Anda di halaman 1dari 18

PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN

TINDAK KELAS (PTK)


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu: Mahilda Dea Komalasari, M. Pd.

Oleh:
Kelompok 5
1. Triantoro Pamungkas 17144600170
2. Fahrul Kartika 17144600176
3. Malinda Fitri 17144600185
4. Dwi Widiningsih 17144600192
5. Fajri Firmansyah 17144600204

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2020

1
Kata Pengantar

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Penelitian Tindak Kelas (PTK) tentang “prosedur
pelaksanaan penelitian tindak kelas (PTK)” dengan tepat pada waktu. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi besar Muhammad Shalallau ’Alaihi
Wasallam yang kita nantikan syafa’atnya di yaumul akhir.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini terutama kepada dosen pembimbing kami. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami mengharap kritik, saran, dan usulan dari pembaca untuk
memperbaiki makalah yang kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
berguna untuk menambah. Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah
terdapat kata yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 7 April 2020

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Penetapan Fokus Masalah..................................................................................6
B. Perencanaan Tindakan......................................................................................10
C. Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Interprestasi........................................11
D. Analisis dan Refleksi........................................................................................14
E. Perencanaan Tindak Lanjut..............................................................................16
BAB III........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
Kesimpulan..............................................................................................................17
Daftar Pustaka..............................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prosedur penelitian tindakan kelas merupakan proses pengkajian melalui
sistem berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
(PTK) yaitu suatu upaya dari pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar,
untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar mengajar ke arah
tercapainya tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri. Penelitian Tindakan
Kelas bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam
mempelajari pokok-pokok bahasan tertentu, tetapi yang lebih penting lagi
adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan tertentu untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK
yang meliputi penetapan fokus permasalahan, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan
analisis, serta refleksi. Apabila diperlukan, pata tahap selanjutnya disusun
rencana tinda lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara berdaur membentuk
suatu siklus. Langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan
siklus-siklus berikutnya. Sesudah menetapkan pokok permasalahan secara
mantap langkah berikutnya adalah: perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, pengumpulan data, (pengamatan/observasi), dan Refleksi (analisis
dan interprestasi). Dengan adanya teori, peneliti dapat menganalisis dan
merancang berbagai alternatif jawaban pembuktian terhadap tindakan
penelitian.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Penetapan Fokus Masalah dalam PTK ?
2. Bagaimana Perencanaan tindakan PTK?
3. Bagaimana Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi data hasil
penelitian?
4. Bagimana Analisis dan Refleksi PTK?
5. Bagaimana perencanaan tindak lanjut PTK ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penetapan Fokus Masalah


Penetapan fokus masalah dapat dilakukan melalui beberapa langkah.
Menurut Tantra, (2005:12) langkah-langkah yang dimaksud adalah:
1. Merasakan adanya masalah
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi pemula PTK adalah bagaimana
memulai penelitian tindakan kelas ? untuk dapat menjawab pertanyaan
tersebut, pertama – tama dan harus dimiliki guru adalah perasaan
ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran yang selama ini
dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadapa apa yang dulakukan
dalam proses pembelajaran di kelasnya, meskipun sebenarnya terdapat
banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses pembelajaran
sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan pertanyaan seperti diatas yang
kemudian dapat memicu untuk dimulainya sebuah PTK. Oleh sebab itu
agar guru dapat menerapkan PTK dalam upayanya untuk memperbaiki
dan/atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih professional,
siswa dituntut keberaniannya untuk mengatakan secara jujur khususnya
kepada dirinya sendiri mengenai sisi – sisi lemah yang masih terdapat
dalam implementasi  program pembelajaran yang dikelolanya . dengan kata
lain guru garus mamapu merefleksi, merenung, serta berpikir balik,
mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam
rangka mengidentifikasi sisi –sisi lemah yang mungkin ada. Dalam proses
perenungan ini terbuka peluang bagi guru untuk menemukan kelemahan –
kelemahan praktek pembelajaran yang selama ini selalu dilakukan secara
tanpa disadari. Oleh karena itu untuk memanfaatkan secra maksimala
potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya

6
sedini mungkin merasakan adanya persoalan – persoalan dalam proses
pembelajaran. DEngan kata lain permasalahan yang diangkat dalam PTK
harus benar – benar merupakan masalah – masalah yang dihayati oleh guru
dalam praktek pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang
disarankan apalagi ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh dosen LPTK
yang menjadi mitranya. Permasalahan tersebut dapat berangkat bersumber
dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran, dan hasil
belajar siswa.
2. Mengidentifikasi masalah.
Sebagaimana telah dikemukakan penetapan arah PTK berangkat dari
diagnosis terhadap keadaan yang bersifat umum. Guru juga bisa merinci
proses penemuan permasalahan tersebut dengan bertolak dari gagasan –
gagasan yang masih bersifat umum mengenai keadaan yang perlu
diperbaiki. Menurut Hopkins (1993), untuk mendorong pikiran – pikiran
dalam mengembangkan focus PTK, kita bisa bertanya kepada diri sendiri,
misalnya
a. Apa yang sedang terjadi sekarang ?
b. Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahn ?
c. Apa yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya ?
Bila pertanyaan tersebut telah ada dalam pikiran guru sebagai actor
PTK, maka langkah dapat dilanjutkan dengan mengembangkan beberapa
pertanyaan sepeerti dibawah ini :
a. Saya berkeinginan memperbaiki …………………
b. Beberapa orangkah yang merasa kurang puas tentang
c. Saya dibingungkan oleh…………………………..
d. Saya memilih untuk menguji cobakan di kelas gagasan tentang;
Pada tahap ini yang paling penting adalah menghasilkan gagasan –
gagasan yang awal mengenai permasalahan actual yang dialami guru di
kelas. Dengan berangkat dari gagasan – gagasan awal tersebut guru dapat

7
berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.
Jika mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi permasalahan, guru dapt
meminta bantuan pada rekan seasama guru, berdiskusi dengan mitranya
(dosen LPTK) dan/atau melacak sumber – sumber kepustakan yang
relevan . Namun para koleganya itu perlu memaklumi bahwa da
kemungkinan guru yang bersangkutan akan lebih terfokus pada kesulitannya
daripada kepada tujuan dan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan tersebut. Bila menghadapi hal seperti ini guru perlu diajak mendalami
lebih jauh permasalahn yang dihadapi. Mitra dari LPTK harus siap menjadi
pendengar yang lebih baik dan terbuka agar semua permasalahan yang
dihadapi guru di dalm tugasnya dapat diidentifikasi. Sebaliknya mitra dari
LPTK itu harus berupaya keras. Agar tidak terperosok dan menempatkan
diri sebagai Pembina atau pengarah. Sebab ia juga ada posisi membutuhkan
kesempatan belajar baik dalam memahirkan diri dalam PTK maupun dalam
mengakrabi lapangan.
3. Menganalisis masalah
Setelah memperoleh sederet permasalahan melaui proses identifikasi ini,
maka peneliti guru kelas sendirian atau dengan bermitra dengan dosen
LPTK melakukan analisis terhadap permasalahan – permasalahn tersebut
untuk menentukan urgensi pengatasan. Dalam hubungan ini akan
terkemukakan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi seperti
misalnya penguiasaan operasi matematik, atau yng dapat ditunda
pengatasannya tanpa kerugian yang besar, seperti jmisalnya kemampuan
membaca peta buta. Abahkan memang ada permasalahn yang tidak dapat
diatasi denga PTK, seperti misalnya kesalahan – kesalahan factual dn/atau
konseptual yangterdapt dalam buku paket. Menurut Aimanyu (1995) arahan
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk PTK adalah
sebagai berikut :

8
a. Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan muridnya,
aatu topic yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang
memang diprogramkan oleh sekolah.
b. Jangan memilih masalah yang beradsa di luar kemampuan dan/atau
kekuasaan guru untuk mengatasinya.
c. Pilih dan tetapkan permasalahn yang skalanya cukup kecil dan terbatas
(manageable)
d. Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus
penelitian.
e. Kaitkan PTK yang akan dilakukan denga prioritas – prioritas yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa analisis masalah perlu
dilakukan secara cermat, sebabb keberhasilan pada tahap analisis masalah
akan menentukan keberhasilan keseluruhan proses pelaksanaan PTK. Jika
PTK berhasil dilaksanakan dengan membawa kemanfaatan yang dapat
dirasakan oleh guru dan sekolah (intrinsically rewarding). Maka
keberhasilan ini akan menjadi motivasi bagi guru untuk meneruskan
uasahanya di masa – masa yang akan dating.
4. Merumuskan masalah.
Setelah menetapkan focus permasalahan serta menganalisanya
menjadi bagian – bagian dan lebih kecil, maka selanjutnya guru perlu
merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik dan operasional.
Perumusan masalah dan jelas akan membuika peluang bagi guru untuk
menetapkan tindakan alternatif solusi) yang perlu dilakukannya jenis data
yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur perekamannya serta cara
menginterpretasikannya, khususnya yang perlu dilakukan sementara
tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/atau
hasilnya itu direkam. Disamping itu, penetapan tindakan perbaikan yang
akan dicobakan itu juga memberikan arahan kepada guru untuk melakukan

9
berbagai persiapan termasuk yang berbentuk latihan guru meningkatkan
keterampilan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dimaksud.
Sebagaimana telah dikemukakkan di atas, dalam PTK guru merupakan
actor pelaksana tindakan perbaikan di samping sebagai peneliti.
B. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan adalah kegiatan penyusunan langkah-langkah yang
operasional untuk mencapai hasil-hasil yang telah di rumuskan dalam strategi.
1. Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
Dilihat dari sudut lain, alternative tindakan perbaikan juga dapat
dilihat sebagai hipotesis dalam arti mengindikasikan dugaan  mengenai
perubahan dalam arti perbaikan yang bakal terjadi jika suatuntindakan
dilakukan. Misalnya jika kebiasaan membaca ditingkatkan melalui
penugasan mencari kata atau istilah serapan, perbendaharaan kata akan
meningkat dengan rata – rata 10 % setiap bulannya. Dari contoh ini,
hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat
memecahkkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan PTK.
Bentuk umum rumusan hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesisa
formal. Jika hipotesis penelitian formal menyatakan adanya hubungan
antara dua variabel atau lebih atau menyatakan adanya perbedaan antara
dua kelompok atau lebih, maka hipotesis tindakan tidak mengatakan
demikian, tetapi mengatakan per4caya tindakan kita akan merupakan
suatu solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti sebagai
contoh lain, peloibatab orabg tua dalam perencanaan kegiatan akademik
sekolah akan berdampak menungkatkan perhatian mereka terhadap
penyelesaian tugas siswa di rumah. Agar dapat menyusun hipotesis
tindakan dengan tepat maka peneliti dapat melakukan:
a. kajian teoritik dibidang pembelajaran
b. kajian hasil penelitian yang relevan
c. diskusi dengan teman sejawat

10
d. kajian pendapat para pakar
e. merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
2. Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan
Pada langkah ini peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah
hipotesis tindakan yang diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi
riil dengan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus
dapat diuji secara empirik, ini berarti bahwa implementasi tindakan yang
dilakukan maupun dampak yang diperolehnya harus dapat diamati oleh
guru selaku peneliti.
3. Persiapan Tindakan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini diantaranya:
a. membuat skenario pembelajaran .
b. mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang diperlukan .
c. mempersiapkan cara merekan dan menganalisis data .
d. melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika dipandang perlu).
C. Pelaksanaan Tindakan, Observasi, dan Interprestasi
Pelaksanaan tindakan, observasi, dan interprestasi, merupakan tahapan
pengaplikasian semua perencanaan tindakan yang telah disusun. Skenario
tindakan dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya. Pada
konteks ini, observasi dan interprestasi juga dilakukan secara bersama.
1. Melaksanakan Tindakan
Guru melaksanakan tindakan dalam kelas yang sebenarnya, seperti :
a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh karena itu, metode
penelitian yang sedang dilaksanakan tidak boleh mengganggu
komitmen guru dalam mengajar. Ini berarti, guru tidak boleh
mengorbankan siswa demi penelitian yang sedang dilaksanakannya.
Tambahan tugas guru sebagai peneliti harus disikapi sebagai tugas
profesional yang semestinya memberi nilai tambah bagi guru dan
pembelajaran yang dikelolanya.

11
b. Cara pengumpulan atau perekaman data jangan sampai terlalu menyita
waktu pembelajaran di kelas. Esensi pelaksanaan PTK memang harus
disertai dengan observasi, pengumpulan data, dan interpretasi yang
dilakukan oleh guru.
c. Metode yang diterapkan haruslah reliabel atau handal, sehingga
memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan situasi kelasnya.
d. Masalah yang ditangani guru haruslah sesuai dengan kemampuan dan
komitmen guru.
e. Sebagai peneliti, guru haruslah memperhatikan berbagai aturan dan
etika yang terkait dengan tugas-tugasnya, seperti menyampaikan
kepada kepala sekolah tentang rencana tindakan yang akan dilakukan,
atau menginformasikan kepada orang tua siswa jika selama
pelaksanaan PTK, siswa diwajibkan melakukan sesuatu di luar
kebiasaan rutin.
f. PTK harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat sekolah.
2. Observasi dan Interprestasi.
Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi berlangsung simultan.
Artinya, data yang diamati saat pelaksaanaan tindakan tersebut langsung
diinterpretasikan, tidak sekedar direkam. Jika guru memberi pujian kepada
siswa, yang direkam bukan hanya jenis pujian yang diberikan, tetapi juga
dampaknya bagi siswa yang mendapat pujian. Apa yang harus direkam dan
bagaimana cara merekamnya harus ditentukan secara cermat terlebih
dahulu. 13 Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah
dengan observasi atau pengamatan. Hopkins 1993 menyebutkan ada lima
prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi, yaitu:
a. Perencanaan Bersama Observasi, yang baik diawali dengan
perencanaan bersama antara pengamat dengan yang diamati, dalam hal
ini teman sejawat yang akan membantu mengamati dengan guru yang

12
akan mengajar. Perencanaan bersama ini bertujuan untuk membangun
rasa saling percaya dan menyepakati beberapa hal seperti fokus yang
akan diamati, aturan yang akan diterapkan, berapa lama pengamatan
akan berlangsung, bagaimana sikap pengamat kepada siswa, dan di
mana pengamat akan duduk.
b. Fokus Fokus, pengamatan sebaiknya sempit spesifik. Fokus yang
sempit atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat
begi perkembangan profesional guru.
c. Membangun Kriteria Observasi, akan sangat membantu guru, jika
kriteria keberhasilan atau sasaran yang ingin dicapai sudah disepakati
sebelumnya.
d. Keterampilan Observasi Seorang pengamat yang baik memiliki
minimal 3 keterampilan, yaitu:
1) Dapat menahan diri untuk tidak terlalu cepat memutuskan dalam
menginterpretasikan satu peristiwa;
2) Dapat menciptakan suasana yang memberi dukungan dan
menghindari terjadinya suasana yang menakutkan guru dan siswa;
3) Menguasai berbagai teknik untuk menemukan peristiwa atau
interaksi yang tepat untuk direkam, serta alat instrumen perekam
yang efektif untuk episode tertentu. Di dalam suatu observasi, hasil
pengamatan berupa fakta atau deskripsi, bukan pendapat atau
opini. Dilihat cara melakukan kegiatannya, ada empat jenis
observasi yang dapat dipilih, yaitu: observasi terbuka , pengamat
tidak menggunakan lembar observasi, melainkan hanya
menggunakan kertas kosong untuk merekam proses pembelajaran
yang diamati. Observasi terfokus secara khusus ditujukan untuk
mengamati aspek-aspek tertentu dari pembelajaran. Observasi
terstruktur menggunakan instrumen observasi yang terstruktur
dengan baik dan siap pakai, sehingga pengamat hanya tinggal

13
membubuhkan tanda cek V pada tempat yang disediakan.
Observasi sistematik dilakukan lebih rinci dalam hal kategori data
yang diamati.
e. Balikan Feedback Hasil, observasi yang direkam secara cermat dan
sistematis dapat dijadikan dasar untuk mmberi balikan yang
tepat.Syarat balikan yang baik :
1) Diberikan segera setelah pengamatan, dalam berbagai bentuk
misalnya diskusi;
2) Menunjukkan secara spesifik bagian mana yang perlu diperbaiki,
bagian mana yang sudah baik untuk dipertahankan;
3) Balikan harus dapat memberi jalan keluar kepada orang yang
diberi balikan tersebut.
D. Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk memakai hasil temuan pada
pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam
menyelesaikan masalah penelitian.
1. Analisis Data
Salah satu ciri guru yang profesional adalah mampu mengambil
keputusan, baik sebelum, selama, maupun setelah pembelajaran
berlangsung. Keputusan yang diambil didasarkan pada berbagai
pertimbangan yang berasal dari berbagai sumber. Dalam kaitan dengan
PTK, sumber pertimbangan tersebut adalah data yang dikumpulkan baik
melalui observasi maupun dengan teknik lain. Agar data tersebut bermakna
sebagai dasar untuk mengambil keputusan, data tersebut harus dianalisis
atau diberi makna. Analisis data pada tahap ini agak berbeda dengan
interpretasi yang dilakukan pada tahap observasi. Jika interpretasi
dilakukan pada setiap saat observasi dan pada pertemuan atau diskusi
balikan, maka analisis data dilakukan setelah satu paket selesai
diimplementasikan secara keseluruhan. Misalnya, jika perbaikan

14
direncanakan untuk enam kali pembelajaran, maka analisis data dilakukan
setelah keenam pembelajaran tuntas dilaksanakan. Analisis data dapat
dilakukan secara bertahap:
a. Dengan menyeleksi dan mengelompokkan,
Data diseleksi, difokuskan, jika perlu ada yang direduksi karena itu
tahap ini sering disebut sebagai reduksi data. Lalu data diorganisasikan
sesuai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian yang ingin dicari
jawabannya.
b. Memaparkan atau medeskripsikan data,
Data yang sudah terorganisasi ini dideskripsikan sehingga bermakna,
baik dalam bentuk narasi, grafik, maupun tabel.
c. Menyimpulkan atau memberi makna.
Bedasarkan paparan dan deskripsi yang telah dibuat ditarik kesimpulan
dalam bentuk pertanyaan atau formula singkat.
Tanpa analisis data, guru tidak akan dapat memperkirakan dampak
perbaikan yang dilakukannya. Selanjutnya, analisis data akan membentu
guru, yaitu mengingat kembali segala perilakunya ketika mengajar dan
mencoba merenungkan mengapa ia berperilaku seperti itu dan mengapa
siswa merespons seperti itu.
2. Refleksi
Melakukan refleksi tidak seperti berdiri didepan cermin untuk melihat
kembali bayangan kita atau memantulkan kembali kejadian yang perlu kita
kaji. Renungan atau mengingat kembali apa yang telah dan sudah berhasil
dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan refleksi, guru akan melakukan
perencanaan tindak lanjut, yang berupa revisi dari rencana lama, atau baru
sama sekali. Dengan dibantu oleh hasil analisis data, guru mencoba
merenungkan mengapa satu kejadian berlangsung dan mengapa seperti itu
terjadinya. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang telah
dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pemebelajaran

15
berikutnya. Refleksi dilakukan melalui analisis dan sintesis, serta induksi
dan deduksi. Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali secara
intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya
sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.
E. Perencanaan Tindak Lanjut
Perencanaan tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus disiapkan jika
masalah belum terselesaikan atau target yang ditetapkan belum tercapai. Hasil
analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah
dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas
ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum
terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan
memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan
menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah
yang ada. Dengan perkataan lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau
belum memuaskan pengatasannya, maka penelitian tindakan kelas harus
dilanjutkan pada siklus 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus ke 1 yaitu
perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2 permasalahan
telah terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu dilanjutkan
siklus 3. Namun jika pada siklus 2 masalahnya belum terselesaikan/hasilnya
belum memuaskan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, dan
seterusnya.Dalam dalam penelitian tindakan kelas jumlah siklus sebenarnya
tidak dapat ditentukan lebih dahulu, hal ini tergantung kepada
permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup satu
siklus, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa siklus. Dengan demikian
banyak sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung
kepada terselesaikannya masalah yang diteliti.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan penelitian yang dasar
permasalahannya kita temukan di dalam kelas, dan dapat dirasakan langsung oleh
guru yang bersangkutan yang menemukan kesulitan – kesulitan tersebut, sehingga
opini diluar mengatakan bahwa sulit membenarkan jika ada anggapan yang
mengatakan bahwa suatu permasalah dalam penelitian tindakan kelas hanya diperoleh
dari lamunan atau persepsi seorang peneliti.Dalam melaksanakan penelitian harus
melalui beberapa prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penelitian,
begitupun penelitian tindakan kelas terdapat beberapa prosedur yang terdiri atas
beberapa kegiatan pokok, yaitu planning (perencanaan), acting
(tindakan), observing (observasi) dan  reflecting (refleksi).

17
Daftar Pustaka

https://text-id.123dok.com/document/oy823l70y-observasi-dan-interpretasi-m-
elaksanakan-ptk.html
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131666729/penelitian/PENELITIAN+TINDAKAN+
KELAS.pdf
Arikunto, Suhardjono, Supardi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara.
2008.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://rosyid.info/kesimpulan-dan-tindak-lanjut-hasil-
penelitian-tindakan-kelas-

http://digilib.uinsby.ac.id/11260/5/Bab3.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai