Anda di halaman 1dari 4

Analisis Jurnal

Judul : PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING)


TERHADAP MOTIVASI SISWA PADA MATERI RELASI DAN
FUNGSI
Jurnal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Volume : Volume 2 Nomor 1
ISSN : 2502-7638, 2502-8391
Halaman : 36 – 42
Penulis : Lina Rihatul Hima
Pendidikan Matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri

1. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pembelajaran bauran (blended


learning) terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII pada materi relasi dan fungsi.
2. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui adakah pengaruh antara variabel bebas (independent variable / pembelajaran
bauran atau blended learning ) terhadap variabel terikat (dependent variable / motivasi ).
3. Penelitian ini dilaksanakan di SMP YBPK Kediri yang beralamatkan di Jalan Mayor
Bismo No. 52 Kelurahan Semampir, Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SMP YBPK Kota Kediri dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP
YBPK Kota Kediri dimana hanya terdapat satu kelas untuk kelas VIII. Penelitian ini
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 tepatnya pada bulan
September 2015.
4. Penerapan pembelajaran bauran (blended learning) ini terbukti dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari
munculnya indikator-indikator motivasi belajar siswa di kelas setelah dilakukannya
pembelajaran bauran (blended learning). Siswa terlihat bersemangat, penuh perhatian,
bersungguh – sungguh dalam belajar, serta aktif berdiskusi dan mencari tambahan materi
melalui internet.
Data hasil motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan dapat diketahui pada tabel di
bawah ini.
Tabel 1

Statistik Deskriptif Motivasi Belajar Sebelum Perlakuan

Berdasarkan tabel 1 mengenai statistik deskriptif motivasi belajar sebelum dilakukannya


pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran bauran (blended learning) dapat diketahui bahwa
dari skor mentah motivasi belajar 21 siswa, skor terendah adalah 57 dan skor tertinggi adalah 98
dengan rata – rata skor motivasi keseluruhan siswa adalah 74,05. Darperhitungan di atas dapat
diketahui bahwamotivasi belajar siswa sebelum adanya perlakuan dengan pembelajaran bauran
(blended learning) berdasarkan pedoman interpretasi pada bab sebelumnya tergolong cukup.
Sedangkan untuk data motivasi belajar setelah diberikan perlakuan dengan pembelajaran bauran
(blended learning) dapat diketahui pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Motivasi Belajar Sesudah Perlakuan

Berdasarkan tabel 2 mengenai statistik deskriptif motivasi belajar sesudah dilakukannya


pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran bauran (blended learning) dapat diketahui
bahwa dari skor mentah motivasi belajar 21 siswa, skor terendah adalah 87 dan skor tertinggi
adalah 137 dengan rata – rata skor motivasi keseluruhan siswa adalah 111,71. Dari perhitungan di
atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa sesudah adanya perlakuan dengan
pembelajaran bauran (blended learning) berdasarkan pedoman interpretasi pada bab sebelumnya
tergolong tinggi. Dalam hal ini berarti motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari cukup
menjadi tinggi.
Tabel 3
Hipot
es is

Motivasi Belajar
Berdasarkan tabel 3 mengenai hasil uji hipotesis motivasi belajar, dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi adalah 0,000 dimana 0,000 0,05, maka hipotesis nihil atau H0 ditolak. Sehingga
kesimpulannya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran bauran (blended learning)
terhadap motivasi belajar siswa.
Penerapan pembelajaran bauran (blended learning) ini terbukti dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari munculnya
indikatorindikator motivasi belajar siswa di kelas setelah dilakukannya pembelajaran bauran (blended
learning). Siswa terlihat bersemangat, penuh perhatian, bersungguhsungguh dalam belajar, serta aktif
berdiskusi dan mencari tambahan materi melalui internet. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
Sardiman (2011 : 75) bahwa pada proses pembelajaran, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai