KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh:
Kelompok 8 (Delapan)
Tingkat 2B Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Ns. Misniarti, M.Kep
NIP. 197703112001122001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Dengue Haemoragic Fever (DHF)”
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Diharapkan Makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan. Sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini,
supaya kedepannya dapat lebih baik.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi....................................................................................................6
2.2 Etiologi....................................................................................................7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................7
2.4 Manifestasi Klinis....................................................................................7
2.5 Pathway...................................................................................................8
2.6 Klasifikasi................................................................................................8
2.7 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................9
2.8 Penatalaksanaan......................................................................................10
2.9 Komplikasi.............................................................................................10
2.10 Konsep Dasar Keperawatan Dengue Haemorrhagic Fever ( DHF )....12
A. Pengkajian......................................................................................12
B. Diagnosa.........................................................................................15
C. Intervensi........................................................................................16
D. Implementasi..................................................................................20
E. Evaluasi..........................................................................................22
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................25
3.2 Saran.........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
5
2.1 Definisi
Dengue Haemoragic Faver adalah penyakit yang menyerang anak dan
orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam
akut, pendarahan, nyeri otot, dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi arbovirus
(Artro Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau
Aedes Aerobupictus.
Demam dengue (dengue fever, selanjutnya di singkat DF) adalah
penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau dewasa, dengan tanda-
tanda klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leucopenia,
dengan/tanpa ruam (rash) danlimfadenopati, demam bifasik, sakit kepala, yang
hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, rasa pengecap yang terganggu,
trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan (petekie) spontan.
(Hendarwanto, 2000 :417)
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam berat yang
sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok, kehilangan protein.
(Nelson, 2000 : 1134)
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut, dengan
ciri-ciri demam manifestasi perdarahan, dan bertendensi mengakibatkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
(Mansjoer, 2000 : 419)
Dengue hemoregic fever merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk golongan arbovirus melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti betina. Penyakit ini di kenal dengan sebutan Demam Berdarah
Dengue (DBD).
6
7
2.2 Etiologi
Penyebab ppenyakit Demam Berdarah Dengue afalah virus dengue.
Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe
virus Dengue yang termasuk dalam group B arthopediborne viruses
(arboviruses), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, Virus Dengue
dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypi masuk ke tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk (Mansjoer, 2000 : 419)
2.3 Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke
tubuh manusia, infeksi yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai
demam dengue. Apabila orang itu dapat infeksi berulang oleh virus Dengue
yang berlainan maka akan menimbulkan reaksi yang berbesa, terutama
konsistensi Retikoloindotel dan kulit secara Hemogen, tubuh akan membentuk
Kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktifasi
system komplemen yang berakubat dilepaskannya Anapilaktoksin sehingga
permebilitas dinding pembuluh darah. (Hendarwanto, 2000 : 420)
2.5 Pathway
2.6 Klasifikasi
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) diklasifikasikan berdasarkan derajat
beratnya penyakit, secara klinis terbagi menjadi : ( WHO, 1986 )
a. Derajat I : Demam, mual, muntah, anorexia, tanpa perdarahan
spontan, uji torniquet positif, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II : Derajat I disertai perdarahan spontan pada kulit atau
tempat lain.
c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan lemah,
tekanan darah lemah dan rendah, gelisah, sianotis di sekitar mulut,
hidung, dan ujung jari (tanda dini renjatan).
9
d. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diukur. Yang disertai dengan Dengue Shock Sindrom
2.8 Penatalaksanaan
a. DHF tanpa Rajatan
Rasa haus dan dehidrasi timbul kerena demam tinggi, anoreksia dan
muntah, klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, dapat
berupa air the, sirup atau oralit, panas yang diberi kompres es atau alcohol
70%, pemnerian infus dilaksanakan pada klien apabila:
1) Muntah, sulit makan per oral, muntah mengancam dapat terjadinya
dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematoktit tinggi
b. DHF dengan Rejatan
Prinsip: Mengatasi rejatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan
RL
c. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif.
2.9 Komplikasi
a. Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan pendarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,
hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya
ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka
kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah –
otak, sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular yang
menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah-
otak. Dikatakan pula bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan
kegagalan hati akut (Hadinegoro,1999)
b. Kelainan ginjal
Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai sindrom
uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal ginjal maka
11
b. Keluhan Utama
Alasan / keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
e. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih, seperti air yang menggenang dan
gantungan baju di kamar.
13
f. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi,
jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan
menurun.
2) Eliminasi alvi (buang air besar).
Kadang – kadang anak mengalami diare / konstipasi. Sementara
DHF grade III – IV bisa terjadi melena.
3) Eliminasi urine (buang air kecil)
perlu dikaji apakah sering kencing, sedikit / banyak, sakit / tidak.
Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria.
4) Tidur dan istirahat. Anak sering
mengalami kurang tidur karena mengalami sakit / nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya kurang.
5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk
menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes
aegypti.
6) Perilaku dan tanggapan bila ada
keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
g. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan
(grade) DHF, keadaan fisik anak adalah sebagai berikut :
a. Grade I : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah,
tanda – tanda vita dan nadi lemah.
b. Grade II : kesadaran compos mentis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan : ptekie, perdarahan gusi dan
telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
14
1) Sistem Integumen
Adanya ptekie pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncul
keringat dingin, dan lembab. Kuku sianosis / tidak.
h. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
1) Hb dan PCV meningkat (≥ 20 %)
15
B. Diagnosa Keperawatan
NO.
Tanggal Ditemukan Diagnosa
DX
1. Rabu, 12 Februari Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
2020 dengue
2. Rabu, 12 Februari Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Penurunan
2020 nafsu makan (anoreksia)
3. Rabu, 12 Februari Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
2020 peningkatan kebutuhan metabolisme sekunder
terhadap infeksi virus
16
C. Intervensi Keperawatan
Nama : An. B No. RM : 091179
Umur : 7 Tahun Diagnosa : DHF
No Tanggal/Har Diagnosa NOC NIC Rasional
. i
1. Rabu, 12 Dx1 Setelah dilakukan Aktivitas-aktifitas: 1. Tanda vital merupakan acuan
Februari 2020 Hipertermia tindakan 1. Monitor tanda-tanda untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan keperawatan selama vital umum pasien
proses infeksi virus x24 jam diharapkan 2. Hentikan aktivitas fisik 2. Supaya suhu tubuh pasien
dengue. masalah 3. Jauhkan pasien dari dapat normal
DS: Hipertermia dapat sumber panas, 3. Supaya sirkulasi darh tidak
Klien mengatakan teratasi dengan pindahkan ke terlambat
badan terasa panas kriteria hasil: lingkungan yang lebih 4. dapat membantu mengurangi
dan kepala terasa 1. Hipertermia dingin demam, digunakan untuk
pusing. tidak ada (5) 4. Longgarkan atau mengurangi demam umunnya
DO: 2. Peningkatan lepaskan pakaian lebih besar 39.5-40oC pada
– Suhu Tubuh: suhu kulit tidak 5. Lakukan pendinginan waktu terjadi kerusakan atau
38oC ada (5) eksternal (mis. selimut gangguan pada otak
– Nadi: 128x/menit 3. Berkeringat saat hipermia atau kompres 5. tindakan darurat untuk
17
makan 1-2 sendok makanan tidak hangat,dan sesuai setelah periode puasa
makan terganggu (5) dengan diet tang 4. menimbang berat badan untuk
- Klien tampak 3. Menelan ditentukan (ahli gizi) mengetahui apakah klien sudah
lemah minumam tidak 4. Berikan pilihan kecukupan nutrisi atau tidak
terganggu (5) makanan sambil 5. Makanan yang hangat dan
4. Menghabiskan mewarkan bimbingan bervariasi dapat
makanan tidak terhadap pilihan menbangkitkan nafsu makan
terganggu (5) makanan yang lebih klien
sehat, jika diperlukan
3. Rabu, 12 Dx3 Setelah dilakukan Aktivitas-aktivitas: 1. Menunjukan perubahan
Februari 2020 Intoleransi aktivitas tindakan 1. Kaji status fisiologis neurologi karena difisiensi
berhubungan dengan keperawatan selama pasien yang vitamin B12 mempengaruhi
peningkatan x24 jam diharapkan menyebabkan keamanan pasien atau resiko
kebutuhan masalah Intoleransi kelelahan sesuai cidera
metabolisme aktivitas dengan dengan konteks usia 2. Mengetahui respon pasien
sekunder terhadap kriteria hasil: dan perkembangan terhadap penyakit yang di
infeksi virus 1. Kekuatan 2. Anjurkan pasien alaminya
DS: tubuh bagian mengungkapkan 3. Mengetahui asupan nutrisi
Klien mengatakan atas tidak perasaan secara yang masuk pada pasien
19
D. Implementasi
Nama : An. B No. RM : 091179
Umur : 7 Tahun Diagnosa : DHF
No
. Tanggal Waktu Implementasi Respon Hasil Paraf
DX
1. Rabu, 12 10.00 1. Memonitor tanda-tanda 1. Suhu Tubuh: 38oC
Februari vital Nadi: 128x/menit
2020 10.10 2. Menjauhkan pasien dari Respirasi: 40x/menit
sumber panas, pindahkan 2. Pasien keliatan lebih
ke lingkungan yang lebih tenang
dingin 3. Pasien merasa nyaman
10.20 3. Melonggarkan atau terhadap pakaian yang
lepaskan pakaian dilonggarkan
11.00 4. Melakukan pendinginan 4. Pasien terlihat lebih
eksternal (mis. selimut rileks belum adan tanda
hipermia atau kompres penurunan suhu tubuh
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen dan aksila 5. Memasang cairan infus
11.10 5. Memberikan cairan IV, RL 11 tts/m.
gunakan cairan yang
didinginkan sesuai
kebutuhan 6. Pasien terlihat lebih
6. Memerikan Antipiretik tenang dan suhunya
Parasetamol sedikit berkurang
2. Rabu, 12 10.10 1. Memonitor asupan dan 1. –
Februari keluarnya makanan dan
2020 cairan serta kebutuhan
kalori
2. Mengidentifikasi adanya 2. tidak ditemukan alergi
10.35 alergi atau intoleransi pada pasien terhadap
21
5. Evaluasi
Nama : An. B No. RM : 091179
Umur : 7 Tahun Diagnosa : DHF
Hari/ NO.
Evaluasi TTD
Tanggal DX
Rabu, 12 1 S: Klien mengatakan badan masih terasa panas dan Wahyu
Februari kepala terasa pusing.
2020 O: - Suhu Tubuh: 38oC
- Nadi: 115x/menit
- Respirasi: 40x/menit
- Klien masih tampak gelisah dan lemah
A: Masalah belum teratasi
NO Kriteria 1 2 3 4 5
.
1 Hipertermia ✔
2 Peningkatan ✔
suhu kulit
3 Berkeringat ✔
saat panas
P: Intervensi dilanjutkan no. 1, 5 dan 6
makakan
2 Menelan ✔
minumam
3 frekuensi ✔
makan
4 Menghabiskan ✔
makanan
Intervensi dilanjutkan no. 1 dan 3
3. S: Klien mengatakan tidak bisa duduk, mandi,jalan dan Alvin
ketoilet
O:
- Klien berbaring ditempat tidur
- Saat beraktivitas dibantu ibunya
- Terpasang infus RL 11tts/m
- Klien masih terlihat lemah
A: Masalah belum teratasi
NO Kriteria 1 2 3 4 5
.
1 Kekuatan ✔
tubuh bagian
atas
2 Kekuatan ✔
tubuh bagian
bawah
3 Frekuensi nadi ✔
ketika aktivitas
4 Frekuensi ✔
24
pernafasan
aktivitas
menurun
P: Intervensi dilanjutkan no. 1, 3 dan 5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengue Haemoragi Fever (DHF) adalah penyakit yang
disebabkanoleh virus dengue sejanis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes agypty dan
alborictus. Nyamuk ini banyak berkembang biak pada tempat-tempat yang
tergenang air dan tempat lembab. Penyakit DHF dapat menyerang siapa saja
terutama pada anak-anak sampai dewasa serta seringkali menyebabkan
kematian bagi penderita.adapun tanda dan gejala: Sakit kepala,Tanda tanda
renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
nadi cepat dan lemah),Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare konstipasi,
nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfat dan dapat
diaplikasikan terutama pada perawat yang masih belajar asuhan keperawatan
anak dengan dengue haemoragi fever (DHF).
25
DAFTAR PUSTAKA