Anda di halaman 1dari 4

1.

      Penerapan hukum 1 termodinamika

Hukum pertama termodinamika menyatakan bahwa energi total sistem tetap konstan,
bahkan jika itu diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Misalnya, energi kinetik – energi
yang memiliki obyek ketika bergerak – diubah menjadi energi panas ketika sopir menekan
rem pada mobil untuk memperlambatnya. Ada sering menangkap frase untuk membantu
orang mengingat hukum pertama termodinamika: “Usaha adalah kalor, dan kalor adalah
usaha.” Pada dasarnya, usaha dan panas yang setara

Termos Pada alat rumah tangga tersebut terdapat aplikasi hukum I termodinamika dengan
sistem terisolasi. Dimana tabung bagian dalam termos yang digunakan sebagai wadah air,
terisolasi dari lingkungan luar karena adanya ruang hampa udara di antara tabung bagian
dalam dan luar. Maka dari itu, pada termos tidak terjadi perpindahan kalor maupun benda
dari sistem menuju lingkungan maupun sebaliknya.

  Pada mesin kendaraan bermotor terdapat aplikasi termodinamika dengan sistem terbuka.
Dimana ruang didalam silinder mesin merupakan sistem, kemudian campuran bahan bakar
dan udara masuk ke dalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.

a. Mesin kalor/mesin bahang (heat engine)


Jika kalor yang masuk kedalam sistem lebih besar dari pada kalor yang keluar sistem dan
usaha yang dilakukan sistem, maka sistem itu disebut mesin kalor (heat engine). Mesin ini
digunakan untuk menghasilkan usaha yang keluar secara kontinu dengan cara melakukan
siklus secara berulang-ulang. Jika Q1 adalah kalor yang diserap sistem, Q2 adalah kalor yang
dilepas sistem, dan W adalh usaha yang dilakukan sistem (mesin), maka efisisensi mesin
dinyatakan dengan persamaan

η =  x 100%

karena proses ini adalah siklik (proses siklus), maka ∆U= 0. Sesuai dengan hukum 1
termodinamika

 ∆U= ∆Q-W

Dengan, ∆Q= Qmasuk – Qkeluar

∆Q= Q1 - Q2

W= Q1 – Q2

Sehingga,

η =  x 100%

η = 1-  x 100%

keterangan:
η = efisiensi mesin

Q1 = jumlah kalor yang masuk (J)

Q2 = jmlah kalor yang keluar (J)

b. Mesin uap
Cara kerja mesin uap didasarkan pada prinsip termodinamika. Prinsip ini menyatakan
bahwa ketika uap mengembang ( berekspansi ), temperaturnya menurun dan energi dalamnya
berkurang. Pengurangan energi dalam ini disebabkan sebagian diubah menjadi energi gerak
dalam bentuk penambahan kecepatan gerak partikel uap yang berarti uap melakukan usaha.
Ketika uap berekspansi, pengurangan energi dalam sekitar 1,05 kj menyebabkan kecepatan
partikel uap menghasilkan energi yang sangat besar.

c. Metabolisme Manusia

Manusia dan hewan melakukan kerja. Kerja dilakukan dalam hampir seuruh aktivitas
manusia dan hewan. Kerja membutuhkan energi. Didalam tubuh manusia dan hewan terjadi
proses perubahan energi. Proses ini disebut metabolisme. Untuk lebih mudahnya kita pakai
diri kita, yaitu manusia. Kita dapat menggunakan hukum 1 termodinamika,    ∆U= Q-W.

Jika kita melakukan kerja terus menerus, semakin lama tubuh kita akan leleh. Karena itu
perlu tambahan energi agar stamina kita bisa pulih. Yang menjadi sumber energi bagi tubuh
kita adalah makanan. Akan tetapi energi dalam tubuh kita tidak dipertahankan oleh aliran
kalor kedalam tubuh kita. Pada suatu sistem tertutup, energi dalam berubah serbagai
hasil  aliran kalor atau usaha yang dilakukan. Pada sistem terbuka, seperti pada hewan, energi
dalam dapat mengalir secara bebas, baik kedalam maupun keluar. Karena itu, ketika suhu
lingkungan lebih tinggi dari tubuh, tubuh menyerap kalor dari lingkungan, akan tetapi tubuh
kita menggunakan kalor yang diserap tersebut aan menunjang proses vitalnya.

Pada saat menyantap makanan, berarti kita memasukkan membawa energi masuk
kedalam tubuh kita, yang kemudian menaikkan energi dalam pada tubuh. Energi ini
digunakan untuk melakukan kerja atau usaha.

2. Penerapan hukum II termodinamika

Termodinamika sudah sangat tidak asing didalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali
peristiwa termodinamika yang terjadi dalam kehidupan. Sebagai contohnya perubahan suhu
yang terdapat pada badan kita, kemudian beberapa peralatan rumah tangga yang
menggunakan konsep termodinamika dan beberapa peralatan lainnya.

Termodinamika telah merubah sistem industri didunia, dari yang mulanya menggeunakan
kayu bakar untuk memasak sampai menggunakan listrik untuk memasak. Hal ini karena
termodinamika merupakan hukum-hukum yang menyangkut banyak hal dalam kehidupan
sehari-hari. Salah satu contoh yang paling sederhana adalah es didalam gelas yang
menyebabkan terjadi pengembunan diluar gelas, padahal terpisahkan oleh medium gelas
(glass) yang memisahkan permukaan luar dan permukaan dalam.
Proses timbulnya air pada permuakaan gelas itu menandakan adanya suatu sistem yang
terjadi pada perstiwa ini, sistem yang terjadi adalah bahwa udara yang ada di sekeliling gelas
mengandung uap air.Ketika gelas diisi es, gelas menjadi dingin. Udara yang bersentuhan
dengan gelas dingin ini akan turun suhunya. Uap air yang ada di udara pun ikut mendingin.
Jika suhunya sudah cukup dingin, uap air ini akan mengembun membentuk tetes-tetes air di
bagian luar gelas. Hal ini merupakan peristiwa termodinamika yang sesuai dengan hukum
termodinamika yang ke dua yang berbunyi Berikut “Hukum kedua termodinamika terkait
dengan entropi.

Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya, dari hukum ini proses yang terjadi didalam gelas merupakan proses
penyerapan panas dengan kata lain udara akan berubah menjadi dingin, sementar udara
mengandung kadar air yang tinggi pda kelembaban yang tinggi, sehingga ketika udara dingin
akan membuatnya mengembun sehingga timbul air pada permukaan luar pada gelas.

Dari contoh es pada gelas diatas merupakan sistem pertukaran secara tertutup karena
terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran benda dengan menggunakan media
pembatas rigid (tidak boleh mempertukarkan kerja) dengan mempertukarkan panas melalui
medium gelas.

Penerapan lain hukum II termodinamika dapat kita lihat pada berbagai produk teknologi,
antara lain lemari es dan penyejuk udara (AC).

a. Lemari es
Salah satu penerapan hukum II Termodinamika adalah lemari es. Prinsip kerja lemari es
berdasarkan rumusan clausius yang menyatakan bahwa untuk memindahkan kalor (Q1) dari
dalam refrigerator yang bersuhu rendah ke refrigerator bersuhu lebih tinggi diperlukan
usaha.  

Prinsip kerja lemari es adalah mengambil kalor dari daerah bersuhu dingin (bagian dalam
lemari es) dan mengeluarkannya pada daerah bersuhu bersuhu tinggi (bagian luar lemari es).
Untuk mengeluarkan kalor dari tempat bersuhu rendah ketempat bersuhu tinggi diperlukan
usaha (W). Karena bagian dalam kekurangan kalor, maka suhunya akan rendah, sebaiknya
bagian luar terasa hangat karena menerima kalor dari dalam.

Untuk lemari es atau mesin serupa, efisiensi dinyatakan dengan koefisien pendingin (W).
Koefisisen pendingin dirumuskan sebagai:

η =  x 100%

berdasarkan hukum termodinamika, Q2= W+Q1, atau W= Q2 - Q1. Jadi:

η =  x 100%

η =  – 1 x 100%

keterangan:
η = koefisien pendingin

W = usaha luar yang dilakukan pada mesin

Q1 = jumlah kalor yang diserap dari tandon suhu rendah

Q2 = jumlah kalor yang dikeluarkan pada tandon suhu tinggi

b. Penyejuk udara (air conditioner =AC)


Walaupun bentuk rancangan AC dan lemari es berbeda, namun penyejuk udara atau AC
mempunyai cara kerja yang mirip dengan lemari es. AC mengambil kalor dari ruang yang
bersuhu rendah untuk dibuang kelingkungan yang bersuhu tinggi. Rumusan koefisien
pendingin pada lemari es diatas juga berlaku untuk AC

Anda mungkin juga menyukai