Anda di halaman 1dari 28

Cinta Hitam Putih

(Indonesia vs Japan)
By:

Group 3

Ricky Simanullang 16810006

Obet Edom Malau 15810019

Wenti Zega 15810015


Debora Surbakti 168100

Yosephin Christin

Reynaldo 15810020

Yeni Sihotang 15810013

123/456-7890
no.such@thing.com
EXT. YARD IN FRONT OF HOUSE - DAY

SEKAR bersujud di depan rumahnya yang telah terbakar, dengan


wajah yang pucat dan air mata yang terus mengalir ia
menangis dengan begitu keras. SEKAR masih belum menerima
kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah tiada dibakar oleh
api dari para tentara jepang tersebut. KEN hanya bisa
melihat SEKAR dari belakang terdiam sambil tangannya sebelah
kanan mengepal dengan begitu kuat.

KEN
(KEN mendekati dan
menaruh tangannya
dipundak SEKAR)
Bangkitlah gadis cantik, lebih baik
kita pergi dari sini secepatnya.

SEKAR
(menghempaskan tangan KEN
dari pundaknya, dan
bangkit berdiri
menghadap KEN)
Lebih baik kau pergi dari sini
sekarang! Aku gak butuh bantuanmu!
Aku muak akan keberadaanmu disini!
Semua ini juga salahmu, karena kau
dan teman-teman mu itu ayah dan
ibuku sekarang sudah mati.
(dengan suara serak
sambil menunjuk ke arah
KEN)

KEN
(meraih tangan SEKAR
seakan memoho kepada
SEKAR)
Dengarkan aku, aku tidak seperti
mereka, aku tidak rela
meninggalkanmu sendiri disini. Aku
tau kedua orang tuamu telah tiada
tapi kau juga harus bisa tetap
meneruskan hidupmu. Kumohon,
percayalah pada ku

SEKAR
(melepaskan tangannya
secara kasar dari
genggaman KEN, dan
mundur beberapa langkah
dari KEN)
Lebih baik kau pergi dari sini. Aku
tidak mengerti apa yang kau katakan
dan AKU sama sekali tidak percaya
sama orang Jepang.
(SEKAR pun pergi
meninggalkan KEN)
Walaupun KEN tidak mengerti apa yang dikatakan SEKAR, tapi
ia tahu satu hal bahwa SEKAR sangat membencinya. KEN pergi
berjalan mengelilingi area hutan yang dekat dengan rumah
SEKAR, sambil mencari air.
2.

EXT. IN THE FOREST - EVENING

KEN berjalan mengelilingi hutan dengan 2 buah botol besar


yang berisikan air dari sungai.

KEN
(menggendong 2 buah botol
besar yang berisikan air
dengan kedua tangannya)
Untung saja aku menemukan botol ini
di dekat rumah tadi, ku harap ini
cukup untuk persediaan minum
beberapa hari kedepan.

KEN berhenti dan mencoba mendengar suara berisik yang


mencurigakan dari arah timur, ia meletakan dua botol besar
itu di tanah dan memanjat ke salah satu pohon di dekatnya.
Wajahnya kembali pucat, keringatnya mengalir deras dengan
tatapan kaget sekaligus bingung, dari kejauhan dia melihat
beberapa orang yang sedang berkeliling di hutan itu dengan
mengenakan seragam tentara Jepang. Ken langsung melompat
dari atas pohon dan langsung mengambil dua botol tadi dan
berlari kencang menuju SEKAR.

EXT. YARD IN FRONT OF HOUSE - EVENING

KEN meraih tangan SEKAR yang masih berlutut di depan


rumahnya, dengan wajah pucat, nafas yang mulai berat dan
keringat yang membasahi bajunya.

SEKAR
(Ia menoleh kearah KEN
dan mencoba melepaskan
genggaman tangan KEN)
HEI, lepaskan tangan ku. Apa yang
mau kau lakukan?
KEN
(Nafasnya masih terdengar
berat, dan menatap ke
arah SEKAR)
Penjelasannya panjang, yang penting
kita harus pergi dari sini sekarang
juga. AYO CEPAT.

SEKAR
(dengan wajah yang
kebingungan, dan masih
berusaha mencoba
melepaskan tangannya
dari genggaman KEN)
LEPAS! Lepaskan tanganku. Aku gak
ngerti maksudmu apa.
KEN
(wajahnya pun semakin
panik dan kebingungan)
AYO!
(MORE)
3.

KEN (cont'd)
(KEN menarik paksa tangan
SEKAR untuk berdiri)

KEN mengemasi semua barangnya ke dalam tas dengan


tergesah-gesah, wajahnya sangat panik dan ketakutan,
tangannya bergetar saat mengambil semua barang-barangnya.
SEKAR terdiam melihat KEN dengan wajah kebingungan. KEN
meraih tangan SEKAR dan menunjuk ke arah hutan sebelah
barat, ia menggendong tas dan sejatanya di pundaknya dan
menarik tangan SEKAR.

EXT. IN THE FOREST - EVENING

Dengan sekuat tenaga KEN terus berlari menyesuri hutan yang


lebat sambil tetap megenggam tangan SEKAR. SEKAR yang tidak
mengerti alasan kenapa mereka harus lari tetap berusaha
melepaskan tangannya dari genggaman tangan KEN, tapi KEN
sama sekali tidak terpengaruh akan hal itu yang KEN pikirkan
hanyalah mereka harus lari sejauh mungkin dari rumah SEKAR.

SEKAR
(ia terjatuh karena
kakinya terlicin saat
memijak salah satu batu
sambil memegang lulutnya
yang berdarah)
Awwwwww

KEN
(ia mendengar suara
jeritan SEKAR dan ia
langsung lari
menghampiri SEKAR)
Kau tidak apa-apa?
Sini biar kubantu kau untuk berdiri
SEKAR
(sambil tetap memegang
lututnya ia menampar
pipi kanan KEN)
Pergi kau! Aku gak butuh bantuan
mu!

KEN
(wajahnya terkejut sambil
memegang pipi kanannya)
Maafkan aku, aku tau aku salah. Tak
seharusnya aku mengajakmu berlari
seperti tadi, tapi satu hal yang
perlu kau tau aku hanya ingan kau
selamat.

SEKAR
(wajahnya kebingungan
karena tidak mengerti
apa yang dikatakan KEN)
Tinggalkan aku sendirian.
4.

Akhirnya KEN berdiri dan pergi meninggalkan SEKAR yang masih


duduk didekat pohon yang besar sendirian.

SEKAR
(wajahnya terkejut saat
melihat KEN yang
benar-benar pergi)
Cowok apaan tuh? Masa gitu aja
langsung pergi? Dasar orang Jepang!
(sambil meringis karena
lulutnya masih terasa
sangat sakit)

10 menit kemudian

KEN
(berjalan mendekati
SEKAR)
Sini kakimu.

SEKAR
(ia terkejut dan menarik
kembali kakinya)
Hey! Mau apa kamu?

KEN
(ia tetap menarik kaki
SEKAR dan mengambil
botol air dari tasnya)
Luka kayak gini itu harus
cepat-cepat di bersihkan.

SEKAR bingung dan tidak mengerti sama sekali apa yang


diucapkan KEN, ia hanya diam dan duduk bersender di pohon
yang besar sambil tetap memperhatikan KEN yang sedang
mengobati kakinya. KEN mengambil beberapa daun dan
memasukkannya kedalam kain putih yang bersih dan meremas
daun tersebut. KEN langsung melilitkan kain putih yang di
dalamnya terdapat remasan daun ke lulut SEKAR.

KEN
(ia melilitkan kain putih
tersebut ke lutut SEKAR)
Kalau sudah begini, lututmu akan
cepat sembuh.
(sambil tersenyum ke arah
SEKAR)

SEKAR
(wajahnya memerah setelah
melihat senyum KEN tadi,
tapi ia memalingkan
wajahnya dari hadapan
KEN)
Daun apa yang kau buat itu?
(walaupun suaranya masih
tetap sinis)
5.

KEN
(ia berpikir mengingat
kata-kata yang pernah
didengarnya dari seorang
mentari/tabib)
Herbal
(dengan aksen Jepang yang
masih terdengar jelas)

SEKAR
(ia terkejut karena
mendengar KEN bisa
ngomong bahasa
Indonesia)
Kau bisa ngomong bahasa Indonesia?

KEN
(ia munjukkan tangannya
tanda 'sedikit' dan
memberikan botol minum)
Ya sudah, sekarang kamu minum dulu
ini dan lebih baik kamu istirahat
disini, kita akan berkemah disini
untuk malam ini.
(sambil menyelimuti SEKAR
dengan jeketnya yang
cukup tebal)

INT. JAPANESE SOLDIER REST ROOM - NIGHT

Di ruang istirahat para Prajurit tentara, terlihat NAGATO


sedang menulis rencana yang akan dilakukannya besok.
Walaupun ia tahu, bahwa akan sulit untuk menjalankan rencana
tersebut jika ia harus pergi dengan pasukan lainnya, tetapi
emosinya mengalahkan semuanya, yang ia pikirikan hanyalah
cara agar rencannya terlaksana. Ia masih sibuk dengan kertas
dan pulpen sampai ia tidak menyadari seseorang datang.

HARASHIMA
(sambil membukan pintu
ruang istirahat prajurit
tentara)
NAGATO! Apa yang kau lakukan
disini? Semua orang sedang berpesta
saat ini diluar. Kenapa kau disini
sendirian?
6.

NAGATO
(terkejut dan berusaha
menyembunyikan kertas
yang berisikan
rencananya tersebut dan
terlihat kerutan di
wajahnya yang menandakan
dia gugup sambil berdiri
memberi hormat kepada
Kapten HARASHIMA)
Tidak ada apa-apa Kapten. Saya
cuman ingin sendirian Kapten.
Lagian saya juga harus banyak
istirahat untuk misi besok Kapten.
(Sambil tetap tangannya
memberi hormat)

HARASHIMA
(tatapan matanya penuh
curiga terhadap tingkah
NAGATO)
Lalu apa isi dari kertas yang kau
sembunyikan itu?

NAGATO
(ia terlihat sangat gugup
dan bingung karena harus
mencari alasan yang
tepat dan keringatnya
mengalir deras dari
keningnya)
Bukan apa-apa Kapten. Ini hanyalah
sampah Kapten.
(Sambil tetap tangannya
memberi hormat dan
dengan suara yang latam)

HARASHIMA
(mengeleng-geleng
kepalanya dan mukanya
tampak serius ketika
menatap NAGATO)
Dengar NAGATO, aku sudah mengenal
kalian berdua sudah cukup lama,
akulah orang yang pertama kali
melatih kau dan KEN menjadi
tentara. Walaupun sekarang KEN
sudah menghianatani kita dan
Negaranya, tetap saja kita tidak
boleh sembarangan menghakimi KEN.
Hanya Komandan Tertinggi lah yang
berhak menentukan hukuman buat KEN.
Jadi, aku tegaskan sekali lagi, ku
harap kau tidak akan melakukan
sesuatu yang aneh kepada KEN. Ini
adalah peringatan yang pertama dan
(MORE)
7.

HARASHIMA (cont'd)
terakhir, jika kau sampai ketahuan
berbuat macam-macam kepada KEN maka
kau juga akan bernasip sama
dengannya.
(tatapan matanya yang
tegas terhadap NAGATO,
seolah-olah
mengisyaratkan bahwa ia
tidak ingin kedua mantan
muridnya itu saling
membunuh)

NAGATO
(Sambil memberi hormat
dan dengan suara yang
latam)
Siap Kapten.

HARASHIMA
Baiklah kalau begitu, cepatlah
tidur, karena besok kita akan
berangkat pagi-pagi sekali.
(sambil meninggalkan
ruang istirahat prajurit
tentara)

Setelah Kapten HARASHIMA pergi, NAGATO masih tetap tidak


dapat menerima kenyataan bahwa Kapten HARASHIMA membela KEN,
yang sudah jelas-jelas telah berkhianat. Ia memegang kertas
yang tadi dia sembunyikan di kantongnya, ia melihat kertas
itu dengan nafsu membunuh yang sangat kuat. Terbayang di
otak NAGATO ingatan dimana ia selalu kalah dari KEN, banyak
Kapten yang suka terhadap KEN dan ia teringat saat ia
mendengar percakapan para Kapten Tentara Jepang yang
mengatakan bahwa KEN akan diangkat menjadi Kapten Utama di
Wilayah SOLO, Jawa Tengah. Semua ingatan tersebut membuat
NAGTO menjadi semakin geram terhadap KEN, ia meremas kertas
tersebut dan membuangnya kelantai, pikirannya sekarang sudah
kacau, wajahnya menunjukan bahwa emosinya sedang memuncak
dan nafasnya terdengar menjadi berat.

EXT. IN THE FOREST - MORNING

KEN mengawali paginya dengan memasak, walaupun sangat


terbatas tetapi ia masih bisa tetap memasak, pengalamannya
selama bertahun-tahun menjadi tentaralah yang membuatnya
mampu bertahan hidup walaupun di kondisi yang sulit. Ia
tampak dengan sabar menunggu 2 ekor ikan yang baru ia
dapatkan masak, masih sibuk membolak-balik ikan tersebut dan
sesekali menarik nya kembali untuk diberi bumbu. Hanyalah
suara kiauan burung dan suara desisan dari bara yang
terdengar, KEN berusaha agar ia tidak menimbulkan suara
bising, sedangkan SEKAR masih terlelap di bawah pohon yang
besar tepat jauh di belakang KEN.
8.

SEKAR
(sambil berusaha untuk bangun)
Bau harum apa ini? Kemana KEN?
(wajahnya bingung
sekaligus ketakutan)

Ia melihat seorang pria yang sedang duduk di depan perapian,


wajah SEKAR sangat ketakutan, bingung, panik dan seluruh
tubuhnya bergetar dan berkeringat. SEKAR sangat ketakutan
karena ia mengira bahwa laki-laki yang duduk di depan
perapian tersebut adalah orang jahat dan KEN mungkin saja
lari atau sudah mati akibat pria itu. Ia duduk bersandar di
pohon besar tersebut tanpa mengeluarkan sedikitpun suara, ia
memeluk kakinya dan berharap ada seseorang yang dapat
melongnya. Pandangannya menjadi sangat kacau, ia melihat ke
semua arah, tidak ada satupun orang di hutan tesebut selain
mereka berdua, lalu ia menemukan batang kayu yang agak
besar. Tangannya meraih batang kayu tersebut dengan gemetar,
walaupun berat tapi ia tetap mengangkatnya. Perlahan-lahan
ia mendekati KEN dan berusaha untuk memukulnya dengan batang
kayu tesebut sambil menutup matanya.

KEN
(ia sangat terkejut dan
panik saat melihat SEKAR
mengayunkan batang kayu
kepadanya, lalu ia
dengan refleks dapat
menangkap batang kayu
tersebut dengan mudah)
Astaga! SEKAR sadar! Ini aku KEN

SEKAR
(ia membukan matanya,
setelah ia mendengar
suara KEN, ia kemudian
memeluk KEN sambil
menangis di bahunya)
Syukurlah, itu kau KEN. Hikss.. Ku
pikir hikss.. Kau sudah kabur
meninggalkanku hikss..
(ia menangis
terseduh-seduh di bahu
KEN)

KEN
(wajahnya bingung akibat
tingkah SEKAR, ia lalu
memeluk SEKAR sambil
menepuk-nepuk
punggungnya sambil
tersenyum)
Sudah jangan menangis. Aku gak akan
meninggalkanku tuan Putri.
9.

SEKAR
(ia tersadar dan langsung
mendorong KEN ke depan
untuk melepaskan pelukan
mereka)
Maaf, tadi kupikir kau adalah orang
jahat.
(tampak rona merah di
wajahnya, ia juga
memalingkan wajahnya
dari hadapan KEN)

KEN
(ia tertawa melihat SEKAR
malu seperti itu, ia
tersenyum bahagia dan
mengusap puncak kepala
SEKAR)
Tidak apa-apa
(ia mengatakannya dengan
logat jepang yang masih
nampak)
Makanlah dulu ini.
(sambil memberikan ikan
yang telah ia bakar
tadi)

SEKAR
(wajahnya masih merona
dan ia tersenyum
bahagia)
Terima kasih.
(ia sesekali memandang
KEN sambil tersenyum)

EXT. YARD IN FRONT OF HOUSE - MORNING


Seluruh pasukan utama dalam misi pencarian KEN, sudah tiba
di depan halaman rumah SEKAR yang sudah terbakar habis,
berkat petunjuk arah yang diberikan TAKUMA, TAKASHI dan
NAKOTO mereka dapat sampai lebih cepat.

HARASHIMA
Perhatian! Sekarang kita akan
menbagi pasukan menjadi dua
kelompok,Kelompok Pertama akan
mencari petunjuk di daerah hutan
bagian Utara, Kelompok Kedua
mencari petunjuk di daerah hutan
Bagian Barat. Laksanakan!

EXT. IN THE FOREST - MORNING

KEN dan SEKAR kembali melanjutkan perjalanan mereka dalam


diam, tidak satupun dari mereka yang ingin membuka
pembicaraan. SEKAR berjalan tampak tenang, tidak seperti
semalam, ia terus mengikuti KEN dari belakang, ia mengikuti
setiap langkah yang diambil oleh KEN.
10.

SEKAR
(sambil terus berjalan di
belakang KEN)
Sebenarnya kita mau kemana?

KEN
(mengangkat bahunya)
Akupun tak tau, yang terpenting
kita harus pergi sejauh yang kita
bisa

Walaupun SEKAR tak mengerti yang diucapkan KEN, ia tetap


mengikuti KEN dari belakang, terlihat dengan jelas tetesan
keringat mulai tampak di dahi SEKAR, keringat juga terlihat
sangat jelas mengalir deras membasahi baju KEN. Terik
matahari yang begitu menyengat mengiringi perjalanan mereka.

KEN
(ia berhenti dan
menghadap SEKAR)
Lebih baik kita istarahat dulu
disana (sambil menunjuk kearah
pohon yang besar)

SEKAR
Baiklah (sambil berjalan kearah
pohon)

KEN
(menyerahkan botol minum
setelah mereka duduk di
sebuah pohon besar)
Ini minum dulu

SEKAR
(mengambil botol air dari
KEN dengan malu-malu
terlihat pipinya
memerah)
Terima kasih

SEKAR yang duduk disamping KEN, terlihat ia mencuri pandang


kearah KEN, sangat terlihat jelas bahwa SEKAR sangat
mengagumi bentuk badan KEN yang terlihat jelas walaupun ia
masih pakai baju, pipi SEKAR memerah dan ia pun mengalihkan
pandangannya.

SEKAR
(ia duduk membelakangi
KEN)
Kok bisa sih dia keren banget?
Badannya juga bagus banget, apa
benar ya semua tentara punya badan
kayak gitu? SEKAR kau ngomong apa
sih? Sadar SEKAR! (sambail menepuk
pipinya pean berkali-kali)
Note

Disini SEKAR lagi bicara dalam hati


11.

KEN
(dengan ekspresi kaget
sekaligus bahagia dan
menepuk pelan pundak
SEKAR)
SEKAR lihat itu! Apa asap, kita
bisa kesana dan menumpang untuk
tidur malam ini.

SEKAR
(ia terlihat kebingungan
karen tidak mengerti apa
yang dibicarakan KEN)
Apa? Aku gak ngerti

KEN
(sambil menepuk dahinya
dan terlihat berpikir
keras bagaimana caranya
menjaskan kepada SEKAR)
Asap! Rumah, tempat tidur (ia
mencoba menggunakan kata bahasa
indonesia yang ia tahu)

SEKAR
(dahinya berkerut
memikirkan apa maksudnya
KEN)
Oooo.. Aku paham sekarang. Kalau
begitu ayo kita pergi.

Tanpa sadar KEN langsung menggenggam tangan SEKAR lalu pergi


dari tempat istirahat tadi, SEKAR hanya bisa diam dan
berjalan mengikuti KEN dengan wajah yang memerah.

EXT. YARD IN FRONT OF HOUSE - DAY


SEKAR
(mereka berdiri didepan
pintu rumah tua tersebut
sambil tetap memegang
tangan KEN)
Tunggu dulu, bagaimana kalau mereka
takut samamu?

KEN
(ia tersenyum sambil
menggeleng kepalanya)
Tidak apa-apa

SEKAR
(ia mengetuk pintu)
Permisi, apa ada orang? Permisi,
pak, bu, kami mau numpang dirumah
ini.

KAKEK
(membuka pintu)
Ia ada apa nak?
12.

SEKAR
(tersenyum)
Permisi KAKEK, saya minta tolong
kek, kalau bisa kami pengen nginap
dirumah ini kek. Untuk satu hari
aja kek. (tanganya memohon)

KAKEK
(wajahnya tampak
kebingungan)
Aduh gimana ya nak, kakek juga
tidak tahu.

NENEK
(berjalan menuju pintu
dan berdiri disamping
kakek)
Kek, itu siapa sih? Kek kenapa ada
orang Jepan disini?? (ia terlihat
sangat terkejut dan takut)

SEKAR
(ia berdiri di depan KEN
dan mencoba menenangkan
NENEK)
Tenang, nek. Dia bukan orang jahat
kok nek, dia orang baik.

NENEK
(wajahnya tampak marah,
pandangannya sangat
tajam ke arah KEN)
Tidak ada orang Jepang yang baik.
Dengar ya anak muda, kamu tidak
tahu apa-apa mengenai yang baik dan
yang jahat. Kamu masih kecil!
SEKAR
(ia terkejut mendengar
perkataan NENEK)
Mungkin NENEK benar, tapi yang saya
tahu adalah jika ia orang jahat, ia
pasti tidak akan menyelamatkan
saya. DIA sudah menyelamatkan nyawa
saya.

KAKEK
(ia terlihat kebingungan
dan menarik SEKAR dan
ISTRInya masuk kedalam
rumah)
Sudah-sudah, pamali jika kalian
harus berdebat di depan rumah.
Lebih baik kita semua masuk dulu.
Ayo.
13.

INT. LIVING ROOM - DAY

NENEK duduk disamping KEKEK sementara KEN dan SEKAR duduk di


kursi yang berhadapan dengan KAKEK dan NENEK, terlihat NENEK
sangat tidak suka kan kedatangan SEKAR DAN KEN, sementara
KEN yang tidak mengerti apapun hanya duduk dalam diam sambil
menunduk

KAKEK
(ia tersenyum dan
memandang ke arah SEKAR)
Sekarang coba jelaskan semuanya
dari awal, bagaiman kamu bisa
sampai kesini bersama orang Jepang
itu.

SEKAR menjelaskan semua kejadian yang sudah ia alami secara


lengkap kepada KAKEK dan NENEK, KAKEK pun mendengarkan
setiap penjelasan SEKAR dengan seksama, tapi NENEK tampak
tak perduli akan cerita SEKAR, ia masih terlihat marah dan
tidak suka dengan KEN.

KAKEK
(wajahnya tampak sedih
setelah mendengar cerita
SEKAR)
Saya turut berduka ya nak akan
kepergian kedua orang tua mu. Kamu
sungguh gadis yang sangat tangguh.

SEKAR
(ia tersenyum sekaligus
sedih diwaktu yang sama)
Terima kasih kek.

KAKEK
(ia berdiri dari kursi)
Baiklah kalau begitu, kamu boleh
tinggal disini, tapi hanya untuk
malam ini saja. KAKEK tidak ingin
jika para tentara Jepang itu datang
kerumah KAKEK.

SEKAR
(ia menangis terharu,
sambil berdiri dan
memeluk KAKEK)
Terima kasih kek, terima kasih
banyak.

NENEK
(ia terkejut dan marah)
Apa?! Tidak bisa! Mereka tidak
boleh tinggal disini, walaupun
hanya satu hari.
14.

KAKEK
(ia terlihat kesal akan
reaksi NENEK)
Apa kamu tidak dengar, gadis ini
sudah banyak melalui cobaan yang
berat, umurnya masih sangat muda
tapi ia harus mengalami begitu
banyak masalah. Apa kamu tidak ada
perasaan kasihan??

NENEK
(ia tidak terima akan
jawaban KAKEK dan masih
terlihat marah)
Yang kupermasalahkan adalah orang
Japang itu! Bagaiman jika tentara
Jepang tahu mereka ada disini?

KAKEK
(ia memegang pundak
NENEK)
Sudahlah kamu tidak perlu khawatir,
mereka hanya menginap untuk malam
ini saja, lagipula markas TENTARA
JEPANG dengan rumah kita sangatlah
jauh. Jadi tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.

NENEK
(ia pergi ke dapur dengan
wajah kesal)
Terserahlah, tapi kamu yang
bertanggung jawab jika terjadi
apa-apa.

KAKEK
(ia menghadap KEN sambil
tersenyum)
Kamu dan gadis itu bisa tinggal
disini malam ini, jadi kamu tidak
perlu khawatir. Aku percaya kamu
adalah orang yang baik, terima
kasih telah menyelamatkan gadis
itu.
Note

KAKEK menggunakan Bahasa Jepang setiap kali berbicara


dengan KEN

SEKAR
(ia terkejut)
Kakek bisa Bahasa Jepang?

KAKEK
(ia tertawa melihat wajah
SEKAR dan KEN yang
terkejut)
Ia nak, KAKEK bisa Bahasa Jepang.
KAKEK dulu punya teman orang Jepang
(MORE)
15.

KAKEK (cont'd)
waktu KAKEK masih muda dulu. Ya
sudah, ayo kita lihat kamar kalian
dulu, kalian boleh langsung
istirahat atau mandi.

Walaupun kamarnya terlihat kecil, tapi itu sangat nyaman dan


pas buat tidur untuk dua orang. Di malam hari, KEN tampak
duduk sendirian di halaman rumah, ia hanya melamun sendirian
dan terus memandang kearah langit.

EXT. IN FRONT OF HOUSE - NIGHT

KAKEK
(ia menghampiri KEN dan
duduk di sebelahnya,
sambil membawa secangkir
Kopi)
Sendirian aja? Apa kamu tidak
capek?

KEN
(ia terkejut dan menoleh
kearah KAKEK)
Tidak kek.

KAKEK
(sambil mnyeruput
kopinya)
Apa ada yang kamu pikirkan anak
muda? Kamu pasti sedang memikirkan
gadis itu kan?

KEN hanya tertunduk dalam diam.

KAKEK
(sambil merangkul pundak
KEN)
Dengar, aku tau kalau kamu suka
dengat gadis itu kan, itulah
alasannya kenapa kamu menyelamatkan
dia walaupun kamu tau
konsekuensinya

KEN
(ia hanya bisa tertunduk)
Lalu apa yang bisa saya lakukan?
Aku hanya ingin dia bisa selamat.

KAKEK
(sambil menepuk pelan
punggung KEN)
Ia aku mengerti perasaanmu, tapi
salah sulit untuk kalian bisa
bersatu. Kau tau sendirikan pasukan
Tentara Jepang akan terus
mengejarmu.
16.

KEN
(ia menjambak rambutnya
dan terlihat sangat
frustasi)
Lalu apa yang bisa ku lakukan Kek?
Apa? Aku tak ingin melihat ia
disiksa oleh tentara lainnya.

KAKEK
(ia terlihat berpikir)
Kalau begitu begini saja. Bawalah
ia ke Pos Penyelamat Tentara
Indonesia, disitu ia akan selamat.
Mereka akan melindungi SEKAR.

KEN
(ia memandang ke arah
KAKEK)
Dimana itu kek?

KAKEK
(ia menunjuk kearah
ladang jagung dibelakang
rumahnya)
Di belakang rumah ada ladang
jagung, besok kalian bisa pergi
dari sana, setelah itu kalian akan
temukan sungai kecil, pergilah ke
arah barat dan ikuti aliran sungai
itu. Sungai itu akan menuju ke DESA
setempat, disana ada Pos Penyelamat
Tentara Indonesia. Itu satu-satunya
pos penyelamat terdekat dari sini.

KEN
(sambil memeluk KAKEK dan
menunduk)
Terima kasih KEKEK.

Pagi-pagi buta, KEN dan SEKAR sudah bersiap-siap pergi dari


rumah KAKEK dan NENEK. KEN memakai baju yang diberikan KAKEK
agar ia tidak dicurigai oleh masyarakat sekitar. Sementara
SEKAR sibuk menyusun makanan yang sudah disiapkan NENEK
untuk mereka bawa.

SEKAR
(ia mengahap KAKEK dan
NENEK sambil tersenyum)
Terima kasih ya kek, nek. Semoga
KAKEK dan NENEK baik-baik aja dan
sehat selalu.

KEN
(ia menunduk dihadapan
KAKEK dan NENEK)
Terima kasih atas bantuannya.
17.

KAKEK
(ia bersalaman dengan KEN
dan SEKAR)
Hati-hati dijalan. KEN kau harus
tetap selalu waspada. TENTARA
JEPANG bisa ada dimana saja

KEN
(mengangguk dan menunduk
dihadapan KAKEK)
Baik kek. Sekali lagi terima kasih
kek.

KEN dan SEKAR berjalan melalui ladang jagung dibelakang


rumah KAKEK dan kemudia mengikuti aliran sungai ke arah
barat sesuai dengan pentunjuk KAKEK.

EXT. IN THE FOREST - DAY

NAGATO berserta pasukan TENTAR JEPANG lainnya, masih


terlihat sibuk mencari keberadaan SEKAR dan KEN, tapi tidak
ada satupun petunjuk yang dapat mereka temukan, hanyalah
besakas perapian yang mereka bisa temukan. NAGATO terlihat
sangat kesal dan marah karena sudah dua hari mereka mencari
tapi tak ada satupun petunjuk.

TENTARA JEPANG 1
(sambil menunjuk kearah
asap dilangit)
Komandan HARASHIMA, ada kepulan
asap di langit, dan arahnya
mengarahkan kearah timur laut.
Mungkin saja disana ada rumah
warga, kita bisa bertanya pada
mereka

HARASHIMA
Baiklah semua mari kita pergi
kesana.

EXT. YARD IN FRONT OF HOUSE - DAY

KAKEK terlihat sedang membelah kayu dengan kapak, ia sangat


terkejut ketika melihat pasukan TENTARA JEPANG menuju
rumahnya. Ia pun segerah berlari menuju rumahnya dan
mengunci pintu

NAGATO
(mengedor-gedor pintu
rumah dengan kasar)
BUKA PINTUnya!! CEPAT BUKA

KAKEK dan NENEK terlihat sangat ketakutan. Wajah NENEK


sangat panik ketika tahu bahwa ada pasukan TENTARA JEPANG,
ia memegang pundak KAKEK dengan sangat erat. Wajah KAKEK
terlihat sangat ketakutan sambail memegang kampak
ditangannya.
18.

NENEK
(memegang erat pundak
KAKEK)
Sudah kubilangkan untuk tidak
menerima pemuda Jepang dan gadis
itu dirumah ini! Ini lah akibatnya.

KAKEK tampak tidak menghiraukan ucapan NENEK. Wajahnya


sangat tegang, keringat terus mengalir dan tangannya
memegang kampak dengan gemetaran.

NAGATO
(ia tetap mengedor pintu
dengan kasar)
Lebih baik kalian sekarang keluar
atau pintu ini akan saya dobarak!
(ia kemudian menendang
pintu rumah sampai
terbuka)

Wajah KAKEK dan NENEK sangat terkejut, dan mereka semakin


ketakutan.

KAKEK
(sambil mengarahkan
kampak ke arah NAGATO)
Apa mau kalian?! Cepat pergi dari
rumah kami.
Note

KAKEK berbicara dalam Bahasa Jepang kepada Tentara


tersebut.

NAGATO
(ia menuju kearah KAKEK)
Kami disini ingin tau dimana KEN
dan gadis Indosenia yang bersamanya
KAKEK
(mengarahkan kampak
kearah NAGATO dan
menunjuk ke arah pintu)
Aku gak tau dimana mereka. Sekarang
cepat pergi dari sini.

NAGATO
(ia tersenyum sinis
sambil memegang pistol
laras panjang)
Dengar ya pak tua, aku bukan orang
bodoh yang bisa kau tipu. Lebih
baik kau beritahu kepada ku
sekarang sebelum ku tembak kau
beserta istrimu
(sambil mengarahkan
pestol nya kearah KAKEK
dan NENEK)
19.

NENEK
(menangis dan sambil
bersujud dihadapan
NAGATO)
Tolonglah tuan, jangan sakiti kami.

NAGATO
(ia menendang NENEK dari
hadapannya)
Pergi kau NENEK tua. Aku gak punya
urusan sama mu.

KAKEK
(ia berdiri sambil
mengadahkan kampaknya
kearah NAGATO)
Beraninya kau! Pergi kau dari sini.

NAGOTO menjadi lebih emosi, ia mengambil paksa kampak yang


dpegang KAKEK dan menumbuk perut KAKEK dengan lututya dan
pipi KAKEK dengan tangannya.

NENEK
(berjerit histeris dan
menagis)
SUAMIKU!!!

NAGATO
(tertawa dan tersenyum
sinis)
Itulah akibatnya jika kau berani
macam-macam. Kalau saja kau
memberitahu mereka ada dimana, maka
tidak akan seperti ini.

NENEK
(ia mengangis
terisak-isak)
Kalian pasti mencari KEN dan SEKAR
kan? Aku tau ada dimana mereka
sekarang

HARASHIMA
(ia kemudian mendekat
kearah NENEK)
Katakan dimana mereka berada.
Note

HARASHIMA bisa Berbahasa Indonesia karena ia sudah lama


di Indonesia

NENEK
(mengusap air matanya dan
berdiri menghadap
HARASHIMA)
Tapi kalian harus janji, setelah
aku kuberitahu, kalian harus pergi
dari sini dan jangan pernah datang
lagi.
20.

HARASHIMA
(ia mengangguk setuju)
Baiklah. Sekarang coba katakan
dimana mereka.

NENEK
(nafasnya terengah-engah
dan keringat mengalir
sangat deras)
Baiklah. Mereka pergi ke DESA
SUKARAMAI, disana lah desa terdekat
dari sini yang punya POS PENYELAMAT
TENTARA INDONESIA. Meraka lewat
dari belakang rumah kami, melewati
ladang jagung kami dan mengikuti
aliran sungai ke arah barat untuk
ke Desa itu.

HARASHIMA
(ia tersenyum dan
berbalik ke arah pasukan
lainnya)
Terima kasih banyak.
Semuanya mari kita pergi dari sini,
kita sudah dapat lokasi mereka.

TENTARA JEPANG 2
(ia menunjuk ke arah
KAKEK dan NENEK)
Lalu bagaimana dengan mereka?

HARASHIMA
(ia tersenyum sinis
sambil menoleh sekilas
ke arah KAKEK dan NENEK)
Itu menjadi urusan kalian. Kalian
boleh berbuat apa saja. Terserah
kalian. Kalian juga boleh mengambil
apapun. Silahkan nikmati pesta
kalian.

Kapten HARASHIMA beserta beberapa tentara lainnya keluar


dari rumah tersebut dan pergi untuk melihat apakah yang
dikatakan KAKEK dan NENEK tersebut benar atau tidak dan
beberapa tentara Jepang lainnya tetap tinggal didalam rumah
KAKEK dan NENEK.

HARASHIMA
(berdiri menghadap para
tentara dengan suara
yang lantam dan keras)
Baiklah dengarkan semuanya. Kita
akan bagi menjadi dua kelompok,
kelompok pertama ikut dengan saya
pergi ke Desa SUKARAMAI dan
kelompok kedua pergi ke markas
untuk membawa perlengkapan senjata
dan bawa beberapa pasukan ke Desa
(MORE)
21.

HARASHIMA (cont'd)
SUKARAMAI. Di Desa itu ada POS
PENYELAMANTAN TENTARA INDONESIA
jadi kita pasti akan berperang
dengan Tentara Indonesia disana.
Apa kalian semua PAHAM!

TENTARA
(memberikan sikap hormat)
Iya, Kapten.

Terdengar dari arah rumah KAKEK dan NENEK tersebut suara


jeritan seorang NENEK dan juga terdengar banyak sekali suara
tembakan yang memenuhi tempat itu.

EXT. IN THE SUKARAMAI VILLAGE - DAY

Entah sudah berapa lama KEN dan SEKAR berjalan,akhirya


mereka sampai di depan pintu masuk DESA SUKARAMAI, wajah dan
sekujur tubuh KEN dipenuhi keringat, sesekali KEN melihat ke
arah SEKAR yang tampak kelelahan. Wajah SEKAR terlihat pucat
dan nafasnya terdengar berat. Mereka memasuki desa dengan
berhati-hati, mereka takut jika ada yang akan mencurigai KEN
sebagai tentara Jepang yang jahat.

SEKAR
(ia berjalan disamping
KEN sambil memegang
tangannya)
Kita mau kemana?

KEN hanya berjalan dalam diam, tanpa menghiraukan KEN. SEKAR


yang tampak kebingungan mulai melihat tujuan dari perjalanan
mereka.

SEKAR
(ia menahan jalan KEN dan
menggenggam erat
tangannya)
Kamu sudah gila ya? Itu POS
PERLINDUNGAN TENTARA INDONESIA, apa
kamu mau ketangkap sama mereka?

KEN
(ia memandang SEKAR
dengan wajah yang penuh
khawatir)
Aku tidak perduli dengan semuanya
itu, yang aku perdulikan itu kamu.
Kamu harus tetap hidup.

SEKAR
(ia tampak kebingungan
akan ucapan KEN)
Dengar ya, aku gak ngerti kamu
ngomong apa, tapi yang penting aku
gak mau kesana.
(sambil melepaskan
genggaman tangan KEN)
22.

KEN
(ia menggenggam kembali
tangan SEKAR dengan
erat)
Kamu tidak boleh pergi. Kita harus
kesana.

SEKAR
(mencoba melepasakan
tangannya)
Lepas.

KEN tetap berusaha menahan tangan SEKAR, tapi ia baru


menyadari bahwa sudah banyak warga sekitar yang memandang
mereka dengan tatapan penuh curiga.

KEN
(mengendurkan genggaman
tangannya)
Oke, kita pergi dulu dari sini.
Banyak warga yang mulai mencurigai
kita. Kita berdua, pergi, kesana
(berusaha untuk berbicara Bahasa
Indonesia sambil memperagakannya)

INT. EMPTY ROOM - DAY

Terlihat wajah SEKAR yang sedang marah terhadap KEN, ia


mengalihkan mukanya dari tatapan KEN. KEN hanya bisa
terduduk di sebuah kotak kayu didekatnya, ia menunduk dan
wajahnya terlihat frustasi memikirkan bagaimana ia bisa
membawa SEKAR ke POS PENYELAMAT TENTARA INDONESIA dengan
aman.

SEKAR
(berdiri menghadap KEN
dengan tangan yang
menyilang di dadanya)
Dengar, apapun yang sedang kau
rencanakan sekarang, aku tidak akan
setuju. Tidak akan kubiarkan kau
mengorbankan dirimu hanya untuk ku.
Lagipula, kau tidak perlu
repot-repot menyerahkanku kepada
Tentara Indonesia. Kita berdua bisa
tinggal di Desa ini, Desa ini aman,
kita tidak perlu khawatir kepada
Tentara Jepang karena pasukan
Tentara Indonesia akan menjaga
kita. Dan sebenarnya, hanya kau
yang bisa kupercaya saat ini, aku
tidak bisa percaya kepada orang
lain lagi.
(ia menundukkan wajahnya
dan raut wajahnya
terlihat sangat sedih)
23.

KEN
(ia bangkit dan berdiri
menghadap SEKAR dengan
jarak yang sangat dekat
dan perlahan mengangkat
dagunya menghadap wajah
KEN)
Kita tidak akan aman disini, selama
kau masih bersamaku, kau tidak akan
aman. Jadi tolong, ikutlah denganku
ke Pos Penyelamat Tentara
Indonesia, kau akan lebih aman
disana.

SEKAR
(terlihat rona merah di
pipinya dan perlahan air
matanya mulai mengalir)
Apa tidak ada cara lain?

KEN
(ia meraih pipi sekar)
Dengar SEKAR. Kita tidak bisa terus
bersama, tidak ada cara lain, ini
satu-satunya agar kau selamat.
Maafkan aku SEKAR.
(air matanya pun
mengalir)

Perlahan-lahan KEN mulai mendekatkan wajahnya, hingga tidak


ada jarak antara wajahnya dengan SEKAR. Ia mencium SEKAR,
ciuman lembut KEN mampu membuat SEKAR juga ikut hanyut dalam
ciuman mereka. SEKAR pun mulai mengalungkan tangan ke bahu
KEN dan sesekali menjambak rambut KEN. Ciuman hangat
tersebut kemudian berubah menjadi ciuman yang penuh dengan
nafsu disertai dengan pelukan hangat dari KEN yang membuat
tubuh mereka menempel satu sama lain. KEN mulai menarik
kepala SEKAR untuk lebih mendekat hingga membuat ciuman
mereka semakin dalam. Hampir lima menit ciuman itu
berlangsung, hingga akhirnya KEN mulai mengakhiri ciuman
mereka dan melepaskan pelukan mereka, namun nafas mereka
berdua masih terengah-engah.

SEKAR
(dengan suara yang masih
terengah-engah dan wajah
yang memerah)
Baiklah, kalau memeng itu mau mu.
Aku akan ikut kau pergi ke Pos
Penyelamat Tentara Indonesia

KEN
(ia tersenyum)
Terima kasih.
Dari arah luar, terdengar suara teriakan warga dan suara
tembakan dimana, SEKAR yang terkejut mendengar suara
tersebut mulai panik dan ketakutan, ia memegang lengan KEN
erat. Wajah KEN juga mulai terlihat ketakutan, ia takut jika
24.

pasukan Tentara Jepang sudah menemukan mereka di Desa ini.


KEN mulai berjalan perlahan menuju jedela kayu dedekatnya,
ia melihat keluar dan menemukan semua warga lari ketakutan
dan seorang Tentara Jepang menjambak seorang wanita paruh
baya dan menyeretnya di tanah.

KEN
(sambil berjalan
mendekati SEKAR)
Diluar sedang tidak aman, lebih
baik kau bersembunyi disini dulu.
Jangan kemana-mana, aku akan pergi
ke Pos Penyelamat Tentara
Indonesia.

SEKAR
(wajahnya kebingungan)
Apa? Aku gak ngerti KEN.

KEN
(ia terlihat sangat
frustasi)
Di luar. Tidak aman. Kamu.
Sembunyi. Disini. Aku. Keluar. Pos
Tentara Indonesia.
(ia berbicara dengan
logat Jepangnya dan
memperagakannya)

SEKAR
(ia terkejut, panik dan
mengenggam tangan KEN)
Apa? Apa kau sudah gila? Kau tidak
boleh keluar! Tetaplah disini.

KEN
(mencoba melepaskan
genggaman SEKAR)
Tidak bisa, kau sembunyilah disini.
(ia berlari keluar)

SEKAR
(ia teriak dan wajahnya
sangat ketakutan)
KEN.!!!!

Wajah SEKAR tak mampu lagi untuk menutupi rasa ketakutannya,


ia sangat ketakutan dan panik, tapi ia tak dapat berbuat
apapun. SEKAR hanya duduk diam di tumpukan kotak kayu dan
kardus dan menutupi dirinya dengan kain berwarna biru yang
sudah sangat kotor. Ia melipat tangannya dan kemudian ia
berdoa.

15 menit sebelumnya
EXT. IN THE SUKARAMAI VILLAGE - DAY

Pasukan Tentara Jepang telah sampai di Desa SUKARAMAI, para


warga yang melihat Tentara Jepang yang datang lari
25.

ketakutan. Tidak ada satupun yang berani menghadapi Tentara


Jepang, para warga semuanya lari dan berhamburan dijalanan,
dari para pedagang, anak-anak, orang tua bahkan sampai
kakek-kakek dan nenek-nenek pun semuanya berlarian sambil
menjerit mencoba untuk menghindar dari pasukan Tentara
Jepang.

HARASHIMA
(ia menghadap ke
pasukannya)
Dengarkan, kalian cari KEN dan
Gadis Indonesia yang bernama SEKAR
sampai dapat. Cari kesetiap rumah,
jika ada yang menghalangi atau ada
yang mencoba merahasiakannya BUNUH
saja mereka. Tapi ingat satu hal,
kita diperintahkan untuk menangkap
KEN serta Gadis itu hidup-hidup,
jika ada diantara kalian yang
mencoba membunuh KEN tanpa seizin
ku, aku sendiri yang akan membunuh
kalian. Apa kalian semua PAHAM?!

TENTARA
(memberikan sikap hormat)
Iya, Kapten.

HARASHIMA
Berpencar!!

Seluruh pasukan Tentara Jepang pergi mendatangan setiap


rumah satu persatu, mereka menggeledah setiap rumah, dan
menyiksa setiap warga yang mencoba untuk melawan dan kabur.
Sebagian Tentara yang tidak tertarik akan misi tersebut
mulai memanfaatkan kesempatan untuk mencari gadis-gadis yang
masih perawan untuk diperkosa. HARASHIMA hanya berdiri
sambil melihat para Tentara yang lain bekerja, ada yang
menghancur tempat jualan warga, ada yang menjambak rambut
seorang perempuan, ada yang menendang seorang kakek-kakek
dan ada juga prajurit Tentara yang memaksa seorang gadis
muda untuk masuk kedalam rumah. Suara tangis, jeritan, dan
tembakan memenuhi Desa SUKARAMAI. HARASHIMA berserta dengan
beberapa Tentara lainnya menuju ke Pos Penyelamat Tentara
Indonesia.

INT. INDONESIA ARMY RESCUE POST - DAY

Terlihat mayat tentara Indonesia tergeletak dan bersebaran


di lantai, darah tercecer memenuhi seluruh ruangan, dan bau
amis yang dapat langsung tercium. Para tentara Jepang
memegang pistol laras panjang ditangannya dan siap menembak
siapa saja, beberapa tentara Indonesia yang sekarat disiksa
oleh tentara jepang di sudut ruangan.
26.

HARASHIMA
(berjalan ke arah Kapten
Bambang dan berjongkok
dihadapannya)
Sudah cukup main-mainnya, sekarang
katakan dimana KEN dan SEKAR
berada?
Note

HARASHIMA berbicara menggunakan Bahasa Indonesia dengan


Kapten Bambang

KAPTEN BAMBANG
(mukanya babak belur dan
darah mulai mengalir
dari pelipisnya dan
hidungnya)
Cihh.. Harus berapa kali kubilang,
aku tidak tau dimana mereka dan
siapa mereka sebenarnya!

HARASHIMA
(sambil memijit
kepalanya, ia terlihat
frustasi dengan wajah
yang kesal)
Tidak usah berbohong! Kau pimpinan
disini tidak mungkin kau tidak tau.
Cepat Katakan!
(sambil memukul/menonjok
muka Kapten Bambang)
Ya sudah, semuanya ayo kita pergi
dari sini. Tidak ada gunanya kita
berlama-lama disini.
(sambil berdiri dan
meninggalkan tempat itu)

TENTARA JEPANG 2
(masih tetap menjambak
rambut seorang tentara
dan menunjuk kearah
Kapten Bambang)
Lalu bagaimana dengan mereka dan
orang itu?

HARASHIMA
(melirik sekilas kedalam
ruangan dan kearah
Kapten Bambang)
Habisi saja sisa tentara Indonesia
lainnya, kalau kaptem Bambang
biarkan saja seperti itu, anggap
saja aku lagi berbaik hati.
Lagipula, dia sudah tidak bisa
apa-apa lagi sekarang.
TENTARA JEPANG 2
Siap kapten.
27.

Para tentara Jepang itu pun mulai membunuh tentara Indonesia


yang tersisa satu persatu, suara tembakan dan teriakan
sampai terdengar ke luar pos. Kapten Bambang yang tinggal
sendirian hanya bisa tergeletak tak berdaya dilantai
sendirian, air matanya mengalir dengan deras, diiringin
dengan isakan tangis dan teriakan yang begitu keras. Sudah
10 menit Kapten Bambang menangis sambil menundukkan
wajahnya, ia kemudian tersadar bahwa mereka menyimpan satu
alat radio komunikasi cadangan. Ia berusaha berdiri dengan
sekuat tenaga, wajahnya terlihat menahan rasa sakit yang
mulai menjalar keseluruh tubuhnya. Ia berjalan
tertatih-tatih dan memegang benda apapun yang dapat membantu
menopang tubuhnya. Ia mengambil alat komunikasi radio di
laci meja dan berusaha menyalakannya.

KAPTEN BAMBANG
(berusaha untuk
menyalakan alat tersebut
dan terlihat tangannya
gemeteran)
Masuk markas pusat. Masuk. Disini
Pos Penyelamat Tentara Indonesia
Area 7. Pasukan Tentara Jepang
menyerang Pos Penyelamat dan
menyerang warga sekitar. Tolong
bantu kami.

Anda mungkin juga menyukai