Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN REVIEW JURNAL PRAKTIK PROFESI NERS

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Nama : KIMAS ANGGREY NOVRICA, S.Tr.Kep


NPM : P05120419031

Preseptor Akademik

(Ns. RAHMA ANNISA, M.Kep)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

LAPORAN REVIEW JURNAL


1. ANALISIS JURNAL PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP
PENURUNAN SKALA NYERI PEMASANGAN INFUS PADA ANAK
PRA SEKOLAH

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP


Judul PENURUNAN SKALA NYERI PEMASANGAN
INFUS PADA ANAK PRA SEKOLAH
Penulis Asih Fatriansari
Babul Ilmi_Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Publikasi
Volume 11, Desember 2019
Abstrak Pemasangan infus menyebabkan nyeri, nyeri yang tidak
ditangani dengan segera berdampak pada aktivitas anak,
dan kesulitan berkomunikasi pada orang lain karena
terfokus pada nyeri yang dirasakan oleh anak tersebut.
Lebih dari 60% pasien yang masuk ke rumah sakit
mendapat terapi pemasangan infus. Kompres dingin
merupakan salah satu tekhnik nonfarmakologi yang
dapat mengurangi nyeri disebabkan prosedur
pemasangan infus.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
Tujuan kompres dingin terhadap penurunan skala nyeri
pemasangan infus pada anak pra sekolah.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental
dengan pendekatan posttest only control design, dengan
menggunakan uji Mann Whitney pada analisis
Metode
bivariatnya. Responden pada penelitian ini adalah
seluruh anak usia pra sekolah di IGD RS Bhayangkara
Palembang, yang berjumlah 30 orang responden.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor
Hasil nyeri kelompok kontrol adalah 3 dan rerata skor nyeri
pada kelompok intervensi adalah 4, dan p value: 0,011.
Ada pengaruh pemberian kompres dingin terhadap skala
Kesimpulan nyeri pemasangan infus pada anak usia pra sekolah
(p=0.011)

2. ANALISIS JURNAL STUDY COMPARASI TERAPI SLOW DEEP


BREATHING DAN GUIDED IMAGERY RELAKSASI DALAM
MENURUNKAN SKALA NYERI PASIEN CEDERA KEPALA
RINGAN PASCA PEMBERIAN ANALGETIK

STUDY COMPARASI TERAPI SLOW DEEP


BREATHING DAN GUIDED IMAGERY RELAKSASI
Judul DALAM MENURUNKAN SKALA NYERI PASIEN
CEDERA KEPALA RINGAN PASCA PEMBERIAN
ANALGETIK
Penulis Mariza Elsi, Dyah Y, Muhsinin
JURNAL IPTEK TERAPAN Research of Applied
Publikasi
Science and Education V13.i1 (93-102)
Abstrak Masalah utama pasien cedera kepala adalah nyeri, ketika
seseorang mengalami nyeri terdapat strategi non-
farmakologi yang sama baiknya dengan strategi
farmakologi yang bisa ditawarkan pada klien, beberapa
intervensi non-farmakologi tidak membutuhkan instruksi
tetapi merupakan inisiatif dari perawat. Terapy Slow
deep breathing adalah pernapasan dengan frekuensi
kurang dari 10 kali permenit dan fase inhalasi panjang
dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan
menurunkan metabolisme otak sehingga kebutuhan
oksigen otak menurun. Guided imagery merupakan
upaya menciptakan kesan dalam pikiran kemudian
berkonsentrasi dalam kesan tersebut sehingga secara
bertahap menurunkan presepsi klien terhadap nyeri.
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan terapy
Tujuan slow deep breathing dan guided imagery terhadap
penurunan skala nyeri pasien cedera kepala ringan.
Metode Desain penelitian ini menggunakan Quasi-Experimental
Design dengan pendekatan Pretest-Posttest Group
Design (intervensi 1) terhadap 17 responden dan guided
imageri (intervensi 2) 17 responden. Pada desain
penelitian ini peneliti melakukan penilaian intensitas
nyeri cedera kepala ringan pada kelompok intervensi
sebelum latihan slow deep breathing dan guided
Imagery Relaxation. Pada masing-masing kelompok
intervensi diberikan perlakukan dengan latihan slow
deep breathing dan Guided Imagery. kemudian diukur
intensitas nyeri cedera kepala ringan (post test). Sebelum
diberikan intervensi pada kedua kelompok intensitas
nyeri diukur untuk menentukan data dasar yang akan
digunakan untuk mengetahui efek dari intervensi yang
akan diberikan. Hasil dari pengukuran kedua kelompok
tersebut dibandingkan. Pengkajian dilakukan oleh
peneliti 6 jam setelah pasien mendapatkan terapi
farmakologi di ruang IGD dan apabila pasien
dipindahkan ke ruangan rawatan sebelum 6 jam peneliti
mengikuti pasien ke ruang rawat, setelah pasien
ditangani dan diberikan terapi farmakologi dan dalam
kondisi sadar penuh. Pasien kemudian diberikan
penjelasan tentang penelitian, tujuan, kegunaan dan
untung ruginya mengikuti penelitian. Setelah pasien
mengerti dan setuju maka pasien menandatangani
lembar persetujuan dan peneliti dapat melakukan
pengambilan data baik untuk kelompok intervensi 1
maupun untuk kelompok intervensi 2
Hasil Terapi slow deep breathing lebih efektif
menurunkan skala nyeri pada pasien cedera kepala
Hasil ringan di IGD RSUD Ulin Banjarmasin dengan nilai
p=0,001, dibandingkna terapy guided imagery
relaxation dengan nilai p=0,264
Semua pasien cedera kepala ringan masih merasakan
nyeri meski 6 jam setelah pemberian analgetik, Rata-rata
skala nyeri pasien cedera kepala ringan 6 jam setelah
Kesimpulan pemberian analgetik berada pada skala nyeri sedang.
Terapi slow deep breathing lebih efektif menurunkan
skala nyeri pada pasien cedera kepala ringan di IGD
dibandingkna terapy guided imagery relaxation

Anda mungkin juga menyukai