Sistem Manajemen Informasi semester ganjil 2019/2020 yang dibimbing oleh Fengky Adie Perdana, S.Pd., M.Pd
Disusun oleh: Aditya Dwi Fathur Riza NIM 1641220030
PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK
JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG 2020 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lebih akurat, berkualitas dan cepat. Setiap organisasai dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktifitasnya secara elektronis. Para Manager di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia. Pemanfaatan teknologi informasi ini dikaitkan dengan pentingnya dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Dapat kita ketahui bahwa masih kurangnya organisasi baik pada sektor publik maupun organisasi pada sektor swasta yang menerapkan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya pada organisasi pemerintah daerah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami akan membahas mengenai pengambilan keputusan yang berbasiskan pada sistem informasi manajemen. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem pengambilan keputusan? 2. Apa saja jenis-jenis, tahapan dan langkah dalam pengambilan keputusan ? 3. Apa sarana yang digunakan dalam pengambilan keputusan? BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Keputusan adalah tindakan pilihan diantara alternatif untuk mencapai suatu tujuan. Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna memecahkan masalah. Sistem pengambilan keputusan muncul pada tahun 1971, sistem ini dikenalkan oleh Michael S. Scott Morton, G. Athony Gorry dan Peter G.W. Keen dari Massachussets Institute of Technology (MIT). Menurut Sudirman dan Widjajani ( 1996 ), perkembangan sistem pendukung keputusan meliputi: 1. Sistem pendukung keputusan kelompok atau Group Decision Support Systems ( GDSS ) adalah suatu sistem berbasis komputer untuk membantu secara interaktif dalam membuat keputusan terhadap masalah-masalah yang tidak terstruktur bagi kelompok pembuat keputusan yang bekerja bersama-sama. 2. Sistem pendukung keputusan eksekutif atau excexutive support systems ( ESS ) adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai kemampuan lebih dari melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajemen. 3. Sistem pendukung keputusan organisasi atau organizational decision support systems. Terdapat empat fase pendekatan formal dari sistem ini, yaitu dua fase pertama adalah strukturlisasi dan pembentukan kerangka pengembangan sistem. Fase ketiga merupakan prototype ( model atau simulasi dari semua aspek yang akan dikembangkan ). Fase ke empat merupakan implementasi. Dalam manajemen, pengambilan keputusan memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena keputusan yang diambil oleh seorang manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya atau mereka yang bersangkutan dengan organisasi yang ia pimpin. Penting, oleh karena menyangkut semua aspek manajemen. Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan organisasi. B. Jenis-Jenis, Tahapan dan Langkah Dalam Proses Pengambilan Keputusan. 1. Jenis-jenis Keputusan a. Keputusan berdasarkan struktur organisasai 1) Keputusan Administratif adalah keputusan yang diambil oleh seorang administrator/manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi. 2) Keputusan Eksekutif adalah keputusan yang diambil oleh manajer eksekutif ( pelaksana ) dalam rangka meneruskan gagasan administrator dalam fungsinya sebagai koordinator yang mengkoordinasikan para manajer operatif. 3) Keputusan Operatif adalah keputusan yang diambil oleh manajer operatif dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan panduan manajer eksekutif. 4) Keputusan Teknis. Keputusan ini derajatnya paling rendah yang diambil oleh para pengawas atau mandor. Sesuai dengan namanya, keputusan ini mengenai masalah-masalah teknis. b. Keputusan berdasarkan kondisi dan situasi 1) Keputusan menurut sistem Yaitu model sistem dimana keputusan diambil sifatnya tertutup dan terbuka. (a) Sistem keputusan tertutup ( closed decision system ) Sistem ini menganggap bahwa keputusan terisolasikan dari input-input yang tidak diketahui dari lingkungan. (b) Sistem keputusan terbuka ( open decision system ) Keputusan ini dipengaruhi oleh lingkungan, dan pada gilirannya proses keputusan mempengaruhi lingkungan. 2) Keputusan mnurut urgensi (a) Keputusan Vital adalah keputusan yang sangat penting yang menentukan berhasil tidaknya suatu usaha (b) Keputusan penting adalah keputusan yang menghindarkan kerugian, baik kerugian uang, waktu, benda maupun tenaga. (c) Keputusan biasa adalah keputusan yang tidak begitu mendesak, yang kalau perlu dapat ditunda untuk sementara waktu. (d) Keputusan formalitas adalah keputusan yang jika dilaksanakan, tidak menimbulkan akibat apa-apa. 3) Keputusan menurut efek (a) Keputusan managerial adalah keputusan yang berhubungan dengan pengelolaan suatu pekerjaan, yang diambil untuk mengakhiri masalah yang berkaitan dengan pengelolaan pekerjaan tersebut. (b) Keputusan teknis adalah keputusan yang diambil untuk menaggulangi masalah teknis pekerjaan. (c) Keputusan ekonomis adalah keputusan yang mempunyai efek ekonomis untuk mengakhiri masalah-masalah ekonomis. (d) Keputusan yuridis adalah keputusan yang bersifat yuridis dan mempunyai efek yuridis (e) Keputusan politis adalah keputusan yang mempunyai efek pilitis, yang dapat berpengaruh pada bidang politik. 4) Keputusan menurut daya laku (a) Keputusan definitif adalah keputusan yang pasti dan final, yang tidak perlu ditinjau kembali (b) Keputusan sementara adalah keputusan yang belum final, yang sewaktu-waktu dapat ditinjau kembali (c) Keputusan darurat adalah keputusan yang diambil karena keadaan terpaksa. 5) Keputusan menurut frekuensi (a) Keputusan insidental adalah keputusan yang diambil secara tiba-tiba disebabkan situasi menghendaki demikian (b) Keputusan rutin adalah keputusan yang dilakukan berulang- ulang secara tetap 6) Keputusan menurut kemampuan organisasi (a) Keputusan terperogram adalah keputusan yang dapat diprakhususkan dengan suatu perangkat peraturan atau tatacara keputusan. (b) Keputusan tak terperogram adalah keputusan yang berlangsung hanya satu kali. 2. Tahap-tahap dalam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut : a. Tahap pemahaman ( Intellegence ) yaitu proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah terhadap lingkungan yang memerlukan keputusan dari data dan fakta yang ada, mengolah data dan mengujinya untuk dijadikan petunjuk dalam menemukan masalah yang sebenarnya sehingga diharapkan dapat mempermudah mencari solusinya. b. Tahap perancangan ( Design ) adalah proses pengembangan, analisis, dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang mungkin diambil. c. Tahap pemilihan ( Choice ) yaitu proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perancangan untuk menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasarkan tujuan yang akan dicapai pada tahap implementasi. d. Tahap penerapan ( Implementation ) yaitu tahap pelaksanaan atau penerapan alternatif tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diidentifikasikan. 3. Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan dalam rangka memecahkan masalah yang rumit dan sulit. a. Identifikasi masalah Dalam proses pengambilan keputusan, pertama-tama masalahnya harus benar-benar jelas, harus jelas pula perumusannya. b. Pengumpulan data Untuk memecahkan masalah, data sangat diperlukan, karena inilah pentingnya sistem informasi dalam suatu manajemen. c. Analisis data Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan sistematis, sesuai dengan pertanyaan yang dirumuskan pada tahap identifikasi masalah tadi. d. Penentuan alternatif Data yang sudah dianalisa tadi menimbulkan beberapa alternatif jawaban yang harus diambil salah satu yang menurut pertimbangan paling baik. e. Pelaksanaan alternatif Jika alternatif telah diputuskan, maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan alternatif tersebut yang menghendaki direalisasikannya dalam bentuk kegiatan-kegiatan. f. Penilaian Penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir proses pengambilan keputusan. Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan yang dilaksanakan cocok dengan perencanaan.
C. Sarana pengambilan keputusan
Dalam teori kepemimpinan pemimpin harus melaksanakan gaya kepemimpinan demokratis. Jenis kepemimpinan ini oleh siapapun juga dianggap lebih baik dari pada gaya kepemimpinan otokratis atau kepemimpinan bebas. Dengan gaya kepemimpinan demokratis tersebut, keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama, karena mereka melaksanakan keputusan nanti turut memutuskan, ikut menyumbang pikiran. Dengan demikian mereka bertanggung jawab secara bersama- sama. Sehubungan dengan itu, maka dalam rangka membawa serta orang lain dalam mengambil keputusan, seorang manajer dapat mengadakan: 1. Rapat (meeting) Dalam organisasi kekaryaan, rapat dapat bertarap rapat pimpinan/direksi atau rapat pegawai. Rapat mana yang akan diselenggarakan tergantung pada besar kecilnya masalah yang akan dipecahkan. Sudah tentu masalah yang dibawa ke rapat pimpinan adalah masalah yang sifatnya managerial yang menyangkut kebijakan pimpinan. Rapat apapun juga dalam suatu organisasi kekaryaan harus ada yang memimpin dengan otoritas si pemimpin yang bervariasi sesuai dengan formal atau tidak formalnya rapat. Sejauh mana otoritasnya itu tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Yang penting ialah bahwa kalau ia menginginkan gagasan, ia harus menciptakan suasana permisif. Yaitru suasana yang memberikan keleluasaan kepada pegawai eselon rendahan untuk bicara secara bebas. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari rapat itu, yakni: a. Masalah yang akan dpecahkan akan menjadi lebih jelas, karena dikupas dalam forum terbuka. b. Pertukaran pengetahuan dan penga;laman diantara para peserta rapat akan dapat menghasilkan pemecahan cara pemecahan masalah yang lebih mantap. c. Akan timbul banyak alternative, sehingga dapat dipilih salah satu yang paling kecil resikonya. d. Akan dapat ditanamkan rasa keterikatan diantara para pegawai, sehinga akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang lebih besar. e. Akan dikembangkan jiwa demokrasi. 2. Curah saran (brainstorming) Curah saran adalah suatu cara untuk mendapatkan banyak gagasan dari sekelompok manusia dalam waktu yang sangat singkat. Curah saran merupakan tata cara untuk menggalakkan kreativitas dalam suatu kelompok dengan menghilangkan atau mengurangi faktor-faktor yang merintangi pengekspresian gagasan yang baru dan kreatif. Contohnya saja pengambilan keputusan berbasiskan SIM adalah dalam kenaikan pangkat, dan juga sistem penghitungan suara dalam pemilihan umum (pemilu). Yang mana kepastian mengenai jumlah suara yang diperoleh masing-masing kontestan di dalam pemilu sangat penting di dalam melihat aspirasi masyarakat, setidak-tidaknya aspirasi yang terlihat dari partai yang mendapat suara terbanyak untuk meneruskan program-program pembangunan. Seiring dengan upaya untuk terus mengembangkan sistem pemilu yang demokratis, penghitungan suara yang efisien dan akurat akan sangat menentukan bagi penentuan keputusan nasional mengenai jatah kursi bagi wakil-wakil rakyat yang akan duduk di Dewan Perwakilan Rakyat. Karena itu keputusan yang didukung oleh sistem ini merupakan keputusan politis yang sangat amat strategis. Pembahasan mengenai komputerisasi penghitungan suara dalam Pemilu tidak akan dilakukan sampai sangat rinci karena memang terbatasnya referensi yang terdokumentasi. Dalam hal ini referensi pokok yang diambil adalah tulisan dari seorang staff pengolahan data profesional yang pernah terlibat langsung di Posko (Pos Komando) penghitungan suara Pemilu (C.S. anomdipoetro, 1987). Tugas penghitungan suara hasil Pemilu dilaksanakan terutama oleh Lembaga Pemilihan Umum (LPU) di bawah pengawasan Departemen Dalam Negeri. LPU menugasi posko yang berisi staff terdiri beberapa komponen utama, yaitu : 1. Bakorsiskom (Badan Koordinasi Sistem Telekomunikasi), dibentuk terutama untuk menangani sistem telekomunikasi yang menunjang penghitungan suara sejak dari Panitia Pemilihan Daerah (PPD) pada setiap jenjang hingga LPU pusat. 2. Situng (Sistem Informasi Penghitungan Suara), bertanggungjawab dalam pemakaian komputer untuk tugas penghitungan suara yang menyangkut penyimpanan dan pengolahan data. 3. Sekretariat (LPU), adalah pemilik data resmi dan pemakai hasil olahan yang komputer. Bertugas untuk memantau penghitungan suara secara online sejak pemungutan suara dilakukan hingga diperolehnya data final. Kelambatan penghitungan suara biasanya terjadi pada tahap ini berhubung dengan begitu luas dan beragamnya wilayah pemungutan suara di Indonesia. Untuk daerah kepulauan seperti Maluku, misalnya, penyerahan dari TPS ke PPS di sebagian Kecamatan ada yang sampai memakan waktu 5 hari atau terkadang lebih, tergantung pada keadaan angin laut. Maka salah satu kesimpulan yang dapat ditarik dari pengumpulan data ini ialah bahwa efisiensi pengolahan data bukan hanya tergantung kepada prosesor atau perangkat kerasnya, tetapi juga setiap mata rantai pengolahan data. Dalam hal ini terlihat bahwa tahap raw-data processing (pengolahan data mentah) sangat menentukan kecepatan dan efisiensi pengolahan data secara keseluruhan. Dari PPS, data suara dikirim ke PPD Tingkat II dan selanjutnya ke PPD I. Pengolahan data pada tahapan ini dimungkinkan lebih cepat karena kebanyakan instansi sudah memiliki fasilitas telekomunikasi seperti telepon, teleks dan facsimile. Komputerisasi penghitungan suara Pemilu sesungguhnya barulah terjadi di LPU pusat. Data diterima oleh Senkom (Sentral Komunikasi, satuan di bawah Bakorsiskom) dan selanjutnya dikirim ke sekretariat posko. Dari sini data dikirim ke input control (satuan di bawah situng), kemudian ke data-entry unit yang selanjutnya merekam ke komputer. Langkah berikutnya adalah pengolahan yang dilakukan oleh satuan Maintenance, sedangkan Output Control akan menyampaikan hard-copy kepada Sekretariat Posko untuk kemudian didistribusikan ke pejabat atau pimpinan maupun media massa melalui Humas LPU. Ditinjau dari segi sistem informasi, Sistem Informasi Pemilihan Umum (SIPU) menghasilkan empat elemen sistem informasi, yaitu : SILIH (Sistem Informasi Pemilih), SILON (Sistem Informasi Calon), SISURA (Sistem Informasi Surat Suara). Sebagai suatu sistem yang melibatkan instansi-instansi pusat dan daerah, khususnya dari jajaran Departemen Dalam Negeri, banyak aspek yang harus diperhatikan dalam sistem Penghitungan Pemilu. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah manajemen data, komunikasi data, dan penyiapan pelatihan bagi staff yang bekerja di dalam proses penghitungan suara. Keputusan-keputusan terprogram sesungguhnya cukup mudah dilakukan untuk melakukan penghitungan suara dengan ditunjang perkakas komputer. Oleh sebab itu kerjasama yang baik dalam manajemen pengolahan data antara programmer dengan pembuat keputusan untuk sistem penghitungan suara benar-benar menentukan. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data-data guna memecahkan masalah. Hasil keputusan penting akan merupakan informasi penting bagi manajemen, baik untuk tahap perencanaan, penggiatan, ataupun pengawasan. Penyampaian atau penyebaran informasi kepada khalayak, baik khalayak intern maupun khalayak ekstern, yang dilaksanakan dengan sistem yang mapan dan mantap, akan merupakan bantuan yang besar bagi lancarnya manajemen. DAFTAR PUSTAKA · Herlambang dkk, sistem informasi: konsep, teknologi & manajemen, · Onong unchjana effendy, sistem informasi manajemen, · Muhammad Fahri Husein, sistem informasi manajemen: hlm.111-112 Herlambang dkk, sistem informasi: konsep, teknologi & manajemen, hlm 82-87 Onong unchjana effendy, sistem informasi manajemen, hal 141 Ibid hal 154-159 Muhammad Fahri Husein, sistem informasi manajemen: hlm.111-112 Ibid hal 162-165 Ibid. hlm. 166-168 ibid. hlm. 170 Arnovelniwina.blogspot.com/2013/11/pengambilan-keputusan.html