Anda di halaman 1dari 22

1. Pengertian manajemen kurikulum dan ruang lingkupnya.

a. Pengertian manajemen kurikulum


Secara etimologi, Manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencampai sasaran1. Sedangkan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi,dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelanggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 2 Atau
menurut Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) kurikulum merupakan segala upaya sekolah
untuk mempengaruhi siswa agar dapat belajar,baik dalam ruangan kelas atau di luar sekolah.3
Manajemen kurikulum adalah sebuah sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum4, senada dengan itu, Prof Dr Oemar Malik mendefinisikan manajemen kurikulum
suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan
manusia lain serta sumber sumber lainya, menggunakan metode yang efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya5. Manajemen kurikulum adalah segenap
proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik
beratkan pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar 6 Mengacu pada
pengertian dari manajemen kurikulum diatas, ada beberapa rumusan yang dapat disimpulkan
sebagaia berikut :
a- Manajemen merupakan proses sosial yang merupakan kerja sama antara pihak satu
dengan pihak lain.
b- Manajemen dilaksanakan dan disesuaikan dengan bantuan sumber-sumber yang ada
lingkungan sekitarnya seperti : Sumber daya alam,sumber daya manusia,sumber dana
atau yang lainya.
c- Manajemen dilakukan dengan metode kerja tertentu dengan pertimbangan yang efisien
dan efektif dari berbagai segi.
d- Adanya tujuan tertentu yang dicanangkan sebelumnya, dan manajemen akan mengacu
pada wujud tercapainya tujuan itu.

1
KBBI aplikasi
2
D
3
Ibid h 3
4

1
b. Ruang lingkup Manajemen
Manajemen kurikulum merupakan bagaian integral dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dan manajemen berbasis sekolah (MBS). Lingkup manajemen kurikulum
meliputi perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan,dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat
satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan
merelefansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut
merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan di
mana sekolah itu berada7.
Selain itu pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi bidang
perencanaan dan pengembangan,pelaksaan dan perbaikan kurikulum.Studi manajemen
kurikulum pada dasarnya berkaitan dengan studi administrasi pendidikan, dimana fungsi
superivisi telah tercaku didalamnya8.

Selanjutnya sebagai pengembangan dari ruang lingkup tersebut, Beberapa ruang


lingkup studi yang dikembangkan, yaitu9:

a. Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum, di dalam manajemen ini akan


dipelajari masalah perencanaan kurikulum dan pengembangan selanjutnya penting
mandapatperhatian, karena terkait erat dengan faktor-faktor mandasar, peran berbagai pihak
dan metedologi pengembangan itu sendiri, sehingga merupakan suatu proses keseluruhan
kegiatan dan pengembangan kurikulum

b. Manajemen pelaksanaan kurikulum. Bidang ini mempelajari sebab erat kaitannya dengan
keterlaksanaan kurikulum disekolah atau lembaga pendidikan dan latihan. Peran
administrator (kepala sekolah) dan guru mendapat sorotan lebih tajam, dalam artian
asministratif.

c. Supervise pelaksanaan kurikulum. Bidang ini membahas lebih mendasar dan meluas,
sebagai erat kaitannya dengan upaya pembinaan dan pengembangan kemampuan personal
sekolah, yang mendapat tanggung jawab dalam proses pelaksanaan kurikulum, dan dengan
cara bagaimanamereka seharusnya dipersiapkan agar mampu bertindak sebagai supervisor.

7
Poniyem, Manajemen kurikulum bahasa arab. Jurnal turots ISSN 2085-5079
8
Prof Dr Oemar Hamalik op cit hal 20-21
9
Ibid h 21-22

2
d. Pemantauan dan penilaian kurikulum. Peranan dan fungsinya sangat penting dalam rangka
pengembangan, pelaksanaan, supervisi dan perbaikan kurikulum.

e. Perbaikan kurikulum. Bidang ini harusnya mendapatkan perhatian yang lebih oleh sebab
erat kaitannya dengan upaya membina relevansi pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan sejalan dengan perkembangan masyarakat secara menyeluruh, yang ada akhirnya
dengan dikembangkan suatu kurikulum yang lebih baik.

f. Desentralisasi dan sentralisasi, pengembangan kurikulum perlu dikaji secara lebih lanjut
berkaitan dengan desentralisasi pengelolaan pendidikan oleh pemerintah daerah.

g. Masalah ketenagaan dalam pengembangan kurikulum serta model kepemimpinan yang


serasi pada konteks masyarakat yang berkembang dinamis dewasa ini.

2- Prinsip dan Fungsi manajemen kurikulum

Dalam pelaksanaan manajemen kurikulum setidaknya terdapat lima prinsip yang harus


diperhatikan,yaitu sebagai berikut10:

1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek


yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar
peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan demokrasi yang


menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam
melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk  mencapai tujuan kurikulum.

3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang di harapkan dalam kegiatan manajemen


kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat.

4. Efektivitas dan efesiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus


mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum sehingga
kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,
tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

10
Dr Rusman M.Pd op cit h 4

3
5. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan
kurikulum.

Senada dengan prinsip-prinsip yang disebutkan diatas, ada juga beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan, yakni prinsip-prinsip yang bernafaskan agama islam, terutama untuk
lembaga yang bernafaskan islami dan mengingat tempat kita tinggal selama ini, yakni sebuah
Negara dengan penduduk muslim terbesar didunia, maka sudah seharusnya lembaga yang
bernafaskan islam itu mencerminkan nilai-nilai islama demi terwujudnya pribadi dan
lembaga yang rohmatan li a’lamin.dan prinsip-prinsip tersebut adalah seperti yang
diungkakan oleh Sulistyo rini dari Abdurrahman al Nahlawi sebagai berikut11 :

1) Sistem dan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan fitrah manusia,


2) Hendaknya mengacu kepada pencapaian tujuan akhir pendidikan Islam,
3) Kurikulum disusun secara bertahap mengikuti periodesasi perkembangan peserta didik,
4) Kurikulum hendaknya memperhatikan kepentingan nyata masyarakat seperti kesehatan,
keamanan, administrasi dan pendidikan khususnya.
5) Kurikulum hendaknya terstruktur dan terorganisir secara integral,
6) kurikulum hendaknya realistis, artinya: kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan
berbagai kemudahan yang dimiliki setiap negara yang melaksanakannya,
7) Metode pendidikan yang merupakan salah satu komponen kurikulum hendaknya dapat
disesuaikan dengan kondisi dan situasi lokal,
8) Efektif untuk mencapai tingkah laku dan emosi yang positif,
9) Memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik, baik fisik, emosional ataupun
intelektualnya,
10) Kurikulum hendaknya memperhatikan aspek-aspek tingkah laku alamiah Islam.
Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijakan pemerintah,
seperti USPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan
program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, keputusan dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan12.

11
MANAJEMEN KURIKULUM DAN KUALITAS PEMBELAJARAN,Op cit
12
M Arif Khoiruddin, MANAJEMEN KURIKULUM DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. Jurnal Tribakti
VOL 24 NO 1 2013

4
Manajemen Kurikulum sangat dipandang penting keberadaanya karena kurikulum
sendiri merupakan jantung dari dunia pendidikan dan sangat mempengaruhi bidang yang
lainya dalam dunia pendidikan. disamping itu, manajemen kurikulum juga mempunyai
beberapa fungsi yang berimbas besar pada dunia pendidikan. Fungsi-fungsi tersebut adalah
seperti yang disebutkan Dr Rusman dalam bukunya. Adalah sebagai berikut13 :

1. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber


maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan
efektif.

2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang
maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui
kegiatan intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra  dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta


didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektif dapat
memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.

4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran


selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain dengan
implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien karena adanya dukungan kondisi positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan


kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan
dengan cirik khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

13
Dr Rusman M.Pd op cit h 5

5
3. Pengelolaan perencanaan kurikulum

Dalam undang undang no 22 tahun 1999 tentang amanat pelaksanaan otonomi daerah
dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan dunia pendidikan. Dan berdampak pada
system penyelenggaran dunia pendidikan dari sentralistik menuju desentralistik14.
Desentralisasi penyelenggaraan pendidikan ini terwujud dalam UUD No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem pendidikan nasional. Salah satu substansi yang didesentralisasi adalah
kurikulum. Pasal 36 ayat (1) menyatakan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional”15.

Dengan dasar itulah, Manajemen kurikulum dirasa sangat diperlakukan mengingat


adanya perbedaan karakterisik antara daerah satu dengan daerah lain, atau antara lembaga
pendidikan satu dengan dengan lembaga pendidikan lain dalam upaya untuk mengotimalkan
potensi yang ada di lingkungan sekitar atau penyesuaian dengan sumber daya dan sarana
prasana yang ada ataupun tuntutan masyarakat sekitarnya ataupun tujuan yang lainya. Dan
dalam pelaksanaan manajemen kurikulum tersebut ada beberapa faktor atau langkah langkah
yang harus dilakukan seperti yang telah disinggung sebelumnya dalam ruang lingkup studi
manajemen kurikulum ini. Didalam langkah-langkah tersebut yang pertama harus dilakukan
adalah pengelolaan perencaan kurikulum.

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa
depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang
dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau
sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin. Perencanaan merupakan tindakan
menetapkan terlebih dahulu apa yang di kerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang
harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya16. Atau dengan pengertian lain perencanaan
kurikulum adalah Proses menetapkan keputusan yang berkaitan dengan tujuan tujuan yang
akan dicapai, sumber sumber yang akan diberdayakan, dan teknik/metode yang dipilih secara
tepat untuk melaksanakan tindakan selama kurun waktu tertentu agar penyelenggaran system

14
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1999 TENTANG PEMERINTAHAN
DAERAH.diakses dari www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_22.pdf
15
UUD No. 20 Tahun 2003 diakses dari kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp.../08/UU_no_20_th_2003.pdf - 
16
M Arif Khoiruddin Op Cit

6
pendidikan dapat dilaksanakan secara efektiv, efisien, dan bermutu (Engkoswara dan A.
Komariyah K, 2010:132).17

Perencanaan kurikulum mempunyai peranan penting dalam manejemen kurikulum


Dikarenakan darinya lah akan ditentukan tujuan kedepan dan bagaimana cara mencapai
tujuan itu. Dan perencanaan yang baik akan berimbas kepada langkah selanjutanya dan
begitu pula sebaliknya. Dalam perencanaan kurikulum ini yang pertama-tama dimunculkan
adalah siapa yang bertanggung jawab dalam perencanaan kurikulum, selanjutnya bagaimana
perencanaan Itu direncanakan secara professional18.dan hal yang perlu patut diperhatikan
dalam perencanaan adalah jurang atau gap antara tujuan dan usaha untuk mencapai tujuan
itu.sehingga kedepanya tidak akan ada tujuan yang terlalu muluk-muluk namun tidak
diimbangi dengan strategi atau metode serta sarana prasana yang memadai untuk mencapai
tujuan tersebut.
Dalam hal perencanaan ini setidaknya ada dua jenis pendekatan yang digunakan
dalam perencanaan kurikulum ini.19 Yang Pertama : pendekatan yang bersifat
“administrative approach” yaitu, kurikulum yang direncanakan oleh pihak atasan kemudian
diturunkan kepada instansi-instansi bawahan sampai kepada guru-guru. Dalam kondisi ini
guru-guru tidak dilibatkan sehingga mereka lebih bersifata pasif yaitu sebagai penerima dan
pelaksana dilapangan saja. Sebaliknya yang kedua : pendekatan yang bersifat “grass roots
approach” yaitu yang dimulai dari bawah. Yakni dari pihak guru-guru atau sekolah secara
individual dengan harapan bisa meluas ke sekolah sekolah lain.
Perencanaan kurikulum merupakan kegiatan yang komplek yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Adapun model – model dalam perencanaan kurikulum yang
disebutkan oleh Oemar hamalik adalah20 :
a. Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional. Tyler Menitik beratkan logika
dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak dari spesifikasi tujuan (Goals and
Objectives). Model ini dapat diterapkan pada semua tingkat pembuatan keputusan namun
lebih cocok digunakan untuk sistem pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan pada
sistem perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu alat untuk
mengembangkan atau mencapai tujuan di bidang sosial ekonomi.

17
Teguh Triwiyanto, Manajemen kurikulum dan pembelajaran (Jakarta : Bumi aksara) 2015 h 94
18
Prof Dr Oemar Hamalik op cit 149
19
Ibid
20
Ibid 153-154

7
b. Model Interaktif Rasional (The rasional-interactive model) Memandang rasional sebagai
tuntutan kesepakatan antara pendapat – pendapat yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan
logik. Model ini  seringkali dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya
,menekankan pada respons fleksibel kurikulum yang tidak memuaskan dan inisiatif pada
tingkat sekolahan atau tingkat lokal.
c. The Disciplines Model. Perencanaan ini menitikberatkan pada guru – guru, mereka sendiri
yang merencanakan kurukilum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevasi
pengetahuan filosofis, sosiologi dan psikologi.
d. Model tanpa perencanaan (non planning model), Adalah suatu model berdasarkan
pertimbangan – pertimbangan intuitif guru – guru didalam runag kelas sebagai bentuk
pembuatan keputusan.
Secara umum dalam sebuah perencanaan kurukulum dapat mengandung keempat type
diatas, namun untuk membedakannya antara satu dengan yang lain, diperlukan analisis
variabel kebermaknaan bagi praktek perencanaan.
Selain itu, dalam tahap perencanaan kurikulum harus disusun berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut21 :
a. Objektivitas. Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik
berdasarkan tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
b.  Keterpaduan. Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua
disiplin ilmu, keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan
dalam proses penyampaian.
c.   Manfaat. Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan
keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta
bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.
d.  Efisiensi dan Efektivitas. Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip
efisiensi dana, tenaga, dan waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.
e.  Kesesuaian. Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik,
kemampuan tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan
masyarakat.
f.   Keseimbangan. Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis
bidang studi, sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan
dilaksanakan.

21
Senda Azhari, PERENCANAAN DALAM MENEJEMEN KURIKULUM. Makalah SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDKAN MUHAMMADIYAH BOGOR

8
g.   Kemudahan. Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para
pemakainya yang membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
h.   Berkesinambungan. Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan
sejalan dengan tahapan, jenis, dan jenjang satuan pendidikan.
i.     Pembakuan. Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis
satuan pendidikan, sejak dari pusat sampai daerah.
j. Mutu. Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu,
sehingga turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.
Selanjutnya, dalam perencanaan kurikulum sebaiknya juga tidak terlepas dari beberapa
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Bersifat strategis. Karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
2. Bersifat komprehensif. Bersifat konprenhensif yang mencakup keeluruhan aspek-aspek
kehidupan dan penghiduan masyarakat
3. Bersifat integrative. Yang menintregasikan rencana yang luas, mencakup pengembangan
dimensi kualitas dan kuantitas
4. Bersifat realistic. Berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan masyarakat
5. Bersifat humanistic. Menitik beratkan pada pengembangan sumberdaya manusia, baik
kuantitatif maupun kualitatif
6. Bersifat Futuralistik.  Mengacu jauh kedepan dalam merencanakan masyarakat yang maju
7. Bagian Integral yang mendukung manajemen pendidikan secara sistemik
8. Mengacu pada Pengembangan Kompetensi
9. Berdiversifikasi sesuai peserta didik
10.  Bersifat Desentralistik
Dalam Perencanaan kurikulum, ada beberapa langkah atau tahapan yang dilakukan
22
.langkah-langkah meliputi Prakiraan (forecasting), perumusan tujuan(objectives),
kebijakan(policy), langkah-langkah (procedure), pemrograman (programming),
penjadwalan(schedule), pembiayaan(budgeting). Selain itu, ada juga yang berpendapat lain
tentang langkah—langkah perencanaan lain23 seperti menurut (Fondation of Education

22
Teguh Triwiyanto Op Cit h 96
23
Sumarni, Perencanaan kurikulum. Makalah stain ponorogo.di akses dari
http://elsumarni.blogspot.co.id/2011/10/perencanaan-kurikulum-makalah-ini.html

9
Planning,Unesco,76) sebagai berikut : a.Tahap perencanaan yang termasuk didalamnya
( Diagnosis system, Formulasi tujuan, Perkiraan sumber, Perkiraan target, Constraints)
b. Formulasi Rencana  c. Elaborasi Rencana  d. Evaluasi/Revisi. Dan juga ada lagi Model
Ralph Tyler (1950) sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan 
2. Memilih pengalaman-pengalaman pendidikan 
3. Mengorganisir 
4. Cara mengevaluasi
Dari beberapa perbedaan langkah-langkah tersebut bisa kerucutkan menjadi beberapa
hal pokok dalam tahapan ini yaitu tujuan, pemograman, langkah –langkah dan juga evaluasi
atau revisi.
Perencanaan kurikulum juga menjadi sangat penting, karena didalamnya ada beberapa
fungsi yang tanpanya, akan berpengaruh besar pada dunia pendidikan secara umumnya, dan
fungsi-fungsi tersebut adalah24 :
a a. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, sumber biaya, tenaga, sarana
yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran unsur-unsur ketenagaan untuk mencapai
tujuan manejemen organisasi.
b. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana
untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
Perencanaan kurikulum yang matang besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan
oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu memuat informasi kebijakan yang relevan,
disamping seni kepemempinan dan pengetahuan yang telah dimilikinya.
c. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan
sehingga mencapai hasil yang optimal.
4. Pengelolaan implementasi kurikulum
Dalam oxford Adance  learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi
adalah:
“Outsome thing into efect” Atau penerapan sesuatu yang memberikan efek. implementasi
kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis "written curriculum
“ dalam bentuk pembelajaran. hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan Miller dan seller
(1985)) bahwa “in some case implementation has been identified with instruction” yang
membeikan pemahaman bahwa kurikulum dalam dimensi kegiatan adalah sebagai
24
Prof Dr Oemar Hamalik op cit h 152

10
manifestasi dari uaya untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen tertulis
menjadi actual dalam serangkaian aktivitas pembelajaran.25 lebih lanjut dijelaskan bahwa
implementasi kurikulum merupakan suatu penerapan konsep ide program atau tatanan
kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau berbagai kreatifitas baru sehingga terjadinya
perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah26.
Dalam implementasi kurikulum ada beberapa faktor yang Mempengaruhi
Implementasi kurikulum.dan faktor tersebut adalah seperti yang disebutkan Hasan (1984:12)
sebagai berikut27 :
a. karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan
sebagainya.
b. strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi kurikulum seperti
diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagai
kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
c. karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta nilai
dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.
Sedang menurut Marsh (1980) mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan
dukungan internal dalam kelas, dukungan orang tua dan dukungan dalam diri guru itu sendiri
menjadi yang utama.
Dalam pelaksaan kurikulum setidaknya ada beberapa pinsip yang harus
dijaga.prinsip-prinsip tersebut adalah28 :
a.Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi,perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu. serta memperoleh kesempatan untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b.Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar pelajar, yaitu :(a) belajar untuk
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha esa (b) belajar untuk memahami dan
menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,(d) belajar
untuk hidup bersama dan berguna pada orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan

25
Dr Rusman M.Pd op cit h 74
26
Makalah implementasi kurikulum diakses dari
http://www.academia.edu/13053618/makalah_implementasi_kurikulum
27
Dr Rusman M.Pd op cit h 74
28
Makalah implementasi kurikulum op cit.

11
menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
c.Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan,dan
kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi
peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.
d.Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didikdan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip “tut wuri handayani,
ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada" di belakang memberikan daya dan kekutan,
di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberi contoh dan teladan.
e.Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia,
sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber
belajar
f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,sosial dan budaya serta
kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan serta muatan seluruh bahan kajian secara
optimal.
g.Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan
kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis jenjang pendidikan.
Dalam pengimplementasian kurikulum ini, ada beberapa model yang digunakan yang
oleh Miller dan Seller digololongkan menjadi 329, yaitu :  “Concer-Based Adoption Models
(CBAM), The Inovations Profile Models, dan Trust Opening Realization Independence
(TORI) Model”. Ketiga model tersebut, berkaitan dengan pandangan bahwa implementasi
kurikulum pada dasarnya mengandung sesuatu yang baru atau memiliki dimensi inovasi,
terutama dibandingkan dengan kurikulum yang pernah ada. Lebih jelasnya akan dijelaskan
berikut ini:
Concer-Based Adoption Model (CBAM) dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun
1978. Model implementasi kurikulum ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru
terhadap suatu pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas.
Walaupun bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan
para guru mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction
models.

29
Dr Rusman M.Pd op cit h 77

12
The Inovations Profile Model dikembangkan oleh Leithwood pada tahun 1982, yang juga
berfokus pada guru. Model implementasi kurikulum ini, memungkinkan para guru dan
pengembang kurikulum untuk mengembangkan suatu gambaran (profile), hambatan-
hambatan dalam melakukan perubahan, serta berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Model Leithwood ini tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga memberikan strategi-strategi
bagi guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi. Kedua model di atas
dapat digunakan dalam implementasi program yang memiliki orientasi beragam, serta kedua
model ini paling sering digunakan dalam orientasi kurikulum transaksional (transaction
curriculum).
Trust Opening Realization Independence (TORI) Model dikembangkan oleh Gobb pada
tahun 1978, yang didasarkan kepada orientasi kurikulum transformasional (transformation
curriculum). Model implementasi kurikulum ini memfokuskan pada perubahan pribadi dan
sosial. Model TORI ini memberikan suatu skala yang membantu para guru mengidentifikasi
seberapa besar lingkungan sekolah dapat menerima dan mengimplementasikan suatu inovasi
(termasuk dalam implementasi kurikulum); serta memberikan panduan untuk memudahkan
implementasi perubahan.
5- Pengelolaan pelaksanaan evaluasi kurikulum.
Evaluasi merupakan salah satu pokok pembahasan dalam kajian manajemen
kurikulum, perananya sangat penting bagi penentuan kebijakan dalam dunia pada umumnya,
atau keputusan dalam kurikulum, keberadaanya menjadi tolak ukur atas keberhasilan dari
tahapan sebelumnya, yaitu perencanaan dan pelaksaan kurikulum, serta juga menjadi
feedback bagi stakeholder untuk pengembangan kurikulum selanjutnya.
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input),
keluaran (output) dan hasil (outcome)terhadap rencana dan standar, Evaluasi dilakukan
terhadap pelaksanaan rencana untuk menilai keberhasilan pelaksanaan dari suatu program
atau kegiatan berdasarkan indikator atau sasaran kerja yang tercantum dalam program atau
kegiatan30. Selain itu, eveluasi juga dilakukan untuk menilai efisiensi, efektivitas, manfaat,
dampak, dan keberlanjutan suatu program atau kegiatan31.
Sedangkan Hamid Hasan (2009:41) mengartikan evaluasi sebagai usaha sistematis
mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan
mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu. Menurut Tyler (dalam

30
Teguh Triwiyanto Op Cit h 183
31
Ibid

13
Muhammad Zaini, 2009: 143) menyatakan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengetahui
apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau terealisasikan32.

Dalam usahanya, untuk menilai kualitas kurikulum setidaknya ada beberapa model
yang digunakan dalam penilaian ini, seperti yang dikemukakan oleh zainal Arifin sebagai
berikut33 :
1. Model Tyler (Tyler Model)
Nama model ini diambil dari nama pengembangnya, yaitu Tyler dalam buku Basic principles
of Curriculum and Instruktion.  Model ini dibangun atas dua dasar pemikiran :
a. Evaluasi ditujukan pada perilaku peserta didik
b. Evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan
kurikullum dan sesudah melaksanakan kurikulum (hasil).
2. Model yang berorientasi pada tujuan (Goal Oriented Evaluation Model)
Evaluasi diartikan sebagai proses pengukuran hingga tujuan kurikulum tercapai. Model ini
dianggap lebih praktis untuk mendesain dan mengembangkan suatu kurikulum karena karena
menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang dapat diukur.
3. Model Pengukuran (R.Thomdike dan R.L.Ebel)
Sesuai dengan namanya, model ini sangat menitik beratkan pada kegiatan pengukuran.
Pengukuran digunakan untuk menentukan kuantitas suatu sifat (atribute)  tertentu yang
dimiliki oleh objek, orang maupun peristiwa dalam bentuk unit ukuran tertentu.
4. Model Kesesuaian (Raiph W.Tyler, John B.Carrol, Lee.J.Cronback)
Model ini memandang evaluasi sebagai kegiatan untuk melihat kesesuaianantara tujuan
dengan hasil belajar yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan
sistem bimbingan dan untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerluukan.
5. Model Evaluasi Sistem Pendidikan (Educational System Evaluation Model)
Dalam model ini evaluasi berarti membandingkan performance dari berbagai dimensi 
dengan sejumlah kriteria baik yang bersifat mutlak maupun relatif. Model ini menekan kan
sistem sebagai suatu keseluruhan dan merupakan penggabungan dari beberapa model.
6. Model Alkin (Marvin Alkin, 1969)

32
Ixxi Jannatan, Umi Maulida, makalah evaluasi kurikulum UIN SUNAN KALI JAGA diakses dari
http://www.academia.edu/9516810/MAKALAH_EVALUASI_KURIKULUM_Disusun_Oleh_PROGRAM_STUDI_PE
NDIDIKAN_MATEMATIKA_FAKULTAS_SAINS_DAN_TEKNOLOGI_UNIVERSITAS_ISLAM_NEGERI_SUNAN_KALIJA
GA_YOGYAKARTA
33
Ibid

14
Menurut Alkin, evaluasi adalah suatu proses untuk meyakinkan keputusan, mengumpulkan
informasi, memilih informasi yang tepat, dan menganalisis informasi sehingga dapat disusun
laporan bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Alkin mengemukakan
ada lima jenis evaluasi, yaitu :
a. Sistem assesment, yaitu untuk memberikan informasi tentang keadaan atau posisi dari
suatu sistem.
b. Program Planning, yaitu untuk membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan
berhasil memenuh suatu program dapat berfungsi,bekerja atau berjalan.
c. Program Implementation, yaitu untuk menyiapkann informasi apakah suatu program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat.
d. Program improvment, yaitu memberikan informasi tentang bagaimana suatu program dapat
berfunhgsi, bekerja atau berjalan.
e. Program certification, yaitu memberikan informasi tentang nilai atau manfaat suatu
program.
7.     Model Brinkerhoff
Robert O. Brinkerhoff (1987) mengemukakan ada tiga jenis evaluasi yang disusun
berdasarkan penggabungan elemen-elemen yang sama.
a. fixed vs Emergent Evaluation Design
Desain evaluasi fixed (tetap) harus direncanakan dan disusun secara sistematik-terstruktur
sebelum program dilaksanakan.kegiatan-kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam desain tetap
ini, antara lain menyusun pertanyaan-pertanyaan, menyusun dan menyiapkan instrumen,
menganalisis hasil evaluasi dan melaporkan hasil evaluasi secara formal kepada pihak-pihak
yang  berkepentingan.
Desain evaluasi emergent bertujuan untuk beradaptasi dengan situasi yang sedang
berlangsung dan berkembang, seperti menampung pendapat audiensi, masalah-masalah,dan
kegiatan program.teknik pengumpulan data dapat menggunmakan observasi, studi kasus dan
laporan tim pendukung.
b.Formative vs Summative Evaluation ( Michael Scriven, 1967)
Evaluasi formative berfungsi untuk memperbaiki kurikulum, sedangkan evaluasi sumatif
berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum secara menyeluruh. Artinya , jika hasil
kurikulum memang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait ( terutama peserta didik), maka
implementasi kurikulum dapat dilanjutkan. Sebaliknya jika hasil kurikulum tidak mempunyai
manfaat, maka kurukulum dapat dihentikan.
C. Desain eksperimental dan desain quasi eksperimental vs natural inquiri
15
Desain eksperimental bertujuan untuk menilai manfaat hasil percobaan dari suatu
kurikulum.desain evaluasi ini harus disusun bersama dan biasanya memerlukan waktu dan
biaya yang cukup banyak, terutama dalam menyususn instrumen untuk menilai perlakuan,
mengumpulkan data kuantitatif, dan mengolah data statistik.
8.     Model Illuminatif ( Malcom parlett dan Hamilton)
Model ini lebih ,menekankan pada evaluasi kualitatif-terbuka 9open – ended). Kegiatan
evaluasi dihubungkan dengan learning milieu, yaitu lingkungan sekolah sebagai lingkungan
material dan psiko-sosial, dimana guru dan peserta didik dapat berinteraksi. Tujuan evaluasi
adalah untuk menganalisis pelaksanaan sistem, faktor-faktor yang mempengaruhinya,
kelebihan, dan kekurangan sistem, dan pengaruh sistem terhadap pengalaman belajar peserta
didik.
9.     Model Responsif (responsive model)
Model ini juga menekankan pada pendekatan kualitatif-naturalistik, tujuan evaluasi adalah
untuk memahami semua komponen program melalui berbagai sudut pandangan yang
berbeda. Instrumen yang digunakan pada umumnya mengandalkan observasi langsung
maupun tak langsung dengan interpretasi data yang impresionistik..
Kelebihan model ini adalah peka terhadap berbagai pandangan dan kemampuannya
mengakomodasi pendapat yang ambisisus serta tidak fokus, sedangkan kekurangannya antara
lain.
a. pembuat keputusan sulit menentukan prioritas atau penyederhanaan informasi.
b. tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok.
c. membutuhkan waktu dan tenaga.
10.  Model Studi Kasus
Model ini memiliki karakteristik, antara lain:
a. terfokus pada kegiatan kurikulum disuatu sekolah, dikelas atau bahkan hanya kepada
seorang kepala sekolah atau guru.
b. tidak mempersoalkan pemilihan sampel
c. hasil evaluasi hanya berlaku pada tempat evaluasi itu dilakukan.
d. tidak ada generalisasi hasil evaluasi.
e. data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.
f.  adanya realitas yang tidak sepihak (multiple realities)
Keberhasilan suatu kurikulum dipengaruhin oleh berbagai faktor, antara lain:
a. tujuan kurikulum, baik tujuan umum maupun khusus.
b. sistem sekolah.
16
c. program pembinaan.

Dalam pelaksanaan evaluasi kurikulum ada beberapa asas yang seyogyanya di


perhatikan sehingga validitas dari evaluasi itu terpercaya adalah .yaitu34 : 
a. Rasional, artinya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mendasar dan objektif.
b. Spesifikasi, artinya mengandung tujuan-tujuan yang jelas dan khusus.
c. Manfaat, artinya sesuai dengan hakekat peserta yang mempelajari kurikulum tersebut.
d. Efektifitas, artinya mengacu pada ciri-ciri dan kondisi yang perlu untuk melaksanakan
kurikulum.
e. Kondisi, artinya persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum.
f. Praktis, artinya mengacu pada faktor-faktor dasar yang menunjang pelaksanaan kurikulum.
g. Desiminasi, artinya berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum yang efektif.

Dalam berbagai komponen evaluasi kurikulum diatas,evaluasi menjadi sangat penting


mengingat fungsi dan tujuan kurikulum sebagai berikut35 :
Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut
a) Edukatif, untuk mengetahui kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan,
b) Instruksional, untuk mengetahui pendayagunaan dan keterlaksanaan kurikulum
dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran,
c) Diagnosis, untuk memeroleh informasi atau masukan dalam rangka perbaikan
kurikulum,
d) Administratif, untuk memeroleh informasi masukan dalam rangka pengelolaan
kegiatan pembelajaran. 
Dan tujuan dari evaluasi adalah sebagi berikut36 :
1 – Perbaikan program
2 – pertanggung jawaban kepada berbagai pihak
3- penentuan tindak lanjut hasil pengembangan

6- Pengelolaan perumusan kriteria dan pelaksanaan kenaikan kelas (lulusan).

34
Prof Dr Oemar Hamalik op cit h 239
35
Ibid h 238-239
36
Dr Rusman M.Pd op cit h 99

17
Evaluasi kurikulum merupakan proses komprehensif yang didalamnya. Evaluasi pada
hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan suatu nilai dari suatu objek.
Keputusan evaluasi (value judgment) tidak hanya didasarkan pada pengukuran (kuantitatif
description), dapat pula didasarkan pada pengamatan (kualitatif description).baik yang
didasarkan pada hasil pengukuran (measurement) maupun bukan non- pengukuan (non
measurement) pada akhisnya menghasilkan keputusan nilai tentang suatu program atau
kurikulum yang dievaluasi37.
Evaluator adalah tenaga yang mendapat tugas melaksanakan penilaian terhadap suatu
program.baik melalui cara kuantitatif ataupun kualitatif. Dan pada proses evaluasi diperlukan
adanya sebuah alat ukur atau standarisasi yang digunakan untuk acuan apakah sebuah
program tersebut mendapat hasil yang diharapkan atau tidak.dalam kaitanya dengan
pendidikan dalam lembaga pendidikan. Terdapat juga sebuah evaluasi yang digunakan untuk
melihat perkembangan anak didik dengan menggunakan beberapa kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya, diantaranya kriteria-kriteria tersebut adalah38 :
a. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada
dua semester di kelas yang diikuti.
b. Tidak terdapat nilai di bawah SKBM (KKM-red).
c. Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti.
Atau masih banyak lagi kriteria yang bisa ditentukan sesuai dengan perencanaan yang
telah ditentukan sebelumnya. Namun bisa di formulasikan, bahwa setiap ketentuan kriteria
kenaikan kelas atau kelulusan itu meliputi kemampuan kognitif,afektif dan psikomotorik.

7- Pengelolaan pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, dan sumber belajar.


Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak
komponen. Komponen tersebut antara lain adalah tujuan, bahan pelajaran, metode, alat dan
sumber belajar serta evaluasi.Sumber belajar dan bahan ajar merupakan suatu unsur yang
memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan. Menurut Rohani, Sebuah kegiatan belajar
mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional

37
Teguh Triwiyanto Op Cit h 185.
38
Kriteria ini adalah sebagian contoh dari beberapa kriteria yang ada yang tentunya bisa berbeda antara
lembaga pendidikan satu atau pendidikan lain atau kurikulum satu dengan kurikulum yang lain.dan contoh ini
adalah kriteria yang ditetapkan dalam kurikulum KTSP berdasarkan instruksi Dirjen Mandikdasmen 2006.

18
jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai
komponen penting dan sangat besar manfaatnya39.
Pengelolaan pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, dan sumber
belajar.merupakan salah satu bagian dari manajemen kurikulum yang masuk dalam kategori
tahap perencanaan dan pengorganisasian kurikulum. Dalam hal ini, Pengembangan bahan
ajar, media pembelajaran serta sumber belajar akan direncakan pada tahap awal, selanjutnya
akan diorganisasikan sesuai dengan dengan faktor-faktor lainya. Pengelolaan ini akan
dipengaruhi banyak hal, diantara lain adalah tujuan dari kurikulum, Sumber daya manusia ,
sarana dan prasarana atau kondisi lingkungan masyarakat yang ada. Sumber belajar dan
bahan ajar serta media pembelajaran  merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah.Melalui sumber belajar dan bahan ajar akan lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran dan akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Sumber
belajar dan bahan ajar dapat dibuat dan dikembangkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.

Kesimpulan
Dari sedikit paparan diatas kita bisa mengambil point – point penting, dimana
manajemen kurikulum merupakan point penting dalam kebehasilan sebuah kurikulum yang
berarti keberhasilan pendidikan secara umum. Manajemen kurikulum sendiri secara lugas
merupakan segala bentuk usaha untuk mencapai tujuan kurikulum dengan melibatkan sumber
daya manusia serta sumber daya alam yang ada. Dan usaha itu semua melingkupi
perencanaan,pengorganisasian,pelaksanaan,serta evaluasi kurikulum.
Dalam perihal manajemen kurikulum setidaknya ada beberapa hal yang menjadi
prinsip utama dalam implementasinya yang harus diperhatikan, sehingga tidak akan keluar
dari jalur yang seharusnya. Adapun prinsip – prinsip tersebut adalah  Produktivitas,
Demokratisasi, Kooperatif Efektivitas dan efesiensi , serta Mengarahkan visi, misi dan
tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.  Selain itu, Abdurrahman al Nahlawi juga
menambahkan prinsip- prinsip yang bernafaskan islam, mengingat dimana kita merupakan
Negara dengan mayoritas muslim sekaligus Negara dengan pendudukan muslim terbesar
didunia.

Selain itu, manajemen kurikulum juga dianggap sesuatu yang penting karena
mengingat fungsinya yang banyak. Yaitu :
39
Makalah pengembangan sumber belajar diakses dari
http://www.academia.edu/6000122/Makalah_pengembangan_sumber_belajar

19
1. Meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,

2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapa hasil yang
maksimal.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta


didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.

4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.

5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran


selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan
dengan pelaksanaan pembelajaran.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr Rusman M.Pd. Manajemen Pendidikan (Jakarta :Rajawali press) 2012

20
2. Ixxi Jannatan, Umi Maulida, makalah evaluasi kurikulum UIN SUNAN KALI JAGA
diakses dari
http://www.academia.edu/9516810/MAKALAH_EVALUASI_KURIKULUM_Disus
un_Oleh_PROGRAM_STUDI_PENDIDIKAN_MATEMATIKA_FAKULTAS_SAI
NS_DAN_TEKNOLOGI_UNIVERSITAS_ISLAM_NEGERI_SUNAN_KALIJAGA
_YOGYAKARTA
3. KBBI aplikasi
4. M Arif Khoiruddin, MANAJEMEN KURIKULUM DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN. Jurnal Tribakti VOL 24 NO 1 2013
5. Makalah implementasi kurikulum diakses dari
http://www.academia.edu/13053618/makalah_implementasi_kurikulum
6. Makalah pengembangan sumber belajar diakses dari
http://www.academia.edu/6000122/Makalah_pengembangan_sumber_belajar
7. MANAJEMEN KURIKULUM DAN KUALITAS PEMBELAJARAN, Repositori
STAIN KUDUS
8. Poniyem, Manajemen kurikulum bahasa arab. Jurnal turots ISSN 2085-5079
9. Prof Dr Oemar Malik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung : Remaja
Rosda karya ) 2010
10. Senda Azhari, PERENCANAAN DALAM MENEJEMEN KURIKULUM. Makalah
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN MUHAMMADIYAH
BOGOR
11. Sumarni, Perencanaan kurikulum. Makalah stain ponorogo.di akses dari
http://elsumarni.blogspot.co.id/2011/10/perencanaan-kurikulum-makalah-ini.html
12. Teguh Triwiyanto, Manajemen kurikulum dan pembelajaran (Jakarta : Bumi aksara)
2015
13. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1999
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH.diakses dari
www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_1999_22.pdf
14. UUD No. 20 Tahun 2003 diakses dari
kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp.../08/UU_no_20_th_2003.pdf –

21
22

Anda mungkin juga menyukai