Respon Masyarakat Terhadap Aturan Pemerintah Tentang Lock Down
Respon Masyarakat Terhadap Aturan Pemerintah Tentang Lock Down
Oleh:
Banda Aceh
2020
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
Blake dan Haroldaen. (1975). Critical events analysis dalam political communication: issues and
strategies for research. Terbitan London. Hlm 8
2
Dany Garitjo dan Ruhaeni Intan. (2020). Hukuman bagi pelanggar lockdown. Suara News. Hlm 1
2
1. Untuk mengumpulkan pemahaman terkait respon
masyarakat terhadap pemerintah dalam memberlakukan kebijakan
lockdown.
1.3 Metode
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Covid-19
4
terhitung memperihatinkan dikarenakan permasalahan ekonomi
domestik dan ditambah dengan permasalahan dari dampak Covid-19
yang menganggu rantai perdagangan Indonesia dengan mitra-mitra nya
diluar negeri. Dalam pandemik yang sedang terjadi saat ini, ada
beberapa faktor yang menjadi sumber peningkatannya peleluasaan
Covid-19 di jenjang globab maupun dalam negeri sendiri. Peleluasaan
wabah ini terbilang sangat tidak terkontrol sehingga dinyatakan
sebagai sebuah pandemik oleh WHO. Melihat hantaman atau dampak
keras dari Covid-19 ini terhadap ekonomi dapat kita rasakan dengan
ketara sekali pada roda perekonomian yang tidak lagi dapat berputar
dengan baik seperti biasanya. Dikarenakan perintah oleh pemerintah
Indonesia terkait karantina, hingga membuat masyarakat tidak dapat
melakukan kegiatan usaha di sektor riil apalagi usaha-usaha kecil yang
berujung kepada ketiadaan pendapatan seharian.5
5
Brigham, Eugene F. dan Joel F. (2001). Fundamentals of Financial Management(Ed 8th). Jakarta:
Erlangga. Hlm 3
6
Ibid. hlm 4
5
banyak sehingga mencapai Rp550.000.000 setiap harinya per kota
besar.
7
Masnur Tiurmaida Malau. (2014). Aspek hukum peraturan dan kebijakan pemerintah indonesia
menghadapi liberalisasi ekonomi regional: masyarakat ekonomi. Jurnal Rechts Vinding. Hlm 3
8
Brigham, Eugene F. dan Joel F. (2001). Fundamentals of Financial Management(Ed 8th). Jakarta:
Erlangga. Hlm 8
6
merupakan bagian dari pembiayaan untuk menyelamatkan negara dari
krisis ekonomi yang parah.9
9
Blake dan Haroldaen. (1975). Critical events analysis dalam political communication: issues and
strategies for research. Terbitan London. Hlm 6
10
Dany Garitjo dan Ruhaeni Intan. (2020). Hukuman bagi pelanggar lockdown. Suara News. Hlm 3
7
BAB III
8
sehingga dinyatakan sebagai pandemik oleh dunia sendiri. Kebijakan
ini sendiri diberi nama lockdown oleh pemerintah. Lockdown ini sendiri
adalah langkah pencegahan penyebaran covid-19 dari sat tempat ke
tempat yang lain dengan harapan yang belum terkena akan dapat
menghindar. Pemerintah pusat Indoensia telah berusaha dalam
meminimalisirkan masyarakat dari dampak terkna covid-19 dengan
kebijakan-kebijakan khusus. Pada awalnya, pemerintah pusat tidak
ingin berita terkait covid-19 ini menyebar di kalangan masyarakat
Indonesia mengingat dampak nya yang akan membuat masyarakat
panik sehingga terjadinya hoax-hoax tidak jelas dikalangan mereka
terkait covid-19. Juru pembicara pemerintahan Indonesia mengatakan
bahwasanaya pemerintah sendiri telah mengambil inisiatif dalam
melakukan tes massal terkait covid-19 kepada masyarakat indonesia
demi pemberlakuan pencegahan penyebaran virus tersebut. Melihat
keprihatinan yang melanda negara di kala ini, pemerintah terpaksa
mengeluarkan kebijakan-kebijakan pencegahan penyebaran virus
covid-19 dengan pemberlakuan social distancing yang pada umumnya
dikenal oleh masyarakat dengan penjagaan jarak sosial sesama
masyarakat dalam rangka memperkecil penyebaran tersebut.
9
dilakukan pengawasan yang ketat. Kedua, lockdown sosial yang
memfokuskan pada lansia atau yang lemah untuk diisolasikan agar
terhindar penularan infeksi Covid-19. Hal ini sangat diharapkan oleh
masyarakat agar direalisasikan oleh pemerintah. Inisiatif ini sendiri
dapat menjadi pencegahan ekonomi dari berhenti perputarannya dan
menyelematkan masyarakat dengan tingkat ekonomi yang rendah.
Sudah menjadi rahsia umum dimana masyarakat akan berusaha
sekeras mugnkin agar terhindar dari penularan Covid-19 dan bagi
mereka yang tertular virus tersebut akan berusaha mengisolasi dirinya
dari masyarakat. Menimbang terkait uraian tersebut, hal ini dapat
dikaitkan dengan APD yang tidak merata meskipun sudah dikelola
dengan seksama oleh pemerintah daerah namun terkesan
memprihatinkan pendistribusiannya. Pemerluasan zona marah akan
terus menerus secara signifikan tanpa ada kebijakan yang matang dari
pemerintah.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
London.
University Press.
12