Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Hari : ………………………………
Tanggal : ……………………………

I. Latar Belakang
1. Latar Belakang
Tahap usia dewasa diartikan sebagai tahapan untuk mencari dan mendapatkan
pasangan, belajar dan melatih ketrampilan untuk digunakan dalam peran bekerja. Bekerja
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk mendapat penghasilan dalam bentuk uang atau barang,
mengeluarkan energi dan mempunyai nilai waktu. Dalam aktivitasnya bekerja, populasi
dewasa memiliki risiko masalah kesehatan meliputi kecelakaan/ cidera, stress kerja,
gangguan makan, depresi, penggunaan atau konsumsi rokok dan alkohol sebagai
perubahan sosial yang negative di lingkungan kerjanya (Allender, 2010)
Hipertensi merupakan masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat
sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan stres
psikososial. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini
terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal
setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan
secara adekuat. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk
menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT 1995,
2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu
penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan
oleh hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, modifikasi lingkungan, dan
sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada pasien. Dalam
melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi kepada pasien penting
dilakukan oleh keluarga, karena keluarga memberikan pengaruh yang penting dalam
mempercepat kesembuhan pasien.
Berdasarkan hasil pengkajian keluarga Bp. D (64 th) merupakan keluarga
nuclear extended family yang beranggotakan istrinya Ibu M (50 th), An.W (26 th),
keponakan An.H (16 th), dan An.W sudah menikah dengan suami I (24 th) dan sudah
mempunyai anak F (3 th) yang tinggal satu rumah dengan Bp. D dan Ibu. M. Keluarga
Bp. D merupakan keluarga dengan tahap perkembangan dewasa (pelepasan). Bp. D
sedang tidak bekerja karena sedang sakit. Sehari – hari Ibu. M bekerja sebagai ibu
rumah tangga, guru ngaji dan pedagang di depan rumah sedangkan An. W bekerja
sebagai karyawan swasta dan suami dari An. W yaitu (Tn. I) bekerja sebagai security.
Keponakan yaitu An. H masih sekolah menengah kejuruan.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada kunjungan sebelumnya (tgl
……………) teridentifikasi bahwa Ibu. D mengalami stress akibat kerja. Stress kerja
merupakan proses psikologis yang terjadi sebagai konsekuensi dari perilaku atau
kejadian – kejadian pada lingkungan kerja dan menimbulkan akibat – akibat khusus
secara psikologis, fisiologis, dan perilaku individu (Gibson, 2000).
Ibu M bekerja dari jam 06.30 –20.00, waktu istirahat jam 15 – 30 menit di siang
hari, biasanya digunakan Ibu M untuk tidur. Ibu M mengatakan mudah lelah, tengkuk
terasa berat,dan kepala pusing. Hasil pemeriksaan fisik TD : 180/90 mmHg, Nadi : 83 x/
mnt, RR : 20 x/ mnt. Aktivitas sehari – hari mencuci, memasak, dan melayani pembeli
yang membeli minuman es rasa-rasa dan mie sehari – hari di rumah dan jika jam 15.00-
19.00 mengajar sebagai guru mengaji jika. Setiap hari Ibu M melakukan pekerjaan yang
sama dan berulang – ulang. Jika ibu M sedang mengajar mengaji yang melayani pembeli
yaitu keponakannya yaitu An.H. Ibu M kadang merasa pusing Ibu M mempunyai
riwayat Hipertensi dan kadang kambuh dengan keluhan pusing, leher belakang terasa
berat. Ketika keluhan muncul Ibu M beristirahat dan minum air putih. Ibu M
mengkonsumsi obat untuk hipertensi yaitu amilodipine 5 mg dan meminum jamu, akan
tetapi diminum saat kepala sakit saja. Ibu M rutin jarang memeriksa tekanan darahnya.
Hasil pengkajian terkait pengetahuan keluarga tentang stress akibat kerja, keluarga
mengatakan sakit kepala dan ketegangan karena terlalu capek bekerja, biasanya akan
hilang jika sudah beristirahat. Keluarga belum mengetahui bagaimana cara pencegahan
dan perawatan untuk mengatasi stress. Keluarga mengungkapkan ingin mengetahui
bagaimanana cara agar tidak mengalami stress.
Pada kunjungan sebelumnya (Selasa, ………..) mahasiswa telah menjelaskan
tentang pengertian, jenis, penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala serta akibat jika stress
kerja tidak diatasi. Mahasiswa juga telah menjelaskan secara kognitif cara pencegahan
dan perawatan yang bisa dilakukan keluarga apabila terjadi gangguan stress akibat kerja.
Pada kunjungan kali ini telah disepakati dengan keluarga bahwa mahasiswa bersama
keluarga akan melakukan memberikan jus mentimun akibat tekanan darah tinggi
(hipertensi).
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
- Identifikasi secara mandiri oleh keluarga tanda – tanda tekanan darah tinggi yang
dirasakan oleh Ibu M
- Upaya keluarga yang telah dilakukan untuk mengatasi jika tekanan darah tinggi
3. Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ibu M

II. Rencana Keperawatan


1. Diagnosis Keperawatan
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada Ibu M
2. Umum
Setelah dilakukan kunjungan selama 5 x 45 menit, pemeliharaan kesehatan pada Ibu K
menjadi efektif
3. Tujuan Khusus
Selama kunjungan 1x45 menit,keluarga mampu:
 Menjelaskan kembali manfaat terapi jus menitimun
 Menjelaskan kembali alat-alat yang diperlukan untuk terapi jus mentimun
 Menjelaskan kembali bahan untuk terapi membuat jus mentimun
 Menjelaskan kembali waktu dilakukan cara membuat terapi jus mentimun
 Mendemontrasikan kembali cara terapi membuat jus mentimun
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

III. Rancangan Kegiatan


1. Metode
Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, demonstrasi cara membuat jus
mentimun
2. Media dan Alat
a) Media : Poster dan peraga
b) Alat :
 Mentimun 100-200mg (hijau dan muda)
 Air 100 ml
 Pisau
 Tempat (wadah mentimun)
 Blender
 Gelas Cup

3. Waktu dan Tempat


Waktu : 26 Juni 2020
Tempat : Rumah Ibu M, RT 01/RW 015
4. Rencana Kegiatan
No Kegiatan Waktu

1 Fase Orientasi 5 Menit


 Mengucapkan salam
 Menanyakan keadaan klien hari ini
 Menjelaskan tujuan kunjungan
2 Fase Kerja 35 menit
 Menjelaskan kepada keluarga tentang
pengertian, manfaat, dan waktu dilakukan
terapai memberikan jus mentimun
 Mendemontrasikan cara membuat terapi jus
mentimun
 Memotivasi keluarga melakukan
redemontrasi terapi jus mentimun
 Memberikan reinforcement positif atas
kemampuan yang dicapai keluarga
3 Fase Terminasi 5 Menit
 Melakukan evaluasi hasil kunjungan
 Menyepakati waktu dan tujuan kunjungan
berikutya

5. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
 Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan kepada pembimbing
 Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi terapi jus mentimun
 Keluarga siap dan menyepakati waktu kunjungan yaitu tanggal 26 Juni
 Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan yaitu poster dan alat-alah dan
bahan mebuat jus mentimun

b. Proses
 Mahasiswa menjelaskan tujuan kunjungan yaitu terapi jus mentimun untuk
hipertensi
 Mahasiswa melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang telah disepakati
dengan keluarga tanggal 26 Juni 2020
 Mahasiswa menjelaskan dan mendemontrasikan terapi jus mentimun
 Keluarga menerima kunjungan mahasiswa
 Keluarga aktif selama proses implementasi kunjungan dan interaksi dengan
mahasiswa
 Keluarga menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
 Alat dan media dapat digunakan

c. Hasil
 85% mampu menjelaskan kembali manfaat terapi jus mentimun
 100% menjelaskan kembali alat-alat yang diperlukan untuk membuat terapi jus
mentimun
 85% menjelaskan kembali waktu dilakukan cara terapi jus mentimun
 85% mendemontrasikan kembali cara terapi membuat jus mentimun
 100% menyepakati waktu dan tujuan kunjungan selanjutnya

Pembimbing Mahasiswa

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai