Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki perkembangan
di bidang ekonomi, industri dan pariwisata yang sangat pesat, hal ini
mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan gedung-gedung yang berfungsi
sebagai hotel, resort ataupun gedung perkantoran guna menunjang aktivitas
perekonomian tersebut. Dengan jumlah lahan yang semakin terbatas di daerah
pariwisata dan tuntutan atas banyaknya ruangan dalam suatu bangunan,
pengembangan bangunan ke arah vertikal menjadi alternatif yang tepat untuk
mengantisipasi permasalahan ini. Menurut Perda Tata Ruang kota Denpasar No.
10 Tahun 1999 Pasal 2 membatasi ketinggian bangunan maksimal 15 meter
diukur tegak lurus dari rata-rata permukaan tanah asal dimana bangunan tersebut
didirikan sampai pada garis pertemuan antara tembok luar atau tiang struktur
bangunan dengan atap. Hal tersebut yang membuat terbatasnya tingkat bangunan
yang dapat dibuat di daerah Bali, sedangkan disaat yang sama terdapat tuntutan
dari segi arsitektural dan desain interior untuk sedapat mungkin mempertinggi
ceiling.
Berdasarkan Peta Zonasi Gempa Indonesia Tahun 2010, Pulau Bali
termasuk dalam daerah rawan gempa sehingga bangunan yang berdiri di atasnya
pun harus diperhitungkan untuk aman terhadap gaya gempa.
Sistem lantai yang umum digunakan pada bangunan beton bertulang
adalah sistem pelat dan balok. Sistem pelat lantai tersebut umumnya adalah
konstruksi pelat yang ditumpu oleh balok pada keempat sisinya. Sistem pelat-
balok memerlukan jarak antar lantai yang besar karena pengaruh tinggi dari balok,
sehingga ketinggian suatu lantai menjadi berkurang, belum lagi apabila ditambah
dengan instalasi MEP.
Selain sistem pelat-balok, terdapat alternatif pelat lainnya yang dapat
digunakan, salah satunya adalah pelat datar (flat plate) yaitu sistem pelat yang
tidak ditimpu oleh balok, sehingga memberikan persyaratan tinggi ruangan secara

1
optimal dan juga memiliki kelebihan yaitu dapat dibuat dengan cepat karena
bekisting dan susunan tulangan yang sederhana.
Kekurangan dari sistem flat plate adalah lemah terhadap punching shear
(geser pons) serta lemah terhadap gaya lateral seperti gempa. Akan tetapi dengan
adanya penambahan drop panels ataupun penebalan pelat, geser pons dapat
diatasi dan dengan dinding geser, gaya lateral dapat ditahan. Sistem flat plate
yang kemudian ditambahkan drop panels dinamakan dengan sistem flat slab.
Dengan pertimbangan tersebut, dalam penyusunan tugas akhir ini akan
direncanakan gedung menggunakan struktur beton bertulang dengan sistem pelat
datar dan dinding geser yang mengacu pada SNI 1726:2012, SNI 1727:2013 dan
SNI 2847:2013.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah dapat
merencanakan struktur gedung beton bertulang dengan sistem pelat datar dan
dinding geser.

1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari tugas akhir ini adalah memperoleh
pengalaman dalam merancang struktur gedung menggunakan beton bertulang
dengan sistem pelat datar dan dinding geser serta dapat menjadi referensi bagi
perencanaan struktur pelat datar yang dilengkapi dengan dinding geser sebagai
pengaku.

1.4 Lingkup Perencanaan


Adapun ruang lingkup dari perencanaan dalam tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan pelat datar.
2. Perencanaan struktur portal.
3. Perencanaan dinding geser.
4. Perencanaan tangga dan rangka lift.
5. Perencanaan pondasi.

2
1.5 Dasar Perencanaan
Dasar-dasar yang dipergunakan dalam perencanaan tugas akhir ini
meliputi deskripsi umum gedung, data perencanaan, peraturan-peraturan dan
anggapan-anggapan dasar dalam perencanaan.

1.5.1 Deskripsi Umum Gedung


Gedung yang direncanakan merupakan gedung hotel yang bersifat fiktif
berjumlah lima lantai yang berlokasi dan berada di wilayah kategori desain
seisimik D. Struktur utama terdiri dari lima lantai dengan luas total bangunan
3026,55 m2 dan memiliki tinggi total sebesar 15,0 m. Struktur utama gedung
diperuntukkan sebagai gedung hotel dan digunakan struktur beton bertulang
dengan sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM) dengan struktur pelat
yang digunakan adalah struktur pelat datar. Data gambar yang dilampirkan
meliputi denah, potongan dan data tanah.

Gambar 1.1 Denah Tipikal Hotel

3
Gambar 1.2 Potongan Memanjang Gedung Hotel

Gambar 1.3 Potongan Memendek Gedung Hotel

4
1.5.2 Peraturan-Peraturan
Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perencanaan tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Beban minimum untuk perancangan struktur bangunan gedung dan sruktur
lain (SNI 1727:2013).
2. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung (SNI 1726:2012).
3. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung (SNI 2847:2013).

1.5.3 Anggapan-Anggapan dalam Perencanaan


Anggapan-anggapan dasar yang digunakan dalam perencanaan struktur
gedung pada tugas akhir ini meliputi:
1. Perhitungan beban lateral pada portal memperhitungkan beban gempa saja,
sedangkan beban angin tidak diperhitungkan.
2. Dinding tembok dianggap sebagai komponen non struktur sehingga
pengaruhnya terhadap kekakuan struktur tidak diperhitungkan.
3. Dianggap tidak terjadi penurunan akibat beban pada pondasi bangunan,
sehinggga tidak menimbulkan tegangan tambahan pada struktur.

Anda mungkin juga menyukai