Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL DALAM

MENCEGAH KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADALARANG

Octaviani Wiwik*, Susanti Niman**, Yuanita Ani Susilowati***

*STIKes Santo Borromeus


Jl. Parahyangan Kav.8 Blok B No.1 Kota Baru Parahyangan, Kec. Padalarang
Kab. Bandung Barat Jawa Barat 40558
 yuanitaani@yahoo.co.id, oct_wiwic@ymail.com

ABSTRAK

Studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di Puskesmas Padalarang pada bulan Desember 2015 terdapat 15 ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya 7 orang diantaranya mengaku mengalami mual muntah yang
berlebihan (hyperemesis gravidarum). hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah berlebihan lebih
dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat sehingga mengganggu kesehatan paling sering di jumpai pada
kehamilan trimester I. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan
sikap ibu hamil dalam mencegah kejadian hiperemesis gravidarum di wilayah kerja puskesmas Padalarang.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, desain penelitian deskriptif korelasi melalui pendekatan cross-
sectional, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester 1 di wilayah Kerja
Puskesmas Padalarang yang berjumlah 104 orang dengan menggunakan sampling jenuh, peneliti menggunakan
instrumen kuesioner Penelitian ini dilakukan pada 24 Desember 2015 sampai 17 Januari 2016. Hasil penelitian
menunjukan uji chisquare diperoleh hasil P value = 0,049 < α (0.05) sehingga ada hubungan antara pengetahuan
dengan sikap ibu hamil dalam mencegah kejadian hyperemesis gravidarum di wilayah kerja Puskesmas
Padalarang. Saran bagi Puskesmas Padalarang agar dapat menambah pengetahuan dan pendidikan kesehatan
tentang
hiperemesis gravidarum karena masih ada sebagian kecil ibu hamil (29,8%) atau 31 orang yang mengalami
hiperemesis gravidarum.

Kata Kunci : Hiperemesis gravidarum, Pengetahuan, Sikap

PENDAHULUAN survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI)


Menurut data World Health Organitation tahun 2010, AKI di Indonesia tergolong masih
(WHO) angka kematian ibu (AKI) di tahun 2011, cukup tinggi yaitu mencapai 200 per 100.000
81% diakibatkan karena komplikasi selama kelahiran hidup. Target yang akan dicapai tahun
kehamilan, persalinan dan nifas sebagian besar dari 2015 adalah 102 orang per tahun untuk
kematian ibu di sebabkan karena perdarahan, mewujudkan hal ini Departemen kesehatan
infeksi dan pre eklamsi. Setiap tahun sekitar 160 (Depkes) mengembangkan program Making
juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian Pregnancy Safer (MPS) dengan Program
besar kehamilan ini berlangsung dengan aman, perencanaan, persalinan dan pencegahan
namun sekitar 15% menderita komplikasi berat komplikasi (P4K) (Depkes 2010).
dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang Menurut data bidang pelayanan kesehatan
mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini dinas kesehatan provinsi Jawa Barat pada tahun
mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta 2012 terutama di kabupaten Bandung Barat jumlah
ibu setiap tahun dari jumlah ini diperkirakan 90% ibu hamil sebanyak 34.361 orang, jumlah ibu hamil
terjadi di Asia dan Afrika subsahara, 10% di negara dengan risiko tinggi komplikasi sebanyak 6.872
berkembang lainnya dan kurang dari 1% di negara- orang, jumlah ibu hamil dengan risiko tinggi
negara maju (Prawirohardjo S, 2009). komplikasi ditangani sebanyak 5.312 orang atau
Angka kematian dan kesakitan pada 77,3 % (Dinkes Jawa Barat, 2012). Data dinas
wanita hamil menjadi masalah besar di negara kesehatan Bandung Barat terutama di kecamatan
berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan 15% Padalarang jumlah ibu hamil kunjungan pertama
kehamilan dapat mengalami keadaan risiko tinggi sebanyak 3.606 orang, jumlah ibu yang mengalami
dan komplikasi obstetric yang dapat anemia sebanyak 19 orang, jumlah ibu yang
membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya mengalami kekurangan energi kronik (KEK)
apabila tidak ditangani dengan benar. Menurut sebanyak 63 orang sedangkan jumlah ibu yang

9
mengalami risiko tinggi kehamilan sebanyak 222 tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksi
orang (Dinkes Bandung Barat, 2013). butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan asupan
Kehamilan merupakan suatu proses makanan dan kehilangan cairan karena muntah
fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan
maupun lingkungannya dengan adanya kehamilan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
maka seluruh system genitalia wanita mengalami klorida dalam darah maupun urine turun, selain itu
perubahan yang mendasar untuk mendukung dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang.
selama proses kehamilan berlangsung dan juga Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
merupakan peristiwa yang sangat di tunggu bagi bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat
wanita yang telah menikah, saat seseorang wanita frekuensi muntah bertambah banyak sehingga
tidak lagi mendapatkan haid dan kemudian etelah dapat merusak hati (Runiari, 2010).
diperiksa urinenya dengan hasil positif maka bisa Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang
di pastikan wanita tersebut hamil, wanita tersebut mengakibatkan penurunan berat badan yang terjadi
akan merasa senang begitu pula dengan bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit.
keluarganya (Hutahaean, 2009). Percernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi
Salah satu perubahan fisiologis yang lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh
terjadi pada masa kehamilan terjadi perubahan pada membakar lemak untuk mempertahankan panas
system pencernaan, selama masa hamil nafsu dalam tubuh, jika tidak ada karbohidrat maka
makan berkurang, sekresi usus berkurang, fungsi lemak digunakan untuk menghasilkan energi
hati berubah dan absrobsi nutrisi meningkat. akibatnya beberapa hasil pembakaran dari
Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun, akibatnya metabolisme lemak terdapat dalam darah dan urine
bising usus berkurang sehingga terjadi stagnasi isi (terdapat atau kelebihan keton dalamurine)
lumen usus disampaikan ke cortek serebri (Runiari, 2010).
kemudian dipersepsikan sebagai rasa penuh di Salah satu komplikasi akibat kehamilan
perut sehingga berdampak pada rasa mual dan adalah hyperemesis gravidarum yang merupakan
muntah serta tidak nafsu makan umum terjadi, pada mual dan muntah yang berlebihan sehingga
trimester 1 sering terjadi penurunan nafsu makan pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum
akibat nausea (mual) dan atau vomitus (muntah) menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan
yang merupakan akibat perubahan saluran cerna gangguan yang paling sering di jumpai pada
dan peningkatan kadar progesteron, estrogen dan kehamilan trimester 1, sekitar 60-80%
human chorionic gonadotropin (hCG) dapat primigravida dan 40-60% multigravida ini
menjadi faktor pencetus mual dan muntah. mengalami mual dan muntah namun gejala ini
Peningkatan hormone progesteron menyebabkan menjadi lebih berat hanya pada 1 dari 1.000
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami kehamilan (Mansjor, 2005). Rasa mual dan muntah
relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan cenderung lebih parah terjadi pada kehamilan
pengosongan lambung melambat. Refluks pertama secara emosi ibu yang baru pertama kali
esofagus, penurunan motilitas lambung dan hamil cenderung lebih peka terhadap kecemasan
penurunan sekresi asam hidroklorid juga dan ketakutanyang akhirnya mengganggu lambung,
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah primigravida beresiko mengalami mual dan muntah
hal ini diperberat dengan adanya penyebab lain sebanyak 53,5% pada multigravida 36,4% dan
berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, grande multipara 11,1% (Manuaba, 2005).
lingkungan dan sosiokultural (Hutahaean, 2009, Penyebab hyperemesis gravidarum belum
Runiari, 2010). di ketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa
Hiperemesis gravidarum yang merupakan penyakit ini disebabkan oleh faktor toksis, kelainan
komplikasi pada ibu hamil muda bila terjadi terus biokimia, perubahanperubahan anatomik yang
menerus dapat menyebabkan dehidrasi, terjadi pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf
ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis di sebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat
hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk dan minum, beberapa faktor predisposisi dan faktor
keperluan energi. Oksidasi lemak yang tidak lain yang telah ditemukan adalah sering terjadinya
sempurna menyebabkan ketosis dengan pada primigravida, masuknya vili khorialis dalam

10
sirkulasi maternal dan perubahan metabolisme oleh ibu-ibu hamil tersebut adalah dengan minum
akibat hamil serta resistensi yang menurun dan air putih, menghindari makanan yang berbau amis
pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor dan menghentikan aktivitas yang dikerjakannya
organik alergi, faktor psikologik, faktor adaptasi gejala mual dan muntah berlebihan tersebut sedikit
dan hormonal (Rukiyah, 2010). berkurang, namun jika sudah mengganggu aktivitas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Esti bahkan sampai
Hitatami pada tahun 2011 tentang gambaran tidak bisa beraktivitas karena lemah, disertai
pengetahuan ibu hamil trimester 1 tentang pusing, mereka datang ke klinik bidan atau
hyperemesis gravidarum di poliklinik kandungan Puskesmas memeriksakan kondisinya dan mereka
Rumah Sakit Immanuel Bandung menunjukan akan di beri obat antimuntah, setelah obat
bahwa 80,39 % ibu memiliki pengetahuan yang antimuntah tersebut habis dan kejadian mual
baik tentang komplikasi hyperemesis gravidarum muntah berlebihan tersebut terulang kembali,
(Esti, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Desti mereka akan kembali memeriksakan kondisinya
Yulanda pada tahun 2014 tentang hubungan antara dan akan di beri obat antimuntah. Ibu hamil
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya tersebut mengatakan tidak mengerti bagaimana
kehamilan dengan sikap deteksi dini komplikasi cara mencegah kejadian mual muntah berlebihan
kehamilan di Puskesmas Kartasurya didapatkan dirumah selain datang ke klinik dan meminum obat
70% ibu hamil memiliki pengetahuan cukup dalam antimuntah yang diberikan oleh bidan, pada saat
deteksi dini komplikasi kehamilan (Desti, 2014). melakukan studi pendahuluan peneliti melihat
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’ dan ini sebanyak 20 orang ibu hamil memeriksakan
terjadi setelah orang melakukan pengindraan kehamilan tanpa di dampingi suaminya. Data
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi tersebut menunjukan pentingnya penanggulangan
melalui panca indra manusia yakni indra dini terjadinya hiperemesis gravidarum sehingga
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan ibu tidak mengalami dehidrasi, jika dibiarkan terus
raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh menerus akan mengakibatkan dampak terhadap
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau derajat kesehatan ibu dan tingkat kematian ibu.
kognitif merupakan domain yang sangat penting Berdasarkan latar belakang diatas maka melakukan
dalam membentuk tindakan seseorang (overt penelitian tentang “Hubungan
behavior) (Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil dalam
Sikap adalah pandangan-pandangan atau Mencegah Kejadian hiperemesis gravidarum di
perasaan yang disertai kecenderungan untuk Wilayah Kerja Puskesmas Padalarang ”.
bertindak sesuai sikap obyek. Faktor-faktor yang Berdasarkan latar belakang di atas peneliti
dapat mempengaruhi sikap adalah pengalaman merumuskan masalah sebagai berikut apakah ada
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil
penting, pengaruh kebudayaan, media massa, dalam mencegah kejadian hiperemesis gravidarum
lembaga pendidikan dan lembaga agama serta di wilayah kerja Puskesmas Padalarang.
faktor emosi (Wawan & Dewi, 2011).
Data resgistrasi di Puskesmas Padalarang METODE PENELITIAN
angka kejadian ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum pada Januari sampai November tahun Metode penelitian ini menggunakan
2015 terdapat 42 orang ibu hamil. metode penelitian kuantitatif, desain penelitian
Studi pendahuluan yang di lakukan deskriptif korelasi melalui pendekatan cross-
peneliti di Puskesmas Padalarang pada bulan sectional yang bertujuan menggambarkan
Desember 2015 terdapat 15 ibu hamil yang hubungan pengetahuan dengan sikap ibu hamil
memeriksakan kehamilannya 7 orang diantaranya dalam mencegah kejadiaan hiperemesis gravidarum
mengaku mengalami mual muntah yang berlebihan di wilayah kerja Puskesmas Padalarang.
(hyperemesis gravidarum). Tujuh orang ibu hamil Populasi dan sampel dalam penelitian ini
tersebut terdiri dari 4 orang ibu yang pertama kali adalah semua ibu hamil trimester 1 di wilayah
hamil, 2 orang ibu dengan hamil anak kedua dan 1 Kerja Puskesmas Padalarang yang berjumlah 104
orang ibu hamil anak ketiga. Setelah dilakukan orang dengan menggunakan sampling jenuh
wawancara terhadap 7 orang ibu hamil tersebut peneliti menggunakan instrumen kuesioner.
mengenai mual muntah berlebihan yang dilakukan

11
WAKTU PENELITIAN d. Paritas
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24
Desember 2015 sampai 17 Januari 2016.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBEHASAN


1. Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Padalarang yaitu: Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa
a. Desa Laksana Mekar sebagian besar ibu hamil (72,1%) adalah
b. Desa Kertajaya Multigravida.
c. Desa Cipeundeuy
d. Desa Kertamulya e. Kejadian hyperemesis Gravidarum

2. Karakteristik Responden
a. Pendidikan

Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa


sebagian besar ibu hamil (70,2%) adalah
tidak megalami hyperemesis
Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa gravidarum.
sebagian ibu hamil (49,0%)
pendidikannya adalah Sekolah Hasil Analisis Univariat
Menengah Atas (SMA). a. Pengetahuan ibu hamil dalam mencegah
kejadian hyperemesis gravidarum di
b. Pekerjaan wilayah kerja Puskesmas Padalarang
Pengetahuan dalam penelitian ini
adalah segala sesuatu yang diketahui,
dipahami dan diaplikasikan oleh ibu
hamil trimester I primigravida dan
multigravida dalam mencegah kejadian
hiperemesis gravidarum.Pengetahuan
merupakan hasil ‘tahu’ dan ini terjadi
Table diatas menunjukkan hasil bahwa
setelah orang melakukan penginderaan
hampir seluruh ibu hamil (85,6%)
terhadap suatu objek tertentu
pekerjaannya adalah ibu rumah tangga.
Notoatmodjo, 2011). Pengetahuan di
pengeruh oleh faktor internal yaitu
c. Umur
pendidikan, pekerjaan, umur dan faktor
Tabel diatas menunjukkan hasil bahwa
eksternal faktor lingkungan dan sosial
hampir seluruh ibu hamil (80,8%)
budaya (Wawan, 2010).
usianya adalah resiko rendah (20-35
Pengetahuan mengenai
tahun).
kehamilan dapat diperoleh melalui
penyuluhan tentang kehamilan seperti
perubahan yang berkaitan dengan
kehamilan, pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim,
perawatan diri selama kehamilan serta
tanda bahaya yang perlu diwaspadai
dengan pengetahuan tersebut diharapkan
ibu akan termotivasi untuk menjaga
dirinya dan kehamilannya dengan

12
manaati nasehat yang diberikan oleh wanita hamil dan melahirkan pada usia
pelaksana pemeriksaan kehamilan, dibawah 20 tahun ternyata 5 kali lebih
sehingga ibu dapat melewati masa tinggi daripada kematian maternal di atas
kehamilan dengan baik dan mendapatkan usia 35 tahun (Hanifa, 2008).
bayi yang sehat (Kusmiyati, 2008) Hasil penelitian menunjukkan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hampir seluruh ibu hamil (80,8%)
sebagian besar ibu hamil (64,4%) usianya adalah resiko rendah (20-35
memiliki pengetahuan yang baik dalam tahun) dan sebagian kecil ibu hamil
mencegah kejadian hiperemesis (19,2%) usianya adalah beresiko tinggi.
gravidarum. Dewi dan Wawan (2010) Hasil data tersebut menunjukan bahwa
menyampaikan faktor-faktor yang hampir seluruh ibu hamil dari segi umur
mempengaruhi pengetahuan dibagi dianggap siap secara fisiologi maupun
menjadi dua yaitu faktor internal dan psikologi untuk menghadapi kehamilan
faktor eksternal. Faktor internal seperti dan persalinan hal ini diperkuat oleh hasil
pendidikan, pekerjaan dan usia. Faktor penelitian Mursyida (2012) bahwa ada
eksternal seperti faktor lingkungan dan hubungan antara umur dengan kejadian
social budaya. Hasil penelitian ini hiperemesis gravidarum.
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
sebagian ibu hamil (49,0 %) b. Sikap ibu hamil dalam mencegah
pendidikannya adalah Sekolah Menengah kejadian hiperemesis gravidarum di
Atas (SMA), sebagian kecil ibu hamil wilayah kerja Puskesmas Padalarang
(30,8%) berpendidikan SMP, sangat
sedikit ibu hamil (17,3%) berpendidikan
SD, sangat sedikit ibu hamil (2,9%)
berpendidikan perguruan tinggi.
Pendidikan dapat mempengaruhi
seseorang termasuk juga perilaku
seseorang akan pola hidup pada Notoatmodjo (2011)
umumnya makin tinggi pendidikan mengungkapkan sikap merupakan reaksi
seseorang makin mudah menerima atau respon seseorang yang masih
informasi, Hal tersebut menunjukkan tertutup terhadap suatu stimulus atau
hasil bahwa sebagian besar ibu hamil objek. Berdasarkan hasil penelitian
(70,2%) tidak megalami hyperemesis diperoleh hasil bahwa sebagian ibu
gravidarum. Selain pendidikan umur juga hamil (54,8%) yaitu 57 orang ibu hamil
menjadi salah satu faktor yang memiliki sikap yang positif dalam
mempengaruhi pengetahuan, usia adalah mencegah kejadian hiperemesis
umur individu yang terhitung mulai saat gravidarum dan sebagian orang ibu
ia dilahirkan sampai berulang tahun, hamil (45,2%) yaitu 47 orang ibu hamil
semakin cukup umur tingkat kematangan memiliki sikap yang negatif dalam
dan kekuatan seseorang akan lebih mencegah kejadian hiperemesis
matang dalam berfikir dan bekerja gravidarum. Wawan (2011)
(Notoatmodjo, 2011). Dunia Obstetri dan menyampaikan faktor-faktor yang
Ginekologi terdapat batasan usia yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman
dianjurkan untuk seorang wanita hamil pribadi, pengaruh orang lain yang
dan bersalin yaitu usia 20 sampai 35 dianggap penting, pengaruh budaya,
tahun, karena diusia ini seorang wanita media massa dan faktor emosional.
sudah dianggap siap secara fisiologi Pembentukan sikap ibu hamil di
maupun psikologi untuk menghadapi wilayah kerja Puskesmas Padalarang
kehamilan dan persalinan, serta masalah tidak lepas dari adanya faktor-faktor
kehamilan dan persalinan dapat dikurangi tersebut dalam hal ini kebanyakan sikap
2-3 kali daripada usia dibawah 20 tahun ibu hamil dipengaruhi dengan
diatas 35 tahun. Kematian maternal pada pengalaman pribadi dan media massa

13
sehingga memotivasi ibu hamil untuk mencegah kejadian hiperemesis
memiliki kecendrungan bersikap untuk gravidarum.
berperilaku positif dan mencegah
kejadian hyperemesis gravidarum. Hasil Hasil Analisis Bivariat
penelitian ini menunjukan pengalaman Hasil uji chi-square diperoleh hasil P
pribadi ibu hamil dari paritas value = 0,049 (α < 0,05) sehingga ada
menunjukkan hasil bahwa sebagian hubungan antara pengetahuan dengan sikap
besar ibu hamil (72,1%) yaitu 75 orang ibu hamil dalam mencegah kejadian
merupakan multigravida dan sebagian hiperemesis gravidarum di wilayah kerja
kecil ibu hamil (27,9%) yaitu 29 orang Puskesmas Padalarang. Informasi yang
ibu hamil primigravida, hal tersebut berkaitan dengan hiperemesis gravidarum
menunjukan bahwa paritas pada ibu sudah diberikan oleh tenaga kesehatan, baik
multigravida lebih berpeluang kecil melalui media cetak maupun berkonsultasi
mengalami hiperemesis gravidarum langsung. Informasi yang diterima oleh ibu
karena pada ibu multigravida sudah hamil merupakan stimulus bagi ibu hamil
mampu beradaptasi dengan hormone dan untuk terjadinya perilaku.
riwayat kehamilan sebelumnya juga Informasi yang adekuat menjadikan ibu
dapat mempengaruhi kehamilan yang hamil lebih waspada terhadap komplikasi
sekarang serta pengalaman dari hiperemesis gravidarum sekaligus menjadi
kehamilan sebelumnya dalam acuan dalam menentukan sikap, terbentuknya
menghadapi mual muntah berlebihan hal sikap seseorang sangatlah ditentukan oleh
tersebut diperkuat oleh penelitian yang pengetahuan atau informasi yang diterima,
dilakukan oleh Risma (2013) bahwa ada untuk mengetahui bahwa informasi tersebut
hubungan antara paritas dengan kejadian dapat dipahami oleh ibu hamil dapat
hyperemesis gravidarum. Ibu hamil di dilakukan dengan cara mengukur pengetahuan
wilayah kerja puskesmas padalarang apakah ibu hamil tersebut sudah paham
juga mengungkapkan mengetahui dengan cara mencegah kejadian hiperemesis
informasi tentang tanda bahaya selama gravidarum Notoadmodjo (2011) menjelaskan
kehamilan paling banyak diketahui dari bahwa pengukuran pengetahuan dapat
konsultasi dengan bidan saat mengikuti dilakukan dengan wawacara atau kuesioner
posyandu dan pada saat memeriksakan yang menanyakan tentang isi materi yang
kehamilan di puskesmas. Hasil diskusi akan diukur dari subyek penelitian atau
saat pengumpulan data, 35 orang ibu responden, kedalaman pengetahuan yang kita
hamil mengungkapkan bahwa bidan ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
memberitahu mereka cara mencegah tingkatan, demikian juga dengan sikap
kejadian hiperemesis gravidarum dengan menurut Notoadmodjo dalam Wawan (2010)
makan sedikit tapi sering, serta banyak pengukuran sikap dapat dilakukan langsung
minum air putih, menghindari stress, atau tidak langsung. Secara langsung dapat
menghindari makanan yang dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
merangsang mual dan muntah berlebihan pernyataan responden terhadap suatu objek
seperti makanan bersantan, asam, pedas secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
dan kopi. Ibu hamil tersebut mengatakan menggunakan pernyataan-pernyataan
mengikuti saran bidan dan rutin kemudian ditanyakan pendapat responden
memeriksakan kehamilan saat mengikuti melalui kuesioner.
posyandu atau datang ke puskesmas Hasil pengukuran pengetahuan dan sikap
padalarang, namun ada juga ibu hamil yang dilakukan peneliti menunjukan sebagian
yang tidak teratur memeriksakan besar ibu hamil (62,7%) atau sebanyak 42
kehamilannya dipelayanan kesehatan hal orang memiliki pengetahuan baik dengan
ini di tunjukan masih ada sebagian ibu sikap yang positif, sebagian kecil ibu hamil
hamil (45,2%) yaitu 47 orang ibu hamil (37,3%) atau sebanyak 25 orang ibu hamil
memiliki sikap yang negative dalam memiliki pengetahuan baik dengan sikap yang
negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan

14
bahwa tingkat pendidikan sebagian ibu hamil Dukungan merupakan salah satu faktor
(49,0 %) pendidikannya adalah Sekolah penguat (reinforcing factor) yang dapat
Menengah Atas (SMA), sebagian kecil ibu mempengaruhi seseorang dalam berperilaku
hamil (30,8%) berpendidikan SMP, sangat (Green dalam Notoatmodjo, 2010), hasil
sedikit ibu hamil (17,3%) berpendidikan SD, penelitian menunjukan masih ada sebagian
sangat sedikit ibu hamil (2,9%) berpendidikan kecil ibu hamil (37,3%) atau sebanyak 25
perguruan tinggi. Pendidikan dapat orang ibu hamil memiliki pengetahuan baik
mempengaruhi seseorang termasuk juga dengan sikap yang negatif dalam mencegah
perilaku seseorang akan pola hidup pada kejadian hiperemesis gravidarum.
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi hal SIMPULAN DAN SARAN
tersebut menunjukan hasil bahwa sebagian 1. Simpulan
besar ibu hamil (70,2%) yaitu 73 orang tidak a. Hasil penelitian ini menunjukan
mengalami hiperemesis gravidarum. sebagian besar ibu hamil (64,4%)
Hal tersebut di dukung oleh penelitian memiliki pengetahuan yang baik
Hartaty (2012) tentang faktor-faktor yang dalam mencegah kejadian
berhubungan dengan kejadian hiperemesis hiperemesis gravidarum.
gravidarum di Puskesmas Makale kab. Tana b. Hasil penelitian ini menunjukan
Toraja didapatkan bahwa ada hubungan antara sebagian ibu hamil (54,8%)
pengetahuan dengan kejadian hiperemesis memiliki sikap yang positif dalam
gravidarum didapatkan hasil P value = 0,006, mencegah kejadian hyperemesis
dengan demikian pengetahuan sangat gravidarum.
berpengaruh terhadap pencegahan maupun c. Ada hubungan antara pengetahuan
kejadian hyperemesis gravidarum, menurut dengan sikap ibu hamil dalam
penelitian Hartaty tersebut pengetahuan ibu mencegah kejadian hyperemesis
tentang kehamilan sangat berpengaruh gravidarum di wilayah kerja
terhadap kejadian hiperemesis gravidarum, Puskesmas Padalarang dengan uji
dengan demikian semakin baik pengetahuan chi-square diperoleh hasil P value
seseorang maka semakin baik pula cara = 0,049 dibandingkan dengan nilai
mengatasi permasalahan terkait hiperemesis koefisien alpha (α) < 0,05.
gravidarum demikian pula sebaliknya.
Peneliti melihat pada saat penelitian 2. Saran
sebagian ibu hamil atau sebanyak 45 orang a. Bagi Puskesmas Padalarang
ibu hamil memeriksakan kehamilannya di Penelitian ini dapat menjadi
Puskesmas Padalarang tidak di dampingi oleh masukan bagi Puskesmas
suaminya hal tersebut sesuai dengan teori Padalarang agar dapat menambah
bahwa dukungan suami adalah dukungan pengetahuan dan pendidikan
yang diberikan oleh suami pada istrinya yang kesehatan tentang hiperemesis
sedang hamil dalam hal ini dukungan tersebut gravidarum karena masih ada
bisa dalam bentuk verbal dan non verbal, sebagian kecil ibu hamil (29,8%)
saran, bantuan yang nyata berupa tingkah laku atau 31 orang ibu hamil yang
atau kehadiran yang dapat memberikan mengalami hyperemesis
keuntungan emosional dan mempengaruhi gravidarum.
tingkah laku istrinya yang dalam hal ini b. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti
adalah dukungan untuk melakukan ANC yang menyarankan kepada peneliti
merupakan salah satu cara untuk mencegah selanjutnya agar menjadikan
masalah saat kehamilan seperti hiperemesis penelitian ini sebagai data
gravidarum. Suami merupakan bagian dari pendukung dan acuan untuk
keluarga, maka dukungan suami sangat melakukan penelitian selanjutnya.
diperlukan dalam menentukan berbagai Peneliti selanjutnya dapat
kebijakan dalam keluarga. melakukan penelitian tentang
hubungan dukungan suami dalam

15
mencegah kejadian hiperemesis Hitatami Esti, (2011). Gambaran Pengetahuan Ibu
gravidarum. Hamil Tromester 1 Tentang Hiperemesis
Gravidarum Di Poliklinik Kandungan
DAFTAR PUSTAKA Rumah Sakit Immanuel Bandung
Arikunto, Prof .Dr. Suharsimi.(2013). Prosedur 2011.(https://www..akbidarrahmah.ac.i d.
penelitian: suatu pendekatan praktik. Diakses 23 Agustus 2015)
Jakarta:Rineka Cipta.
Hutahaean Serri. (2009). Asuhan Keperawatan
Budiman (2011). PenelitianKesehatan: Buku Dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta:
Pertama.Bandung. PT Refika Aditama. TIM

Depkes RI (2010). Rencana strategis Nasional Joseph. HK. (2011). Ginekologi & Obstetri
Making Pregnancy safer Di Indonesia 2010- (Obsgyn): Untuk Keperawatan dan
2015: Jakarta Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Dewan Organisasi Ilmu-ilmu Kedokteran Kusmiyati dkk, (2008).Perawatan Ibu Hamil.


Internasional (CIOMS) bekerjasama dengan Yogyakarta: Fitramaya.
Organisasi kesehatan Dunia (WHO).
(2005). Pedoman EtikInternasional untuk Kusuma Kelana.D. (2011). Metode Penelitian
Penelitian Biomedis yang Melibatkan Keperawatan. PanduanMelaksanakan dan
Subyek Manusia. Geneva: WHO Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta Timur
: Trans Info Media
Dhian. Dkk. (2013). Perbandingan Efektivitas
Pemberian Rebusan Jahe dan Daun Mint Mandriawati. (2008). Asuhan Kebidanan Ibu
TerhadapMual Muntah Pada Ibu Hamil. Jakarta:EGC
Hamil.(https://www..unri.ac.id%2Findex.ph
p%2FJOMPSIK%2Farticle.pdf. Diakses Mansjoer, A. Dkk. (2005). Kapita Selekta
pada 21 Nov 2015) Kedokteran. Jakarta:Media Aescluapius.

Dinkes Jawa Barat, (2012). Profil kesehatan Manuaba, dkk. (2010). Ilmu Kebidanan Kandungan
provinsi Jawa Barat tahun danKeluarga Berencana. Jakarta:EGC
2012.(https://www.depkes.go.id.Profil_Kes.
Prov.JawaBarat_2012.pdf.diakses 8 Notoatmodjo, Soekidjo (2010).Metodologi
Agustus 2015) Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Dinkes. (2009) WHO, http://www.Google.com.
Diakses pada 10 Agustus 2015 __________________ (2011). Kesehatan
Masyarakat : Ilmu &Seni. Jakarta: PT
Hanifa Wiknjosastro. Dkk. (2008).Ilmu Rineka Cipta.
Kandungan. Edisi Kedua. PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirahardjo: Jakarta Nugroho Taufan. (2011). Asuhan Keprawatan
Maternitas, Anak,Bedah, Penyakit
Hartaty (2012) tentang faktorfaktor yang Dalam.Yogyakarta: Nuha Media
berhubungan dengan kejadian Hiperemesis
gravidarum di Puskesmas Makale kab. Tana Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Toraja (https://www.google.co.id/.stikesn Bina Pustaka.
h.ac.\0nani%2520hasanuddinhartatyrud-25-
Risma.dkk.(2013). Hubungan Paritas Dan Status
1 diakses pada 8 Januari 2016)
Nutrisi Dengan Hiperemesis Gravidarum
Hidayat A. Aziz Alimul (2007).Riset Keperawatan PadaIbu Hamil Trimester I Di Rb
dan Teknik Penulisan Ilmiah. “Nh”Kuwaron Gubug Kabupaten
Jakarta:Salemba Medika. Purwodadi
(https://www.google.co.id/.unimus

16
.ac.id%2Ff iles%2Fdisk1% diakses pada 12 Setiadi. (2013). Konsep danPraktik Penulisan
Desember 2015) RisetKeperawatan. Edisi kedua. Graha Ilmu:
Yogyakarta
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. (2010). Asuhan
Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Sinclair, Constance (2009). Buku saku kebidanan.
Jakarta:Trans Info Media. Jakarta:EGC

Rukma. (2013). Pengaruh aromaterapi blended Sugiono, Prof. Dr. (2013). Metode Penelitian
peppermint dan ginger oil terhadap rasa kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
mualpada ibu hamil trimester satu Alfabeta.
dipuskesmas Rengel kabupaten
Tuban.(https://www._Rukma_Santi_stikes_n Wawan, A (2011). Teori dan Pengukuran
u_tuban.pdf&usg. Diaksespada 20 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
November 2015). Manusia.Yogyakarta: Nuha Media

Runiari Nengah. (2010). Asuhan Keperawatan Yulanda Desti, (2014). Hubungan Antara
Pada Klien Dengan Hiperemesis Pengetahuan Ibu HamilTentang Tanda
Gravidarum:Penerapan Konsep Dan Bahaya Kehamilan Dengan Sikap Deteksi
Teori.Jakarta: Salemba Medika Dini Komplikasi Kehamilan DiPuskesmas
Kartasura Tahun
Saswita. (2006). Efektifitas jahe dalam mengurangi 2014.(http://jurnal.akper17.ac.id/i ndex.php/
emesisgravidarum pada ibu hamiltrimerster JK17/article/view/15/18 diakses 28
I. Jurnal September 2015.)
NersIndonesia,(http://ejournal.unri.ac.id/ind
ex.php/JNI/article/download/634/627.
Diaksespada 21 Nov 2015).

17

Anda mungkin juga menyukai