Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

EKONOMI KERAKYATAN

"Tantangan Kebijakan Pemerintah dan Implementasi Peran Ekonomi Kerakyatan


diTengah Pandemi Covid-19

Dosen Pengampu : Andry Stepahnie Titing, S.IP., M.Sc.

DISUSUN : OLEH

Nama : Sri Aqida Mauliah

Nim : 191931404

Kelas : Manajemen A

PROGRAM STUDI MENAJEMEN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2019-2020

1
A. Latar Belakang Masalah
Masalah sosial dan kesehatan yang dihadapi masyarakaat saat ini semakin rumit,
terbaru sedang menghadapi pandemi Covid-19.Wabah penyebaran Covid -19 telah
ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai darurat global. Pada saat ini,
Virus Corona menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia,salah satunya
masyarakat Indonesia dimana penyebaran Virus Corona di Indonesia semakin
meningkat dari hari ke hari,sehingga dibutuhkan peranan kebijakan pemerintah
yang tepat,akan tetapi didalam pengambilan kebijakan tersebut ,pemerintah
mendapatkan beberapa tantangan,sehingga dibutuhkan kerjasama dari
masyarakat untuk memerangi Covid-19.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud pandemi Covid-19?
b. Kebijakan apa saja yang diambil pemerintah dalam memerangi pandemi
Covid-19?
c. Apa saja tantangan dari Kebijakan yang diambil pemerintah?
d. Bagaimanakah implementasi (penerapan) ekonomi kerakyatan di Pandemi
Covid-19

C. Tujuan Penulisan
Penulisan Artikel ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Kerakyatan serta mengetahui lebih jauh mengenai :
a. permasalahan Covid-19
b. kebijakan pemerintah di tengah pandemi Covid-19
c. peran ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19

2
PEMBAHASAN
❖ PANDEMI COVID-19
Pada 11 Maret 2020 lalu, World Health Organization (WHO) sudah
mengumumkan status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau yang
juga disebut corona virus disease 2019 (Covid-19).

Dalam istilah kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang
menyerang banyak korban, serempak di berbagai negara. Sementara dalam kasus
Covid-19, badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit ini sebagai pandemi
karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit Covid-19.

Dengan ditetapkannya status global pandemic tersebut, WHO sekaligus


mengonfirmasi bahwa Covid-19 merupakan darurat internasional. Artinya, setiap
rumah sakit dan klinik di seluruh dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan diri
menangani pasien penyakit tersebut meskipun belum ada pasien yang terdeteksi.

❖ KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH COVID-19

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait Covid-19 di Istana


Bogor,Jawa Barat,Senin (16/03/2020).Presiden Joko Widodo meminta kepada
pemerintah daerah untuk berkomunikasi dengan pemerintah pusat seperti Satgas
Covid-19 dan kementerian dalam membuat kebijakan besar terkait penanganan
Covid-19,dan ditegasakna kebijakan Lockdown tidak boleh dilakukan pemerintah
daerah

Presiden Joko Widodo mengeluarkan sejumlah kebijkan untuk menangani


wabah Covid-19 yang saat ini sedang melanda Indonesia. Penyakit yang diakibatkan
oleh virus ini tidak hanya mendatangkan masalah di aspek kesehatan masyarakat,
namun juga geliat perekonomian mulai dari ranah mikro hingga makro.Untuk itu,
sejumlah kebijakan termasuk stimulus ekonomi dicetuskan oleh Pemerintah, dan
berikut ini rinciannya.

1. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, telah melakukan berbagai


langkah pencegahan masuknya COVID-19 ke wilayah Indonesia, yaitu:

• Menerbitkan surat edaran kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan


Kab/Kota, Rumah Sakit Rujukan, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), untuk meningkatkan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan masuknya
penyakit ini.
• 135 thermal scanner di seluruh bandar udara di Indnesia terutama yang
mempunyai penerbangan langsung dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

3
• Memberikan health alert card dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)
pada penumpang.
• sedikitnya 100 Rumah Sakit Rujukan yang sebelumnya dipakai pada kasus flu
burung dan menyiapkan 21 kapsul evakuasi (meja dorong isolasi pasien)
sebagai langkah pencegahan.

2. Kementerian Kesehatan membuka kontak layanan yang dapat diakses


masyarakat untuk mencari informasi perihal virus corona. Nomor layanan informasi
yang dapat dihubungi adalah 0215210411 dan +6281212123119.

3. Pada 2 Februari 2020, Pemerintah Indonesia mengumumkan:

• Penundaan seluruh penerbangan dari dan ke RRT yang berlaku mulai 5


Februari 2020 pukul 00.00 WIB.
• seluruh orang masuk dan transit ke Indonesia apabila selama 14 hari terakhir
berada di RRT.
• sementara bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara RRT.
• sementara impor live animal dari RRT.

4. Sebagai bentuk perlindungan, Pemri telah memulangkan WNI dari Provinsi


Hubei, RRT, pada 2 Februari 2020. Kepada para WNI tersebut telah diterapkan
langkah-langkah sebagai berikut:

• Memastikan ketersediaan dan akses terhadap logistic di Wuhan (sebelum


dilakukan evakuasi): karena adanya kebijakan karantina dari Pemerintah RRT,
KBRI Beijing telah mengirimkan bantuan dana kepada WNI yang sebagian
besar merupakan mahasiswa untuk keperluan membeli makanan dan logistic
di Wuhan.
• bantuan logistic dari Indonesia: BNPB melalui Kementerian Luar Negeri dan
KBRI Beijing telah mengirimkan 10.000 masker N-95 untuk WNI di RRT.
• penjemputan sukarela: 237 WNI dan 1 WNA yang berada di Provinsi Hubei
pada tanggal 1 – 2 Februari 2020.
• tanggal 2 Februari 2020, seluruh WNI bersama 5 tim aju dari KBRI Beijing
serta 42 anggota tim evakuasi menjalani observasi kesehatan 14 hari (masa
inkubasi virus) di Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad di Pulau Natuna.

5 Social Distancing merupakan salah satu langkah pencegahan dan pengendalian


infeksi virus Corona dengan menganjurkan orang sehat untuk membatasi kunjungan
ke tempat ramai dan kontak langsung dengan orang lain. Kini, istilah social distancing
sudah diganti dengan physical distancing oleh pemerintah.

Ketika menerapkan social distancing, seseorang tidak diperkenankan untuk berjabat


tangan serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat berinteraksi dengan orang lain,
terutama dengan orang yang sedang sakit atau berisiko tinggi menderita Covid-19.

4
• Bekerja dari rumah (work from home)
• Belajar di rumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa
• Menunda pertemuan atau acara yang dihadiri orang banyak, seperti
konferensi, seminar, dan rapat, atau melakukannya secara online lewat
konferensi video atau teleconference
• Tidak mengunjungi orang yang sedang sakit, melainkan cukup melalui
telepon atau video cal

6. Keringanan biaya listrik

Sebagai wujud bantuan kepada masyarakat, Pemerintah menggratiskan beban


listrik bagi konsumen PLN dengan daya 450 VA selama 3 bulan ke depan, yakni untuk
biaya April, Mei, dan Juni."Pelanggan akan digratiskan selama tiga bulan ke depan,
yaitu untuk bulan April, Mei, dan Juni 2020," kata Jokowi, Selasa (31/3/2020).

Sementara pengguna yang berlangganan daya sebesar 900 kwh subsidi akan
menerima diskon atau potongan harga sebesar 50 persen untuk jangka waktu yang
sama."Artinya, hanya membayar separuh untuk bulan April, Mei, dan Juni 2020,"
ujar Jokowi.

7. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB)

Meski sebelumnya sudah masyarakat sudah diimbau untuk melakukan


penjarakan sosial dan fisik, namun Presiden Jokowi merasa pemberlakuan imbauan
tersebut harus diperluas dan dipertegas.

Presiden meminta untuk dilakukan pembatasan sosial skala besar yang


didampingi dengan kebijakan darurat sipil."Saya minta kebijakan pembatasan sosial
berskala besar, physical distancing, dilakukan lebih tegas, lebih disiplin dan lebih
efektif lagi. Sehingga tadi sudah saya sampaikan, bahwa perlu didampingi adanya
kebijakan darurat sipil," kata Jokowi, Senin (30/3/2020).

Akan disiapkan payung hukum untuk aturan ini sehingga pemerintah daerah
dapat mengimplementasikan kebijakan yang sama di wilayahnya masing-masing.

8. Larangan mudik

Meski belum resmi dikeluarkan, saat ini Pemerintah tengah menggodok


peraturan menyoal kegiatan mudik lebaran 2020.

"PP-nya sedang dirumuskan, mungkin dua hari lagi tentang masalah mudik itu.
Tapi yang jelas, kami meminta masyarakat untuk tidak mudik sebab risikonya besar,"
ujar Ma'ruf dalam konferensi pers via video conference, Selasa (31/3/2020).

5
Kegiatan mudik memang dikhawatirkan dapat memperluas sebaran virus
corona yang menyebabkan Covid-19, ke daerah-daerah, sehingga wabah ini semakin
meluas dan sulit ditangani.

9. Keringanan kredit

Sejumlah kalangan seperti pengemudi ojek online, nelayan, dan sopir taksi,
dipastikan akan mendapat kelonggaran kredit kendaraan bermotor selama 1 tahun,
terhitung mulai 1 April 2020 ini.

"Tukang ojek, sopir taksi, serta nelayan yang sedang memiliki kredit motor atau
mobil, saya sampaikan kepada mereka tidak perlu khawatir karena pembayaran
bunga atau angsuran diberikan kelonggaran selama satu tahun," kata Jokowi.Tak
hanya itu, Pemerintah juga akan memberikan keringanan bagi pengusaha sektor
kecil dan menengah yang melakukan kredit di bawah Rp 10 miliar.Mereka akan
diberi penundaan cicilan selama 1 tahun dan penurunan bunga.

10. Gelontorkan anggaran Rp 405,1 T

Untuk memenuhi sejumlah kebutuhan di tengah wabah Covid-19, Pemerintah


Pusat gelontorkan anggaran sebanyak Rp 405,1 triliun melalui Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) 2020.Kebijakan ini sudah ditetapkan melalui Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) tentang Stabilitas Perekonomian di
masa Pandemi Covid-19.

Anggaran bidang kesehatan akan diprioritaskan untuk perlindungan tenaga


kesehatan terutama pembelian APD, pembelian alat-alat kesehatan seperti test kit,
reagen, ventilator dan lain-lain."Dan upgrade rumah sakit rujukan termasuk wisma
atlet, insentif dokter, perawat dan tenaga rumah sakit serta santunan kematian
tenaga medis serta penanganan permasalah kesehatan lainnya," kata Jokowi, Selasa
(31/3/2020).

Setidaknya, Rp 75 triliun akan diarahkan untuk belanja di sektor kesehatan, Rp


70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat, dan Rp 110
trilliun akan dialokasikan untuk perlindungan sosial.Lainnya akan digunakan untuk
pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional dan cadangan.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sriprahastuti menyebutkan
bahwa tidak menutup kemungkinan kebijakan Presiden Joko Widodo terkait upaya
pemutusan rantai Covid-19 akan berubah.

Segala keputusan itu mungkin terjadi, perubahan keputusan mungkin diambil,


tergantung dari apa yang terjadi dan evaluasi,"

6
❖ TANTANGAN DARI KEBIJAKAN YANG DI AMBIL PEMERINTAH

Tantangan menghadapi pandemi Covid-19 tak mudah. Perlu kerja sama


berbagai bidang untuk mendesain normal baru di tengah pandemi yang belum
berakhir.

Semua negara, termasuk Indonesia, sedang menghadapi tantangan sulit dalam


menangani pandemi Covid-19. Kolaborasi pemangku kepentingan di berbagai bidang,
seperti kesehatan, ekonomi, dan teknologi, diperlukan untuk menghadapi pandemi
itu. Semua negara mengalami tantangan tidak mudah untuk menangani Covid-19 ini.
Penyebarannya luas, sangat ganas, bisa menekan sampai pada sistem kesehatan
yang luar biasa, dan menimbulkan korban manusia.

Penyebaran virus korona yang kini menjadi pandemi global tak hanya berisiko
terhadap kesehatan masyarakat dunia, tapi juga berimplikasi bagi perekonomian
globa.Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya akan berada di kisaran 1,5
persen dari sebelumnya sebesar kurang lebih 3 persen. Demikian halnya dengan
Indonesia yang juga diprediksi akan mengalami penurunan oleh karena pandemi
global ini.

"Tantangan ini harus kita hadapi dan harus kita jawab!" kata Presiden dalam
arahannya saat menggelar rapat terbatas melalui telekonferensi dari Istana Merdeka,
Jakarta, pada Jumat, 20 Maret 2020.

Pemerintah telah mengajukan perubahan APBN 2020 kepada Dewan Perwakilan


Rakyat (DPR) di tengah pandemi Covid-19. Pendapatan negara dipatok turun jadi
Rp1.760,9 triliun, sedangkan belanja negara naik menjadi Rp2.613,8 triliun.

Badan Anggaran DPR (Banggar DPR) mencatat, dengan berubahnya desain


APBN 2020, maka tantangan yang dihadapi pemerintah dan otoritas keuangan akan
semakin berat.Contohnya saja, pemerintah harus bisa memenuhi kebutuhan
pembiayaan dengan mengandalkan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp654,5
triliun. Hal ini menjadi langkah pilihan karena ruang fiskal pemerintah minim.

"Tidak banyak yang bisa dikerjakan pemerintah dalam 'utak atik' APBN. Selain
banyak belanja yang sifatnya mandatory karena perintah UUD 1945 dan undang
undang, seperti anggaran pendidikan 20 persen, anggaran kesehatan 5 persen, dan
dana desa 10 persen, juga masih terdapat belanja rutin yang utak atiknya tidak
longgar," kata Ketua Banggar DPR, MH Said Abdullah melalui keterangan resmi,
Senin (11/5).

Tantangan lainnya ialah minat investor di tengah pandemi Corona yang menjadi
tumpuan bagi penjualan SBN. Di saat harapan akan minat investor tinggi,

7
kenyataannya hingga 3 April tercatat investor non residen melepas SBN senilai
Rp135,1 triliun.

Tantangan pertama di bidang kesehatan, terutama dalam upaya pengendalian


Covid-19. Yang kedua, social safety net, atau bantuan sosial. Yang ketiga, yang
berkaitan dengan insentif ekonomi bagi pelaku usaha dan UMKM sehingga mereka
bisa tetap berproduksi dan terhindar dari terjadinya PHK," kata Presiden.

Adapun belanja anggaran berupa perjalanan dinas, belanja rapat, dan


pembelian barang-barang yang tidak prioritas dimintanya ditangguhkan terlebih
dahulu. Instruksi tersebut berlaku untuk seluruh kementerian, lembaga, hingga
pemerintah daerah.

"Daya beli masyarakat betul-betul harus menjadi perhatian kita terutama rakyat
kecil. Arahkan anggaran itu ke sana," kata Presiden.

Terkait dengan kebijakan bantuan sosial pemerintah, Presiden Joko Widodo


menekankan kepada jajarannya agar kelanjutan dan pelaksanaan program-program
seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu
Indonesia Pintar (KIP), Kartu Sembako, dan Beras Sejahtera (Rastra) dapat dilakukan
sedini mungkin.

Hal yang sama juga berlaku bagi program rutin Dana Desa yang juga diarahkan
untuk hal-hal yang berkaitan dengan padat karya tunai dan membantu penanganan
Covid-19 di tingkat desa.

"Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa program padat karya tunai di semua
kementerian dan lembaga harus diperbanyak. Satu-dua kementerian sudah mulai,
tapi menurut saya perlu diperbanyak di semua kementerian lagi," kata Presiden.
(Humas Kemensetneg)

Tantangan lainnya adalah kecukupan modal bagi Bank Indonesia. Saat ini, Bank
Indonesia ditugaskan menjadi lender last resort untuk pembelian SBN, pinjaman dan
likuiditas jangka pendek kepada perbankan dan membeli repo surat berharga yang
dimiliki oleh LPS, sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

"Akibatnya, Bank Indonesia harus mampu memenuhi kecukupan modal, namun


tidak serta merta bisa menggunakan cadangan devisa semuanya untuk memenuhi
hal ini," tutup Said.

❖ IMPLEMENTASI ATAU PERAN EKONOMI KERAKYATAN DI TANGAH PANDEMI


COVID-19

Sejak kemunculannya di awal Maret hingga saat ini, Indonesia masih berperang
melawan musuh yang tak kasatmata yaitu COVID-19. Hampir seluruh wilayah di

8
negara ini telah terdampak. Imbasnya tidak hanya pada kesehatan masyarakat
namun juga berimbas pada kesejahteraan ekonomi negara hingga ekonomi
masyarakat.

Segala upaya untuk mencegah penyebaran virus telah dilakukan secara masif
oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun inisiatif dari pemerintah daerah
untuk mengamankan wilayah pemerintahannya. Upaya yang ditempuh adalah
dengan menerapkan pembatasan sosial (social distancing) ataupun physical
distancing. Meski berdampak baik namun upaya ini belum menunjukkan langka
pencegahan virus secara sempurna. Langkah terbesar yang kini mulai diberlakukan
oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kategori zona merah pandemi untuk
mencegah penyebaran virus adalah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB). Langkah ini dinilai akan mencegah penyebaran virus dalam skala besar.

Tentu pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam penangan pandemi ini. Oleh
karena itu, gotong-royong mesti diberlakukan dalam penyelesaian kasus COVID-19
ini.Mari kita lihat kembali nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Dalam perpektif
Ketamansiswaan, ekonomi kerakyatan merupakan sistem ekonomi yang disusun
sebagai usaha bersama dengan dijiwai oleh nilai-nilai kekeluargaan. Dalam ekonomi
kerakyatan, sumber daya yang potensial dikelola atas dasar kemandirian, dan
digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Distribusi hasil produksi
mengutamakan pemerataan kepada rakyat sebagai pendorong terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di tengah pandemi, dampak-dampak yang berimbas kepada sektor ekonomi


baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan nilai-nilai
ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas atau gotong-
royong. Saya jadi teringat ucapan Dr. Francis Wahono, direktur Cindelaras Institute
for Rural Empowerment and global Studies (CIREGS). Ia mengatakan gotong royong
merupakan kearifan lokal bangsa indonesia yang menjadi penyelamat utama para
survivor gempa ketika gempa di Yogyakarta tempo dulu. Lalu bagaimana korelasi
kolektivitas kita dalam melawan pandemi covid-19?

Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa
benahi ketika saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang
baik antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan
pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang
terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu
sendiri.

Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran


kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal ini
akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di

9
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih terbilang
mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat misalnya usaha
kuliner atau jenis usaha mikro lainnya.

Perusahaan-perusahaan terkait yang melakukan PHK seharusnya tetap


memberikan perhatian kepada karyawan yang menjadi korban PHK, bukan dengan
membiarkannya begitu saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi perhatian bagi
pemerintah. Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada perusahaan terkait dan
merencanakan alternatif baru untuk menampung karyawan-karyawan yang di PHK
setelah kondisi perekonomian telah membaik.

Biar bagaimanapun, kasus pengangguran sama bahayanya untuk kesejahteraan


rakyat. Inilah yang kemudian disebut sebagai penerapan nilai-nilai ekonomi
kerakyatan dalam asas kekeluargaan yang meliputi nilai kasih sayang, nilai
menghormati dan menghargai, nilai tolong menolong dan gotong royong, nilai
demokrasi serta nilai kesatuan persatuan yaitu bersatunya pemimpin dengan yang
dipimpin.

10
KESIMPULAN

Pandemi Covid-19 atau yang juga disebut Corona virus disease 2019 (Covid-
19),merupakan momok menakutkan bagi masyarakat dunia,salah satunya
masyarakat Indonesia, dimana jumlah kasus positif virus Corona di Indonesia terus
meningkat dari hari ke hari,dan vaksin anti-virus Covid-19 belum di temukan.

Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 perlu kerjasama


dari masyarakat untuk bersama memerangi Covid-19,Tentu pemerintah tidak dapat
bekerja sendiri dalam penangan pandemi ini. Oleh karena itu, gotong-royong mesti
diberlakukan dalam penyelesaian kasus COVID-19 ini.

DAFTAR PUSTAKA

o https://kemlu.go.id
o Liputan6.com (mdk/idr)
o https://m.liputan6.com/bisnis/read/4235729/kilas-balik-kebijakan-
pemerintah-tangani-pandemi-covid-
19?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink
o https://covid19.kemkes.go.id/
o https://amp-kompas
com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/nasional/read/2020/03/26/0
7412441/9-kebijakan-ekonomi-jokowi-di-tengah-pandemi-covid-19-
penangguhan

11

Anda mungkin juga menyukai