Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR PERENCANAAN KOTA

“RESILIENT CITY”

DOSEN PENGAMPU:
ASHRI PRAWESTHY D.,S.T., M.SiP.

KELOMPOK 14
ZAHRIA SARAH DEVY 4118210108
TAUFAN BARKAH G. 4118210112
DAFFA SCUDERIA 4118210114
FENINDA AURORA J. 4118210116
FEBRIANI YOLANDA 4118210118

FAKULTAS TEKNIK, PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS PANCASILA
2020
I. RINGKASAN EKSEKUTIF RESILIENT CITY
Arti kata resiliansi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi
sulit (Reivich dan Shatté,2002). Sedangkan, penggunaan terminologi resilient pada dasarnya
sebagai kapasitas individu untuk menghadapi, mengatasi, memperkuat diri, dan tetap
melakukan perubahan sehubungan dengan ujian yang dialami.(Grotberg, 1999)
Maka, pengertian Resilient Cities merupakan kemampuan kota untuk menghadapi,
mengatasi, menjadi kuat ketika menghadapi rintangan dan hambatan suatu bencana seperti
kekacauan iklim maupun cuaca ekstream. Jadi maksudnya, adalah bagaimana cara kota
tersebut mampu bertahan dan pulih setelah terjadi krisis. karena kita tahu bahwa kota rentan
terhadap ancaman bencana, termasuk bencana alam sebagai dampak perubahan iklim dan
semakin berkembangnya Jumlah penduduk yang tinggal diperkotaan.

II. CONTOH RESILIENT CITY


1. Copenhagen, Denmark
Copenhagen menjadi salah satu Resilient City yang berkembang dengan sangat baik.
Dalam mengembangkan konsep tersebut pada kotanya terdapat beberapa solusi seperti :
a. Jalanan yang dapat menyerap air hujan
Dalam upaya untuk menghindari banjir yang disebabkan oleh hujan deras,
salah satu jalan Copenhagen, Helenevej, telah diubah menjadi jalan iklim dengan
infiltrasi air hujan. Aspal telah diganti dengan ubin untuk memungkinkan air hujan
tidak merembes ke permukaan. Jalan itu terbukti mampu menangani volume air yang
besar tanpa masalah selama hujan deras.

b. Trotoar ekstensi sebagai penanganan air hujan


Di Lindevang, sebuah jalan di Kopenhagen, pendekatan manajemen yang
efisien terhadap air hujan dari jalan telah diterapkan. Teknologi yang semakin luas
dalam kaitannya dengan membersihkan air kotor dari jalan adalah SUDS. Dengan
menggunakan metode alternatif untuk menangani air yang menggenang di jalan,
keuntungan ganda diperoleh dalam bentuk penurunan beban pada sistem saluran
pembuangan dan fasilitas dengan nilai rekreasi. Ekstensi trotoar di Lindevang
dibangun dengan menggunakan sistem dua bagian di mana bagian pertama
mengumpulkan daun dan partikel pasir yang jatuh. Bagian kedua dari ekstensi trotoar
infiltrat melalui jenis tanah khusus yang mengikat dan menunda nutrisi organik dan
anorganik, yang melaluinya air bersih menyusup ke akuifer air tanah. Dalam kasus
hujan ekstrem, air disalurkan ke parit infiltrasi bawah tanah untuk menggunakan
kapasitas penuh sistem dan kemudian diikuti oleh pembuangan ke saluran
pembuangan.

c. Atap fungsi ganda yang dapat memanfaatkan kembali air hujan


Air hujan dapat dikumpulkan dari atap rumah dan digunakan kembali untuk
berbagai keperluan. Di sebuah gedung perkantoran yang disebut 'House of Energy'
yang berlokasi di Kopenhagen, air hujan dikumpulkan dan digunakan kembali untuk
irigasi daerah hijau di atas gedung dan tempat parkir. Sistem drainase mengalihkan air
hujan ke tangki bawah tanah (masing-masing 1.500 liter) yang ditempatkan di area
parkir. Untuk memastikan irigasi atap hijau, sistem air otomatis telah dipasang. Jenis
solusi air hujan ini mengurangi volume limpasan air hujan dan mengurangi tekanan
pada sistem saluran pembuangan. Jumlah energi yang dibutuhkan untuk memoderasi
suhu bangunan berkurang oleh area hijau karena siklus kondensasi dan penguapan.
Akibatnya, permintaan energi harian untuk pendingin udara pada hari-hari berkurang.

d. Lingkungan yang tahan terhadap iklim dan cuaca


Suatu lingkungan yang ada di Kopenhagen saat ini sedang mengalami
transformasi untuk menjadi lebih tahan terhadap perubahan iklim ekstrim yang akan
dating. Transformasi tersebut juga akan menghasilkan ruang kota hijau yang indah
untuk dinikmati penduduk setempat

2. Melbourne, Australia
Kota ini berhasil dinobatkan sebagai “Kota diperingkat ke-4 yang paling
nyaman untuk ditinggali”, menurut Majalah Global Affairs, Monocle kurang lebih di
tahun 2016.
Sebelumnya, pada tahun 2009 di wilayah Victoria dan Australia Selatan telah
terjadi sebuah peristiwa kebakaran hutan yang dipicu oleh gelombang panas sekitar
40 derajat hingga menghanguskan sekitar 450.000 hektare lahan dan 2029 rumah
yang akhirnya peristiwa itu dijuluki dengan “Black Saturday”. Dari peristiwa itu telah
memakan korban sebanyak 173 orang meninggal, 414 orang terluka, serta
diperkirakan satu juta hewan liar dan hewan peliharaan pun ikut menjadi korban.
Namun dari peristiwa tersebut, membuat masyarakat lebih aktif ikut
berpartisipasi salah satu contohnya adalah berkesadaran untuk mulai rutin menanam
pohon-pohon baru dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Maka secara
perlahan kota Melbourne kembali menjadi kota yang rindang dan asri, dan berhasil
dikenal dengan “Kota Tangguh karena Fokus pada Kekuatan Komunitas”.

Sumber: https://hai.grid.id/read

3. Kyoto, Jepang
Kyoto memiliki sejarah panjang ketahanan dalam menghadapi gempa bumi
dan telah melakukan penelitian untuk memodelkan dampak guncangan gempa bumi.
Kerusakan infrastruktur dan asset budaya akan menimbulkan tantangan jangka
panjang bagi stabilitas kota. Untuk mengatasi tantangan ini, Kyoto sedang berupaya
menuju kerja sama yang lebih besar antara pemerintah kota, perusahaan swasta, dan
masyarakat untuk menghasilkan program ketahanan yang komprehensif. Kota ini
telah mendirikan pusat evakuasi dan membuat manual dan program pelatihan untuk
mempersiapkan warga jika terjadi gempa. Jepang juga melakukan perbaikan pada
fasilitas yang terkena bencana dan mulai meningkatkan standar keamanan gedung-
gedung dengan ketahanan anti gempa.

III. DAFTAR PUSTAKA


https://www.femina.co.id/article/kota-kota-tangguh
https://www.minews.id/kisah/inilah-7-kebakaran-paling-dahsyat-dalam-sejarah-
australia/amp)
https://stateofgreen.com/en/partners/state-of-green/news/12-examples-of-climate-resilient-
city-solutions/
https://issuu.com/hmpwkuns/docs/e-magz_aglomerasi__1_resilient_city

Anda mungkin juga menyukai