Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Seni kriya merupakan seni yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Menurut para
ilmuwan, seni kriya ini telah ada sejak zaman Neolitikum atau pada zaman batu. Dimana pada
saat itu telah banyak benda-benda buatan tangan yang dibuat oleh orang terdahulu. Pengertian
seni kriya yaitu seni yang dibuat dengan menggunakan tangan tanpa mengurangi segi fungsional
dan nilai estetikanya. Dengan begitu bisa dikatakan seni kriya adalah seni yang sempurna
lantaran tidak hanya pemenuhan yang dibutuhkan saja akan tetapi keindahan juga sangat
diperhatikan. Dari sisi makna, kriya berarti kerajinan tangan. Dalam bahasa sansekerta, kata
kriya bermakna kerjakan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris yang bernama craft, berarti membuat
atau kerjakan. Manfaat seni kriya tersebut bukan hanya sekedar untuk terapan atau digunakan
saja. Akan tetapi bisa juga digunakan sebagai hiasan atau mainan untuk anak-anak.
DI Indonesia sendiri banyak kerajinan yang terbuat dari kerajinan tangan. Dipelosok-
pelosok daerah pun menggunakan kerajinan tangan sebagai komoditi yang paling diunggulkan.
Namun, dalam era saat ini, kerajinan tangan atau kriya pasti nya sangat bersaing dengan barang-
barang yang diproduksi secara massal menggunakan mesin yang canggih dengan hasil yang
nyaris tanpa celah.

b. Rumusan Masalah
 Apa itu Seni kriya?
 Bagaimana perkembangan seni kriya dimasa sekarang?
c. Tujuan
Menjelaskan kepada pembaca bagaimana perkembangan seni kriya di Indonesia dari
sudut pandang subjektif penyusun.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Seni Kriya


Bericara tentang seni kriya berarti sesuatu yang erat hubungannya dengan
keterampilan tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya
seni yang akan dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh seni kriya
adalah seni pakai. Seni Kriya sendiri di Indonesia sudah sangat tua sekali ada dari zaman
dulu, yang mana seni Kriya ini adalah yang akan menjadi cikal bakal lairnya seni rupa di
Indonesia. Contoh sederhana dari seni kriya adalah, batik, relief atau ukir, keramik grafis,
sulam, anyaman, cinderamata, hiasan dinding, patung, furniture, tenun, wadah, dll.
Berikut ini adalah pengertianseni kriya menurut para ahli dan sumber
 Kata Kriya sendiri berasal dari bahasa sansakerta yakni "Kr" yang artinya
"mengerjakan" yang mana dari kata tersebut kemudian menjadi kata karya, Kriya, kerja.
Dalam arti khusus pengertian seni Kriya adalah mengerjakan sesuatu untuk
menghasilkan benda atau objek (Timbul Haryono, 2012).
 Dalam kamus bahasa Indonesia kata "kriya" berarti pekerjaan "kerajinan tangan".
 Sementara dalam bahasa Inggris Kriya berarti "Craft" yang artinya kekuatan atau
energi, yang mengandung arrti lain yakni membuat sesuatu atau mengerjakan yang
dikaitkan dengan keterampilah atau profesi tertentu
Seni Kriya disebut juga (Handycraft) yang berarti kerajinan tangan. Yang mana seni
kriya ini dapat dikategorikan sebagai seni terapan (applied art) yang meinitikberatkan
pada aspek keindahan dan kegunaaanya. Yang berarti seni kriya ini adalah seni untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang menonjolkan aspek estetika atau keindahan dan
juga use atau keugunaanya untuk kebutuhan sehari-hari.
 Seni Kriya adalah handskill atau seni yang dibuat dengan kerajinan tangan dengan
memperhatikan aspek fungsional (kegunaan/siap pakai) tetapi tidak meninggalkan aspek
keindahan seni itu sendiri.
 Sementara menurut Rasjoyo, mngutarakan seni kriya adalah suatu karya seni dimana
penekanan pengerjaanya terletak pada keterampilan tangan yang menghasilkan sebuah
bentuk kerajinan siap pakai.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian dari Seni kriya adalah suatu
kemampuan olah tangan yang dapat membuat suatu karya yang memiliki nilai estetis,
fungsional dan dapat digunakan sehari-hari.

B. Perkembangan Seni Kriya


Dalam perkembangannya, seni kriya tentu telah mengalami perbuahan yang
signifikan. Dimulai dari awal penemuan atau terciptanya kriya hingga masa sekarang.
Dalam penemuan pertamanya, seni kriya masih terbuat dari batu lalu meningkat
menggunakan kayu yang lebih mudah dipahat atau dibentuk. Hingga sekarang Indonesia
sebagian besar menggunakan bahan Kayu sebagai bahan Seni kriya dengan alas an mudah
dibentuk serta mudah dikreasikan menjadi berbagai model. namun seiring berkembangnya
masa akibat dari kemajuan zaman, besi mulai digunakan menjadi bahan seni kriya.
Walaupun tidak mudah namun mulai banyak kerajinan atau karya kriya yang dihasilkan
menggunakan bahan besi tersebut.
Dalam konteks sekarang ini, kriya lebih menekankan pada fungsi namun tetap tidak
meninggalkan estetika yang terkandung di kriya. Kriya sekarang sedikit tenggelam karena
persaingannya dengan barang-barang yang lebih modern dan lebih canggih namun Jika kriya
telah menjadi barang-barang pesanan dalam jumlah besar, maka otomatis pertimbangan-
pertimbangan teknik produksi, cost, dan nilai-nilai kepraktisan akan menjadi faktor yang
penting. Barang-barang ini cenderung dikelompokan sebagai produk kriya disain. Sebagai
kontrasnya, ada saatnya kriyawan membuat hanya satu buah karya, seperti lampu hias yang
unik. Jelas disain, konsep berkarya kriyawan tersebut berasal dari keinginan membuat satu
benda lampu hias, sehingga lebih dekat kepada pola-pola kerja seni murni yang
menghasilkan objek tunggal. Persoalan apakah benda lampu hias tersebut dikemudian hari
akan diproduksi kembali dalam jumlah tertentu adalah masalah lain. Yang pasti, konsep
awal pembuatannya tidak didasari oleh kreteria-kreteria mass production. Bentuk kriya
seperti ini lebih tepat jika masuk dalam wilayah produk kriya seni.
Dalam perkembangannya ada tokoh-tokoh dari Indonesia yang bergelut dalam
bidang Seni Kriya.
a. Patung : Dolorosa Sinaga (Sumatra Utara) dan I Nyoman Nuarta (Bali)
b. Wayang : Sagio (Yogyakarta)
c. Batik : Iwan Tirta (Blora)
d. Anyaman : I Gusti Putu Geria (Bali)

Adapun Kriya Modern/ Kontemporer adalah produk-produk kriya  yang memiliki


kebaruan-kebaruan dalam konsep pengembangan disain, teknik produksi dan perupaan.
Bagaimanapun, Kriya Modern/ Kontemporer dapat tetap berbasis tradisional, dalam arti
produk tersebut merupakan hasil pengembangan dari teknik-teknik lama dan bentuk–
bentuk tradisional atau bermuatan nilai-nilai filosofis masa lalu.
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman memberikan
kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis para pembaca khusus pada penulis.
Daftar Pustaka
 Mahasiswa ISI Denpasar. 2009. Artikel Perkembangan Seni Kriya.
Denpasar: ISI Denpasar
 Sunarya, I ketut M. Sn. 2006. Perkembangan Seni Kriya Di
Tengah Perubahan Masyarakat. UNY: UNY

Anda mungkin juga menyukai