Proses pemeriksaan bahan merupakan bagian dari tugas Quality Control baik pada
bahan baku produk yang diterima (incoming materials) maupun pada produk yang
telah selesai dikerjakan. Proses inspeksi ini lebih dititik beratkan pada sifat physic
dari bahan atau produk yang dihasilkan dari kemungkinan adanya cacat, baik
cacat luar maupun cacat dalam. Benda-benda logam atau baja yang telah melalui
proses perlakuan panas biasanya sangat mungkin akan terjadi keretakan dibagian
kulit, namun pada bahan-bahan tuangan atau casting biasanya cenderung pada
Pemeriksaan cacat luar dilakukan untuk mengetahui keadaan cacat bagian luar
dari benda kerja atau bahan produk, keadaan cacat ini sangat sering terjadi pada
baja yang telah melalui proses perlakuan panas dimana terjadi tegangan dalam
yang sangat tinggi atau terjadinya proses transformasi struktur yang tidak
seimbang (non qilibrium) kemudian pelaksanaan pengujian cacat luar ini dapat
dilakukan dengan metoda die penetrant Jika kita melihat efisiensi pemeriksaan
dari metoda-metoda tadi yang telah dijelaskan yang paling mudah dan murah
yaitu adalah secara visual atau dengan mata kita sendiri , akan tetapi karena
berbagai keterbatasan maka secara visual saja tidak cukup walaupun dengan
bantuan microscope, walaupun mata kita cukup terlatih untuk mendeteksi keadaan
cacat luar, namun cacat luar itu pun belum terntu ada diluar dalam jangkauan kita,
karena yang dimaksud dengan cacat luar ialah keadaan cacat bukan pada bagian
inti dari logam tersebut, misalnya cacat pada pipa atau tabung, cacat luar bisa
terjadi dibagian dalam pipa atau tabung tersebut yang sulit dijangkau walaupun
Pemeriksaan cacat luar atau permukaan (Checks for surface defects). Pemeriksaan
cacat luar dengan die penetrant merupakan cara pemeriksaan cacat yang paling
3 unsur bahan yang terdiri atas : 1. Cleaner ialah cairan pembersih yang berfungsi
unsur cairan yang memiliki kristal halus sehingga jika disemprotkan kepermukaan
benda kerja dapat meresap ke dalam celah keretakan (Hardí Sudjana, 2008)
cetakan kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Untuk itu harus dilakukan
casting) yaitu pengecoran yang dilakukan dengan cara menekankan logam cair ke
dalam cetakan logam dengan tekanan tinggi, logam tipis dapat dibuat dengan
tekanan sedikit lebih tinggi dari tekanan atmosfer pada permukaan logam dalam
tanur, tekanan ini yang kemudian menyebabkan mengalirnya logam cair ke atas
dengan cara memutar cetakan dan logam cair dituangkan ke dalamnya, sehingga
logam cair tertekan oleh gaya sentrifugal dan kemudian membeku, pembuatan
pipa dibuat dengan menggunakan cara ini (Sugeng Tirta Atmadja, 2006)
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon (C). Bila kadar
unsur karbon (C) lebih dari 1.67%, maka material tersebut biasanya disebut
sebagai besi cor (Cast Iron). Semakin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan
mengakibatkan kuat leleh dan kuat tarik baja akan naik sehingga elongasi
(keliatan) baja berkurang dan mengakibatkan baja tersebut semakin sukar dilas.
besar atau kompleks yang tidak biasa (Anggia Arista dan Rony Prasetyo, 2018)
Selain itu baja memiliki aplikasi penting seperti digunakan untuk bahan
instalasi ladang minyak, pabrik kimia dan lain sebagainya. Selain memiliki
banyak kegunaan, hal yang terpenting pada logam (baja) adalah sifat dari logam
itu sendiri. Logam dapat didaur ulang tanpa menurunkan sifat-sifatnya, yang
artinya walaupun logam sudah rusak atau terkontaminasi masih dapat diubah
menjadi logam baru melalui pemurnian dengan cara peleburan dan pemisahan