EKONOMI KERAKYATAN
DISUSUN : OLEH
Nim : 191931404
Kelas : Manajemen A
2019-2020
1
A. Latar Belakang Masalah
Masalah sosial dan kesehatan yang dihadapi masyarakaat saat ini semakin rumit,
terbaru sedang menghadapi pandemi Covid-19.Wabah penyebaran Covid -19 telah
ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat global. Pada saat ini,
Virus Corona menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia,salah satunya
masyarakat Indonesia dimana penyebaran Virus Corona di Indonesia semakin
meningkat dari hari ke hari,sehingga dibutuhkan peranan kebijakan pemerintah
yang tepat,akan tetapi didalam pengambilan kebijakan tersebut ,pemerintah
mendapatkan beberapa tantangan,sehingga dibutuhkan kerjasama dari
masyarakat untuk memerangi Covid-19.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud pandemi Covid-19?
b. Kebijakan apa saja yang diambil pemerintah dalam memerangi pandemi
Covid-19?
c. Apa saja tantangan dari Kebijakan yang diambil pemerintah?
d. Bagaimanakah implementasi (penerapan) ekonomi kerakyatan di Pandemi
Covid-19
C. Tujuan Penulisan
Penulisan Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Kerakyatan serta mengetahui lebih jauh mengenai :
a. permasalahan Covid-19
b. kebijakan pemerintah di tengah pandemi Covid-19
c. peran ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19
2
PEMBAHASAN
❖ PANDEMI COVID-19
Pada 11 Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) sudah
mengumumkan status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau yang
juga disebut corona virus disease 2019 (Covid-19).
Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang
menyerang banyak korban, serempak di berbagai negara. Sementara dalam kasus
Covid-19, badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit ini sebagai pandemi
karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit Covid-19.
3
• Memberikan health alert card dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
pada penumpang.
• sedikitnya 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada kasus flu
burung dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien)
sebagai langkah pencegahan.
4
• Bekerja dari rumah (work from home)
• Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
• Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti
konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat
konferensi video atau teleconference
• Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui
telepon atau video cal
Sementara pengguna yang berlangganan daya sebesar 900 kwh subsidi akan
menerima diskon atau potongan harga sebesar 50 persen untuk jangka waktu yang
sama."Artinya, hanya membayar separuh untuk bulan April, Mei, dan Juni 2020,"
ujar Jokowi.
Akan disiapkan payung hukum untuk aturan ini sehingga pemerintah daerah
dapat mengimplementasikan kebijakan yang sama di wilayahnya masing-masing.
8. Larangan mudik
"PP-nya sedang dirumuskan, mungkin dua hari lagi tentang masalah mudik itu.
Tapi yang jelas, kami meminta masyarakat untuk tidak mudik sebab risikonya besar,"
ujar Ma'ruf dalam konferensi pers via video conference, Selasa (31/3/2020).
5
Kegiatan mudik memang dikhawatirkan dapat memperluas sebaran virus
corona yang menyebabkan Covid-19, ke daerah-daerah, sehingga wabah ini semakin
meluas dan sulit ditangani.
9. Keringanan kredit
Sejumlah kalangan seperti pengemudi ojek online, nelayan, dan sopir taksi,
dipastikan akan mendapat kelonggaran kredit kendaraan bermotor selama 1 tahun,
terhitung mulai 1 April 2020 ini.
"Tukang ojek, sopir taksi, serta nelayan yang sedang memiliki kredit motor atau
mobil, saya sampaikan kepada mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran
bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama satu tahun," kata Jokowi.Tak
hanya itu, Pemerintah juga akan memberikan keringanan bagi pengusaha sektor
kecil dan menengah yang melakukan kredit di bawah Rp 10 miliar.Mereka akan
diberi penundaan cicilan selama 1 tahun dan penurunan bunga.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriprahastuti menyebutkan
bahwa tidak menutup kemungkinan kebijakan Presiden Joko Widodo terkait upaya
pemutusan rantai Covid-19 akan berubah.
6
❖ TANTANGAN DARI KEBIJAKAN YANG DI AMBIL PEMERINTAH
Penyebaran virus korona yang kini menjadi pandemi global tak hanya berisiko
terhadap kesehatan masyarakat dunia, tapi juga berimplikasi bagi perekonomian
globa.Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya akan berada di kisaran 1,5
persen dari sebelumnya sebesar kurang lebih 3 persen. Demikian halnya dengan
Indonesia yang juga diprediksi akan mengalami penurunan oleh karena pandemi
global ini.
"Tantangan ini harus kita hadapi dan harus kita jawab!" kata Presiden dalam
arahannya saat menggelar rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka,
Jakarta, pada Jumat, 20 Maret 2020.
"Tidak banyak yang bisa dikerjakan pemerintah dalam 'utak atik' APBN. Selain
banyak belanja yang sifatnya mandatory karena perintah UUD 1945 dan undang
undang, seperti anggaran pendidikan 20 persen, anggaran kesehatan 5 persen, dan
dana desa 10 persen, juga masih terdapat belanja rutin yang utak atiknya tidak
longgar," kata Ketua Banggar DPR, MH Said Abdullah melalui keterangan resmi,
Senin (11/5).
Tantangan lainnya ialah minat investor di tengah pandemi Corona yang menjadi
tumpuan bagi penjualan SBN. Di saat harapan akan minat investor tinggi,
7
kenyataannya hingga 3 April tercatat investor non residen melepas SBN senilai
Rp135,1 triliun.
"Daya beli masyarakat betul-betul harus menjadi perhatian kita terutama rakyat
kecil. Arahkan anggaran itu ke sana," kata Presiden.
Hal yang sama juga berlaku bagi program rutin Dana Desa yang juga diarahkan
untuk hal-hal yang berkaitan dengan padat karya tunai dan membantu penanganan
Covid-19 di tingkat desa.
"Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa program padat karya tunai di semua
kementerian dan lembaga harus diperbanyak. Satu-dua kementerian sudah mulai,
tapi menurut saya perlu diperbanyak di semua kementerian lagi," kata Presiden.
(Humas Kemensetneg)
Tantangan lainnya adalah kecukupan modal bagi Bank Indonesia. Saat ini, Bank
Indonesia ditugaskan menjadi lender last resort untuk pembelian SBN, pinjaman dan
likuiditas jangka pendek kepada perbankan dan membeli repo surat berharga yang
dimiliki oleh LPS, sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020.
Sejak kemunculannya di awal Maret hingga saat ini, Indonesia masih berperang
melawan musuh yang tak kasatmata yaitu COVID-19. Hampir seluruh wilayah di
8
negara ini telah terdampak. Imbasnya tidak hanya pada kesehatan masyarakat
namun juga berimbas pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi
masyarakat.
Segala upaya untuk mencegah penyebaran virus telah dilakukan secara masif
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun inisiatif dari pemerintah daerah
untuk mengamankan wilayah pemerintahannya. Upaya yang ditempuh adalah
dengan menerapkan pembatasan sosial (social distancing) ataupun physical
distancing. Meski berdampak baik namun upaya ini belum menunjukkan langka
pencegahan virus secara sempurna. Langkah terbesar yang kini mulai diberlakukan
oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kategori zona merah pandemi untuk
mencegah penyebaran virus adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah penyebaran virus dalam skala besar.
Tentu pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam penangan pandemi ini. Oleh
karena itu, gotong-royong mesti diberlakukan dalam penyelesaian kasus COVID-19
ini.Mari kita lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Dalam perpektif
Ketamansiswaan, ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama dengan dijiwai oleh nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi
kerakyatan, sumber daya yang potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Distribusi hasil produksi
mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai pendorong terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa
benahi ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang
baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan
pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang
terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu
sendiri.
9
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih terbilang
mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat misalnya usaha
kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.
10
KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 atau yang juga disebut Corona virus disease 2019 (Covid-
19),merupakan momok menakutkan bagi masyarakat dunia,salah satunya
masyarakat Indonesia, dimana jumlah kasus positif virus Corona di Indonesia terus
meningkat dari hari ke hari,dan vaksin anti-virus Covid-19 belum di temukan.
DAFTAR PUSTAKA
o https://kemlu.go.id
o Liputan6.com (mdk/idr)
o https://m.liputan6.com/bisnis/read/4235729/kilas-balik-kebijakan-
pemerintah-tangani-pandemi-covid-
19?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink
o https://covid19.kemkes.go.id/
o https://amp-kompas
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/nasional/read/2020/03/26/0
7412441/9-kebijakan-ekonomi-jokowi-di-tengah-pandemi-covid-19-
penangguhan
11