 SMP/Jam
Derajat Kejenuhan
Rumus : Q/C
Arah 1 s/d 3
Q 188,37
= =0,036
C 5.227
Arah 4 s/d 6
Q 400,95
= =0,076
C 5,209
Arah 7 s/d 9
Q 118,4
= =0,022
C 5.290
Arah 10 s/d 12
Q 187,58
= =¿ 0,036
C 5.103
45
4.3 Perhitungan Simpang Bersinyal
g
C= S x
c
SO = 780 x WE
= 780 x 12,5
= 9.750 Smp/jam
FSF = 0,94
FG = 1,0
FP = 1,0
46
Belok kanan(Smp/ jam) x 1,13
PRT = Q
2 X 1,13 2,26
PRT 1-3 = 188,37 = 188,37 = 0,011 Smp/jam
3 X 1,13 3,39
PRT 4-6 = 400,95 = 400,95 = 0,008 Smp/jam
0 X 1,13 0
PRT 7-9 = 118,4 = 118,4 = 0 Smp/jam
0 X 1,13 0
PRT 10-12 = 187,58 = 187,58 = 0 Smp/jam
= 1 + 0,011 x 0,26
= 1 + 0,00286
= 1,00286 Smp/jam
= 1 + 0,008 x 0,26
= 1 + 0,01808
= 1,01808 Smp/jam
= 1 + 0 x 0,26
=1+0
= 1 Smp/jam
= 1 + 0 x 0,26
= 1 + 0,027
47
= 1 Smp/jam
Belok kiri( Smp/ jam)x 1,13
PLT = Q
63 X 1,13 71,19
PLT 1-3 = 188,37 = 188,37 = 0,377 Smp/jam
2 X 1,13 2,26
PLT 4-6 = 400,95 = 400,95 = 0,005 Smp/jam
68 X 1,13 76,84
PLT 7-9 = 118,4 = 118,4 = 0,648 Smp/jam
14 X 1,13 15,82
PLT 10-12 = 187,58 = 187,58 = 0,084 Smp/jam
= 1 – 0,377 x 0,1
= 1 – 0,0377
= 0,9623 Smp/jam
= 1 – 0,005 x 0,1
= 1 - 0,0005
= 0,9995 Smp/jam
= 1 – 0,648 x 0,1
= 1 – 0,0648
= 0,9352 Smp/jam
= 1 – 0,084 x 0,1
48
= 1 – 0,0084
= 0,9916 Smp/jam
= 8.844,703 Smp/jam
= 9.326,037 Smp/jam
= 8.571,108 Smp/jam
= 9.088,014 Smp/jam
49
g
C (1-3) = S x c
15
= 8.844,703 x 30
= 8.844,703 x 0,5
= 4.422,351 Smp/jam
g
C (4-6) = S x c
15
= 9.326,037 x 30
= 9.326,037 x 0,5
= 4.663,018 Smp/jam
g
C (7-9) = S x c
15
= 8.571,108 x 30
= 8.571,108 x 0,5
= 4.285,554 Smp/jam
g
C (10-12) = S x c
15
= 9.088,014 x 30
= 9.088,014 x 0,5
50
= 4.544,007 Smp/jam
51
4.4 Analisa Perhitungan Kapasitas Jalan Simpang Bersinyal dan Simpang
Tak Bersinyal
PEMECAHAN PERMASALAHAN
A. Pengaturan Sinyal
Sesuai dengan MKJI 1997, untuk tipe pengaturan empat fase waktu
siklus yang disarankan adalah 50 – 130 detik. Waktu siklus yang melebihi 130
detik harus dihindari karena hal ini sering kali menyebabkan kerugian dalam
kapasitas keseluruhan. Padahal pada kondisi eksisting, waktu siklusnya sudah
melebihi 130 detik yaitu 143 detik. Oleh karena itu, solusi dengan pengaturan
sinyal ini tidak memenuhi syarat MKJI.
B. Pengaturan Geometri.
52
c. Belok kiri mengikuti lampu lalu lintas pada masing-masing ruas, maka
Wmasuk akan bertambah menjadi 2 lajur. Disini akan dibandingkan apabila
hanya diterapkan pada Pendekat Utara dan Selatan (2 lengan) saja dengan
semua Pendekat (4 lengan).
C. Pembatasan belok kanan dan jenis kendaraan. Pembatasan belok kanan dan
jenis kendaraan yang lewat tidak memungkinkan.
D. Pengalihan Arus.
53
H. Kombinasi Ketiganya (Penambahan Wmasuk pada Pendekat Utara dan
Selatan, Belok Kiri Ikuti Lampu di Empat Lengan, dan Larangan Belok
Kanan untuk Pendekat Utara dan Selatan).
54
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
55
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikibooks.org/wiki/Moda_Transportasi/Ragam_moda_transportasi
https://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Karakteristik_arus_lalu_lintas
http://isfajrincivil.blogspot.com/2014/03/rekayasa-transportasi.html
https://slideplayer.info/slide/3626424/
https://www.slideshare.net/bangkitbayu/karakteristik-arus-lalu-lintas
56