Anda di halaman 1dari 14

FORMULIR IDENTIFIKASI TEKNOLOGI TEPAT GUNA

LOMBA KREATIFITAS TEKNOLOGI TEPAT GUNA 2019

A. Judul Teknologi Tepat Guna (TTG) : Pembentukan KETANJINAK (Kader Kesehatan


Jiwa Anak)
B. Pendahuluan
Perkembangan psikososial anak di masyarakat saat ini masih menjadi permasalahan
yang kurang diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat baik orang tua maupun ditingkat
fasilitas kesehatan. Seperti yang terjadi di seluruh masyarakat kota/kabupaten, bahwa
kebanyakan masyarakat khususnya orang tua lebih mementingkan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara fisiknya saja tanpa memperhatikan dari aspek psikologis dan
sosialnya anak. Sehingga sering ditemukan permasalahan perkembangan psikososial anak
seperti anak merasa takut dan terpaksa dalam melakukakn aktivitas sehingga anak banyak
diam, semua kegiatan masih dibantu, menangis keras ketika berpisah dengan orangtuanya,
takut dan enggan bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak yang lain diluar
keluarganya dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan psikososial anak yang
masih dianggap remeh oleh masyarakat khususnya orangtua.
Upaya pencegahan tersebut dapat dimulai dari pelayanan dasar yaitu posyandu.
Posyandu (pos pelayanan terpadu) yang merupakan unit pemantau perkembangan anak
(Depdagri RI, 2008). Dimana terdapat kader yang bertugas dalam melakukan pemantauan
dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Namun dalam hal ini, pemantauan yang dilakukan
oleh kader masih terfokus pada kesehatan fisik ibu dan anak saja. Sehingga tim berinisiatif
untuk membentuk program baru yaitu Kader Kesehatan Jiwa Anak (KETANJINAK) yang
nantinya akan bertugas dalam memamtau dan menangani permasalahan perkembanagan
psikososial anak.
Oleh karena itu sangat diharapkan pemahaman dan ketrampilan kader dalam melakukan
teknik stimulasi perkembangan balita. Pelatihan merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan sikap kader untuk mendeteksi dini
penyimpangan perkembangan psikososial anak. Pelatihan ini menjadikan motivasi bagi
kader untuk melakukan pemantauan perkembanga anak di wilayah kerjanya.
C. Nama : Kiki Nur Hafifah
D. Nomor Hp : 081938983140
E. Alamat : Ds. Kedung Sigit, Kec.Karangan, Kab. Trenggalek
F. Instansi/Sekolah/Universitas : STIKes Surya Mitra Husada Kediri
G. Latar Belakang TTG atau metode yang dikembangkan :
Latar Belakang TTG
Perkembangan psikososial anak di masyarakat saat ini masih menjadi permasalahan
yang kurang diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat baik orang tua maupun ditingkat
fasilitas kesehatan. Hal ini ditunjukkan oleh pravelensi masalah psikososial yang terjadi
pada anak usia 2-6 tahun sebesar 39,8%, dan sejauh ini ditemukan bahwa anak dengan
masalah psikososial yang mendapatkan penanganan hanya 13 % saja (Widiani,2016). Hal
tersebut sudah cukup membuktikan bahwa kebanyakan masyarakat khususnya orang tua
lebih mementingkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara fisiknya saja tanpa
memperhatikan dari aspek psikologis dan sosialnya anak. Sehingga sering ditemukan
permasalahan perkembangan psikososial anak seperti anak merasa takut dan terpaksa dalam
melakukakn aktivitas sehingga anak banyak diam, semua kegiatan masih dibantu, menangis
keras ketika berpisah dengan orangtuanya, takut dan enggan bermain dan berkomunikasi
dengan anak-anak yang lain diluar keluarganya dan masih banyak lagi permasalahan-
permasalahan psikososial anak yang masih dianggap remeh oleh masyarakat khususnya
orangtua. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu mengenai perkembangan
psikososial anak serta kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya perkembangan psikososial
anak kepada masyarakat dan fasilitas Pelayanan kesehatan dasar (posyandu/Taman
posyandu).
Untuk mengetahui keterlambatan sosialisasi dan kemandirian pada anak perlu
dilakukan stimulasi dan deteksi dini terhadap perkembangan psikososial anak. Sebab apabila
penyimpangan psikososial pada anak terlambat untuk diketahui, maka intervensinya akan
lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tahap perkembangan anak selanjutnya. Tujuan
dari deteksi dini perkembangan psikososial adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada anak sesuai dengan umurnya dan mengetahui perkembanagna psikologis
normal pada anak usia dini. Dampak dari tidak dilakukan deteksi dini perkembangan
psikososial ini adalah faktor resiko masalah penyimpangan psikososial seperti perilaku
agresif, depresi dan kesepian. Penyalahgunaan obat, serta tindakan kriminalitas di usia
dewasa. Memperhatikan hal itu, perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk
dilakukannya upaya pencegahan dalam menanggulangi permasalahan keterlambatan
perkembangan psikososial anak .
Upaya pencegahan tersebut dapat dimulai dari pelayanan dasar yaitu posyandu.
Posyandu (pos pelayanan terpadu) yang merupakan unit pemantau perkembangan anak
(Depdagri RI, 2008). Dimana pada kegiatan posyandu tersebut tenaga kesehatan dibantu
oleh warga masyarakat setempat yang disebut kader. Kader inilah yang nantinya menjadi
motor penggerak atau pengelola dari upaya kesehatan primer. Salah satu tugas kader adalah
melakukan pemantauan dan deteksi dini tumbuh kembang anak. Namun dalam hal ini,
pemantauan yang dilakukan oleh kader masih terfokus pada kesehatan fisik ibu dan anak
saja. Sehingga tim berinisiatif untuk membentuk program baru yaitu Kader Kesehatan Jiwa
Anak (KETANJINAK) yang nantinya akan bertugas dalam memamtau dan menangani
permasalahan perkembanagan psikososial anak. Dalam hal ini perlu adanya pelatihan
mengenai stimulasi, deteksi dan intervensi dini perkembangan psikososial anak. Pelatihan
ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kader
dalam memberikan pelayanan psikososial anak di posyandu. Pelatihan ini sekaligus
memberikan program baru dan menjadikan motivasi bagi kader untuk melakukan
pemantauan perkembangan anak secara komprehensif di wilayah kerjanya.
Metode yang Dikembangkan
Jadi pada program ini kita mengembangkan dari sistim 5 meja yg sudah terlaksana di
posyandu , akan menjadi sistim inovasi baru yaitu ‘Sistim 6 meja’, diantaranya :

Meja 1 : Pendaftaran
Meja 2 : Penimbanagan
Meja 3 : Pengisian KMS
Meja 4 : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja 5 : Pelayanan KB –Kesehatan
Meja 6 : Pelayanan Psikososial (Jiwa)
Pelayanan di meja 6 tersebut meliputi :
a. Konsultasi masalah psikososial anak
b. Pemberian edukasi perorangan terkait masalah psikososial anak
c. Pengisian Instrumen Deteksi Dini Perkembangan Psikososial (IDPP)

H. Manfaat :
Menurut Lingga, dkk (2018) tujuan dari dibentuknya kader kesehatan jiwa anak adalah :
1) Meningkatkan status kesehatan psikososial serta untuk mencegah timbulnya dampak
masalah psikososial pada anak.
2) Mengubah persepsi dan pola asuh masyarakat (orang tua)
3) Membantu meningkatkan perkembangan psikososial anak.
4) Membantu orang tua dalam menghadapi keterlambatan perkembangan psikososial
anak.
5) Meningkatkan pengetahuan dan sikap orang tua dalam menstimulasi perkembangan
psikososial anak.

I. Spesifikasi (Ukuran, Bahan dan biaya pembuatan) :

No Tanggal Kegunaan Jumlah

Diskusi Pelaksanaan Program

1. 19 April 2018 Print + Jilid proposal Rp. 50.000,-

2. 20 April 2018 Transport ke puskesmas Kras (2 Rp. 20.000,-


orang)

3. 20 April 2018 Konsumsi 5 orang Rp. 30.000,-

Sosialisasi KETANJINAK dan Pendidikan Kesehatan Jiwa

4. 23 April 2018 Desaign + Cetak Banner 500 x Rp. 150.000,-


100 cm

5. 23 April 2018 Konsumsi Nasi Kotak ( 55 x @ Rp 825.000,-


Rp. 15.000,-)

6. 23 April 2018 Aqua Club (2 kardus) Rp. 46.000,-

7. 23 April 2018 Transport ke Puskesmas Kras (5 Rp. 20.000,-


orang)

8. 23 April 2018 Print Daftar Hadir dan lembar Rp. 8.000,-


konsul

Pelatihan KETANJINAK

9. 7 Mei 2018 Print daftar hadir Rp. 4.000,-

10. 7 Mei 2018 Print + Foto copy materi Rp. 50.000,-


pelatihan

11. 7 Mei 2018 Snack untuk Anak (Aneka kue Rp. 148.000,-
dan bang-bang) Rp. 30.000,-

12. 8 Mei 2018 Konsumsi Nasi Kotak ( 55 x Rp. 550.000,-


@Rp 10.000,-)

13. 8 Mei 2018 Aqua Club (1 kardus) Rp. 18.000,-

14. 8 Mei 2018 Transport Ke Puskesmas Kras Rp. 18.000,-

15. 29 April 2018 Buku Panduan (46 buku) Rp.1.058.000,-

16. 01 Mei 2018 Kaos KETANJINAK Rp.3.400.000,-

17. 15 April 2018 Transport pemesanan baju Rp 25.000,-

Pengaplikasian dan Pendampingan KETANJINAK

18. 10 Mei 2018 Print + Foto copy blanko Rp. 31.500,-


(instrumen deteksi dini
perkembangan psikososial )

19. 10 Mei 2018 Map L Rp. 30.000,-

20. 15 Mei 2018 Map L Rp. 20.000,-

21. 15 Mei 2018 Foto copy blanko (instrumen Rp. 60.000,-


deteksi dini perkembangan
psikososial )

22. 17 Mei 2018 Foto copy blanko (instrumen Rp. 81.000,-


deteksi dini perkembangan
psikososial )

Persiapan MONEV Internal dan Eksternal

23. 4 Juli 2018 Scan Rp. 8.000,-


24. 9 Juli 2018 Materai 3000 (4) Rp. 16.000,-

Materai 6000 (2) Rp. 30.000,-

25. 10 Juli 2018 Print + jilid laporan kemajuan Rp. 229.600,-


(3) untuk monev internal

26. 16 Juli 2018 X Banner lengkap 60 x 160 cm Rp. 68.000,-

27, 16 Juli 2018 Print + jilid laporan kemajuan Rp. 237.600,-


(3) untuk monev eksternal

28. 21 Juli 2018 Biaya Pendaftaran ISBN Buku Rp. 100.000,-


Panduan di Strada Press

Lain – Lain

29. 1 September 2018 Biaya print + jilid laporan akhir Rp. 217.000,-

30. 4 September 2018 Biaya print Kartu Kembang Rp. 2.400.000,-


Psikososial

TOTAL Rp. 9.979.000,-

J. Cara Kerja :
Cara kerja dalam program ini adalah kader kesehatan jiwa anak yang telah dibentuk di
taman posyandu memberikan pelayanan terkait perkembangan psikososial anak,
diantaranya :
1. Memberikan edukasi perorangan
Dalam hal ini kader bertugas untuk memberikan konseling atau edukasi perorangan
terhadap masalah perkembangan psikososial anak kepada orang tua, dengan tujuan agar
orang tua dapat mengetahui krisis (perkembangan psikososial) yang dialami oleh anak
sesuai usianya, mengetahui bagaimana cara orang tua dalam mengembangkan sikap dan
pola asuh yang tepat untuk meningkatkan perkembangan psikososial anak.
Pemberian edukasi perorangan meliputi :
a) Menjelaskan krisis perkembangan psikososial anak sesuai dengan tahapannya.
b) Menjelaskan pentingnya deteksi perkembangan psikososial anak sejak dini.
c) Menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukannya deteksi dan stimulasi perkembangan
psikososial anak.
d) Menjelaskan kepada orang tua tentang cara mengembangkan sikap yang tepat dalam
mengasuh anak.

2) Melakukan Deteksi Dini Perkembangan Psikososial


Deteksi dini perkembangan psikososial merupakan pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya masalah psikososial agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
Sebab apabila penyimpangan psikososial pada anak terlambat untuk diketahui, maka
intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tahap perkembangan
anak selanjutnya. Tujuan dari deteksi dini perkembangan psikososial adalah untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesuai dengan umurnya dan
untuk mengetahui perkembangan psikologis normal pada anak usia dini.
Dampak dari tidak dilakukan deteksi dini perkembangan psikososial ini adalah
faktor resiko masalah penyimpangan psikososial seperti perilaku agresif, depresi dan
kesepian. Penyalahgunaan obat, serta tindakan kriminalitas di usia dewasa. Dalam
mengetahui adanya masalah perkembangan psikososial anak yaitu dengan melakukan
pemeriksaan perkembangan psikososial anak dengan menggunakan Instrumen Deteksi
Dini Perkembangan Psikososial (IDPP).
3) Memberikan Stimulasi Perkembangan Psikososial
Stimulasi artinya merangsang otak anak sehingga perkembangan psikososial pada
anak berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak. Proses perkembangan yang
optimal akan tercapai apabila individu diberikan stimulasi/aktivitas tertentu yang akan
merangsang perkembangan kemampuan psikososial. Ketidakseimbangan psikologis
terjadi bila seseorang tidak dapat beradaptasi terhadap tuntutan perkembangan secara
internal maupun eksternal untuk mencapai tugas perkembangan tertentu sesuai tahapan
usia. Sehingga setiap tahap perkembangan anak harus selalu diberikan stimulasi agar
tidak timbul masalah psikososial di tahapan berikutnya.
K. Hasil Yang Dicapai :
1. Terbentuknya dan terlaksananya KETANJINAK (Kader Kesehatan Jiwa Anak) di 1
Taman Posyandu dan 3 Posyandu Balita yang ada di Desa Karangtalun, Kecamatan
Kras, Kabupaten Kediri.
2. Terciptanya sistim pelayanan 6 meja di Taman Posyandu dan posyandu yang ada di
Desa Karangtalun, Kec. Kras, Kab. Kediri dimana meja terakhir merupakan pelayanan
kesehatan jiwa (perkembangan psikososial) anak.
3. Tersusunnya instrumen deteksi dini perkembangan psikososial anak (IDPP)
4. Perolehan HAKi dengan jenis dan judul ciptaan yaitu berupa Buku Pedoman
Pelaksanaan Kader Kesehatan Jiwa Anak (KETANJINAK).
5. Jurnal pengabdian masyarakat yang dipublikasikan di jurnal Fakultas Ilmu
Keperawatan STIKes Surya Mitra Husada Kediri.
6. Permasalahan psikososial anak yang sering terjadi di masayarakat seperti anak susah
beradaptasi dengan teman atau lingkungan baru serta anak susah berpisah dengan
orang tua sedikit-sedikit sudah bisa teratasi. Orang tua menjadi tau tentang bagaimana
cara menstimulasi perkembangan psikososial pada anak.

L. Gambar/ Foto
1. Proses Sosialisasi dan Pendidikan Kesehatan Jiwa Anak
1.1 Sosialisasi Program KETANJINAK
1.2 Penyuluhan Teoritis
1.3. Foto Bersama
2. Proses Pelatihan KETANJINAK
2.1. Penjelasan Pengisian IDPP Dan Cara Pemberian Stimulasi
2.2 Proses Pembentukkan KETANJINAK

2.3 FGD ( Forum Discussion Group) /Mempraktekan pengisian IDPP pada Anak

2.4 Foto Bersama


1. Pengaplikasian dan Pendampingna Program KETANJINAK
3.1. Posyandu Balita “Mawar” (Desa Karangtalun)

3.2 Posyandu Balita “Seruni” (Desa Karangtalun)

3.3 Posyandu Balita “Nusa Indah” (Desa Karangtalun)


3.4 Taman Posyandu “Dahlia” (Desa Karangtalun)

Anda mungkin juga menyukai