ID Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi Pad PDF
ID Audit Manajemen Atas Fungsi Produksi Pad PDF
Oleh:
Rr. Indah Mustikawati1
Randi Maipan2
i_mustikawati@uny.ac.id
randi.maipan@yahoo.com
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: dan fasilitas produksi, pengembangan angkatan
1) Aktivitas atas fungsi poduksi pada PTP. Nusan- kerja, pengendalian kualitas, dan aktivitas pengepa-
tara VI Kayu Aro, 2) Efektivitas fungsi produksi kan dan penyimpanan produk jadi secara umum
pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro, dan 3) Mem- telah dilaksanakan dengan baik, 2) Secara umum
berikan saran atau rekomendasi untuk peningkatan aktivitas fungsi produksi telah efektif namun
efektivitas fungsi produksi pada PTP. Nusantara VI demikian masih terdapat beberapa permasalahan
Kayu Aro di masa yang akan datang. Penelitian ini pada aktivitas jadwal induk produksi dan aktivitas
bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang perolehan bahan baku yang disebabkan oleh ketid-
membuat analisis sistem, faktual, dan akurat aktercapaian perolehan bahan baku, 3) Adapun sa-
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau ran atau rekomendasi yang diberikan adalah per-
daerah tertentu. Metode pengumpulan data pada timbangkan dengan matang atas kebijakan replant-
penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan ing dan pemangkasan dengan meminta pertim-
observasi. Teknik analisis data yang digunakan bangan dari para ahli pertanian yang ada di perus-
adalah deskriptif kualitatif, yaitu analisis data ahaan. Selain itu, pencapaian positif yang dicapai
dengan cara membandingkan antara teori dengan perusahaan harus dipertahankan dan ditingkatkan.
kenyataan yang ada pada perusahaan. Analisis data
yaitu Kondisi, Kriteria, Penyebab, dan Akibat.Hasil
penelitian ini adalah: 1) Aktivitas fungsi produksi Kata Kunci: Audit Manajemen, Fungsi Produksi,
mulai dari jadwal induk produksi, perolehan bahan PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci
baku, tingkat produk cacat, perawatan peralatan
65
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
yah di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat. Di tu yaitu audit manajemen atas fungsi produksi.
Provinsi Jambi, PTP. Nusantara VI tersebar di be- Mengingat besarnya pengaruh audit produksi
berapa wilayah diantaranya di Batang Hari, Bunut, dalam meningkatkan pencapaian target produksi
Durian Luncuk, Pinang Tinggi, Rimbo Bujang, perusahaan, maka penerapan audit produksi harus
Tanjung Lebar, dan Kayu Aro Kerinci, sedangkan dilakukan dengan tepat sesuai dengan standar dan
di Provinsi Sumatera Barat unit usaha PTP. Nusan- norma yang berlaku. Berkaitan dengan penjabaran
tara VI tersebar di beberapa wilayah yaitu, Ophir, dan pemikiran di atas, maka penulis menetapkan
Pangkalan Lima Puluh Kota, Solok Selatan dan judul “AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI
Danau Kembar. PTP. Nusantara VI Kayu Aro PRODUKSI PADA PTP. NUSANTARA VI
mempunyai target produksi tahunan, hal ini dil- KAYU ARO KERINCI, JAMBI”.
akukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pen- Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk
capaian produksi di akhir tahun bersangkutan. Na- mengetahui aktivitas fungsi produksi di PTP.
mun, dalam pelaksanaannya terjadi ketidaksesuaian Nusantara VI Kayu Aro, (2) Untuk mengetahui
antara target yang ditetapkan dengan hasil akhir efektivitas aktivitas fungsi produksi di PTP. Nusan-
yang didapatkan. Pada tahun 2011 target produksi tara VI Kayu Aro, (3) Untuk memberikan saran
teh basah yang ditetapkan adalah sebesar atau rekomendasi yang dapat diberikan atas
25.750.000 kg namun, pencapaian di akhir tahun berbagai kelemahan yang ditemukan. Hasil
hanya sebesar 18.893.836 kg. Pada tahun 2010 tar- penelitian ini diharapkan dapat memberikan ma-
get produksi teh basah adalah sebesar 25.911.000 sukan bagi dunia akademis bidang audit mana-
kg namun, pencapaian diakhir tahun hanya sebesar jemen dan dapat digunakan sebagai bahan pertim-
23.871.210 kg. Produksi teh basah pada tahun 2011 bangan kebijakan manajemen atas fungsi produksi
sebesar 18.893.836 kg mengalami penurunan pada PTP. Nusantara VI Kayu Aro untuk perbaikan
dibandingkan dengan produksi pada tahun 2010 dimasa yang akan datang.
yaitu sebesar 23.871.210 kg. Kesenjangan target
1. Auditing
dengan pencapaian dalam proses produksi di PTP.
Audit adalah suatu proses sistematik dan objektif
Nusantara VI Kayu Aro menimbulkan masalah
dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang
berupa tidak tercapainya target produksi yang telah
berkenaan dengan pernyataan (assertion) tentang
direncanakan sehingga produksi teh kering men-
kegiatan dan kejadian ekonomi guna memastikan
galami penurunan. Ketidaktercapaian target bahan
derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan
baku juga menyebabkan mesin produksi bekerja di
tersebut dengan kriteria yang ada serta mengkomu-
bawah standar kerja maksimum. Masalah lain yang
nikasikan hasil yang diperoleh tersebut kepada
ditimbulkan adalah biaya perawatan peralatan dan
pihak-pihak yang berkepentingan (Indra Bastian,
fasilitas produksi yang tidak sebanding dengan
2007:2-3)
waktu kinerja mesin. Agar target produksi dapat
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk
dicapai dan penyebab kegagalan dalam mencapai
mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhub-
target produksi dapat diketahui, maka pihak mana-
ungan dengan asersi tetang tindakan-tindakan dan
jemen fungsi produksi memerlukan suatu alat ban-
67
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
kejadian-kejadian ekonomi secara objektif untuk kan bahwa audit adalah suatu proses sistematis
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi terse- pengevaluasian terhadap bukti-bukti dan tindakan
but dengan kriteria yang telah ditetapkan dan ekonomi yang dilakukan oleh pihak independen
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak untuk memastikan kesesuaian antara kriteria yang
yang berkepentingan (Haryono Yusuf, 2001:11). telah ditetapkan dengan realita dan kenyataan di
Menurut The Report of the Committee on Basic lapangan untuk kemudian dikomunikasikan kepada
Auditing Concepts the American Accounting Asso- pihak-pihak yang berkepentingan.
ciation, auditing adalah:
2. Audit Manajemen
A systematic process of objectively obtaining
Audit manajemen (management audit) adalah pen-
and evaluating ovidence regarding assertion about
gevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas
economic actions and events to ascertain the de-
operasi perusahaan (Bayangkara, 2008:2).
gree of correspondence between those assertions
and established criteria and communicating the Audit manajemen adalah pengkajian (review) atas
results to interested users (Boyton dan Johnson, setiap bagian dari prosedur dan metode yang dit-
68
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
ditor (IAA), audit operasional atau audit mana- produksi tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan
jemen didefinisikan sebagai berikut: yang akan membentuk suatu sistem produksi.
Operational Auditing adalah suatu proses yang
sistematis dari penilaian efektivitas, efisiensi, dan 4. Audit Manajemen Fungsi Produksi dan
ekonomisasi operasi suatu organisasi yang dibawah Operasi
pengendalian manajemen dan melaporkan kepada Audit produksi dan operasi melakukan
orang yang tepat hasil penilaian beserta rekomen- penilaian secara komprehensif keseluruhan fungsi
dasi untuk perbaikan (IIA dalam Amin Widjaya produksi dan operasi untuk menentukan apakah
Tunggal, 2000:4). fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat (ekonomis, efektif, dan efisien). Audit ini dil-
disimpulkan bahwa audit manajemen adalah audit akukan tidak hanya terbatas pada unit produksi
yang dilakukan untuk pengevaluasian terhadap tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses
efisiensi dan efektivitas dari operasi yang dil- produksi dan operasi. Audit ini juga berperan
aksanakan oleh suatu perusahaan, melaporkan hasil melengkapi fungsi pengendalian kualitas.
dari penilaian yang dilakukan dan memberikan rek- Beberapa alasan yang mendasari perlu dil-
omendasi untuk perbaikan apabila ditemukan akukannya audit ini, antara lain: 1) Proses produksi
berbagai kelemahan dan kekurangan dalam pengel- dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur
olaan perusahaan. yang telah ditetapkan, 2) Kekurangan atau kelema-
han yang terjadi harus ditemukan sehingga dapat
3. Fungsi Produksi
diperbaiki, 3) Konsistensi berjalannya proses harus
Untuk menghasilkan barang dan jasa, semua
diungkapkan, 4) Pendekatan proaktif harus men-
organisasi menjalankan tiga fungsi. Fungsi-fungsi
jadi dasar dalam peningkatan proses, 5) Ber-
ini merupakan hal yang penting, bukan hanya un-
jalannya tindakan korektif harus mendapat
tuk proses produksi, tetapi juga demi kelangsun-
dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang
gan hidup sebuah organisasi. Fungsi-fungsi ini ada-
terkait (Bayangkara, 2008:177).
lah: 1) Pemasaran, yang menghasilkan permintaan,
atau paling tidak menerima pemesanan untuk se- B. Metodologi Penelitian
buah barang atau jasa (tidak ada aktivitas yang tid- Penelitian ini merupakan penelitian yang
ak ada penjualan), 2) Produksi/Operasi, yang menggunakan metode Ex Post Facto yaitu
menghasilkan produk, 3) Keuangan/Akuntansi, penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang mengawasi sehat atau tidaknya sebuah organ- yang telah terjadi kemudian merunut kebelakang
isasi, membayar tagihan, dan mengumpulkan uang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat men-
(Heizer dan Render, 2006:5). imbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2001:7).
Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari Penelitian ini dilakukan untuk meneliti kejadian
fungsi organisasi perusahaan bertanggung jawab yang telah terjadi di fungsi produksi pada PTP.
terhadap pengolahan bahan baku menjadi produksi Nusantara VI Kayu Aro dan menemukan penyebab
jadi yang dapat dijual. Untuk melaksanakan fungsi kejadian tersebut. Penelitian ini juga termasuk da-
69
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
70
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
71
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
bawah target yang ditetapkan. sis borongan, target bahan baku yang harus di-
b. Kriteria (Criteria) peroleh karyawan, harga premi kelebihan target
Jadwal jam kerja bagian pengolahan. Jam petik, spesifikasi bahan baku, dan dispensasi yang
kerja bagian pengolahan dilakukan Selasa sampai diberikan kepada karyawan tertentu telah terdoku-
Minggu. Jam kerja bagian pengolahan dimulai dari mentasi dengan baik di dalam surat edaran yang
jam 7 pagi hingga jam 11 malam. Hari Senin di dikeluarkan oleh direksi. Namun, perusahaan men-
tiap minggunya tidak ada kegiatan pengolahan/ galami permasalahan untuk memenuhi target bahan
produksi dikarenakan tidak ada kegiatan pemetikan baku yang telah direncanakan. Perolehan bahan
pucuk teh di hari Minggu (libur). Jadwal jam kerja baku teh di akhir tahun jauh di bawah target yang
bagian pengolahan ada di lampiran. ditetapkan sehingga, berdampak pada penurunan
c. Penyebab (Causes) produksi teh kering (Ortodox dan CTC).
Penyebab terjadinya permasalahan di bagian
pengolahan di PTP. Nusantara VI adalah ketid- b) Kriteria (Criteria)
akmampuan perusahaan dalam mencukupi kebu- 1) Standard Operational Procedure (SOP). SOP
tuhan bahan baku maksimal yang bisa diproduksi terlampir di lampiran.
oleh bagian pengolahan. Terbatasnya ketersediaan 2) Surat Edaran No.06.07/3E/08/2010. Surat
bahan baku di PTP. Nusantara VI Kayu Aro edaran ini merupakan penyempurnaan dari
disebabkan oleh beberapa faktor seperti replanting, standar aktivitas perolehan bahan baku sebe-
pemangkasan, pengaruh cuaca dan hama, dan usia lumnya. Surat ini berisikan semua kebijakan
teh yang sudah sangat tua dan kurang produktif dan standar perolehan bahan baku. Kebijakan
dalam menghasilkan bahan baku. perolehan bahan baku ditetapkan perusahaan
d. Akibat (Effect) bagi setiap pekerja pemetik yang diatur ber-
Peralatan dan fasilitas produksi yang tidak dasarkan jenis, kualitas pucuk teh dan cara
berproduksi secara maksimal menyebabkan petik yang dilakukan. Pemetikan manual
peralatan banyak menganggur namun demikian dengan tangan ditetapkan sebesar 37 kg/orang,
biaya yang dikeluarkan untuk perawatan peralatan pemetikan menggunakan gunting sebesar 47
dan fasilitas produksi tetap sama sehingga bisa me- kg/orang, dan pemetikan menggunakan mesin
nyebabkan penurunan keuntungan perusahaan. sebesar 200 kg/orang. Surat edaran terlampir di
lampiran.
2. Aktivitas Perolehan Bahan Baku
a) Kondisi (Condition) c) Penyebab (Causes)
Aktivitas perolehan bahan baku berupa pucuk Kelancaran perolehan bahan baku merupakan
teh basah di PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah tonggak bagi perusahaan untuk bisa melakukan
berjalan dengan baik. Semua ketentuan yang proses produksi dengan baik, sehingga target
berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku produksi yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai
mulai dari jadwal pemetikan pucuk teh di lapan- dengan baik. Sebaliknya, apabila bahan baku tidak
gan, jadwal pengiriman bahan baku ke pabrik, ba- terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan
72
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
maka kuantitas produk akhir akan mengalami menjadi salah satu penyebab penurunan kuantitas
penurunan, sehingga pendapatan perusahaan juga bahan baku. Tanaman yang ditanam sejak tahun
akan menurun dan bisa menyebabkan kerugian. 1929 tidak berproduksi secara efektif lagi.
Dalam dekade terakhir terjadi ketidaktercapaian
target perolehan bahan baku di PTP. Nusantara VI d. Akibat (Effect)
Kayu Aro yang disebabkan hal-hal sebagai berikut: Ketersediaan bahan baku dalam proses
1) Replanting produksi menjadi suatu keharusan yang bertujuan
Replanting atau dikenal dengan istilah pena- untuk menghasilkan produk akhir sesuai dengan
naman ulang lahan lama dengan tanaman baru ada- target yang telah ditetapkan. Apabila bahan baku
lah salah satu langkah yang dilakukan oleh perus- tidak terpenuhi, maka secara otomatis jumlah
ahaan untuk meningkatkan perolahan bahan baku produk akhir yang diperoleh akan menurun dari
namun, dalam pelaksanaanya, cara ini membutuh- target awal. Langkah yang dilakukan oleh PTP.
kan waktu yang lama, durasi pembibitan sampai Nusantara VI Kayu Aro seperti replanting dan
panen perdana membutuhkan waktu selama empat pemangkasan menyebabkan pohon teh tidak dapat
tahun yang selama periode itu bahan baku tidak berproduksi dalam rentang waktu yang lama, se-
dihasilkan dari lahan tersebut. hingga perolehan bahan baku akan menurun. An-
2) Pemangkasan caman alami seperti pengaruh cuaca, hama tana-
Pemangkasan adalah cara yang dilakukan man, dan usia tanaman juga menyebabkan tanaman
perusahaan untuk memunculkan tunas muda yang teh tidak dapat berproduksi secara maksimal yang
lebih bagus dengan memangkas tanaman lama pada akhirnya akan menurunkan perolehan bahan
yang sudah kurang produktif dalam menghasilkan baku, sehingga produksi teh jadi (Ortodox dan
pucuk teh. Durasi pemangkasan sampai bisa dipet- CTC) tidak sesuai dengan target yang direncana-
ik ulang membutuhkan waktu selama tiga bulan kan.
yang artinya tanaman yang dipangkas tidak
2. Aktivitas Perolehan Bahan Baku
menghasilkan pucuk teh selama masa pertumbuhan
a) Kondisi (Condition)
tersebut sehingga, produksi bahan baku mengalami
Aktivitas perolehan bahan baku berupa pucuk
penurunan.
teh basah di PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah
3) Pengaruh Cuaca dan Hama Tanaman
berjalan dengan baik. Semua ketentuan yang
Penurunan kuantitas bahan baku juga di
berkaitan dengan aktivitas perolehan bahan baku
sebabkan oleh pengaruh cuaca dan gangguan hama
mulai dari jadwal pemetikan pucuk teh di lapan-
tanaman teh. Curah hujan yang tinggi menyebab-
gan, jadwal pengiriman bahan baku ke pabrik, ba-
kan pucuk teh yang muncul sedikit. Selain itu,
sis borongan, target bahan baku yang harus di-
gangguan hama tanaman teh juga menyebabkan
peroleh karyawan, harga premi kelebihan target
banyak pucuk teh yang rusak dan tidak dapat
petik, spesifikasi bahan baku, dan dispensasi yang
digunakan sebagai bahan baku.
diberikan kepada karyawan tertentu telah terdoku-
4) Usia Tanaman
mentasi dengan baik di dalam surat edaran yang
Usia tanaman yang sudah sangat tua juga
73
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
dikeluarkan oleh direksi. Namun, perusahaan men- Kayu Aro yang disebabkan hal-hal sebagai berikut:
galami permasalahan untuk memenuhi target bahan 1) Replanting
baku yang telah direncanakan. Perolehan bahan Replanting atau dikenal dengan istilah pena-
baku teh di akhir tahun jauh di bawah target yang naman ulang lahan lama dengan tanaman baru
ditetapkan sehingga, berdampak pada penurunan adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh
produksi teh kering (Ortodox dan CTC). perusahaan untuk meningkatkan perolahan ba-
han baku namun, dalam pelaksanaanya, cara ini
b) Kriteria (Criteria) membutuhkan waktu yang lama, durasi pem-
1) Standard Operational Procedure (SOP). SOP bibitan sampai panen perdana membutuhkan
terlampir di lampiran. waktu selama empat tahun yang selama periode
2) Surat Edaran No.06.07/3E/08/2010. Surat itu bahan baku tidak dihasilkan dari lahan terse-
edaran ini merupakan penyempurnaan dari but.
standar aktivitas perolehan bahan baku sebe- 2) Pemangkasan
lumnya. Surat ini berisikan semua kebijakan Pemangkasan adalah cara yang dilakukan pe-
dan standar perolehan bahan baku. Kebijakan rusahaan untuk memunculkan tunas muda yang
perolehan bahan baku ditetapkan perusahaan lebih bagus dengan memangkas tanaman lama
bagi setiap pekerja pemetik yang diatur ber- yang sudah kurang produktif dalam
dasarkan jenis, kualitas pucuk teh dan cara menghasilkan pucuk teh. Durasi pemangkasan
petik yang dilakukan. Pemetikan manual sampai bisa dipetik ulang membutuhkan waktu
dengan tangan ditetapkan sebesar 37 kg/orang, selama tiga bulan yang artinya tanaman yang
pemetikan menggunakan gunting sebesar 47 dipangkas tidak menghasilkan pucuk teh sela-
kg/orang, dan pemetikan menggunakan mesin ma masa pertumbuhan tersebut sehingga,
sebesar 200 kg/orang. Surat edaran terlampir di produksi bahan baku mengalami penurunan.
lampiran. 3) Pengaruh Cuaca dan Hama Tanaman
Penurunan kuantitas bahan baku juga di sebab-
c) Penyebab (Causes) kan oleh pengaruh cuaca dan gangguan hama
Kelancaran perolehan bahan baku merupakan tanaman teh. Curah hujan yang tinggi me-
tonggak bagi perusahaan untuk bisa melakukan nyebabkan pucuk teh yang muncul sedikit.
proses produksi dengan baik, sehingga target Selain itu, gangguan hama tanaman teh juga
produksi yang ditetapkan perusahaan dapat tercapai menyebabkan banyak pucuk teh yang rusak dan
dengan baik. Sebaliknya, apabila bahan baku tidak tidak dapat digunakan sebagai bahan baku.
terpenuhi sesuai dengan target yang ditetapkan 4) Usia Tanaman
maka kuantitas produk akhir akan mengalami Usia tanaman yang sudah sangat tua juga men-
penurunan, sehingga pendapatan perusahaan juga jadi salah satu penyebab penurunan kuantitas
akan menurun dan bisa menyebabkan kerugian. bahan baku. Tanaman yang ditanam sejak ta-
Dalam dekade terakhir terjadi ketidaktercapaian hun 1929 tidak berproduksi secara efektif lagi.
target perolehan bahan baku di PTP. Nusantara VI
74
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
terdokumentasi di dalam deskripsi kerja unit/ pelatihan kepada karyawan, mengevaluasi dan
kebun. menilai kinerja karyawan, penempatan karya-
wan secara efektif dan efisien, dan meningkat-
b) Kriteria (Criteria) kan keterampilan karyawan menghasilkan kar-
1) Job Description unit/kebun. Pimpinan pe- yawan yang kompeten dibidangnya dan sesuai
rusahaan seperti senior manajer, manajer, dengan posisi yang diembannya.
kepala gudang, dan kepala dinas teknik
mempunyai tanggung jawab untuk 6. Aktivitas Pengendalian Kualitas
mengembangkan kemampuan sumber a) Kondisi (Condition)
daya manusia, menempatkan karyawan Ketentuan pengendalian kualitas hingga
secara efektif dan efisien, dan memberikan produk jadi telah terdokumentasi dengan jelas
pelatihan langsung kepada bawahannya. dalam SOP. Bahan baku yang telah dipetik
Job Description unit/kebun terlampir di langsung ditimbang dan langsung diangkut ke
lampiran. pabrik yang rentang waktu antara pemetikan
2) Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Perjan- dan pengangkutannya tidak boleh lebih dari
jian kerja ini mengatur semua hal yang tiga jam, pengujian contoh bahan baku sebe-
berkaitan dengan hubungan kerja, jam ker- lum proses produksi, pengujian organoleptik
ja, hingga pemutusan hubungan kerja yang untuk produk jadi, hingga proses pembersihan
didalamnya juga diatur pemberian insentif bahan baku yang tercecer dengan cara menya-
dan penghargaan kepada karyawan yang punya dengan sapu lidi dan tidak boleh
mempunyai kinerja diatas standar minimal digunakan kembali telah dilaksanakan dengan
kinerja yang ditetapkan oleh perusahaan. sangat baik dan efektif oleh PTP. Nusantara
PKB terlampir di lampiran. VI Kayu Aro.
gan konsumen dalam negeri maupun kon- mi kendala untuk mencapai kuantitas bahan ba-
sumen luar negeri. Standar pengepakan yang ku yang diargetkan. Masalah pencapaian bahan
menggunakan paper sack impor berkualitas baku di bawah target disebabkan oleh bebarapa
tinggi yang kedap udara yang didatangkan faktor seperti, Replanting, pemangkasan,
dari Australia juga berhasil menjaga aroma, pengaruh cuaca dan hama tanaman, hingga usia
kualitas, dan keharuman teh. tanaman yang sudah sangat tua dan tidak bisa
memproduksi bahan baku secara maksimal. Se-
Adapun hasil audit atas fungsi produksi di PTP. luruh masalah tersebut menyebabkan produksi
Nusantara VI Kayu Aro adalah sebagai berikut: bahan baku terganggu dan hasil yang diperoleh
1. Jadwal Induk Produksi jauh di bawah standar.
Jadwal induk produksi di setiap unit bisnis telah
terintegrasi dan terdokumentasi dengan baik. 3. Tingkat Produk Cacat
Jadwal pemetikan bahan baku dilapangan, Sistematika proses produksi yang jelas dan
pengiriman bahan baku ke pabrik, perawatan terorganisir mulai dari penanganan bahan baku,
perlatan dan fasilitas produksi, hingga pengi- pelayuan, penggulungan, fermentasi, pengerin-
riman barang jadi ke bagian pemasaran yang gan, sortasi, hingga pengepakan sudah diatur
oleh PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah dijalan- dengan baik. Sehingga produk akhir teh hitam
kan sesuai standar yang ditetapkan. Namun jenis Ortodox dan CTC yang dihasilkan
demikian, bagian pengolahan mengalami perma- berkualitas tinggi. Selain itu, perawatan mesin
salahan berupa kinerja mesin di bawah kinerja secara berkala, petunjuk penggunaan mesin
maksimal yang disebabkan oleh keterbatasan sebelum memproduksi teh yang lengkap, dan
perolehan bahan baku sehingga, mesin sering petugas produksi yang kompeten telah terlaksa-
menganggur pada saat jam kerja. na dengan baik.
mudah dipahami oleh petugas maintenance. Se- kan apabila persediaan peti miring 110 persen
luruh ketentuan perawatan peralatan dan fasili- dari jumlah shop, pemeriksaan adjustment alat
tas produksi tersebut telah dijalankan oleh PTP. timbang, pengisian bulker hingga seluruh seg-
Nusantara VI Kayu Aro. men penuh, pemberian identitas/penyablonan
bahan pembungkus, paper sack yang ditumpuk
4. Aktivitas Pengembangan Angkatan Kerja dengan posisi silang, penimbangan ulang, hing-
Aktivitas Pengembangan angkatan kerja telah ga pengiriman ke bagian pemasaran telah dil-
diatur dan terdokumentasi dalam deskripsi kerja aksanakan dengan baik oleh PTP. Nusantara VI.
unit/kebun dimana pimpinan perusahaan ber-
tanggung jawab terhadap penempatan karyawan 8. Pencapaian Efektivitas Aktivitas Fungsi
secara efektif dan efisien, pemberian pelatihan Produksi
kepada bawahan, dan peningkatan kemampuan Pencapaian efektivitas yang tinggi pada aktivitas
kinerja bawahan. Pimpinan perusahaan telah fungsi produksi dalam sebuah perusahaan meng-
memberikan pelatihan dan pengembangan ke- gambarkan keberhasilan perusahaan dalam
mampuan kerja kepada bawahnnya secara lang- mengelola kegiatan produksinya. Semakin ting-
sung sesuai dengan tanggung jawab yang diem- gi efektivitas pada aktivitas fungsi produksi
bannya. Selain itu, penempatan karyawan secara yang dicapai maka semakin tinggi pula
efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan kesuksesan pengelolaan yang dicapai perus-
dan potensinya sudah dilaksanakan dengan baik. ahaan dan sebaliknya semakin rendah pen-
capaian efektivitas maka akan kelihatan bahwa
6. Aktivitas Pengendalian Kualitas terdapat masalah dalam pengelolaan aktivitas
Standar pengendalian kualitas yang dimulai dari fungsi produksi tersebut. Pengelolaan aktivitas
pengendalian bahan baku, pengujian contoh ba- fungsi produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro
han baku sebelum diproduksi, pengujian organo- secara keseluruhan telah berjalan secara efektif.
pleptik untuk produk jadi, hingga penanganan Pengelolaan jadwal induk produksi, perolehan
bahan baku yang tercecer dengan cara menya- bahan baku, tingkat produk cacat, perawatan
punya dengan sapu lidi telah dilaksanakan peralatan dan fasilitas produksi, pengembangan
dengan baik oleh perusahaan. Kesemua standar angkatan kerja, pengendalian kualitas, hingga
pengendalian kualitas telah terdokumentasi da- pengepakan dan penyimpanan barang jadi telah
lam SOP. dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Namun demikian, perusahaan masih
7. Aktivitas Pengepakan dan Penyimpanan Produk mengalami kendala dalam memenuhi target
Jadi kebutuhan bahan baku yang ditetapkan. Masalah
Ketentuan pengepakan dan penyimpanan barang pemenuhan target kebutuhan bahan baku
jadi seperti pembungkus dengan standar T2, disebabkan oleh beberapa hal diantaranya ada-
kandungan kadar air pada bottom pallet sebesar lah replanting, pemangkasan, pengaruh cuaca
20 persen, MC maksimal 4,5 persen, pengepa- dan hama tanaman, dan usia tanaman teh yang
80
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
sudah tua yang tidak produktif lagi dalam sudah sangat tua.
menghasilkan pucuk teh yang digunakan se- c. Tingkat Produk Cacat
bagai bahan baku. Masalah ini juga berpengaruh Upaya memininalkan dan menghindari ter-
pada kinerja bagian pengolahan, mesin pen- jadinya produk cacat telah dijalankan dengan
golahan bekerja di bawah kinerja maksimal. baik dan efektif oleh PTP. Nusantara VI Kayu
Aro. Ketentuan dan sistematika proses produksi
D. Penutup telah dijalankan dengan baik dan efektif sehing-
1) Kesimpulan ga pemborosan, pengerjaan berulang, dan
Berdasarkan telaah dan pembahasan terhadap kemungkinan terjadinya produk cacat bisa diat-
penelitian tentang audit manajemen atas fungsi asi.
produksi di PTP. Nusantara VI Kayu Aro Kerinci, d. Aktivitas Perawatan Peralatan dan Fasilitas
Jambi, maka penelitian ini dapat disimpulkan se- Produksi
bagai berikut: Aktivitas perawatan peralatan dan fasilitas
1. Aktivitas Fungsi Produksi produksi telah berjalan secara efektif. Perawatan
a. Jadwal Induk Produksi berkala, pengecekan mesin sebelum beroperasi,
Jadwal induk produksi antar unit bisnis di pembersihan mesin setelah digunakan, pen-
PTP. Nusantara VI Kayu Aro telah terin- gecekan seluruh peralatan dan dan fasilitas
tegrasi dengan baik dan efektif. Standar- produksi di setiap awal minggu telah dil-
standar dan jadwal-jadwal kegiatan produksi aksanakan dengan baik.
di setiap unit bisnis telah terdokumentasi dan e. Aktivitas Pengembangan Angkatan Kerja
dilaksanakan dengan baik. Namun, masih ter- Tugas dan tanggung jawab pimpinan perus-
dapat permasalahan seperti kinerja mesin pen- ahaan seperti senior manajer, manajer, kepala
golahan di bawah kinerja maksimal dikare- pabrik, kepala gudang, dan kepala dinas teknik
nakan ketidaktercapaian perolehan bahan ba- untuk meningkatkan kemampuan kinerja, penge-
ku. tahuan, menempatkan karyawan secara efektif
b. Aktivitas Perolehan Bahan Baku dan efisien, pemberian pelatihan kepada bawa-
Ketentuan perolehan bahan baku telah hannya telah dilaksanakan dengan baik dan telah
terdokumentasi dengan jelas dan pelaksanaan- terdokumentasi dalam deskripsi kerja unit/kebun.
ya pun telah dijalankan dengan baik. Namun, f. Aktivitas Pengendalian Kualitas
perusahaan masih mengalami permasalahan Standard Operational Procedure (SOP)
dalam mencapai target kuantitas perolehan yang lengkap dan ketat yang ditetapkan oleh
bahan baku, permasalahan tersebut disebab- perusahaan telah dilaksanakan dengan baik dan
kan oleh kebijakan perusahaan untuk efektif. Ketentuan perusahaan mengenai bahan
melakukan penanaman ulang pohon teh atau baku yang harus segera dikirim ke pabrik dalam
replanting, pemangkasan pohon teh yang ku- rentang waktu maksimal tiga jam, pengujian
rang produktif, pengaruh cuaca dan hama contoh bahan baku yang layak diproduksi, hing-
tanaman, dan pengaruh usia tanaman teh yang ga proses penanganan bahan baku yang tercecer
81
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Februari sampai dengan bulan Maret 2012. Arman Hakim Nasution dan Yudha Prasetyawan.
Hasil penelitian ini tidak dapat dijadikan ba- (2008). Perencanaan Pengendalian Produksi.
han acuan penilaian kinerja dan pencapaian Yogyakarta: Graha Ilmu.
efektivitas fungsi produksi pada PTP.
Bayangkara, IBK. (2008). Management Audit: Au-
Nusantara VI Kayu Aro untuk jangka waktu
dit Manajemen Prosedur dan Implementasi.
panjang dikarenakan waktu penelitian yang
Jakarta : Salemba Empat.
82
Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012
Cahyati Widasari. (2009). Audit Manajemen atas Nanang Kurniawan. (2009). Audit Manajemen Un-
Fungsi Produksi pada Perusahaan Manggala tuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi atas
Glove Kasihan Bantul. Skripsi. Universitas Fungsi Produksi pada Perusahaan Batik Plen-
Negeri Yogyakarta FISE. tong Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta FISE.
Haryono Yusuf. (2001). Auditing. Yogyakarta: Ba-
gian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Niki Purwitasari. (2010). Audit Operasional atas
Ekonomi YKPN. Fungsi Produksi pada PT. Perkasa Primarin-
do. Diakses dari http://
Hendra Kusuma. (2004). Manajemen Produksi
papers.gunadarma.ac.id/index.php/economy/
Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
article/viewFile/882/884, pada tanggal 13
Yogyakarta: Andi Offset.
September 2011.
Indra Bastian. (2007). Audit Sektor Publik. Jakarta:
PTPN 6. (2012). Teh Hitam. Diakses dari http://
Salemba Empat.
ptpn6.com, pada tanggal 10 Februari 2012.
Indriyo Gitosudarmo. (2007). Manajemen Operasi.
Sugiyono. (2001). Metode Penelitian Administrasi.
Yogyakarta : BPFE.
Bandung: Alfabeta.
Jay Heizer Dan Barry Render. (2005). Operation
Management: Manajemen Produksi. Jakarta: Sukanto Reksohadiprodjo. (2003). Manajemen
Murdifin Haming dan Mahafud Nurjamuddin. Boyton, William C., & Johnson, Raymond N.
Operasi Faktur dan Jasa. Jakarta: Bumi and the Integrity of Financial Reporting.
83