Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

JOURNAL READING
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE-HOSPITAL STROKE
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SELF-EFFICACY MASYARAKAT
DALAM MELAKUKAN TINDAKAN PERTOLONGAN PRE-
HOSPITAL STROKE
DI RUANG ICU RSUD dr. ABDUL AZIZ SINGKAWANG

DISUSUN OLEH:

AGUNG NUR RASYID


I4051191011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
A. PENDAHULUAN
Stroke merupakan tanda-tanda klinis yang berkembang akibat adanya
gangguan fungsi otak secara cepat baik fokal maupun global karena
pecahnya pembuluh darah maupun sumbatan pada pembuluh darah di otak
dengan berlangsungnya gejala selama 24 jam atau lebih, Stroke dapat
dikategorikan dalam beberapa jenis, tetapi pada umumnya stroke
terbagi atas dua tipe yaitu stroke hemoragik dan stroke iskemik. Berat
ringannya stroke tergantung dari bagian mana yang mengalami
kerusakan akibat peyumbatan pembuluh darah atau perdarahan, besar
atau luasnya kerusakan dan seberapa banyak yang mampu
ditanggulangi atau diatasi (Irfan, 2010).
Sekitar 50% pasien pasca stroke mengalami kehilangan fungsi alat gerak
partial maupun komplit, 30% tidak mampu berjalan tanpa bantuan, 46%
mengalami gangguan kognitif, 26% mengalami ketergantungan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari, 35% mengalami gejala depresi,
dan 19% afasia (Go, Benjamin, E. J., Berry, J. D., Blaha, M. J., Turner, M.
B, 2013).
World Health Organization (WHO) tahun 2016, menyatakan bahwa
stroke merupakan penyebab 6,7 juta kematian setiap tahun di seluruh
dunia. Stroke menyebabkan 6 kematian setiap 60 detik dan dalam setiap 60
detik dapat terjadi 30 insiden stroke yang baru diseluruh dunia. American
Heart Association (AHA) tahun 2016, menyatakan bahwa prevalensi stroke
terjadi pada berbagai tingkatan umur, mulai dari umur 20-39 tahun, umur
40-59 tahun, dan pada umur 60-69 tahun mengalami peningkatan yang tajam,
kejadian stroke akan semakin meningkat dengan bertambahnya umur
pada orang yang berumur lebih dari 80 tahun.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menyatakan bahwa
prevalensi stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk, angka itu naik
dibandingkan Riskesdas tahun 2013 yang sebesar 8,3%. Stroke menjadi
penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia.
Sebesar 14,5% angka kejadian stroke meningkat dengan tajam di Indonesia.
Bahkan saat ini, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita
stroke terbesar di Asia dan menempati urutan ketiga penyebab kematian
setelah penyakit jantung dan kanker (Riskesdas, 2015).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk menurunkan beban akibat

stroke tersebut adalah dengan memberikan tindakan atau penanganan


segera pada saat serangan pertama pada pasien stroke (Utaminingsih,
2015). Tujuan penatalaksanaan stroke adalah menurunkan tingkat kesakitan
serta kematian karena stroke, karenanya pengenalan secara dini mengenai
tanda dan gejala stroke memegang peranan penting dan menjadi kunci utama
dalam penanganan stroke yang paripurna. “Time is brain” dan “golden
period” merupakan konsep utama tata laksana stroke. Idealnya pasien
stroke sudah mendapatkan tata laksana dalam tiga jam sejak gejala
pertama dikenali. Data yang ada menunjukkan, terutama di negara-negara
maju, pasien yang datang dalam golden period 3 jam tersebut berkisar antara
19-60% (Fassbender, 2013)
Pentingnya penanganan pada orang stroke yaitu mengurangi angka

kematian dan mencegah cidera, salah satu cara yang mudah digunakan
pada penanganan stroke pre hospital adalah dengan metode Fast, Arms,
Speech dan Time (FAST). Metode FAST digunakan untuk menilai adanya
gejala gangguan pada otot wajah, kelemahan anggota gerak dan adanya
gangguan bicara. Metode ini mampu memberikan cara pengenalan gejala
awal stroke yang mudah untuk dimengerti dan diaplikasikan oleh masyarakat,
dengan ini diharapkan masyarakat cepat dan tanggap akan adanya gejala
stroke dan cepat membawa penderita ke pusat rujukan terdekat atau segera
menghubungi ambulans (AHA, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ratnawardani (2018)
tentang pengalaman keluarga dalam penanganan serangan pertama pada
pasien stroke di Puskesmas Harapan Raya, didapatkan hasil bahwa
semua responden mengungkapkan tidak mengetahui cara penanganan
serangan pertama stroke secara pasti. Berdasarkan penelitian diatas
diperkuat dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Batubara (2015)
tentang hubungan antara penanganan awal dan kerusakan neurologis pasien
stroke di Rsud Kupang, menunjukkan hasil dari 86,7 % responden yang
mengalami stroke non hemoragik, 63,3 % responden mengalami penanganan
awal stroke di rumah yang kurang baik. Kerusakan neurologis yang banyak
diderita pasien yaitu tonus otot yang lemah, hilangnya sensasi rasa dan
kelumpuhan.
Sekitar 83,9% terlambatnya penanganan disebabkan oleh
keterlambatan pra rumah sakit ini. Beberapa penyebab keterlambatan
tersebut seperti misalnya menyepelekan tanda-tanda dini stroke menempati
urutan pertama penyebab keterlambatan pra hospital ini, yaitu sekitar
62,3%. Beberapa kasus terlambat datang karena berharap gejala dan tanda
akan menghilang (2,7%), Pasien yang tinggal sendiri pun menyumbang
angka keterlambatan sekitar 7,1%. Sedangkan pasien yang tinggal jauh dari
sarana kesehatan serta ketiadaan sarana transportasi turut berkontribusi dalam
keterlambatan ini, maka dari itu diperlukan edukasi untuk meningkatkan
Self-Efficacy sehingga menumbuhkan kesadaran dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat (AHA, 2015)
Berdasarkan uraian di atas penulis berminat untuk menganalisis jurnal
mengenai Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre-Hospital Stroke terhadap
pengetahuan dan self-efficacy masyarakat dalam melakukan tindakan
pertolongan pre-hospital di RSUD dr. Abdul Azis Singkawang.
B. ANALISIS JURNAL
1. Informasi Citasi
Pengarang : Winanda Rizki Bagus Santosa, Aldilla Nur Sukma
Trisnain
Tahun Terbit : 2019
Judul Jurnal : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre-Hospital Stroke
Terhadap Pengetahuan dan Self-Efficacy Masyarakat
Dalam Melakukan Tindakan Pertologan Pre-Hospital
Stroke
Penerbit : Jurnal Gawat Darurat
Volume :1
Nomor :1
Halaman : 31-38
2. Metode Penelitian
Desain Penelitian:
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperiment design dengan jenis
one-group pretest-posttest. teknik sampling dilakukan dengan menggunakan
total sampling, . Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan uji statistik
non parametrik yaitu uji Wilcoxon.
Lokasi Penelitian:
Polulasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang tinggal di RT.03
RW.01, Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri
Jumlah Responden:
Sampel yang diambil pada penelitian adalah yang memenuhi kriteria
inklusi,sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 33 responden
Teknik Sampling:
teknik sampling dilakukan dengan menggunakan total sampling
Variabel yang diukur/diteliti:
Pengetahuan dan Self-Efficacy Masyarakat Dalam Melakukan Tindakan
Pertologan Pre-Hospital Stroke

3. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai α
= 0,05, didapatkan hasil nilai signifikansi atau ρ-value pada nilai self-
efficacy 0,000, yang artinya bahwa nilai ρ- value<nilai α (0,05) sehingga
hipiteseis yang didapat adalah H0 ditolak. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa ada pengaruh dari pemberian pendidikan kesehatan tentang
pre-hospital stroke terhadap self-efficacy masyarakat dalam melakukan
pertolongan pre- hospital stroke.

C. PEMBAHASAN
Hasil analisa pengaruh yang dilakukan pada penelitian ini diketahui
bahwa ada atau terdapat pengaruh dari pemberian pendidikan kesehatan pre-
hospital stroke terhadap pengetahuan dan self-efficacy masyarakat dalam
melakukan tindakan pertolongan pasien Murtiningsih (2016) tentang pengaruh
pendidikan kesehatan FAST terhadap tingkat pengetahuan tentang deteksi dini
pada stroke di Desa Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen dimana hasil penelitian
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pengetahuan deteksi dini pada stroke.
Analisa data penelitian diketahui tingkat pengetahuan yang dimiliki sebagian
besar responden setelah diberikan pendidikan kesehatan pre-hospital stroke adalah
tinggi dan tingkat Self-Efficacy yang dimiliki sebagian besar responden sesudah
diberikan pendidikan kesehatan pre-hospital stroke adalah tinggi dan sedang.Hasil
rata-rata yang didapatkan dari pengukuran sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan pre-hospital stroke terdapat peningkatan nilai rata-rata
pengetahuan yaitu sebesar 34,85 dan peningkatan nilai rata-rata self-efficacay
yaitu sebesar 12,44. Hasil tersebut menunjukkan seberapa besar pengaruh
pemberian pendidikan kesehatan tentang pre-hospital stroke terhadap peningkatan
pengetahuan dan self-efficacy masyarakat dalam melakukan tindakan pertolongan
pre-hospital stroke.Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan Prabawati (2014) tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan
ceramahterhadap pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pencegahan
stroke,dimana pendidikan kesehatan benar- benar dapat mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden yang diberi perlakuan.
Hal ini sesuai dengan tujuan penyuluhan kesehatan yang dikemukakan
Notoatmodjo (2010), yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat dalam kesehatan,
tercapainya perubahan perilaku pada individu, keluarga, dan masyarakat sebagai
penyuluhan kesehatan dalam mewujudkan perilaku hidup dan lingkungan sehat dan
berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat yang optimal sesuai
dengan konsep sehat sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian.
Data yang ada peneliti menyimpulkan dan berpendapat bahwa pemberian
pendidikan kesehatan tentang pre-hospital stroke dapat meningkatkan pengetahuan
yang dimiliki oleh responden atau masyarakat terkait dalam melakukan pertolongan
pre-hospital stroke. Pendidikan kesehatan memiliki peranan yang penting
terhadap perilaku dan pengetahuan atau kognitif individu, kelompok, dan
masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan terutama dalam melakukan
pertolongan pre-hospitalstroke.Pendapat tersebut didukung penelitian yang
dilakukan oleh wahyuningsih (2013) dimana pendidikan kesehatan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam pencegahan stroke
dengan cara memberikan informasi yang akurat. Dengan adanya pengetahuan yang
lebih diharapkan dapat mempengaruhi perilaku dan meningkatkan upaya responden
dalam melakukan pencegahan stroke.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada penelitian ini peneliti dapat menyimpulkan hasil bahwa dari
pemberian pendidikan kesehatan tentang pre-hospital stroke dapat
memberikan individu pengetahuan, pemahaman dan dapat menciptakan efikasi
(keyakinan) diri dalam melakukan pertolongan pada pasien stroke sebelum di
rumah sakit. Dari hasil dan penjelasan yang ada diketahui pendidikan
kesehatan pre-hospitalstroke sangat berpengaruh terhadap peningkatkan
pengetahuan dan meningkatkan efikasi diri (self-efficacy) pada masyarakat
sehingga diharapkan dengan peningkatan tersebut dapat mengubah perilaku
yang dimiliki masyarakat dalam melakukan pertolongan pre- hospitalpada
pasen stroke.

2. Saran
Berdasarkan penelitian ini, perlunya perhatian dari perawat tentang
edukasi pentingnya peran serta keluarga dalam mengetahui tindakan
yang tepat dan cepat dalam menangani pasien stroke.
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2016).


http://www.strokeassociation.org, diperoleh 1 Oktober 2016.
Batubara, Sakti Oktaria. Florentianus Tat. (2015). Hubungan Antara
Penanganan Awal Dan Kerusakan Neurologis Pasien Stroke Di Rsud
Kupang. Jurnal Keperawatan
Go, A. S., Mozaffarian, D., Roger, V. L., Benjamin, E. J., Berry, J. D., Blaha,
M. J., Turner, M. B. (2013). Heart Disease and Stroke Statistics-2014.
http://stroke.ahajournals.or. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2018.
Irfan, M (2010). Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Fassbender, K., et al (2013). Streamlining Of Prehospital Stroke Management:
The Golden Hour.lancet neurology journal;
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan dan Perikalu Kesehatan.
Jakarta : Rineka Cipta
Murtiningsih, Tri. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan FAST terhadap
Tingkat Pengetahuan tentang Deteksi Dini pada Stroke di Desa
Sambirejo Kecamatan Plupuh Sragen. [Artikel Ilmiah]. Surakarta : Stikes
Kusuma Husada Surakarta.
Ratnawardani, Wasisto & Safitri. (2018). Pengalaman Keluarga
Dalam Penanganan Serangan Pertama Pada Pasien
Stroke. http://jom.unri.ac.id.FJOMPSIK. Diperoleh tanggal 5 Oktober
2018
Riskesdas RI. (2018). Jakarta : Depkes RI. http://www.depkes.co.id. Diakses
tanggal 3 Nopember 2018.
Utaminingsih, W.R. (2015). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes,
Hipertensi, Jantung dan Stroke untuk Hidup Lebih
Berkualitas. Cetakan I. Yogyakarta: Media Ilmu.
Prabawati, Yan Ari. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode
Ceramah terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga
tentang Pencegahan Stroke di Kelurahan Pucangsawit Jebres. [Publikasi
Karya Ilmiah]. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiya Surakarta.
Wahyuningsih, Ratnasari. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Stroke terhadap Perilaku Mencegah Stroke pada Penderita Hipertensi di
Kelurahan Jarum Kecamatan Bayat Klaten Jawa Tengah. [Naskah
Publikasi]. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah.

Anda mungkin juga menyukai