Anda di halaman 1dari 11

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Program : Program Pengelolaan Sumber Daya Air


Kegiatan : Pembangunan Saluran Drainase Primer dan Sekunder
Pembangunan Drainase Jalan Rajawali Segmen Jalan Hiu Putih s/d Jalan Bapuyu
Pekerjaan :
dan Sekitarnya
Lokasi : Kelurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan Raya
TahunAnggaran : 2020

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh Seksi Pelaksanaan Bidang Sumber Daya Air berdasarkan jenis
Kegiatan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan Kegiatan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan Kegiatan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Pasal 1
Pekerjaan Pendahuluan
2.1 Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir Lokasi Pekerjaan
2) Pekerjaan Pengukuran Uitset Trase Saluran
3) Pekerjaan Jembatan Sementara/Jembatan Darurat
4) Papan Nama Pekerjaan
5) Mobilisasi & Demobilisasi
6) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.2 PelaksanaanPekerjaan

1) Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir Lokasi Pekerjaan


Lokasi pelaksanaan pekerjaan dibersihan sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan
selesai dikerjakan. Sampah, Semak maupun sampah dalam masa pelaksanaan pekejaan
harus dibersihkan dan dibuang sesduai arahan dari direksi
2) Pekerjaan Pengukuran Uitset Trase Saluran
Pengukuran lapangan harus menggunakan alat ukur elevasi, seperti T-0 / waterpass atau
theodolite. Pengukuran diawali dengan memasang patok cor beton sebagai referensi
elevasi awal dan selanjutnya. Berdasarkan patok tersebut, dilakukan pengukuran leveling
kemiringan saluran existing dan rencana saluran. Setiap STA diberi tanda pada bouwplank
untuk menjadikan patokan pekerja dalam menggali dan menempatkan dasar saluran dan
atas saluran.
3) Pekerjaan Jembatan Sementara/Jembatan Darurat
Dibuat untuk penggantian sementara untuk lalu lintas warga yang bagian depan rumah
maupun took agar dapat tetap beraktivitas sweperti biasa
1|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan
Jembatan sementara dibuat dengan memperhatikan kebutuhan dari warga yang
terdampak pembangunan drainase.
Dibuat dengan menggunakan kayu yang kokoh dan pemakaiannya bersifat berulang.
4) Papan Nama Pekerjaan
Berisikan informasi dari kegiatan yang sedang dilaksanakan.
5) Mobilisasi & Demobilisasi
Mobilisasi & Demobilisasi
Yang dimaksudkan dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai
yang tercantum dalam kontrak menuju lokasi pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan
Demobilisasi adalah pengangkutan kembali peralatan, personil dari lapangan.
Mobilisasi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan untuk persiapan pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan konstruksi menjadi berhasil yang baik dan sempurna dan
dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima Belas) hari setelah SPMK diterbitkan.
Cara Pelaksanaan :
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai kebutuhan yang tertera
didalam kontrak dan yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan
- Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka Penyedia jasa harus segera melaporkan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan dan apabila dipandang perlu, direksi dapat
meminta tambahan peralatan maupun personil atas tanggungan Penyedia Jasa.
6) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah agar semua pemangku kepentingan
memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan K3
Konstruksi dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat
kerja konstruksi dan pemeliharaan konstruksi
Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang
memadai dan dapat diterima.
Risiko K3 adalah perpaduan/perkalian antara peluang/kemungkinan/frekuensi terjadinya
peristiwa K3 dengan akibat/keparahan yang ditimbulkannya dalam kegiatan dan
pemeliharaan konstruksi.
Tugas dan Tanggung Jawab yang dimiliki oleh Kontraktor/Pelaksana Konstruksi dalam
menjalankan siklus dan manajemen K3 Konstruksi Bertanggung jawab memastikan biaya
penyelenggaraan K3 Konstruksi dalam harga penawaran pengadaan jasa konstruksi.
Perhitungan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum tersebut
sudah merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan konstruksi, yang
diperhitungkan dalam Analisa Harga Satuan pada setiap jenis pekerjaan yang mengandung
risiko K3.
Melakukan pengendalian resiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi :
 Tempat kerja
 Peralatan kerja
 Cara Kerja
 Alat Pelindung Kerja
 Alat Pelindung Diri
 Rambu-rambu dan
 Lingkungan kerja konstruksi sesuai K3

2|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


Pasal 2
Pekerjaan Tanah
2.1 Lingkup Pekerjaan :
1) Pekerjaan Galian Tanah
2) Pekerjaan Urugan Tanah Kembali
3) Pekerjaan Pembongkaran
4) Pekerjaan Pengangkutan Hasil Galian

2.2 Pelaksanaan Pekerjaan :

1) Pekerjaan Galian Tanah


- Galian harus dibuat sedemikian sehingga didapatkan kedalaman yang dikehendaki, dan
penggalian hanya dilakukan pada saluran yang akan dipasang seperti pada yang
diperbolehkan oleh pengawas. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan
pekerjaan sehingga pekerja dapat bekerja didalamnya dengan aman dan efisien .
- Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkanya dengan
baik, dan “Bedding” maupun timbunan harus ditempatkan dan dipadatkan seperti
tertera dalam gambar atau sesuai instruksi pengawas. Galian harus dibuat dengan lebar
extra, bila diperlukan memasukan penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan
yang diperlukan.
- Galian harus dibuat dengan kedalaman sesuai dengan keperluan.
- Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil seperti
debu-debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan pengawas harus
disingkirkan, maka kontraktor harus mengadakan penggalian dan menyingkirkan bahan-
bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat pengawas diperlukan pondasi
khusus, seperti penggantian tanah atau penimbunan dengan bahan yang sesuai,
Kontraktor harus mengerjakannya sesuai petunjuk pengawas, tidak ada biaya tambahan
yang diberikan untuk pekerjaan ini.
- Galian harus diberi perkuatan jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman dan mengamankan permukaan jalan dan bangunan–
bangunan lainnya seperti yang ditunjukkan oleh pengawas.
- Sisa galian agar dibuang ke daerah yang ditunjuk oleh pihak direksi atau konsultan
pengawas. Pembuangan dari lokasi proyek atas biaya kontraktor. Kontraktor
bertanggung jawab atas pengangkutan, penebaran dan perapihan material buangan
pada lokasi pembuangan.
- Kontraktor bertanggung jawab penuh dan agar membuat drainase sementara pada area
konstruksi untuk menjaga agar daerah konstruksi selalu dalam keadaan kering.
Pengalihan aliran air dan semua tindakan teknis lainya agar dilaksanakan untuk
melindungi area kerja tetap dalam keadaan kering. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan dalam melaksanakan hal tersebut,
serta harus memperbaikinya. Tidak ada biaya tambahan dalam hal ini.
- Pekekerjaan buangan material bongkaran dilakukan pada material existing seperti plat
atau saluran lama yang sudah rusak untuk dibongkar dan dibuang jauh dari lokasi
pekerjaan

2) Pekerjaan Urugan Tanah Kembali


- Menggunakan material yang didatangkan dari luar lokasi pekerjaan (bukan hasil galian
tanah dilokasi pekerjaan
- Penyedia Jasa akan mengerjakan urugan tanah kembali (timbunan) pada lokasi yang
telah tertera pada gambar kerja atau sesuai arahan dari direksi
3|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan
- Tidak diizinkan adanya semak, akar rumput atau material lain yang tidak memenuhi
syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
3) Pekerjaan Pembongkaran
Pekerjaan Pembongkaran dikerjakan menggunakan alat berat (exacavator) dan plat ruko
atau plat rumah warga sebelum dibongkar menggunakan alat berat harus tyerlebih dahulu
dipotong (cutting) dengan menggunakan alat, sehingga meminimalisasi dampak kerusakan
terhadap pagar rumah warga maupun kerusakan – kerusakan lainnya.
4) Angkutan dan Pembuangan Hasil Galian dan Bongkaran Beton
Pembuangan dan angkutan hasil galian dan bongkaran dibuang sesuai arahan dari direksi

Pasal 3
Pekerjaan Saluran Beton Bertulang
4.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Cor Lantai Kerja (Tebal = 7 Cm)
2. Pekerjaan Bekesting
3. Pekerjaan Pembesian
4. Pekerjaan Cor Beton Ready Mix K.225

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan


- Pihak Kontraktor akan menyediakan minimum 1 bench mark pada tempat-tempat strategis
di areal pekerjaan.
- Kontraktor agar menggunakan bench mark tersebut diatas sebagai patokan dan melakukan
set out pekerjaan berdasarkan bench mark tersebut. Kontraktor harus selalu menjaga
bench mark dari segala gangguan maupun kehilangan atas biaya Kontraktor.
- Kontraktor harus memiliki surveyor yang berkompeten serta berpengalaman dalam
melakukan pekerjaan ini. Semua set out dan patok agar jelas diberi marka yang
menunjukkan gambaran / jarak / elevasi offset dan sebagainya. Set out dan patok tersebut
harus dari bahan yang cukup keras dan tahan lama, Semua set out dan patok-patok harus
disediakan cukup untuk paket pekerjaan ini.
- Kontraktor harus selalu memberikan kerjasama dan bantuannya kepada Pihak Engineer
dalam melaksanakan pengecekan atas semua set out, pekerjaan , jika diminta.
- Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan
a) Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (0 peil) ditentukan bersama-sama
Pihak Direksi Pekerjaan, Kontraktor dan konsultan pengawas. Patok-patok berukuran
minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 2/20 dengan panjang kurang lebih 4 m dan
terbuat dari kayu. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-tanda
dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat.
b) Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM) pada
lokasi tertentu sepanjang proyek, untuk memungkinkan perencanaan kembali dan
pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari pekerjaan yang akan
dilakukan. Patok permanen harus dibangun diatas tanah yang tidak akan
terganggu/dipindahkan.
c) Kontraktor harus menentukan titik patok konstruksi yang menunjukkan garis dan
kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan drainase sesuai dengan
penampang melintang standar yang diberikan dalam gambar rencana dan harus
mendapatkan persetujuan dari Pihak Direksi Pekerjaan dan konsultan pengawas
sebelum memulai konstruksi.

4|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


4.3 Toleransi
Pada proses pengukuran di lapangan tidak boleh terjadi kesalahan yang melebihi toleransi
yang diberikan :
 Kelurusan untuk setiap panjang 30 m toleransi :  10 mm.
 Kelurusan untuk panjang 30 m – 60 m toleransi :  15 mm.
 Kelurusan untuk panjang  60 m toleransi :  20 mm.
 Kemiringan melintang / memanjang toleransi :  0.1%.
 Ketebalan struktur toleransi :  5 mm.
 Elevasi toleransi :  5 mm.
 Selimut beton 0 – 50 mm toleransi :  5 mm.
 Selimut beton  50 mm toleransi :  10 mm.
Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung tidak boleh mengganggu kelancaran aktifitas
disekitarnya.

4.4 Jaminan kualitas untuk semua bahan yang digunakan


1) Bahan
a) Beton
Beton untuk pekerjaan sambungan konstruksi harus menggunakan bahan-bahan dan
campuran sesuai dengan spesifikasi berikut ini :
a. Baja Tulangan
 Baja tulangan yang digunakan adalah baja lunak mutu U 24 (tegangan leleh 2400
kg/cm2) atau sesuai dengan gambar.
 Mutu baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan test laboratorium.
Jumlah benda uji minimal 3 buah untuk setiap ukuran penampang baja tulangan .
Semua biaya tes ditanggung kontraktor.
 Pengawas akan meminta diadakan tes laboratorium untuk setiap bahan /
material yang diragukan mutunya.
 Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam, setelah ada perintah tertulis dari pengawas.
 Baja tulangan yang akan digunakan harus bersih dari minyak dan bahan lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat antara baja tulangan dan adukan beton.
b. Semen :
 Digunakan Portland cement jenis 1 menurut N.I.8 1965 atau type 1 menurut
ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Association Cement Indonesia (N.I.8 – 172) merek yang dipilih
tidak dapat di tukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali dengan persetujuan tertulis
dari pihak Direksi dan Konsultan Pengawas. Semen yang telah mengeras
sebagian tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan campuran.
 Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
terbebas dari kelembaban, untuk menghindari cepatnya semen mengeras
c. Pasir Beton.
Pasir beton harus terdiri pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan
organik, lumpur dan sejenisnya, serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat yang tercantum dalam SKSNI Beton.
d. Batu Pecah/Kerikil
 Batu pecah/kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat yang SNI

5|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


 Tempat menyimpan/penimbunan pasir dan koral harus dipisahkan satu dengan
yang lain sehingga dapat dijamin bahwa kedua jenis material tersebut tidak
tercampur, dengan maksud agar bisa didapatkan adukan beton dengan
komposisi material yang tepat.
e. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak diperkenankan
menggunakan air yang berasal dari parit sekitar lokasi pekerjaan
f. Bekesting
 Bahan bekesting harus baik dan dipasang sesuai ukuran yang ditetapkan dalam
gambar. Jenis bahan yang dipakai harus mendapat persetujuan dari pengawas.
 Bekesting harus dipasang dengan perkuatan sehingga menjamin ukuran dan
jarak tidak berubah selama dilakukan pengecoran.
g. Mutu Beton
 Mutu beton yang digunakan adalah K.225 (Ready Mix)
 Mutu beton tersebut harus dibuktikan kontraktor dengan adanya hasil DMF dan
JMF yang nantinya akan diserahkan kepada pihak direksi
 Pengambilan contoh adukan beton (benda uji) yang akan dites di laboratorium
harus disaksikan pengawas.
h. Campuran beton.
 Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat. Untuk masing – masing
jenis material harus diadakan percobaan komposisi adukan dan hasil dari
percobaan tersebut harus segera diserahkan kepada pengawas untuk dijadikan
pedoman pada waktu pengecoran.
 Slump untuk campuran beton harus disesuaikan dengan hasil percobaan
laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan dalam SKSNI
Beton.
 Penunjukan laboratorium untuk pengetesan beton dan percobaan mutu beton
harus mendapat persetujuan dari pengawas dan direksi.

2) Pekerjaan Cor Beton Lantai Kerja Tebal 7 Cm


- Untuk pekerjaan cor beton lantai kerja dengan tebal 7 cm menggunakan beton adukan
dengan mutu beton K.125
- Menggunakan pengaduk mekanik (molen) / Ready Mix dalam mengerjakannya
- Tidak diperkenankan melakukan pencampuran beton secara manual karena hasil yang
diperoleh tidak akan maksimal
- Pengecoran lantai kerja dilakukan secara bertahap atau sesuai dengan kebutuhan
dilapangan
- Semua mutu dan kualitas bahan yang digunakan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan diatas.

3) Pemasangan Box Culvert


- Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, kontraktor harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui pengawas. Semua box
culvert harus diturunkan ke dalam galian yang alasnya sudah diberi pasir serta pada
bagian sambungan sudah diberi lantai kerja yang levelnya sudah benar, secara hati-
hati dengan peralatan derek, tali peralatan yang memadai untuk mengamankan pipa
beton. Dalam keadaan apapun juga tidak boleh dijatuhkan kedalam galian. Jika terjadi
kerusakan, kerusakan harus segera dilaporkan kepada pengawas. Pengawas akan

6|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


menginstruksikan untuk mengadakan perbaikan atau membuang bahan-bahan yang
rusak tersebut
- Semua box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-
kerusakan lainnya ketika saluran berada diatas galian, jika terjadi kerusakan U-ditch
beton segera diganti sebelum pemasanganya pada posisi terakhir. Saluran harus
diletakkan dekat galian untuk diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan
perbaikan atau dibuang.
- Untuk box culvert beton dengan kemiringan antara 1/5 sampai dengan 1/10, agar tidak
terjadi pergeseran U-ditch, maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton yang
ditanam pada kedalaman minimal 50 cm dibawah sambungan.
- Saluran kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari tiap box culvert harus
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak, minyak sebelum pipa dipasang.
- Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam box culvert ketika box culvert
diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan-bahan, peralatan,
pakaian atau barang-barang lain diletakkan diatas box culvert. Pada waktu
pemasangan box culvert dalam galian, letak akhir harus tepat dengan ujung box culvert
dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar. Harus dijaga agar kotoran tidak
masuk kedalam ruang antara sambungan box culvert.
- Pemotongan Box Culvert
Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada Box Culvert dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.

4) Perlindungan terhadap Box Culvert


Pada titik lokasi dimana terdapat crossing antara drainase dan air limbah, dan jarak antara
kedua dinding pipa kurang dari 40 cm, maka concrete juga harus dibuat pada titik crossing
tersebut, atau sesuai dengan petunjuk pengawas. Tidak ada tambahan biaya pada kedua
point tersebut diatas.

5) Pelaksanaan Pekerjaan Beton Cor ditempat


a. Pengecoran
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan pengawas dan direksi
- Pengecoran harus dilakukan dengan baik, menggunakan vibrator untuk menjamin
kepadatan beton.
- Apabila pengecoran beton akan dihentikan untuk diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat penghentian pengecoran harus disetujui oleh pengawas.
- Pada pengecoran sambungan setelah berhenti 1 hari, maka pada permukaan beton
yang akan disambung harus diberi bahan kimia yang bersifat merekatkan, dengan
terlebih dulu mendapatkan ijin dari pengawas mengenai jenis yang dipakai.
- Setelah pengecoran, beton harus dijaga agar selalu dalam keadaan basah selama
tidak kurang dari 7 hari, untuk pengerasan yang baik.
b. Baja Tulangan .
- Kontraktor harus mengusahakan agar besi tulangan yang dipasang sesuai dengan
gambar.
- Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Kontraktor atau pendapatnya terdapat
kesalahan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian.
- Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab kontraktor sepenuhnya.

7|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


c. Perawatan Beton.
- Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
- Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.

Pasal 4
Pekerjaan Lain - Lain
1. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan Perpipaan Ø 2" jarak 2 meter (Pipa + Ijuk)
2) Pekerjaan Kisdam dan Pemompaan (Dewatering)

2. PelaksanaanPekerjaan
1. Pasang PVC Dia. 2 Inch
Pemasangan pipa PVC Ø 2" dipasang pada setiap jarak 2 meter sesuai dengan gambar kerja
atau setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas atau direksi yang
nantinya pipa PVC ini akan menyalurkan air buangan dari jalan dan air buangan dari rumah
tangga ke saluran.
2. Pekerjaan Kisdam dan Pemompaan (Dewatering)
Dilaksanakan secara berulang selama proses pengerjaan drainase berlangsung
Kisdam dibuat dengan menggunakan karung yang di isi dengan pasir atau material lainnya
yang dapat menahan air.
Pekerjaan pemompaan dikerjakan dengan menggunakan water pump untuk mengeringkan
area yang akan dilakukan pekerjaan proses pengecoran. Area tersebut harus bersih dan
kering agar proses pekerjaan pengecoran dapat dilaksanakan dengan baik.

Pasal 5
Penutup
Pekerjaan yang menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini tetapi tidak diuraikan atau dimuat
dalam bestek, tetapi diselenggarakan atau diselesaikan oleh Kontraktor, hal itu harus dianggap
menjadi bagian pekerjaan yang dimuat dalam justifikasi teknis ini.

Demikian Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dibuat untuk dijadikan pedoman dan harus ditaati
oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan.

8|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


DAFTAR PERALATAN UNTUK PEKERJAAN

Kapasitas/Produktifitas Kuantitas
No. Nama/Jenis Peralatan
(Minimal) (Minimal)
1 2 3 4
A Peralatan Utama

1 Exacavator 80 -140 HP 1 Unit

2 Dump Truck 3-4 M3 – 115 HP 2 Unit

3 Kendaraan Roda 4 (empat) Pick Up 1,5 M3 – 1500 cc 1 Unit

4 Concrete Mixer (Molen) 0,3-0,6 M3 – 20 HP 2 Unit

5 Concrete Vibrator ≤ 1200 RPM – 5 HP 2 Unit

6 Stamper Frek. 450/Menit (5 HP) 1 Unit

7 Generator Set (Genset) 5,0 KW 1 Unit

8 Water Pump 70-100 mm 2 Unit

9 Water Tanker 3000-4500 L 3000-4500 L 1 Unit

B Peralatan Pendukung

1 Peralatan Tukang Batu, Besi dan Beton Standar 3 Set

2 Peralatan Tukang Kayu Standar 3 Set

3 Alat Ukur (Waterpass/Theodolit) Akurasi (1 Km@ 2x); ≤ 1, mm 1 Set

Keterangan :
Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah peralatan yang mendukung langsung dan sesuai
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan pekerjaan utama (major item)

9|Spes ifikas i Teknis Pekerj aan


DAFTAR PERSONIL
1. Personil Manajerial

Pengalaman
Jabatan dalam Tingkat
Jumlah Kerja
No. pekerjaan yang Pendidikan Sertifikat Kompetensi Kerja
(Orang) Profesional
diusulkan (Minimal)
(Tahun)
1 2 3 4 5 6
SKT Pelaksana Bangunan
Irigrasi / SKT Pelaksana
Kepala Pelaksana/
1 1 S.1 Teknik Sipil 5 Tahun Bangunan Gedung /
Manager Proyek
Pekerjaan Gedung
(TS.032 atau TS.051)
SKT Pelaksana Bangunan
2 Manager Teknik 1 D.3 Teknik Sipil 3 Tahun Gedung / Pekerjaan
Gedung (TS.051)

D.3 Keuangan/
3 Manager Keuangan 1 3 Tahun Tidak dipersyaratkan
Akuntansi

SKA Ahli K3/Sertifikat


4 Petugas K3 1 SMK / SMA 3 Tahun Pelatihan Petugas K3
Kontruksi

2. Personil Operator/Teknisi/Analis

Jabatan dalam Kualifikasi Pengalaman


Jumlah
No. pekerjaan yang Pendidikan Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
(Orang)
diusulkan (Min.) (Min.)
1 2 3 4 5 6
SKT Pelaksana Lapangan Pek.
STM/SMK Jaringan Irigasi (TS.030) atau
1 Pelaksana Lapangan 1 3 Tahun
Bangunan SKT Pelaksana Lapangan Pek.
Gedung (TS.052)
SKT Pengawas Saluran Irigrasi
(TS.038) atau SKT Pengawas
2 Quality Control 1 STM/SMK 3 Tahun
Mutu Pelaksanaan Konstruksi
Bangunan Gedung (TA.028)
Mandor Pekerjaan SKT Mandor Tukang Batu /
3 1 SMK/SMA 2 Tahun
Beton Bata / Beton (TL.005)

Mandor Pekerjaan SKT Mandor Besi / Pembesian


4 1 SMK/SMA 2 Tahun
Pembesian / Penulangan Beton (TL.009)

SKT Operator Mesin Excavator


5 Operator Excavator 1 SMA/SMK 2 Tahun
(TM.006)

6 Administrasi/Keuangan 1 SMK/SMA 2 Tahun Tidak dipersyaratkan

7 Logistik 1 SMK/SMA 2 Tahun Tidak dipersyaratkan

Keterangan:
** Alat-alat berat konstruksi yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus dioperasikan
oleh personel operator yang memiliki sertifikat kompetensi (SKT) operator sesuai jenis alat
(misal SKT Operator Excavator, SKT Operator Motor Grader, SKT Operator Road Roller / Road
Roller Paver Operator, dll).

10 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n
JENIS PEKERJAAN DAN IDENTIFIKASI BAHAYANYA

No. Jenis /Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1 Pekerjaan Pembersihan Awal dan Akhir Terkena alat kerja (cangkul, linggis, sekop,
Lokasi parang, dll.)
Tersengat,kena gigitan serangga/binatang
2 Pekerjaan Jembatan Sementara/Jembatan Terkena alat kerja (Palu, linggis, gergaji,
Darurat parang, dll.)
Tertimpa material pekerjaan
3 Papan Nama Pekerjaan Terkena alat kerja (Palu, linggis, gergaji,
parang, dll.)
Tertimpa material pekerjaan
4 Mobilisasi & Demobilisasi Kecelakaan akibat menaikan dan
menurunkan peralatan kerja
5 Pekerjaan Galian Tanah Terkena alat kerja (cangkul, linggis, sekop,
parang, dll.)
Tertimpa material pekerjaan
Kecelakaan akibat operasional alat berat
Mata Terpapar material galian
6 Pekerjaan Urugan Tanah Terkena alat kerja (cangkul, linggis, sekop,
parang, dll.)
Tertimpa material pekerjaan
Kecelakaan akibat operasional alat kerja
(stamper)
Mata Terpapar material urugan
7 Pekerjaan Bekesting Saluran Terkena alat kerja (Palu, linggis, gergaji,
parang, dll.)
Tertimpa material pekerjaan
8 Pekerjaan Pembesian Terkena alat kerja
Tertimpa material pekerjaan
9 Pekerjaan Cor Beton Gangguan pernafasan akibat debu material
Terkena alat kerja
10 Pekerjaan Perpipaan Terkena alat kerja
Tertimpa material pekerjaan
11 Pekerjaan Kisdam dan Pemompaan Terkena alat kerja
Tertimpa material pekerjaan
Tersengat arus listrik

11 | S p e s i f i k a s i T e k n i s P e k e r j a a n

Anda mungkin juga menyukai