Anda di halaman 1dari 11

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyaknya gangguan pada anak seperti menangis keras ketika berpisah

dengan orangtuanya, semua kegiatan masih dibantu, takut dan enggan bermain

dan berkomunikasi dengan anak-anak yang lain diluar keluarganya, kurang

inisiatif , dan banyak diam karena takut salah dalam melakukan sebuah tindakan

menandakan adanya masalah psikososial pada anak usia dini, apabila gangguan

tersebut berlangsung secara terus menerus akan berdampak pada keterlambatan

perkembangan kepribadian anak. Salah satu penyebab dari keterlambatan

perkembangan anak yaitu kurangnya pengetahuan yang dimiliki orang tua dalam

memberikan stimulasi kepada anaknya serta sikap orang tua yang masih tidak

peduli terhadap pentingnya perkembangan psikososial pada anaknya. Stimulasi

dan deteksi tumbuh kembang anak usia dini merupakan bagian tugas dari para

kader posyandu dan taman posyandu di wilayah kerjanya masing-masing.

Posyandu dan taman posyandu sangat berpengaruh bagi perkembangan anak

khususnya dalam memberikan informasi kepada orang tua dalam menstimulasi

perkembangan anak. Akan tetapi hampir seluruh kegiatan posyandu dan taman

posyandu belum pernah dilakukan pemantauan terhadap perkembangan

psikososial anak. Sehingga para orang tua memiliki pengetahuan dan sikap yang

kurang terhadap perkembangan psikososial anaknya.


2

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

pada tahun 2017, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 358.704.900 jiwa

dengan jumlah anak dengan usia 0 – 6 tahun adalah sebanyak 25.848.283 jiwa.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Timur tahun 2017, penduduk

Jawa Timur berjumlah 38.052.950 jiwa, dengan jumlah anak usia 0 – 6 tahun

sebanyak 5.610.897 jiwa. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Kediri menyebutkan bahwa di Kabupaten Kediri mempunyai jumlah anak usia

dini sebanyak 20.523 jiwa, namun yang dilakukan deteksi dini hanya 8.622 jiwa.

Sekitar 9,5% sampai 14,2% anak usia dini memiliki masalah sosial

emosional yang berdampak negatif terhadap perkembangan dan kesiapan

sekolahnya (Brauner & Stephens 2010). Penelitian (Velderman et al., 2010),

menunjukkan bahwa sekitar 8 sampai 9% anak usia dini yang berada pada tahap

prasekolah mengalami masalah psikososial, khususnya masalah sosial-emosional

seperti kecemasan atau perilaku agresif . Berdasarkan survey peneliti sebelumnya

(Anifatur Nurjannah,2015), pada anak usia prasekolah di dua TK di Kota

Yogyakarta, masalah perilaku seperti susah beradaptasi, susah bersosialisasi,

susah berpisah dari orang tua, anak sulit diatur, dan perilaku agresif merupakan

masalah yang paling sering muncul pada anak usia prasekolah. Pravelensi

masalah psikososial pada anak usia 2-6 tahun sebesar 39,8%, dan sejauh ini

ditemukan bahwa anak dengan masalah psikososial yang mendapatkan

penanganan hanya 13 % saja (Widiani,2016).

Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri terdiri dari 16 Desa. Puskesmas Kras

merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kecamatan Kras. Puskesmas Kras
3

membawahi sembilan desa dimana pada masing-masing desa mempunyai satu

Taman Posyandu. Salah satunya adalah Taman Posyandu Raflesia Desa

Nyawangan. Pada taman posyandu tersebut belum pernah dilakukan stimulasi

dan deteksi dini perkembangan psikososial. Sehingga sering ditemukan

keterlambatan psikososial seperti anak masih sulit ditinggal orang tuanya, anak

belum mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang lain / teman sebayanya,

anak masih suka malu-malu dan ada beberapa diantaranya anak masih suka

dimanja sehingga semua kegiatannya masih dibantu oleh orang tuannya. Untuk

mengetahui keterlambatan sosialisasi dan kemandirian pada anak, puskesmas

Kras melakukan pembentukan kader kesehatan jiwa anak di 9 Taman posyandu

wilayah kerjanya. Pembentukan kader kesehatan jiwa anak dilaksanakan pada

bulan April – Mei 2018 di Gedung pertemuan UPTD Puskesmas Kras,

Kabupaten Kediri. Pada pelaksanaan tersebut telah dilakukan pembekalan dan

pelatihan tentang stimulasi dan deteksi dini perkembangan psikososial anak

yang diikuti oleh 45 peserta kader yang berasal dari 9 taman posyandu.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Taman Posyandu

Raflesia desa Nyawangan pada tanggal 12 Juli 2018, didapatkan ada 22 orang tua

dengan anak usia infant, 35 orang tua dengan usia toddler dan 21 orang tua

dengan anak usia pra sekolah. Hasil wawancara dengan 15 orang tua yang

diantaranya memiliki anak usia toddler dan pra sekolah, hampir semua orang tua

ketika diberikan pertanyaan mengenai usia diperkembangan anaknya, mereka

menjawab dengan ragu-ragu dan hanya terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan

yang diajukan. 10 orang tua diantaranya mengatakan tidak memberikan


4

kesempatan pada anak untuk melakukan apa yang anak inginkan, tidak

mengetahui bagaimana cara menstimulasi perkembangan psikososial pada anak

Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas orang tua belum mengetahui

perkembangan psikososial pada anak dengan baik. Serta sikap orang tua yang

masih menunjukkan sikap yang sering melarang dan meyalahkan anak .

Perkembangan psikososial merupakan proses seumur hidup, pada setiap

tahap perkembangan psikososial terdapat berbagai tugas perkembangan yang

harus diselesaikan anak. Seorang individu yang tidak berhasil menyelesaikan

tugas perkembangannya akan menjadi hambatan dalam mencapai tahap

selanjutya, jika tugas ini tidak terselesaikan menyebabkan masalah-masalah

psikososial yang nantinya berakibat pada timbulnya psikopatologi (Prasetyo,

2010). Pengaruh yang sangat besar dan sangat menentukan kepribadiannya kelak

sebagai orang dewasa adalah ketika anak berusia dibawah enam tahun. Masa ini

merupakan saat pembentukan dasar perkembangan kepribadiannya. Menurut

Bronfenbrenner, seorang anak dalam proses tumbuh kembang dipengaruhi

pertama kali secara langsung oleh lingkungan keluarganya. Dalam lingkungan

keluarga hal yang terpenting adalah pengetahuan orang tua karena dapat

mempengaruhi sikap atau cara dalam pengasuhan (Utami, 2015). Apabila orang

tua mengetahui dengan baik bagaimana cara menstimulasi perkembangan

psikososial pada anak, maka orang tua juga akan memberikan sikap yang baik

terhadap perkembangan anak. Namun pengetahuan tentang perkembangan

psikososial anak belum banyak diketahui oleh orang tua terutama ibu dengan

anak usia ( 0 – 6 tahun), sehingga hanya sedikit orang tua (ibu) yang bisa
5

memantau atau mendeteksi secara dini apakah anaknya mengalami gangguan

atau keterlambatan dalam perkembangannya atau tidak.. Sehingga kebanyakan

permasalahan psikososial pada anak seperti susah beradaptasi dengan

lingkungan baru, susah bersosialisasi dengan teman baru dan semua kegiatan

yang dibantu oleh orang tua sampai saat ini masih terabaikan.

Memperhatikan hal itu, perlu adanya perhatian dari berbagai pihak untuk

dilakukannya upaya pencegahan dalam menanggulangi permasalahan

keterlambatan perkembangan psikososial anak. Salah satu bentuk pencegahannya

yaitu dengan diterapkannya Kader Kesehatan Jiwa Anak. Tugas Kader

Kesehatan Jiwa Anak adalah melakukan pemantauan dan deteksi dini

perkembangan psikososial anak serta memberikan konseling atau edukasi kepada

orang tua agar dapat meningkatkan pengetahuan dan sikapnya dalam

menstimulasi perkembangan psikososial pada anak (Lingga dkk, 2018). Dengan

mempelajari perkembangan psikososial anak, orang tua dapat membimbing dan

membantu mengoptimalkan proses perkembangan yang akan dialami sang anak

dengan cara yang tepat. Pengetahuan tentang perkembangan psikososial akan

membantu para orang tua dalam menghadapi tantangan saat membesarkan dan

mendidik anak-anak. Kader kesehatan jiwa anak sudah mulai diterapkan di 9

Taman posyandu wilayah kerja Puskesmas Kras pada bulan Juni 2018. Sampai

saat ini kader kesehatan jiwa anak sudah berjalan selama 5 bulan. Untuk

mengetahui sejauh mana penerapan kader kesehatan jiwa anak, peneliti ingin

mengevaluasi apakah dengan adanya kader kesehatan jiwa anak tersebut dapat

membawa dampak positif bagi perkembangan psikososial anak maupun


6

pengetahuan dan sikap orang tua dalam membantu meningkatkan perkembangan

psikososial pada anak.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerapan

Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap Pengetahuan dan Sikap Orang Tua

dalam Meningkatkan Perkembangan Psikososial Anak di Taman Posyandu

Desa Nyawangan , Kec. Kras, Kab. Kediri”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada Pengaruh

Penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap Pengetahuan dan Sikap Orang

Tua Dalam Meningkatkan Perkembangan Psikososial Anak di Taman Posyandu

Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penerapan kader kesehatan jiwa anak terhadap

pengetahuan dan sikap orang tua dalam meningkatkan perkembangan psikososial

anak di taman posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri”

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak di Taman

Posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri.

b. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua dalam meningkatkan

perkembangan psikososial anak di Taman Posyandu Desa Nyawangan,

Kec. Kras, Kab. Kediri.


7

c. Mengidentifikasi sikap orang tua dalam meningkatkan perkembangan

psikososial anak di Taman Posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab.

Kediri

d. Menganalisa pengaruh penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap

pengetahuan orang tua dalam meningkatkan perkembangan psikososial

anak di Taman Posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri .

e. Menganalisa pengaruh penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap

sikap orang tua dalam meningkatkan perkembangan psikososial anak di

Taman Posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan

tentang Analisis Penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap Pegetahuan

dan Sikap Orang Tua dalam Meningkatkan Perkembangan Psikososial Anak

di Taman Posyandu Desa Nyawangan, Kec. Kras, Kab. Kediri, sehingga dari

hasil penelitian ini dapat memberikan pengembangan dalam ilmu

keperawatan jiwa khususnya dalam mengubah pengetahuan dan sikap orang

tua dalam meningkatkan perkembangan psikososial pada anak.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Tempat Penelitian

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan informasi

kepada tempat penelitian bahwa dengan adanya kader kesehatan jiwa

anak ini dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap orang tua dalam
8

meningkatkan perkembangan psikososial pada anak .Sehingga program

tersebut tetap bisa diterapkan di tingkat pelayanan dasar

(Posyandu/Taman posyandu) yang ada di Kabupaten Kediri khususnya di

Desa Nyawangan, Kecamatan Kras.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai perkembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya kesehatan dan dapat

digunakan sebagai data untuk penelitian lebih lanjut yag berkaitan

dengan Perkembangan Psikososial pada anak.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana belajar dan sebagai

pengalaman yang sangat berharga di dalam menerapkan teori yang telah

diperoleh selama mengikuti pendidikan.Selain itu dapat digunakan untuk

membuktikan bahwa dengan adanya penerapan kader kesehatan jiwa

anak di masayarakat dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap orang

tua dalam meningkatkan perkembangan psikososial pada anak.

E. Keaslian Penelitian

Pengaruh Penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak terhadap

Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dalam Meningkatkan Perkembangan

Psikososial Anak di Taman Posyandu Desa Nyawangan Kec. Kras, Kab.

Kediri belum pernah diteliti sebelumnya, namun terdapat beberapa penelitian

yang serupa. Perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang adalah sebagai berikut.


9

Tabel 1.1. Perbedaan penelitian yang sebelumnya dengan penelitian

sekarang tentang “Pengaruh Penerapan Kader Kesehatan Jiwa Anak

terhadap Pengetahuan dan Sikap Orang Tua dalam Meningkatkan

Perkembangan Psikososial Anak di Taman Posyandu Desa

Nyawangan Kec. Kras, Kab. Kediri.”

Nama Judul Variable Perbedaan Penelitian


Peneliti Penelitian Penelitian
Siti Pengaruh - Variable Perbedaan pada
Nasikah Pelatihan Bebas: penelitian sebelumnya
(2014) Stimulasi, Pelatihan dengan penelitian ini
Deteksi dan Stimulasi, terletak pada variable
Intervensi Dini Deteksi dan bebasnya. Dimana
Tumbuh Intervensi Dini pada penelitian ini
Kembang Tumbuh variable bebasnya
(SDIDTK) Kembang adalah penerapan
Terhadap (SDIDTK) kader kesehatan jiwa
Pengetahuan - Variable anak. Perbedaan juga
dan Sikap Ibu terikat: terletak pada desain
Balita Di Desa Pengetahuan penelitiannya. Dimana
Karangan, dan Sikap Ibu pada penelitian
Kec. Balita sebelumnya desain
Karangan, yang digunakan adalah
Kab. pre eksperiment one
Trenggalek group pre test - post
test dimana peneliti
memberikan perlakuan
berupa pelatihan.
Sedangkan pada
penelitian ini, peneliti
menggunakan
observasional analitik
dengan pendekatan
cross sectional yaitu
menentukan hubungan
antar variabel menurut
permintaan tanpa
intervensi dari peneliti,
dimana pengambilan
10

atau pengumpulan
data pada tiap subjek
penelitian hanya
diobservasi sekali saja
Wiwit Hubungan - Varible Perbedaan pada
Murvita Pengetahuan bebas : penelitian sebelumnya
Luana dengan Sikap Pengetahuan dengan penelitian ini
(2015) Ibu dalam Ibu terletak pada
Pemberian - Variable tujuannya. Pada
Stimulasi terikat : Sikap penelitian sebelumnya
Perkembangan Ibu dalam bertujuan untuk
Psikososial Pemberian mengetahui apakah
pada Anak Stimulasi ada hubungan antara
Usia 3-5 tahun Perkembanga pengetahuan dengan
di PAUD Al- n Psikososial sikap ibu dalam
Baraakah Pemberian Stimulasi
Sleman Perkembangan
Psikososial
sedangkan pada
penelitian ini
bertujuan untuk
mengetahui adanya
pengaruh penerapan
kader kesehatan jiwa
anak terhadap
pengetahuan dan sikap
orang tua dalam
meningkatkan
perkembangan
psikososial pada anak
Nur Hubungan - Variable Pada penelitian
Hidayanto Tingkat Bebas : Tingkat sebelumnya variable
(2015) Pengetahuan pengetahuan yang mempengaruhi
Orang Tua orang tua tentang adalah pengetahuan
tentang psikologi orang tua dan variable
Psikologi - Variable Terikat yang dipengaruhi
Anak dengan : Perkembangan adalah perkembangan
Perkembangan Psikososial Anak psikososial anak
Psikososial Usia Pra Sekolah sedangkan pada
Anak Usia Pra penelitian ini variable
Sekolah di TK yang mempengaruhi
Satu Atap adalah penerapan
Tlogowaru kader kesehatan jiwa
Kota Malang anak dan variable yang
11

dipengaruhi adalah
pengetahuan dan sikap
orang tua. Pada
penelitian sebelumnya
menggunakan metode
penelitian analitik
korelatif sedangkan
pada penelitian ini
menggunakan analitik
observasional.

Anda mungkin juga menyukai