Laporan Tutorial Skenario C B13
Laporan Tutorial Skenario C B13
PENDAHULUAN
2.2 Skenario
Ali, Laki-laki, umur 3 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat RSMP karena
sesak nafas yang semakin hebat sejak pagi tadi. Dua hari sebelumnya Ali sudah
mengalami sesak napas. Sesak nafas tidak berbunyi mengi, tidak dipengaruhi oleh cuaca,
aktivitas dan posisi. Enam hari yang lalu, Ali juga mengalami batuk dan pilek yang
disertai panas tinggi.
Riwayat penyakit dahulu : tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Tidak ada riwayat alergi.
Riwayat penyakit dalam keluarga : bapak penderita saat ini mengalami batuk pilek.
Riwayat imunisasi : BCG, skar (+); DPT 1,2,3; Hepatitis 1,2,3; Polio 0,1,2,3
Riwayat makanan : tidak pernah diberi ASI sejak lahir. Saat ini anak makan nasi biasa 3x
setengah mangkuk kecil, dan minum susu formula 1x sehari.
Riwayat lingkungan : tinggal bersama kedua orang tua dan 2 orang kakak di rumah semi
permanen berukuran 4x4 m tanpa kamar, hanya ada 2 jendela.
Pemeriksaan spesifik :
Kepala : Sianosis sirkum oral (+), nafas cuping hidung (+)
Leher : Dalam batas normal
Thorax :
Inspeksi : Terdapat retraksi intercostal, subcostal dan suprasternal
Palpasi : stem fermitus meningkat di kedua lapang paru
Perkusi : redup pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikuler menurun, ronki basah halus nyaring pada kedua
lapangangan paru, Wheezing tidak terdengar.
Abdomen : datar, lemas, hiper lien tidak teraba, bising usus normal
Ekstremitas : tidak ditemukan clubbing finger
1. Ali, Laki-laki, umur 3 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat RSMP karena
sesak nafas yang semakin hebat sejak pagi tadi. Dua hari sebelumnya Ali sudah
mengalami sesak napas. Sesak nafas tidak berbunyi mengi, tidak dipengaruhi
oleh cuaca, aktivitas dan posisi.
A. Bagaimana Anatomi Histologi dan fisiologi sistem respirasi ?
Jawab :
1) Anatomi
Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung,
faring, laring trachea, bronkus, dan bronkiolus.
a. Hidung
Nares anterior
adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga)
b. Pertukaran Gas
Oksigen dan CO, berpindah menembus membran melalui difusi pasif
mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.
Tekanan parsial suatu gas dalam udara adalah bagian dari tekanan
atmosfer total yang disumbangkan oleh gas tersebut, yang berbanding
lurus dengan persentase gas ini dalam udara. Tekanan parsial suatu gas
dalam darah
bergantung pada jumlah gas tersebut yang larut dalam darah.
Difusi netto Oksegen, terjadi pertama antara alveolus dan darah dan
kemudian antara darah dan jaringan akibat gradien tekanan parsial 0, yang
tercipta karena pemakaian terusmenerus 0, di sel dan penggantian
terus-menerus 02 alveolus segar dari ventilasi.
Difusi netto CO2 terjadi dalam arch berlawanan, pertama antara jaringan
dan darah lalu antara darah dan alveolus, akibat gradien tekanan parsial
CO2, yang terbentuk oleh produksi terus-menerus CO2 di sel dan
pengeluaran terusmenerus CO2 alveolus melalui ventilasi.
Faktor-faktor selain gradien tekanan parsial yang mempengaruhi laju
pertukaran gas adalah luas permukaan dan ketebalan membran yang harus
c. Transpor Gas
Karena Oksigen, dan CO2 tidak terlalu larut dalam darah, maka keduanya
harus diangkut termarna melalui mekanisme di luar pelarutan fisik biasa.
Hanya 1,5% 0yang secara fisik larut dalam darah, dan 98,5% lainnya
berikatan secara kimiawi dengan hemoglobin (Hb).
Faktor utama yang menentukan seberapa banyak Hb berikatan dengan
Oksigen (% saturasi Hb) adalah Poe darah, digambarkan oleh kurva
berbentuk S yang dikenal sebagai kurva disosiasi 0,-Hb.
Hubungan antara POksigen darah dan % saturasi Hb adalah sedemikian
sehingga pada kisaran Po 2 kapiler paru (bagian datar pada kurva), Hb
tetap hampir jenuh meskipun Poe darah turun hingga 40%. Hal ini meng-
hasilkan batas keamanan dengan memastikan penyaluran Oksigen,
mendekati normal ke jaringan meskipun terjadi penurunan substansial
Po 2 arteri.
Pada kisaran POksigen di kapiler sistemik (bagian curam kurva),
pembebasan Oksigenoleh Hb meningkat pesat sebagai respons terhadap
penurunan lokal kecil POksigen darah yang berkaitan dengan peningkatan
metabolisms sel. Dengan cara ini, lebih banyak Oksigen, yang disalurkan
untuk memenuhi kebutuhan jaringan yang meningkat.
Karbon dioksida yang diambil ch kapiler sistemik diangkut dalam darah
melalui tiga cara: (1) 10% larut secara fisik, (2) 30% berikatan dengan
Hb, dan (3) 60% mengambil bentuk bikarbonat (HCO3-)
1 Enzim eritrosit karbonat anhidrase mengatalisis konversi CO 2 menjadi
HCO 3 - sesuai reaksi CO 2 + H 20 H2 CO3 H, + HCO3 -, Karbon dan
oksigen yang se- mula ada di CO 2 kini menjadi bagian dari ion bikarbonat.
H+ yang dihasilkan berikatan dengan Hb. Reaksi-reaksi ini semua
berbalik di paru sewaktu CO2 dieliminasi ke alveolus.
d. Kontrol Pernapasan
Ventilasi melibatkan dua aspek berbeda, keduanya berada di bawah
kontrol saraf. (1) pergantian siklis antara inspirasi dan ekspirasi dan (2)
3) Histologi
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berfungsi untuk mengabsorbsi
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dalam tubuh yang bertujuan
untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi ini disebut sebagai respirasi.
Sistem pernapasan dimulai dari rongga hidung/mulut hingga ke alveolus,
di mana pada alveolus terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida
dengan pembuluh darah. Sistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2
daerah utama:
Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis.
Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan
alveolus. Saluran pernapasan, secara umum dibagi menjadi pars konduksi
dan pars respirasi.
6. Keadaan psikologis
Jika seseorang mengeluh sesak nafas tetapi dalam exercise tidak timbul
sesak nafas maka dapat dipastikan keluhan sesak nafasnya disebabkan
oleh keadaan psikologis.
F. Apa makna sesak napas tidak berbunyi, tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas dan
posisi ?
Jawab :
Menyingkirkan diagnosis banding asma bronkial karena pada asma
bronkial sesak nafas berbunyi mengi, dipengaruhi oleh cuaca terutama cuaca
dingin serta bergantung aktivitas penderita.
(Sudoyo, 2009)
2. Enam hari yang lalu, Ali juga mengalami batuk dan pilek yang disertai panas
tinggi.
A. Apa hubungan keluhan tambahan dengan keluhan utama ?
Jawab :
Laporan Tutorial Skenario C Blok 13 | 20
Hubunganya yaitu batuk berdahak dan pilek merupakan respon
pertahanan fisik di mana tubuh merespon infeksi yang masuk dengan
mengeluarkan pathogen yang masuk dengan reflex batuk, pilek karena sel
goblet yang memproduksi mucus secara berlebihan dan panas tingi merupakan
respon inflamasi dari peradangan tersebut, Hubungan dengan sesak nafasnya
di mana mekanisme pertahanan lebih lanjut tidak bisa mengatasi pathogen
yang masuk tersebut sehingga mikroorganisme melalui jalan nafas sampailah
ke alveoli dan membentuk kolonisasi di alveoli sehingga terjadi edema antar
kapiler dan alveolus yang menyebabkan pertukaran gas O2 dan CO2
terganggu yang menyebabkan sesak nafas.
(Price, S., Wilson, L., 2005)
Virus
- Respiratory syncytial virus (RSV),
- Influenza& parainfluenza virus,
- Adenovirus,
- Rhinovirus,
- Measles virus
- Virus Varisela-Zoster.
(Setyoningrum, 2006)
C. Bagaimana Patofisiologi gejala penyerta ?
Jawab :
Pilek
Terpajanan microorganism mikroorganisme masuk melalui cavum nasi dan
kemudian menempel pada mukosa hidung infeksi di saluran napas atas
merangsang pengeluaran mucus oleh sel goblet sebagai respon pertahanan
tubuh mucus tersebut dikeluarkan oleh silia melalui hidung sehingga
timbulah pilek
Demam
Infeksi Mikroorganisme masuk ke saluran pernafasan → infeksi saluran
pernafasan → respon imun menurun → peradangan → aktivasi makrofag
(fagositosis) ( TNF α, IL-1, IL-6) → induksi prostaglandin → peningkatan
termostat di hipothalamus → set point meningkat →demam
Batuk
4. Riwayat penyakit dalam keluarga : bapak penderita saat ini mengalami batuk
pilek. Riwayat lingkungan : tinggal bersama kedua orang tua dan 2 orang kakak
di rumah semi permanen berukuran 4x4 m tanpa kamar, hanya ada 2 jendela.
A. Bagaimana hubungan riwayat keluarga yang tinggal satu rumah dengan
keluhan yang dialami ?
Laporan Tutorial Skenario C Blok 13 | 23
Jawab :
Dengan bapak penderita yang mengalami batuk pilek kemungkinan
terjadi penularan penyakit, ditambah lagi dengan umur yang masih Ali 3
tahun yang memiliki sistem imun yang belum begitu responsif dan terbentuk
sempurna. Sehingga menyebabkan resiko tertular penyakit semakin tinggi.
B. Apa hubungan rumah semi permanen berukuran 4x4m tanpa kamar, hanya ada
2 jendela dengan keluhan ?
Jawab :
Rumah atau tempat tinggal yang buruk (kurang baik) dapat mendukung
terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan diantaranya adalah
infeksi saluran nafas. Hal ini dapat terjadi pada rumah yang ventilasinya
kurang dan dapur terletak di dalam rumah bersatu dengan kamar tidur dan
ruang tempat bayi dan balita bermain.
Rumah kecil yang tidak memiliki sirkulasi udara memadai yang penuh
asap yang berasal dari asap anti nyamuk bakar, asap rokok, dan asap hasil
pembakaran bahan bakar untuk memasak akan mendukung penyebaran virus
atau bakteri, dengan konsentrasi tinggi dapat merusak mekanisme pertahanan
paru sehingga akan memudahkan timbulnya ISPA.
(Putri ES, 2010)
5. Riwayat imunisasi : BCG, skar (+); DPT 1,2,3; Hepatitis 1,2,3; Polio 0,1,2,3
A. Apa makna riwayat imunisasi ?
Jawab :
Riwayat imunisasi dasar Ali ini tidak lengkap karena tidak
mendapatkan imunisasi campak. Imunisasi yang tidak lengkap merupakan
Laporan Tutorial Skenario C Blok 13 | 24
faktor risiko yang dapat meningkatakan insidens ISPA terutama pneumonia.
Bayi dan balita yang terkena kuman campak dan sembuh akan mendapat
kekebalan alami terhadap pneumonia sebagai komplikasi campak. Sebagian
besar kematian ISPA berasal dari jenis ISPA yang berkembang dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusis, campak.
Peningkatan cakupan imunisasi akan berperan besar dalam upaya
pemberantasan ISPA. Untuk mengurangi faktor yang meningkatkan mortalitas
ISPA, diupayakan imunisasi lengkap.
(Kliegman,2006)
Keterangan:
6. Riwayat makanan : tidak pernah diberi ASI sejak lahir. Saat ini anak makan
nasi biasa 3x setengah mangkuk kecil, dan minum susu formula 1x sehari.
A. Apa makna riwayat makanan pada Ali ?
Jawab :
Tidak pernah diberi ASI sejak lahir akan membuat imunitas anak
menjadi rendah. Karena didalam ASI terdapat antibody terhadap bakteri dan
virus (IgA sekretorik) dan factor kekebalan non spesifik yang mencakup
makrofag dan nukleotida.
B. Apa saja manfaat asi ?
Jawab :
7. Pemeriksaan Fisik :
BB = 13 Kg TB = 90 Cm
Keadaan umum = Tampak Sakit Berat
HR = 140 x/menit
RR = 58x/menit
T = 39,60C
A. Apa intepretasi pemeriksaan fisik ?
Jawab :
Pemeriksaan Rujukan Intepretasi
Tinggi badan Menurut Depkes dan Tinggi badan usia 2 – 12
WHO tahun menggunakan
Tinggi badan : rumus:
lahir-1 thn : 50,5-75,5 cm Umur (tahun) x 6 + 77 =
1-2 thn : 78 cm 6n + 77= 6 x 3 + 77 =
4 thn : 16,5 kg = (2 x 3) + 8
= 14 kg
5 thn : 18,5 kg
Menurut Depkes:
< 17,0 : sangat kurus
17,0-18,5 : kurus
18,5-25,0 : normal
>25,0-27,0 : kegemukan
>27,0 : obesitas
> 41,60C :
Hiperpireksia
(Suardi, 2008)
Dullness + - (hipersonor) - +
Rales + + (wheezing) - (wheezing dan +
ronki kasar)
Cyanosis + + - +
(Sudoyo,2009)
5) Uji serologis (untuk mendeteksi antigen dan antibody pada infeksi bakteri tipik
yg puny aspesifitas dan sensitivitas rendah ), diagnosis infeksi streptokokus grup
A ( bisa dari peningkatan titer antibody seperti antistreptolisin O ,streptozim
atau antiDnase B. uji serologi sebenarnya tak terlalu bermanfaat dalam
mendiagnosis atifik tapi untu infeksi atipik seperti mikoplasma dan klamidia dan
virus lain bisa dengan peningkatan antibody IgM dan IgG.
(Suardi, 2008)
14. Bagaimana Diagnosis pasti pada kasus ?
Jawab :
Bronkopneumonia.
Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi
berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan
hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya malnutrisi ringan memberikan
pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Kedua-duanya bekerja
sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif
2.6 Kesimpulan
Ali, laki – laki 3 tahun mengalami sesak napas, batuk pilek dan disertai panas tinggi
disebbakan oleh Bronkopneumonia.
Klieg
m
a
Infeksi Saluran
Nafas Atas
Klieg
m
a
Belum di
tatalaksana
Meluas ke Saluran
nafas bawah
Penumpukkan Fibrin,
leukosit, Eritrosit
Gangguan Oksigen
dan Karbondioksida
Sesak Nafas
Abdoerrachman, M. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FKUI.
Behrman, dkk. 2014. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Saunders Elseveir
http://www.pps.unud.ac.id/disertasi/pdf_thesis/unud-31-104828350-disertasi.pdf
Guyton. Arthur.C. & Hall. John E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Isselbacher dkk. 2012. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13. Jakarta : EGC
Kliegman R.M, Marcdante KJ, and Behrman R.E. 2006. Nelson Essentials of Pediatric. 5th
Nurjannah, dkk. 2012. Profil pneumonia pada anak di RSUD Dr. Zainoel Abidin, Studi
Retrospektif. JurnalSari Pediatri, 13(5). Pp 324-328.
Ranuh dkk. 2011. Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Satgas Imunisasi IDAI
Laporan Tutorial Skenario C Blok 13 | 46
Setyoningrum, R.A.2006.Pneumonia. In Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta : EGC.
Snell, Richard. S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : EGC
Suardi, Adi Sutomo., dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar Ilmu
Sugihartono, 2012. Analisis Faktor Risiko Kejadian Pneumonia Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Sidorejo Kota Pagar Alam [pdf]. Tersedia di:
http://ejournal.undip.ac.id (Diakses Pada Tanggal 30 Juni 2015).