Anda di halaman 1dari 8

Proses Pembuatan Ikat Celup

Tugas Akhir Semester Proses Produksi

Disusun Oleh :
Chelia Vernanda Muchtar
C0918010

S-1 Kriya Tekstil


Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Sebelas Maret
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kain ikat celup pada awalnya digunakan sebagai busana dan pelengkap busana, namun
produk ikat celup mengalami banyak perkembangna diantaranya dalam hal bahan, keindahan,
maupun prosesnya. Perkembangan fungsi dari kain ikat celup ikut mendorong adanya
pengembangan estetika/keindahan ragam hias ini, sehingga motif yang dibuat sekarang sangat
beragam dan tidak kalah menarik dengan ragam hias tekstil yang lain. Proses ikat celup juga
berkembang, sehingga tidak hanya jumput, tritik yang seperti yang telah dikerjakan selama ini.
Saat ini kain ikat celup telah mengalami banyak perkembangan dalam proses
pengerjaan untuk memperkaya corak, warna dan fungsinya. Perkembangan saat ini mengarahkan
penggunaan kain ikat celup untuk benda-benda lain, seperti tas wanita, payung, topi, pelengkap
rumah tangga dan benda cinderamata lainnya.
Menuangkan ide kedalam sebuah rancangan dapat terinspirasi oleh berbagai hal, salah
satunya kekayaan budaya. Dalam perancangan kali ini penulis mengangkat tema ikat celup
dengan teknik cabut warna. Gagasan ini diangkat sebagai alternative perancangan utuk bahan
produk tekstil pakaian Alternatif sebuah rancangan untuk bahan pakaian dengan kain ikat celup,
akan dituangkan dalam berbagai bentuk corak dan warna yang sesuai dengan karakter ikat celup
cabut warna. keindahan kain ikat celup dengan teknik cabut warna, terdapat pada bagian yang di
ikat saja yang masih ada warnanya, yang menghasilkan corak garis bayangan yang detail dan
tegas pada ikatannya. Diharapkan dengan di angkatnya kain ikat celup dengan teknik cabut
warna sebagai tema perancangan untuk bahan pakaian kali ini dapat di jadikan alternatif
penggunaan kain dengan ragam hias ikat celup sesuai dengan kemajuan zaman. Sehingga dapat
menjadi trend dan dapat memenuhi permintaan konsumen serta dapat diterima masyarakat luas.
Pada dasarnya kain ikat celup tidak kalah indahnya dengan kain lainnya, karena kain
dengan nuansa tradisional sebenarnya memiliki daya tarik sendiri dan setiap rancangan pasti
memiliki potensi pasar, begitu juga bahan pakaian dengan sentuhan tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikat Celup


Sebutan ikat celup berasal dari kosakata bahasa Inggris tie-dye. Tie-dye
merupakan salah satu bentuk seni tekstil warisan kaum Hippies atau Flower Generation
yang berkembang pada akhir 1960-an dan awal 1970-an di Amerika. Coraknya yang
penuh warna seolah mewakili semangat kebebasan yang dilambangkan melalui gaya
berbusana, gaya hidup, seks bebas, rock n roll, dan mariyuana. Tie-dye diaplikasikan
pada baju mereka agar terlihat lebih berwarna dan mendapatkan motif yang lebih trippy
seperti efek psikotropika. Tak heran bila ikat celup juga dianggap sebagai sebuah bentuk
psychedelic art.
Motif ini kemudian identik dengan kaum hippies dan menjadi bagian dari hippie
style, sama halnya dengan rambut gondrong dan ikat kepala. Baju ikat celup semakin
popular saat para musisi rock menggunakannya sebagai pakaian panggung, misalnya
almarhum Jimmy Hendrix dan Janis Joplin.
Di Indonesia sendiri, baju yang kerap dijual dengan sebutan baju bali, baju reggae,
baju pantai, baju laskar pelangi atau baju Nidji ini memang baru popular setelah Giring,
vokalis band Nidji, memakainya dalam video klip Laskar Pelangi. Seluruh personel Nidji
pun kemudian memakai kaos yang sama pada malam penghargaan MTV Indonesia
Awards 2008. Sejak saat itu, baju ikat celup banyak dicari dan menghiasi gerai-gerai
pakaian di tanah air.
Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas maka kain jumputan (istilah Sewan
Susanto) dapat pula dikatakan sebagai batik celup ikat atau “string resist dyed”. Batik
celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang
akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna
masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain
akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk
ikatan tali tersebut.

B. Bahan-Bahan Dan Alat Pembuatan Ikat Celup


1. Bhana-Bahan
a) Kain putih 1 meter
b) Pewarna kain
c) Batik lorong waktu 2 warna yaitu kuning dan biru tua
d) Batik antariksa 3 warna yaitu kuning, biru benhur, dan hitam.
e) Air
2. Alat-alat
a) Alat press : Untuk Memberikan unsur pola yang diinginkan
b) Tali raffia : untuk mengikat kain
c) Kelereng : agar membentuk pola bundar atau bulat
d) Panci : untuk tempat merebus pewarna dan kain pada proses pewarnaan
e) Kompor : untuk merebus air pewarna dan kain pada proses pewarnaan

C. Proses Pembuatan
1.Persiapan
a) Menyiapkan kain dan bahan-bahan lainnya
b) Cuci kain terlebih dahulu untuk menghilangkan zat pengkilat kain
c) Mengikat dan menutup sesuai dengan pola yang di inginkan
d) Merebus air dan pewarna
e) Menyiapkan alat press dan kayu
f) Cuci kayu yang digunakan untuk mengepress
2. Pewarnaan
a) Pembuatan Corak
Teknik pembentukan corak pada ikat celup terdiri dari teknik jumputan, lipat,
guling, dan jahit jelujur
1) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain
dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat drngan kuat.
Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, dan kombinasi.
2) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi,
menggulung, atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik
samnpai terkumpul, lalu diikat hingga kencang.
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk corak
yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar kain diisi
dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya bahan-bahan pendukung ini
memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain. Setelah semua
rancangan diikat, kain siap diwarnai, yaitu dengan cara dicelup.
Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang tidak
terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu jahitan
atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditrik dengan kuat hingga
permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan menarik benang ini
perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang dihasilkan. Efek
kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat menarik. Penggambaran
corak dilakukan terlebih dahulu diatas kertas, kemudian dibuat polanya di
atas karton tebal. Corak ini kemudian digambar di atas kain berdasarkan pola
dari karton tebal.
b) Pewarnaan
Pewarnaan ikat celup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup dan colet.
1) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain yang
telah diikat kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang diinginkan
lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang untuk
mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum sebelum
pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu dengan
bahan penutup pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain yang
kedap cairan. Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan akan
muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup janngan llupa
menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam
zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.
2) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu di
permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan biasanya
dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atu terlalu sedikit bila
harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada ikat-celupsering
dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk mendapatkan kain
dengan corak yang kaya warna.
3. Pengelesaian Akhir
a) Lepaskan ikatan dan penutup ( Pastik maupun press )
b) Jemur kain tetapi jangan sampai terkena sinar matahari langsung
(anginanginkan)
c) Setelah kering setrika kain agar terlihat rapi
d) Pada tepi pada kain di roll kan pada penjahit
D. Langkah-langkah Pembuatan Batik Ikat Celup
- Langkah Pertama
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik jelujur
3. Menarik motif yang telah dijelujur
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali raffia
5. Ulangi sampai motif lain
- Langkah kedua
1. Mengikat kelereng dengan tali raffia
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain
- Langkah ketiga
1. Rendam kain tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air yang telah mendidih
5. Aduk-aduk lalu angkat wajan
6. Masukkan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
7. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
8. Angkat kain dari wajan berisi wantek
9. Bilas dengan air bersih lalu keringkan deibawah terik matahari
- Langkah keempat
1. Setelah kain sudah kering, warnai motif bunga dengan warna coklat
2. Masukkan air kedalam wajan
3. Panaskan air hingga mendidik, tuangkan wantek berwarna coklat, celupkan motif
pada kain tersebut.
4. Lalu bilas dengan air bersih, keringkan, buka ikatan pada kain setelah kering.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Batik dapat berkembang pesat di Indonesia bahkan mulai dikenal diluar negeri, proses
pembuatan batik memang mempunyai ciri tertentu karena keindahannya dan
ketelitiannya serta keunikannya, sehingga banyak dikagumi orang-orang asing.

B. Saran
Di era globalisasi, batik bukan hanya dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai magis
dan hanya dimiliki oleh kalangan atas saja, tetapi batik bisa dijumpai dimana-mana
dengan motif yang beragam, batik bukan hanya digemari oleh masyarakat Indonesia saja
tetapi para tourisme yang berkunjung ke Indonesia pun tertarik dengan batik. oleh karena
itu batik perlu dikembangkan dengan motif-motif yang beragam, untuk menambah
kekayaan.
DAFTAR PUSTAKA

- DJOEMENA, s. NIAN. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta : Djambatan


- Goet Poes. 2005. Pemilihan Bahan Tekstil. Yogyakarta : Kanisius
- Harmoko, Tim Penyusun. 1996. Indonesia Indah : Kain non Tenun (Edisi 4). Jakarta :
Yayasan Harapan Kita BP3-TMII
- Rizali, Nanang. 2006. Tinjauan Desain Tekstil. Lembaga Pengembangan Pendidikan
UNS. UPT Penerbitan dan Percetakan UNS/Press.

Anda mungkin juga menyukai