PROPOSAL
OLEH
NIM : 411416076
PENDAHULUAN
manusia, oleh karena itu perlu untuk dipelajari, dipahami dan ditumbuh kembangkan
agar peran dari matematika sebagai bagian dari science menjadi lebih tinggi
titik, garis, ruang, abstraksi, besaran-besaran dan lain sebagainya. Haryono (2016 :
hasil belajar. Menurut Purwanto (2011 : 45) hasil belajar merupakan perolehan dari
proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained).
Peningkatan hasil belajar tentu saja tidak bisa dicapai dengan dan mudah. Bagi
yang banyak agar bisa di pahami oleh peserta didik. Seorang guru/ dosen harus
mampu menterjemahkan bahasa matematika agar bisa di terima oleh peserta didik
dengan baik. Pemilihan materi pembelajaran yang akan disampaikan juga merupakan
faktor yang harus diperhatikan oleh guru/dosen, penyampaian materi yang terlalu luas
atau sempit akan menyebabkan peserta didik kebingungan dalam belajar. Hal ini
itu, keterbatasan waktu dalam proses pembelajaran juga akan membuat guru/dosen
tidak sepenuhnya meyampaikan materi. Kondisi fisik yang bisa saja terganggu dari
guru/dosen membuat pembelajaran pada saat itu tertunda. Belum lagi kendala yang
saat ini di hadapi oleh Indonesia adalah adanya wabah pandemi virus corona
menimbulkan banyak korban jiwa. Hal ini juga membuat adanya pembatasan aktifitas
kesehatan seperti; mencuci tangan pakai sabun, memakai masker ketika keluar
rumah, tidak bersalaman dengan orang lain, tidak mengadakan kegiatan yang
melibatkan banyak orang, rajin berolahraga, makan sayur dan buah dan lain
sebagainya agar dapat terhindar dari virus corona. Oleh karena itu, peralihan system
jaringan)
tanpa tatap muka yang dilakukan melalui video conference, e-learning dan
informasi belajar baik itu mata pelajaran atau mata kuliah dari guru atau dosen
akan informasi terutama matematika. Hal inilah yang akan mendorong manusia untuk
terus mengambangkan kemampuan dirinya, dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan.
oleh karena itu, guru dan dosen dituntut untuk senantiasa mengembangkan
pasal 1 ayat 8 mengenai standar sarana dan prasarana yang diperlukan termasuk
muka) yang sewaktu-waktu bisa saja terganggu. Salah satu bentuk realisasinya adalah
biasanya pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah
diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait
pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh perguruan tinggi dan perusahaan –
atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya)
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Belajar dan Pembelajaran
telah didapat menjadi sumber nilai yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir,
bertindak dan berperilaku (Musfiqon, 2012 :6). Dari penjelalasan tersebut dapat
diketahui bahwa belajar merupakan perubahan tingkah yang terjadi pada individu,
perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh
sisw sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadnya proses belajar.
Proses belajar berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa, berupa keadaan alam, benda-benda, hewan,
lebih kepada kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam hal ini, adalah siswa adalah
perlu digali dulu bagaimana pakar psikologi dan pakar pendidikan konsep belajar.
Pandangan kedua kelompok pakar tersebut sangat penting karena perilaku belajar
merupakan ontology atau bidang telaah dari kedua keilmuan itu. Pakar psikologis
Berdasarkan pendapat dari ketiga ahli di atas dapat diketahui bahwa belajar
merupakan proses perubahan menuju ke arah baik atau buruk, yang terjadi pada diri
seseorang baik itu pikiran, perasaan dan perbuatan yang di peroleh melalui interaksi
dengan lingkunganya.
belajar pada diri peserta didik. Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni
saat kegiatan ko-kurikuler (kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata
extramural (kegiatan dalam rangka proyek belajar atau kegiatan kurikulum yang
melalui media masa dan jaringan. Dalam konteks pendidikan nonformal, justru
termasuk dunia kerja, media massa dan jaringan internet. Hanya sebagian kecil saja
kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan pembelajaran dalam konteks pendidikan
terbuka dan jarak jauh, yang karena karakteristik peserta didiknya dan paradigma
pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa terjadi di mana saja, dan
usaha untuk menigkatkan kualitas belajar baik itu formal atau nonformal bergantung
dan pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dimana saja, kepada siapa saja tanpa
dalam kemampuan, sikap atau perilaku siswa yang relative permanen sebagai akibat
merupakan perubahan tingkah laku dan pola pikir yang relative permanen karena
system
pebelajar.
pembelajaran
perubahan perilaku. Dalam proses ini anak didik akan mengalami proses mengetahui
dan pengelaman hidup. Dengan harapan terjadi perubahan positif pada diri anak
sebagai hasil belajar tersebut. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
belajar mengarah kepada tingkah laku dan pola pikir yang diharapkan lebih baik dari
Menurut Gunarto (2017 : 5) tujuan belajar adalah interaksi antara pendidik dan
peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik di dalam maupun diluar
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari belajar
adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang meliputi tiga ranah yaitu
kemampuan intelektual (kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) dan
Sedangkan menurut Percivall dan Elington (dalam Uno, 2010 : 66) bahwa tujuan
atau keterampialn siswa tertentu yang diharapakan dapat dicapai sebagai hasil belajar.
Berdasarkan pendapat dari ketiga ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
belajar dan pembelajaran merupakan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam
hal ini pengajar (guru) menggunakan system yang telah disusun untuk proses
pembelajaran yang berisi bahan ajar dan siswa mengalami proses internal yang
interaksi dalam situasi edukatf untuk tujuan pembelajaran. Dilihat dari aktivitas
mengarah kepada tujuan dari proses pembelajaran. Dilihat dari keaktifan peserta
pada waktu yang tepat dan mecapai tujuan yang diinginkan (Susilo, 2013). Dari
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa kegiatan akan dikatakan efektif jika
mampu selesai tepat wktu dan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dibuat sebelumnya.
Suatu proses pembelajaran dapat dikatakan efektif jika seluruh komponen yang
berpengaruh saling mendukung, yaitu; a). Peserta didik, b). kurikulum, c). pendidik,
d). metode, e). sarana dan prasarana dan f). lingkungan. Diantara komponen-
efektif jika factor pendidik menjadi pengendali dari factor yang lain dengan
Pembelajaran yag efektif dalam bahasa inggris disebut Effectve Teaching. Kata
teaching dalam bahasa inggris di terjemahkan dengan pengajaran. Akan tetapi sesuai
dengan kepentingan dan kondisi pendidika yang berkembang saat ini. Penulis
pergantian kata dari pengajaran kepada pembelajaran terjadi dalam setip akttivitas
dan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Yang pnting dari penulisan kata
tersebut tidak hanya berhenti pada pengucapan belaka tetapi harus terwujud dan
terimplementasi dalam setiap kegiatan belajar (Haidir & Salim, 2012: 45-46).
Menurut (Haidir & Salim, 2012:46) inti pokok dari proses pembelajaran adalah
bagaimana peserta didik belajar. Inilah yang menjadi kunci dari pembelajaran efektif.
Secara konsepsional teoritis defines pembelajaran efektif sangat beragam dan sulit
untuk disamakan. Akan tetapi dapat dikemukakan beberapa cirri pembelajaran efektif
(dalam Haidir & Salim, 2012 : 46) yang memberikan definisi pembelajaran efektif
sebagai berikut;
….who can establish rapport with students and a nurturing, caring environment
….who can activate energy to work toward a more just and human social order.
Yang memiliki arti bahwa “ yang dapat menjalin hubungan dengan siswa dan
.... yang dapat mengaktifkan energi untuk bekerja menuju tatanan sosial yang
dan memilih metode yang saat proses pembelajaran berlangsung. Guru juga
harus mampu menguasai bahan ajar yang telah disusun sedemikaian rupa sesuai