Anda di halaman 1dari 8

PEMBAHASAN KHUSUS

1. Pembukaan Katup vs Pv’

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan tekanan uap
jenuh pada temperatur bola basah (Pv'), dapat dilihat bahwa pada kondisi
ruangan dan kondisi sebelum evaporator, PK dan Pv' memiliki nilai yang
hampir sama, Pada kondisi setelah evaporator, Pv' lebih rendah dibandingkan
dengan pada saat kondisi ruangan & sebelum evaporator karena temperatur
bola basahnya juga semakin rendah saat melewati evaporator sehingga Pv’ juga
menurun. Pada kondisi setelah evaporator pada pembukaan 4, Pv’ mengalami
peningkatan yang drastis dan berangsur angsur turun menuju pembukaan
terakhir.
2. Pembukaan Katup vs Pv

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan tekanan parsil
uap air (Pv), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi sebelum
evaporator, PK dan Pv memiliki nilai yang hampir sama, Pada kondisi setelah
evaporator, nilai Pv lebih rendah dibandingkan dengan pada saat kondisi
ruangan & sebelum evaporator. Pada kondisi ini, Pv lebih rendah karena
temperatur telah menurun setelah melewati evaporator. Pada kondisi sebelum
dan sesudah evaporator pada pembukaan 4 dan 5, Pv mengalami peningkatan
yang drastis dan turun pada pembukaan 6 kemudian berangsur angsur naik
menuju pembukaan terakhir.
3. Pembukaan Katup vs 

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan rasio


kelembaban udara (𝜔), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi
sebelum evaporator, PK dan 𝜔 memiliki nilai yang hampir sama, Pada kondisi
setelah evaporator, nilai 𝜔 lebih rendah dibandingkan dengan pada saat
kondisi ruangan & sebelum evaporator. Pada kondisi ini, 𝜔 lebih rendah
karena temperatur telah menurun setelah melewati evaporator. Pada kondisi
setelah evaporator pada pembukaan 4 dan 5, 𝜔 mengalami peningkatan yang
drastis dan turun pada pembukaan 6 kemudian kembali berangsur angsur naik
menuju pembukaan terakhir.
4. Pembukaan Katup vs RH

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan kelembapan


realtif (RH), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi sebelum
evaporator, PK dan RH memiliki nilai yang hampir sama, Pada kondisi setelah
evaporator, pada pembukaan 1 nilai RH lebih tinggi dibandingkan dengan pada
saat kondisi ruangan & sebelum evaporator kemudian menurun pada
pembukaan 2 kemudian naik turun pada pembukaan 5 dan selanjutanya hingga
pembukaan terakhir.
5. Pembukaan Katup vs v

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan volume spesifik
(v), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi sebelum evaporator,
PK dan v memiliki nilai yang hampir sama, Pada kondisi setelah evaporator,
nilai v lebih rendah dibandingkan dengan pada saat kondisi ruangan & sebelum
evaporator. Pada kondisi ini, v lebih rendah karena temperatur telah menurun
setelah melewati evaporator. Pada kondisi setelah evaporator pada pembukaan
4, v mengalami peningkatan dan berangsur angsur naik menuju pembukaan
terakhir.
6. Pembukaan Katup vs 

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan densitas udara
(𝜌), dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan sebelum evaporator PK dan
𝜌 memiliki nilai yang hamper sama. Pada kondisi setelah evaporator, nilai 𝜌
lebih besar dibandingkan dengan pada saat kondisi ruangan & setelah
evaporator. Pada kondisi setelah evaporator nilai 𝜌 berangsur angsur naik
kemudian menurun pada pembukaan 4 dan berangsur angsur menurun pada
pembukaan selanjutnya hingga pembukaan terakhir.
7. Pembukaan Katup vs h

Pada grafik hubungan antara pembukaan katup (PK) dan entalpi (h),
dapat dilihat bahwa pada kondisi ruangan dan kondisi sebelum evaporator, PK
dan h memiliki nilai yang hampir sama, Pada kondisi setelah evaporator, nilai h
lebih rendah dibandingkan dengan pada saat kondisi ruangan & sebelum
evaporator. Pada kondisi ini, h lebih rendah karena temperatur telah menurun
setelah melewati evaporator. Pada kondisi setelah evaporator nilai h mengalami
penurunan dan meningkat pada pembukaan 4, h mengalami peningkatan dan
berangsur angsur naik menuju pembukaan terakhir.
8. Pembukaan Katup vs X

Anda mungkin juga menyukai