Anda di halaman 1dari 13

SELF EFIKASI REMAJA DALAM PEMILIHAN KARIR

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................7

C. TUJUAN PENELITIAN........................................................................................................7

D. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................................7

E. ANGGAPAN DASAR PENELITIAN..................................................................................7

F. HIPOTESIS............................................................................................................................8

G. DEFINISI OPERASIONAL..............................................................................................8

H. KAJIAN TEORITIS.........................................................................................................10

I. PENDEKATAN PENELITIAN..........................................................................................12

J. SUMBER DATA...................................................................................................................12

K. TEKNIK PENGUMPULAN DATA...............................................................................13

L. TEKNIK ANALISA DATA.................................................................................................14

M. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah penulis akhirnya bisa merangkai makalah yang berjudul “Realitas media dan
kontruksi sosial media massa” ini dengan baik tepat pada waktunya. Tidak lupa penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan banyak
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima
kasih juga hendak penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktu yang telah ditentukan. Meskipun penulis sudah mengumpulkan banyak referensi
untuk menunjang penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
yang telah penulis susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga penulis
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih
lagi. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.
A. LATAR BELAKANG
Pengangguran yang meningkat merupakan hal yang menjadi bahan pertimbangan
mengingat permasalahan yang dihadapi oleh indonesia yakni dalam konteks
ketenagakerjaan. Permasalahan dalam konteks ketenagakerjaan ini terus menerus
membuat persentase pengangguran meningkat dengan signifikan. Berdasarkan informasi
dari BPS, dinyatakan bahwasanya persentase pengangguran mulai dari 2001 terus
menerus meningkat secara signifikan sehingga mencapai angka lima jutaan dan hal itu
tidak berhenti disitu saja. BPS juga menjelaskan bahwasanya pada tahun 2007, terdapat
peningkatan yang signifikan berbanding tahun-tahun sebelumnya yang diperkira sudah
memecahkan rekor tahun dengan angka pengangguran terbanyak dalam indonesia dan ini
sangat meresahkan pemerintah pusat sekaligus menjadi sebuah tekanan pada masyarakt
publik di indonesia sendiri.
Diperjelaskan oleh BPS bahwasanya angka pengangguran menjadi dua kali lipat
hanya dengan perbedaan selama lima tahun sahaja. Hal ini sangat menggemparkan
pemerintah pusat dengan pandangan oleh masyarakat dimana pemerintah tidak mampu
memfasilitasi masyarakat dengan pekerjaan yang memadai demi mensejahterakan
masyarakatnya. Dengan permasalahan yang tidak dapat diremehkan ini, akan justru
membuat semua masyarakt terfokus kepada remaja yang khususnya masih berada di
bangku pendidikan yang akan menyelesaikan pendidikannya demi mendapatkan
pekerjaan yang memadai. Permasalahan ketenagakerjaan ini akan berimbas pada remaja
ini yang nantinya akan lulus dari bangku pendidikan dengan persaingan yang serius
dengan masyarakat lainnya yang masih belum mendapatkan pekerjaan. Pada hakikatnya,
remaja yang telah menyelesaikan bangku pendidikannya, tidak semata-mata akan
dianggap sebagai sosok yang sudah berkemampuan dalam bidang pekerjaan. Remaja
yang sudah lulus tersebut tidak akan langsung diterima oleh mana-mana perusahaan
secara mentah hanya dikarenakan mereka telah mendapatkan sarjana mereka.
Uraian tersebut adalah bersifat konkrit yang mendasari pada penelitian para ahli
terkait ketenagakerjaan dalam kalangan masyarakat khususnya remaja. Terdapat faktor
utama dalam terjadinya permasalahan ini kepada remaja-remaja diluar sana. Faktor
tersebut yakni adalah dikarenakan kesenjangan diantara minat seseorang remaja dengan
kemampuan mereka di lapangan pekerjaan nantinya. Hal ini sudah menjadi rahsia umum
bagi pengejar lowongan pekerjaan dikalangan remaja yang berkaitan erat dengan faktor
sosial dalam pelaksanaan pekerjaannya. Kesenjangan yang terjadi sekiranya minat dan
kemampuan tidak sinkron, akan menciptakan tekanan psikologis yang mmenunjukkan
ketidakpuasan akan pekerjaannya yang dapat menekan mental sehingga terjadinya
penurunan motivasi secara signifikan. Di samping itu, faktor yang menyebabkan
kesenjangan diantara minat dan kemampuan tersebut adalah dikarenakan oleh kurangnya
pemahaman serta sekaligus pengalaman sewaktu di bangku pendidikan terkait visi
mereka setelah selesai dari bangku pendidikan. Remaja yang berada di bangku
pendidikan pada umumnya hanya terfokus kan pada teori dalam pembelajaran dan kurang
dalam pemahaman yang bersifat sosial.
Langkah atau pemahaman terkait dengan dunia pekerjaan hampir tidak diterapkan
oleh remaja sewaktu di bangku pendidikan, padahal yang kita pahami, bahwasanya
pemahaman terkait dunia pekerjaan sangatlah krusial untuk diketahui oleh remaja-remaja
yang akan memasuki kedunia pekerjaan. Terlepas dari itu, pada hakikatnya, faktor yang
paling utama dalam mempengaruhi pekerjaan seseorang merupakan self efficacy. Hal ini
merupakan keterkaitan diantara aspek kepercayaan individu dengan kemampuan yang
dimilikinya dalam sesebuah konteks maupun situasi yang tertentu. Selain itu, self
efficacy ini juga dinyatakan menyangkut dengan komunikasi secara eksternal dengan
melibatkan aspek adaptasi individu dalam penesuaian kemampuannya secara individu
dalam konteks pendidikan serta sekaligus pengalaman seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya dalam uraian di atas. Aspek motivasi sangat bekesinambungan dengan self
efficacy ini yang dimana mencakup aspek penguasaan serta sekaligus insintrik.
Keyakinan juga merupakan bagian dari self efficacy ini yang memperkuatkan tingkat
kekuatan mental untuk menciptakan motivasi yang kuat demi merealisasikan kemampuan
dalam menyerap segala macam materi baru.
Dengan self efficacy yang baik, maka seorang individu akan mampu melakukan
segala hal dan pekerjaan tanpa memikirkan ketidakmampuannya dulu, tetapi memikirkan
unuk melakukan adaptasi dan penyerapan ilmu agar bisa melakukan hal tersebut dengan
baik dan benar. Sebaliknya, sekiranya seseorang individu tersebut tidak mempunyai self
efficacy yang memadai atau terbilang sangat rendah, maka secara tidak langsung akan
membuat individu tersebut selalu mengelakkan diri dari melakukan dan menyelesaikan
tanggungjawab yang diberikan oleh seseorang pemimpin dan akan menjadi hal yang
berkebalikan sekiranya seseorang individu tersebut mempunyai self effficacy yang
terbilang tinggi sehingga akan menciptakan motivasi yang tinggi sehingga terus menerus
berusahan dalam melaksanakan dan menyelesaikan tanggungjawab yang diberikan oleh
pimpinan atau yang mengetuai individu tersebut.
Self efficacy ini akan membuat sosok individu menjadi berani dan tekun dalam
menempuh dunia pekerjaan seiring dengan tingkat psikologis nya yang sudah terbilang
positif. Maka dari itu, berdasarkan dari uraian yang telah disebutkan dan dibahaskan
sebelumnya, peneliti ingin mengkaji tentang self efficacy remaja dalam pemilihan karir di
jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Unsyiah.

B. RUMUSAN MASALAH
Setelah peneliti menguraikan pembahsan seperti di atas, maka dirumuskan lah bentuk
dari permasalahannya yakni adalah seperti berikut:
1. Bagaimanakah keampuhan dari self efficacy dalam pemilihan karir pada remaja
khususnya mahasiswa jurusan Bahasa Inggris,FKIP, Unsyiah?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berlandaskan dengan rumusan permaslahan yang telah dikemukan sebelumnya, maka
peneliti mewujudkan bentuk tujuan penelitian ini, yakni seperti berikut:
1. Mendapatkan gambaran terkait keterkaitan antara self efficacy dalam pemilihan karir
pada remaja khususnya mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Unsyiah.

D. MANFAAT PENELITIAN
Berlandaskan uraian yang telah dikemukan sebelumnya, maka peneliti mewujudkan
bentuk manfaat dari penelitian ini, yakni seperti berikut:
1. Terhadap remaja, akan membantu mereka untuk membangkitkan jiwa self efficacy
dalam diri sejak di bangku pendidikan supaya terus menerus dapat mengembangkan
diri dan termotivasi untuk menjadi lebih baik sehingga memasuki dunia pekerjaan.
2. Terhadap peneliti lain, akan membantu peneliti lainnya untuk mengkaji lebih dalam
lagi terkait self efficacy pada cakupan yang lebih luas lagi dengan berpedoman pada
penelitian ini.
E. ANGGAPAN DASAR PENELITIAN
Peneliti beranggapan bahwasanya self efficacy adalah sebuah aspek atau sarana
dalam mendukung seseorang individu untuk terus berkembang sembari menjalani
pendidikan maupun pekerjaannya sehingga harus diketahui terkait self efficacy ini yang
dimana apakah terdapat keterkaitann dengan pemilihan karir. Keterkaitan tersebut tidak
dapat dinilai dengan kasat mata tanpa penelitian yang mendalam terkait permasalahan
tersebut yang dimana sangatlah penting bagi individu manapun mengetahui sisi positif
dari self efficacy tersebut.

F. HIPOTESIS
Peneliti mempunyai hipotesis dimana dugaan sementara peneliti adalah terdapat
keterkaitan antara self efficacy dalam pemilihan karir pada remaja khususnya mahasiswa
jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Unsyiah mengingat kelebihan yang dimiliki oleh individu
yang mempunyai self efficacy di dalam dirinya tersebut.

G. DEFINISI OPERASIONAL
Secara spesifik, definis operasional mencakup variabel-variabel di dalam penelitian yakni
seperti berikut:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yang tertera dalam penelitian satu ini merupakan Self Efficacy
b. Variabel Terikat
Variabel Terikat yang tertera dalam penelitian satu ini merupakan Karir
Maka dari itu, dapat dijabarkan variabel-variabel tersebut dengan indikator-indikator
tertentu yang berkaitan, yakni seperti berikut:

Jenis Variabel Definisi Indikator Skala


Slef Efficacy Self Efficacy 1. Faktor yang paling utama Skala
(Variabel X) didefinisikan dalam mempengaruhi Self
sebagai keyaninan pekerjaan seseorang. efficacy
seseorang terkait 2. Cerminan keyakinan
dirinya dalam individu mendasari upaya
dunia pekerjaan. perilaku dan sosial.
3. Mampu menyerap lmu
pengetahuan dengan baik
sehingga mampu
melakukan penerapan
yang benar.
4. Mampu beradaptasi dalam
segala jenis lingkungan
terkhususnya di dunia
pekerjaan.
Karir Karir 1. Minat seseorang dapat Skala
(Variabel Y) didefinisikan diaplikasikan ke dalam Self
sebagai pilihan jenis karir yang dipilih efficacy
individu yang tergantung kesesuainnya.
mendasari terkait 2. Karir yang memuaskan
pekerjaan. adalah ketika karir tersebut
sinkron dengan
keterampilan individu
tersebut.
3. Pemerluasan minat dan
bakat dapat disalurkan
melalui pemilihan karir
yang tepat.
4. Kepuasan akan diraih
dengan adanya
keseimbangan antara
minat dan bakat individu
dengan karirnya.
5. Karir memberi keuntungan
kepada individu dalam
segi keuangan sebagai
pendukung dalam
kehidupan.
H. KAJIAN TEORITIS
1. Karir
Secara sepsifik, karir diketahui sebagai sebuah pilihan individu yang mendasari
terkait pekerjaan. Karir ini sendiri berkaitan erat dengan pengalaman mendatang dalam
dunia pekerjaan nantinya (Arthur dan Lawrence, 1984). Karir ini sendiri berkorelasi erat
dengan kematangan karir yang dimana mencakup kesiapan dalam menghadapi penugasan
dalam pemilihan karir sehingga keterampilan seseorang individu menjadi kunci utama
dalam pemilihan karir yang sesuai dengan individu tersebut (Wendy Patton dan Mary
Mc, 1990). Justru, kematangan karir ini menjurus kepada pengembangan karir dimana
kematangan individu dalam pekerjaan menjadi pedoman baginya dalam mengawasi
perkembangannya dibidang karir tersebut. Selain itu, perkembangan karir juga mencakup
kematangan individu terkait perilakunya. Kesiapan seseorang ketika dihadapkan dengan
sesebuah situasi mendadak juga disebut sebagai sebuah kematangan karir (J. Palm, 1997).
Kematangan yang dikorelasikan dengan kesiapan seseorang justru mencakup aspek-aspek
penting seperti pembuatan informasi demi menyelesaikan penugasannya dalam
perkembangan karirnya (Duane Brown. 2002). Maka dari itu, uraian-uraian sebelumnya
menjelaskan dengan detail dimana kematangan karir merupakan sebuah kedewasaan
sekaligus kemampuan individu dalam menghadapi pemilihan karir yang sesuai dengan
diri individu tersebut. Kesiapan tersebut sangat jelas dimana ia berkaitan erat dengan
kematangan karir yang seperti dijelaskan berdasarkan teori-teori diatas sehingga mampu
membuat keputusan dalam melakukan pemilihan karir yang realistic.
2. Teori self efficacy

Teori ini sendiri berkaitan erat dengan teri social cognitive yang mendeskripsikannya
secara empiris terkait perilaku seseorang dalam kehidupannya. Teori ini juga mendasari
bahwasanya tingkat percaya diri seseorang berkaitan erat dengan keterampilannya dalam
menghadapi situasi tertentu (Bandura, 1986). Self efficacy ini juga diuraikan bahwasanya
tingkat percaya diri seseorang berkorelasi dengan ketrampilan seseorang sehingga
mampu untuk menstrukturkan perilaku serta sekaligus lingkungan mereka dengan efisien.
Teori social cognitive ini sendiri menjabarkan keterkaitan dengan ketrampilan dalam
menstrukturkan sesebuah perilaku demi pencapaian yang diinginkan (Bandura, 1977). Di
samping itu, self efficacy dinilai sebagai sebuah tingkat percaya diriyang mendasari
kemampuan individu tersebut dalam melakukan adatasi di segala suatu lingkungan demi
mendapatkan pencapaian yang maksimal (Santrock and Halonen, 2008). Self efficacy
juga berkesinambungan dengan hasil interaksi diantara lingkungan individu yang
mengharuskannya untuk beradaptasi melalui ketrampilan individu yang didasari dengan
ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dumiliki. Sehingga dapat dinyatakan
bahwasanya self efficacy sangat lah vital dan krusial dalam menciptakan adaptasi
lingkungan melalui perilaku dan ketrampilan individu tersebut(Maciej Karwowski dan
James C. Kaufman 2017). Self efficacy ini menciptakan sudut pandang dimana tingkat
motivasi yang diciptakan seseorang individu terbilang krusial dalam beradaptasi
mendasari aspek psikososial. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwasanya self efficacy
dinyatakan mampu menciptakan sebuah kemampuan dalam mengontrol perilaku yang
kemudian akan menghadirkan kehidupan yang lebih baik. Individu akan mempunyai
kemampuan dalam menatur sesebuah pilihan dengan adanya kemampuan self efficancy
di dalam diri yang sekaligus dapat memberi dampak dalam penyerapan informasi dan
pengetahuan. Dapat ditarik kesimpulan dimana self efficacy sendiri berkorelasi erat
dengan motivasi sehingga mampu menciptakan kepercayaan dalam diri individu.

I. PENDEKATAN PENELITIAN
Jenis pendekatan penelitian yang diaplikasikan oleh peneliti di dalam penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Seperti yang
diketahui, metode pendekatan kuantitatif ini yakni mencakup aspek sistematis dan
terorganisir. Pendekatan deskriptif menjadi pilihan peneliti karena ia dapat menjelaskan
objek dari penelitian terkait hasilnya. Metode ini dapat memberikan visual terkait objek
penelitian dengan mendasari pada data serta sekaligus sampel.

J. SUMBER DATA
Sumber data yang diperoleh oleh peneliti terditi dari dia jenis, yakni seperti berikut:
1. Data primer
Data primer berfokus pada rumusan masalah dari penelitian ini sehingga peneliti akan
memperoleh data dari resonden secara langsung yakni angket yang diberkan kepada
mahasiswa jurusan Bahasa Inggris, FKIP, Unsyiah.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sebagai pendukung dalam pelaksanaan penelitian ini sehingga
peneliti memperoleh sumber sekunder malalui karya-karya literasi lainnya yang
mempunyai keterkaitan dengan penelitian.

K. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Peneliti menerapkan teknik dalam pengumpulan data dengan menggunakan
angket, yakni mendasari beberapa pertanyaan demi mengumpulkan data dan informasi
dari resonden penelitian.
Penggunaan angket ini sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yakni seperti berikut:
1. Angket career maturity
Angket satu ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menvisualisasikan
kemampuan seseorang yang berkaitan erat dengan penentuan keputusan dalam
dunia pekerjaan yang mencakup banyak aspek penting.
2. Angket terbuka
Angket ini seperti diketahui umum, adalah terdiri dari identitas responden
penelitian.
3. Angket self efficancy
Angket ini mengukur kemampuan responden terkait aspek-aspek yang
berkaitan.

L. TEKNIK ANALISA DATA


Penelitian menerapkan skala career maturity inventory revised dan skala general
self efficacy dalam penganalisian data penelitian. Skala career maturity inventory revised
ini sendiri berperan dalam melakukan pengukuran kemampuan individu dengan
mendasari aspek dalam duniapekerjaan dan mencakupi attitude scale serta sekaligus
competence test. Di samping itu, skala general self efficacy sendiri adalah pengukur
tingkat percaya diri individu terkait keterapilannya dalam mengambil peran di lingkungan
baru.

M. DAFTAR PUSTAKA
Agarwala, T. (2008). Factor Influencing career choice of management students in India.
Journal of Career Development, 13(4), 326-376.
Alwisol. (2004). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pers.
Appelbaum, S. H., dan Hare, A. (1996). Self efficacy as mediator of goal setting and
performance: some human resources application. Journal of Managerical
Psychology, 11(3), 33-47.
Bandura, A. 91995). Self efficacy: Towards a Unifying Theory of Behavioral Change.
Psyghological Review, 84(2), 191-215.
Creed, P, A. dan Patton, W. A. (2003). Predicting two compenents of career maturity in
school based adolescent. Journal of Career Development, 29(4), 277-209.
Dariyo, A. (203). PsikologiPerkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Grasindo.
Duane Brown. (2002). Career Choice and Development (4th ed). Jossey-Bass.
Feist, J. dan Feist, G. J. 92002). Theories of Personality (5th ed). New York McGrawHill.
Gerber, M., Wittenkind A., Grote, A., dan Staffelbach B. (2009). Exploring type of career
orientation: a latent class analysis aproach. Journal of Vocational Behavior, 75,
303-318.
Hjelle, L. A., dan Ziegler, D. J. (1992). Personality theories Basic Assumption Research
and Application (3rd ed). McGrawHill.
J. Palm. (1997). Career Development: Contemporary Readings. Lehigh University.
John Santrock, Jane Halonen. (2008). Your Guide to College Success: Strategies for
Achieving Your Goals(5th ed). Thomson Wadsworth.
Maciej Karwowski dan James C. Kaufman (2017). The Creative Self: Effect of Beliefs,
Self-Efficacy, Mindset, and Identity. Elsevier Inc.
Michael B. Arthur, Douglas T. Hall dan Barbara S. Lawrence(1984). Handbook of Career
Theory. Cambridge University Press.
Miller, A. (2006). A sample survey of the career maturityof disadvantage learners in
western cape. Degree of master art, University of Stellenhosch.
Patton, W., dan Lokan, J. (2001). Perspective of Donald Super’s Constructs of Career
Maturity. International Journal for Educational ad Vocational Guidance, 1, 31-48.
Sharf, R. S. (2002). Applying Career Development Theory to Counseling (3rd ed). Pacific
Grove: Brooks/Cole.
Singarimbun, M., dan Efendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Wendy Patton, Mary McMahon. (1990). Career Development and Systems Theory:
Connecting Theory and Practice. Sense Publishers.
Young, G. G. (2007). Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta:Think.
Zunker, V. G. (2002). Career Counseling Applied Concepts of Life Planning (6th ed).
Pacaivice Grove: Brooks/Cole.

Anda mungkin juga menyukai