Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MANDIRI

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

KEHIDUPAN BERAGAMA DI LINGKUNGAN KELUARGA

Nama : Efilorinka Butar Butar

NPM : 180910427

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL &


HUMANIORA UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini dengan judul “Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga”. Penulis sangat
bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
persyaratan untuk memperoleh nilai tugas mandiri Pendidikan Agama Kristen
pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Putera Batam.

Makalah ini membahas tentang kehidupan beragama di lingkungan


keluarga serta langsung memberi pemecahan masalah terhadap masalah- masalah
yang timbul dalam kehidupan keluarga.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan di harapakan
sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.Harapan
saya semoga Makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya di bidang ilmu Pendidikan Agama Kristen.

Akhir kata,penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Batam,31 juli,2019

Efilorinka Butar Butar


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

LANDASAN TEORI..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2

A. Keluarga Ilahi Apakah di Negara Asal....................................................2

B. Hubungan Suami-Istri.............................................................................4

C. Hubungan Istri Kepada Suami...............................................................5

D. Hubungan Orang Tua Untuk Anak-Anak Mereka.................................6

E. Hubungan Anak-Anak Kepada Orang Tua Mereka..............................7

Keunikan Peran Orang Tua Di Dalam Pendidikan Kristen....................................9

Pembentukan Keperibadian Anak.........................................................................10

A. Agape Sebagai Dasar............................................................................11

B. Disiplin Dan Tanggung Jawab..............................................................12

Hidup Dalam Suasana Kehadiran Kristus.............................................................13

Family Altar..........................................................................................................16

BAB IIIPENUTUP..............................................................................................19

Kesimpulan................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I

PENDAHULUN

Kehidupan keluarga saat ini berada di bawah pengepungan. Keluarga


dilanda oleh perceraian,krisis dalam peran, ketidakhadiran orang tua, rincian dari
otoritas, keasyikan dengan hal-hal,waktu yang tidak memadai bersama-sama,
tekanan keuangan, dan sejumlah masalah lain.Alkitab mengajarkan bahwa
institusi keluarga adalah asal dan tujuan ilahi. Alkitab jugamemberikan panduan
untuk hubungan baik dalam keluarga.

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis akan menuangkan data-data teoritis yang


berhubungan dengan pokok-pokok penelitian. Dalam bab ini akan dibahas
mengenai keluarga ilahi apakah di negara asal,hubungan suami istri menurut
agama,hubungan orang tua untuk anak-anaknya,kasih agape di lingkungan
keluarga,hidup dalam suasana kehadiran kristus di lingkungan
keluarga,pembentukan ke pribadian anak menurut agama,dan akan membahas
bagaimana membuat suatu keluarga hidup dalam ajaran agama masing-masing
serta memupuk kehidupan beragama yang rukun di lingkungan keluarga.

Masalah Pendidikan Agama Kristen sebagai upaya pembinaan warga


jemaat akhir-akhir ini banyak digalakkan dan dihidupkan ulang di kalangan umat
kristiani. Hal ini nampak dari bermacam-macam kegiatan yang mewarnai denyut
jantung kehidupan di berbagai gereja maupun persekutuan-persekutuan, di mana
semuanya mengarah pada satu tujuan yang sama, yaitu pembinaan warga jemaat
dan membuat suatu jalinan umat bergama yang baik di tengah-tengah lingkungan
keluarga.
BAB II

PEMBAHASAN

Sebuah komitmen dengan ajaran Alkitab dan prinsip-prinsip


memberikan harapan terbaik hari ini untuk pemulihan kehidupan keluarga.

A. Keluarga Ilahi Apakah di Negara Asal

1. Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. "Kemudian

Allah berkata, 'Baiklah Kita menjadikan manusia


menurut gambar Kita, menurut rupa Kita" .Maka Allah menciptakan manusia itu
menurutgambar-Nya; Dia menciptakan dia dalam gambar Allah, Dia
menciptakanmereka laki-laki dan perempuan "(Kejadian 1:26 - 27).Lalu Tuhan
Allah membentuk manusia dari debu tanah, dan meniupkan kedalam lubang
hidungnya napas kehidupan, dan manusia menjadi makhluk yang hidup"(Kejadian
2:7).

2. Tuhan menciptakan manusia sehingga kebutuhan dan


menemukan kepuasandalam persahabatan manusia.

"Tuhan berkata," Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, aku
akanmembuatnya cocok penolong baginya '"(Kejadian 2:18).3.

3. Allah memulai unit keluarga pertama.

Jadi TUHAN Allah membuat manusia itu tidur mendalam untuk datang
keorang itu, dan ia tidur. Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya
danmenutup daging di tempat itu. Lalu TUHAN Allah membuat Dia rusuk
yangdiambil dari pria menjadi wanita dan membawanya ke manusia
"(Kejadian2:21-22).
Keluarga Ilahi Apakah di Tujuan.Allah menciptakan keluarga, dan
Dia memiliki tujuan ilahi untuk itu. Setelah tujuan- Nya untuk pernikahan dan
kehidupan keluarga memberi kita kesempatan terbaik untuk pemenuhan
keluarga.4.

4. Persahabatan adalah tujuan dasar Allah untuk pernikahan dan


kehidupankeluarga. Seks adalah Allah ditahbiskan cara mengatasi kesepian
penting darieksistensi manusia."Lalu TUHAN Allah berkata," Tidak baik manusia
itu seorang diri saja. Akuakan membuat penolong yang seperti dia '"(Kejadian
2:18).

"Inilah sebabnya mengapa seorang laki-laki meninggalkan ayah dan


ibunyadan obligasi dengan istrinya, dan mereka menjadi satu daging"
(Kejadian2:24)."'Tidakkah kamu baca," Dia [Yesus] menjawab,' bahwa Dia yang
menciptakanmereka pada awalnya membuat mereka laki-laki dan perempuan, dan
Dia jugamengatakan: Untuk alasan ini seorang pria akan meninggalkan ayahnya
danibunya dan bergabung dengan istrinya, dan dua akan menjadi satu daging,Jadi
mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging. Oleh karena itu apa yangAllah
telah bergabung bersama- sama, manusia tidak harus memisahkan'"(Matius 19:4-
6).

5. Prokreasi merupakan tujuan dasar dari Tuhan untuk keluarga.

"Allah memberkati mereka, dan Allah berkata kepada mereka," Jadilah


berbuah, berkembang biak, memenuhi bumi ... "(Kejadian 1:28)."Anak-anak
memang warisan dari Tuhan, anak-anak, hadiah ... Seperti anak panah di tangan
pahlawan, demikianlah anak-anak ... Happy adalah orang yang telah memenuhi
bergetar dengan mereka" (Mazmur 127:3-5).6.

6. Pemeliharaan masih satu tujuan dasar dari Tuhan untuk keluarga.


"Sekarang jika orang tidak memeliharakan sanak sendiri, dan terutama
untuk rumah tangga, dia telah murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak
beriman" (1 Timotius 5:8).

"Dia juga berkata kepada mereka, 'Anda benar-benar membatalkan


perintahAllah untuk menjaga tradisi Anda! Karena Musa telah berkata:
Hormatilahayahmu dan ibumu, dan, Barangsiapa mengutuki ayahnya atau ibunya
harusdihukum mati. Tetapi kamu berkata, "Jika seorang pria mengatakan
kepadaayah atau ibunya: Apapun menguntungkan Anda mungkin telah
menerimadari saya adalah Corban" '(yaitu, hadiah [berkomitmen untuk kuil]),'
Andatidak lagi membiarkan dia melakukan apapun untuk nya ayah atau ibu.
Andamencabut firman Tuhan dengan tradisi Anda bahwa Anda telah
diturunkan.Dan Anda melakukan banyak hal lain yang serupa "(Markus 7:9-13) '.

Alkitab Berisi Prinsip Ilahi untuk Hubungan Keluarga Baik.Tujuan


Tuhan bagi keluarga telah ditantang, tetapi mereka belum berubah. DalamAlkitab,
Tuhan memberikan prinsip-prinsip dan kekuatan dengan mana tujuan-Nyauntuk
keluarga bisa terpenuhi.

B. Hubungan Suami-Istri

7. Panggilan Alkitab untuk hubungan pernikahan akan ditandai dengan


penyerahan bersama dan sukarela dalam saling menghormati dan kepercayaan."...
Mengirimkan satu sama lain dalam takut akan Kristus" (Efesus 5:21).8.

8. Alkitab menyebut untuk pemenuhan timbal balik dalam hubungan


seksualdalam hubungan pernikahan.

"Seorang suami harus memenuhi kewajiban perkawinannya kepada


istrinya,dan juga seorang istri kepada suaminya. Seorang istri tidak memiliki
otoritasatas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya tidak. Sama,
suami tidak memilikiotoritas atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya tidak "(1
Korintus 7:3-4).9.

9.Alkitab panggilan untuk kesetiaan timbal balik dalam hubungan


monogami."Pernikahan harus dihormati oleh semua, dan ranjang pernikahan tetap
bersih,karena Allah akan menghakimi orang tidak bermoral dan pezinah"
(Ibrani13:4)."Jangan berzinah" (Keluaran 20:14).10.

C. Hubungan Istri Kepada Suami.

a. Dia adalah mencintainya

"Wanita yang lebih tua adalah untuk mendorong wanita mudauntuk mengasihi
suami mereka sehingga pesan Tuhan tidak akandifitnah" (Titus 2:03 - 5).

b. Dia harus responsif terhadap kepemimpinannya

"Istri,tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena


suamiadalah kepala istri seperti juga Kristus adalah kepala gereja. Dia
adalahJuruselamat tubuh. Sekarang sebagaimana jemaat tunduk kepadaKristus,
sehingga istri-istri harus [menyerahkan] kepada suami dalamsegala sesuatu
"(Efesus 5:22-24)."Istri, dengan cara yang sama, mengajukan diri untuk suami
Andasendiri sehingga, bahkan jika beberapa tidak mematuhi [Kristen] pesan,
mereka mungkin dimenangkan tanpa pesan dengan cara hidupistri-istri mereka,
ketika mereka mengamati murni Anda, kehidupanhormat "(1 Petrus 3:1-2).

Allah memerintahkan bahwa istri-apakah menikah dengan orang percaya


atau non-percaya-harus berusaha untuk
menghormatikepemimpinan suami mereka. Bagian ini menunjukkan bahwa
hidupyang patut diteladani istri 'dapat menyebabkan suami mereka yangtidak
percaya untuk datang mengenal Kristus secara pribadi.
Sebuahhidup yang dipenuhi Roh dapat menghukum dan juga menyediakansebuah
platform untuk berbagi Injil. Bagian ini, bagaimanapun, tidak menunjukkan
bahwa istri harus mematuhi suaminya ketika tindakanseperti itu akan
membatalkan atau kompromi kesaksian Kristen nya.

c. Dia menghormatinya.

"Istri adalah menghormati suaminya" (Efesus 5:33).Hubungan suami untuk istri..

Dia adalah untuk mencintainya

"Hai suami, kasihilah istrimu, sama seperti juga Kristus telahmengasihi


jemaat dan telah menyerahkan diri baginya Dalam carayang sama, suami harus
mengasihi isterinya sama seperti tubuhnyasendiri ... masing-masing dari Anda
adalah untuk mengasihi istrinyaseperti dirinya sendiri ..." (Efesus 5:25, 28, 33).

a. Ia harus berkomitmen untuk itu.

"Untuk alasan ini seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan ibunyadan
bersatu dengan istrinya, dan dua akan menjadi satu daging"(Efesus 5:31). b.

b. Ia menjadi perhatian dari dirinya.

"Suami, dengan cara yang sama, hidup dengan istri Anda dengan
pemahaman sifat lemah mereka belum menunjukkan merekamenghormati sebagai
co-pewaris dari kasih karunia kehidupan,sehingga doa-doa Anda tidak akan
terhalang" (1 Petrus 3:7).

D. Hubungan orang tua untuk anak-anak mereka

1. Orangtua bertanggung jawab untuk mengajar anak-anak mereka


"Kata-kata bahwa saya memberi Anda saat ini berada di hati Anda.
Ulangimereka untuk anak-anak Anda. Bicara tentang mereka ketika Anda duduk
dirumah Anda dan ketika Anda berjalan di sepanjang jalan, ketika Anda berbaring
dan saat Anda bangun "(Ulangan 6:6-7).

2. Orang tua harus melatih anak-anak.

"Mengajarkan seorang pemuda tentang cara ia harus pergi, bahkan ketika


iasudah tua ia tidak akan menyimpang dari itu" (Amsal 22:6).

3. Anak-anak membutuhkan disiplin yang penuh kasih.

"Dan ayah, jangan membangkitkan amarah pada anak-anak Anda,


tetapididiklah mereka dalam pelatihan dan pengajaran Tuhan" (Efesus 6:4).

4. Anak-anak membutuhkan contoh yang layak.

"... Jelas mengingat iman yang tulus Anda yang pertama hidup di dalamnenekmu
Lois, maka di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin ada di dalamkamu juga"
(2 Timotius 1:5).

"Uzia ... melakukan apa yang benar di mata Tuhan sebagai Amazia, ayahnyatelah
dilakukan" (2 Tawarikh 26:3-4).

E. Hubungan anak-anak kepada orang tua mereka

1. Anak-anak untuk menghormati orangtua mereka.

"Hormatilah ayahmu dan ibumu sehingga Anda mungkin memiliki umur


yang panjang di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu"
(Keluaran20:12).

Anak-anak harus menaati orang tua mereka."Anak-anak, taatilah orang tuamu di


dalam Tuhan, karena ini adalah benar"(Efesus 6:1)."Anak-anak,
taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena ini menyenangkandi dalam Tuhan"
(Kolose 3:20).

2. Anak-anak belajar dari orangtua mereka.

"Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu, dan jangan menolak ajaranibumu"
(Amsal 1:8).

3. Anak-anak untuk menyediakan bagi orang tua yang membutuhkan mereka.

"Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus belajar
untuk mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka sendiri pertama
danuntuk membayar orang tua mereka, untuk ini menyenangkan Tuhan"
(1Timotius 5:4).

Anak merupakan berkat khusus yang Tuhan percayakan kepada sebuah


keluarga.Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam hubungan antara
orang tua dan anak.

a. Kasih yang merata

Setiap manusia merupakan gambar Allah, dan mempunyai kekayaan


kepribadian tersendiri.Hal itu menjadi tantangan untuk pendidikan anak-anak agar
orang tua menggali, menghargai,dan mengembangkan setiap bakat anak. Banyak
anak mengalami frustrasi dalam perkembangannya karena diberi cap tertentu oleh
orang tuanya. Mereka terus dibandingkandengan kakak atau adiknya, sehingga
harga diri tertekan. Tekanan itu dapat membentuk jiwa pemberontak.

Akibat kasih yang tidak merata dan tidak adanya kesatuan antara kedua
orang tua makaakibatnya akan dipanen pada masa mendatang (contoh Ishak dan
Ribka) Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak memandang bulu, dan para tuan
dan para hambadiperingatkan bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan yang tidak
memandang muka´ (Roma2:11;
Efesus 6:9). Dengan demikian setiap orang tua Kristen harus mengasihi anak-
anaknyatanpa Pilih kasih.

b. Menerima kehadiran anak dengan sukacita

Suami dan istri harus menerima kehadiran anak dengan rasa sukacita, hal
tersebut menjadititik tolak yang menentukan dalam pendidikan orang tua terhadap
anak dan juga menentukandalam perkembangan anak itu sendiri (contoh
Yusuf).Banyak anak mengalami komplikasi jiwa, bilamana mereka makin lama
makin menyadari bahwa kehadiran mereka sebenarnya tidak diinginkan oleh
orang tuanya. Mereka haus akankasih dan mencari kompensasi kasih di luar
rumahnya.

c. Mendidik anak secara bersama

Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua dituntut dalam
seluruhkepribadiannya, bahkan keadaan rohaninya diuji. Anak- anak
membutuhkan waktu dan perhatian kedua orang tuanya. Para ayah tidak boleh
menyerahkan masalah pendidikankepada para ibu saja, demikian sebaliknya.
Mereka harus bertanggung jawab atas keadaananak-anaknya. Mereka harus
bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan pendidikananak-anak. (contoh
Yusuf dan Maria)

d. Menjaga Komunikasi

Tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam pendidikan anak,


khususnya anak yangmemasuki masa remaja adalah jurang komunikasi (contoh
Yusuf dan Maria). Memangwajarlah anak-anak remaja dalam pergumulan
pertumbuhan jiwa dan tubuhnya mengalamifase di mana mereka berkata, orang
tuaku tidak mengerti aku, bahkan aku tidak mengerti diriku sendiri.Sebab itu
sangat perlu bagi orang tua menjembatani jurang itu. Orang tuaharus terjun dalam
minat dan alam pikiran mereka, mengambil kesempatan bercakap-cakap bila
kesempatan itu muncul, menghargai dan menampung pikiran dan pandangan
mereka,meskipun kurang baik dalam pengertian kita, dan terutama mengajak
mereka secara informalmembaca Alkitab dan berdoa. Orang tua harus menyadari
bahwa di balik segala penolakanterhadap perkara- perkara rohani, hiduplah jiwa
anak yang kosong dan kacau, yangsebenarnya sangat merindukan Tuhan.

e. Bagaimana jika orang tua bekerja?

Orang tua harus berdoa bersama dan bertanya kepada Tuhan dengan
membentangkan situasikeluarga di hadapan Tuhan, apakah Tuhan menghendaki
mereka berdua bekerja atau salahsatu saja yang bekerja, mereka akan mendapat
dari Tuhan sejahtera untuk hal itu. Prinsipnyaanak-anak harus tetap diperhatikan.
Dan orang tua harus tetap dalam kesadaran bahwamenikah adalah suatu panggilan
dan tanggung jawab di hadapan Tuhan yang tidak bolehdilalaikan atau
digampangkan.

KEUNIKAN PERAN ORANG TUA DI DALAM PENDIDIKAN KRISTEN

Dari Ulangan 6: 4-9

Kita mendapatkan secara jelas. perintah Allah pada orang tua untuk
mendidik dan mengajarkan pada anak mereka prinsip-prinsip hidup beriman.
Dalam keadaanyang wajar, tidak ada orang lain yang mempunyai keintiman
hubungan dengan seorang anak seperti orang tuanya. Juga tidak ada orang lain
yang mempunyai banyak kesempatan danwaktu untuk berhubungan dengan anak
seperti orang tuanya. Kedua hal ini menyebabkan peranan unik orang tua dalam
pendidikan Kristen di keluarga.Karena adanya keunikan seperti ini, maka perintah
Allah untuk "mengajar berulang-ulang",membicarakan firman Allah "apabila
duduk di rumahmu, apabila berbaring dan apabilaengkau bangun", dapat
dilakukan.

Guru pendidikan umum (misalnya S.D.), yang bertemu 5 jam sehari


dengan seorang anak, tidak mempunyai kesempatan untuk mempengaruhi anak itu
sebanyak orang tuanya, apalagi guru Sekolah Minggunya (hanya sejam atau dua
jam seminggu).
Pengaruh iman Kristen ini bukan saja diberikan dalam bentuk kata-kata, nasihat
atauwejangan. Di samping melalui mulut, orang tua juga harus mengajarkan
firman Allah melaluitingkah laku, sikap hidup, nilai-nilai dan cara berpikirnya
(yang dikiaskan dengan "tanda pada tanganmu" dan "lambang di dahimu").
Rumah (dan bahkan kalau mungkin kota/negara)kita haruslah disaturasi
(saturated) dengan Firman Allah itu.

PEMBENTUKAN KEPERIBADIAN ANAK

Dalam keadaan wajar (misalnya anak bukan yatim piatu, anak tidak
dipelihara kakek nenek atau di"serahkan" pada pembantu rumah tangga), orang
tua merupakan orang yang paling penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Pembentukan dan penularan kepribadianterjadi pada seorang terutama
pada masa mudanya. Yang dimaksudkan masa muda di sini bukan saja pada masa
kanak-kanak, tetapi juga pada waktu seorang masih balita, bayi, bahkan pada
waktu ia masih janin di dalam kandungan.

Beberapa minggu sebelum seorang dilahirkan pun proses pembentukan


kepribadiannya sudahdimulai. Obat-obatan yang dimakan si ibu; rokok yang
dihisapnya, dan keadaan emosinya,akan mempengaruhi kepribadian anaknya
meskipun ia masih janin (ibu yang perokok berat,ibu yang pemarah dan suka
berteriak-teriak pada bulan-bulan akhir kandungannya – misalnyakarena suaminya
menyeleweng pada waktu itu - akan memberikan pengaruh yang negatif pada
kepribadian anaknya). Jadi terdapat pengaruh psikis di samping tentunya
pengaruh fisik.

Setelah anak itu lahir dan mulai dibesarkan, sikap, tingkah laku dan
pendapat orang tuanya padanya membentuk kepribadian dasarnya. Untuk ini kita
sangat diingatkan pada Amsal22:6. Gereja Roma Katolik sadar akan pentingnya
pendidikan pada masa muda ini hinggamereka
menginvestasikan banyak dana dan usaha dalam pendidikan anak. Psikologi
jugasadar akan masa kritis pembentukan kepribadian seorang sebelum ia
mencapai umur kira-kiradelapan tahun. Bila setelah meninggalkan masa kanak-
kanak seorang berkepribadian tidak sehat, sangat sukar mengubahnya menjadi
berkepribadian sehat kelak.

Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam pembentukan kepribadian


sehat.

A. Agape sebagai dasar

Dalam mendidik anak, kita mencontoh Kristus yang mengubahkan dan


mendewasakankepribadian kita. Kasih Allah (Agape) yang tanpa syarat (lihat
Unconditional Love ini dalamRoma 5:6, 8, 10) seperti diperintahkan dalam Yoh.
13:34 menjadi dasar perlakuan kita pada anak kita. Dalam hubungan kita dengan
anak kita, kita juga ingat dan berusaha terusmenerapkan definisi Agape -
"menghendaki, merencanakan, dan melakukan yang baik bagikekasih kita (dalam
hal ini anak kita).

"Kasih Agape inilah yang dapat menyebabkan basic trust (rasa aman
dasar) tumbuh dengansubur dalam diri anak kita. Agape yang menumbuhkan
basic trust ini mengharuskan kitahangat pada anak kita, banyak menjamah dan
memeluknya pada masa kanak- kanaknya,memperhatikannya, serta selalu
menghargai dan respek terhadap ciptaan dan peta Allah ini.Tanpa adanya dan
berkembangnya basic trust yang memadai pada masa
pembentukankepribadiannya, seorang akan mengalami banyak problema dalam
hidupnya. Kepribadiannyaakan menjadi parah.

Seorang anak balita yang selalu dipukul, dimaki-maki, diacuhkan, dan


dihina, tidak akanmempunyai basic trust yang memadai. Ia tidak akan "kerasan"
hidup dalam dunia ini, ia akanmemusuhi dan memandang manusia lainnya dengan
curiga atau takut, ia akan "melukai"orang lain agar tidak "dilukai" lebih dulu, ia
akan merasa tidak berharga (dengan segalamacam problema yang mengikuti
"minder" ini) dan menjadi musuh
bagi dirinya sendiri, iaakan mempunyai kecemasan yang tinggi, ia tidak tahan dan
takut pada stress yang wajar hingga tidak dapat sungguh- sungguh hidup efektif
dan berprestasi. Bila ini terjadi padaseorang, hanyalah Kristus yang dapat
memperbaiki hidup dan kepribadiannya.

B. Disiplin dan Tanggung Jawab

Seorang harus hidup berdisiplin dan bertanggung jawab agar berbahagia.


Disiplin ini palingmudah ditanamkan dan melekat pada masa kanak-kanak. Dalam
menanamkan disiplin dantanggung jawab pada anak, kita ingat bahwa Alkitab
mengajarkan dan memerintahkan kitauntuk juga menggunakan hajaran (bukan
ajaran saja) bila seorang kanak-kanak memerlukannya (Amsal 13:24; 22:15;
23:13, 14; 29:15; Ibrani 12:5-10). Banyak ahli pendidik tidak menyetujui sama
sekali penggunaan pukulan, tetapi kehendak Allah jelasdalam hal ini. Tentunya
kita harus bijaksana dalam menggunakan hajaran (misalnya, tidak bila anak kita
"nakal" kreatif tetapi bila ia nakal memberontak dan pemalas).

Ada juga batasan ketika menggunakan hajaran untuk mendidik. Kasih


agape secara mutlak harus tetap ada dan aktif; misalnya tidak menghajar sebagai
pelampiasan emosi karena kitasedang frustrasi atau marah. Kita tidak boleh
menginginkan kecelakaan dan "kerusakan" anak kita itu (Amsal 19:18) tetapi
selalu menghendaki dan bertindak demi kebaikan anak kita itu(lihat definisi agape
di atas).

Dalam menghukum anak kita, yang kita benci dan serang adalah tindakan
dan sikapnya yang berdosa, bukan anak kita itu (kits tidak berkata: "Anak,
brengsek, pendusta; mati saja kau!"tetapi "Papa tidak senang Andi berbohong
seperti itu.") Sama seperti Allah membenci dosakita tetapi mengasihi kita orang
berdosa, kita tetap mengasihi anak kita apapun sikap dan. perbuatan dosanya.
Segera setelah kita menghukumnya, kita memeluknya. Kita selalumenerimanya
penuh dan tanpa syarat. Agape ini akan menghindarkan sakit hati dalam dirianak
pada waktu kita menghajarnya (Kolose 3:21; Efesus 6:4).
Tanpa hajaran dalam agape pada masa kanak-kanak, seorang tidak akan
"yakin" bahwanyontek - dan kelak korupsi - tidak boleh dilakukan, bahwa
menghadapi lampu merah iaharus berhenti, bahwa PR harus dikerjakan, bahwa
hutang harus dibayar, dan bahwa meja atasan tidak boleh di gebrak balik. Hati
nuraninya juga tidak akan terbentuk secara peka danlengkap.

HIDUP DALAM SUASANA KEHADIRAN KRISTUS

Kepribadian orang tua ditularkan pada anak melalui penyerapan lebih


daripada melalui kata-kata. Seorang anak menyerap nilai, sikap dan pandangan
orang tuanya dan menjadikannyamiliknya. Sering penularan ini terjadi tanpa
disadari orang tuanya karena banyak aspek kepribadian orang tua dipancarkan
tanpa mereka sadari. Kalau mereka tidak jujur, sifat pembohong ini akan diserap
anak mereka; mereka tidak perlu berkata, "Jadilah seorang pembohong.

"Karena hal itulah, sebagai orang tua kita sendiri harus mempunyai
kepribadian yang sehatdan dewasa. Perubahan kepribadian kita untuk menjadi
dewasa seperti Kristus juga kita peroleh dengan "menyerap" sifat- sifat Kristus
waktu kita bersekutu dengan-Nya. Persekutuanini terjadi baik di gereja bila kita
berbakti, waktu kita berdoa, membaca Alkitab dan bersaatteduh, tetapi juga - dan
yang terutama - dalam hidup sehari-hari kita.

Entah kita merasakan hadirat-Nya atau tidak, kehadiran Kristus dalam


hidup kita adalah suatufakta (Matius 1:23; 28:20). Suatu pertanyaan penting yang
akan mengubah kepribadian dansikap kita sehari-hari ialah: Apakah kita
memperlakukan Kristus serta bertindak, bersikap, berbicara dan berpikir dengan
kesadaran (awareness) bahwa Ia, Yang Mahakudus, ada disamping kita setiap
saat; ataukah kita menganggap-Nya sebagai angin saja, danmengacuhkanNya.
Hidup
dengan kesadaran kuat bahwa Kristus berdiri di camping kita tiapsaat ini saga
sebut HIDUP DALAM SUASANA KEHADIRAN KRISTUS.

Jikalau kita menerapkan secara konsisten dan terus menerus Hidup Dalam
SuasanaKehadiran Kristus, keadaan ini akan mendarah daging dan menjadi bagian
dari kepribadiankita. Kita sendiri akan diubahkan menjadi seperti Kristus (Roma
8:29; Filipi 2:5; Efesus4:13). Sama seperti rasul Paulus kemudian kita berkata
pada anak kita "Jadilah pengikutkusama seperti aku juga menjadi pengikut
Kristus" (I Kor. 11: 1)

Di samping melalui pengajaran "formal" (di Sekolah Minggu, pada waktu kita
bersaat teduhdengannya dan waktu menceritakan cerita-cerita Alkitab padanya),
anak kita makin harimakin dibentuk kepribadiannya menjadi seperti Kristus
melalui penyerapan juga. Anak kitamenyerapnya dari kita sementara kita
menyerapnya dari Kristus. Anak kita perlu merasakankehadiran Kristus di mana-
mana dalam hidupnya sehari-hari melalui orang tuanya.

Dalam memperkenalkan siapa Kristus itu kepada anak kita, dengan sangat
efektif kita dapatmengajarkan sifat-sifat Allah, nilai-nilai Kristus, sikap, perasaan
dan pandangan-Nya, sertarespons kita seharusnya pada- Nya, bila kita Hidup
Dalam Suasana Kehadiran Kristus.

a. Kemahahadiran Allah kita ajarkan pada anak kita bila kita sering
berbicara dengan Allahdi segala tempat (bukan hanya dalam doa yang disertai
tekuk lutut dan kata-kata indah, tetapidalam segala situasi dan posisi dengan kata-
kata sederhana. Kita berbicara dengan Allahseperti kita berbicara dengan isteri
yang berdiri di samping kita.)

b. Kemahakuasaan Allah serta Allah sebagai sumber pertolongan kita


ajarkan bila kitamembiasakan diri sering memohon pertolongan Allah seperti kita
minta tolong suami kitamelakukan sesuatu.
c. Hati yang bersyukur akan menjadi bagian dalam hidup anak kita bila ia
tahu sehari-harinya kita sering berterima kasih pada Kristus. Sekali lagi yang saya
maksudkan bukan sajawaktu kita berdoa dengan bertekuk lutut dan melipat
tangan, tetapi dalam suasana biasa kita berkata: "Terima kasih, Yesus." Bukankah
kita juga mengajar anak-anak kita untuk berterimakasih bila diberi sesuatu.

d. Kepasrahan pada Allah kita ajarkan pada anak kita dengan sikap iman
dan keteguhan(bukan kecemasan dan ketakutan) pada masa krisis dan kritis.

e. Kepekaan terhadap kebenaran kita tularkan pada anak kita jika kita
sendiri sangat sensitif terhadap dusta dan bohong, menghindari segala macam
dusta (termasuk dusta-dusta kecilatau dosa-dosa putih). Dalam hal ini tentunya
perlu diterapkan terus "kebenaran di dalamkasih" (Ef. 4:15), agar kita tidak
menularkan ke"parisi"an kepada anak kita.

Dalam buku terkenal "In His Steps," penduduk suatu tempat, bertekad
untuk selalu bertindak seperti Kristus. Mereka selalu bertanya "Apa yang akan
dilakukan Kristus bila Ia ada ditempatku?" apabila harus bertindak atau
memutuskan sesuatu. Hidup dalam suasanakehadiran Kristus ini lebih dari hanya
menanyakan pertanyaan itu. Kita bukan saja bertindak seperti Kristus tetapi juga
merasakan pengharapan, iman, damai Kristus (yangmenyebabkanNya dapat tidur
lelap di buritan perahu di tengah badai) karena sadar (aware)akan kehadiran
Kristus di sisi kita. Lenyaplah ketakutan, kecemasan, putus asa yang banyak
merongrong kepribadian kita. Jadi kita tidak hanya mengarah pada pembentukan
tingkah lakutetapi seluruh kepribadian (perbuatan, perasaan, sikap, nilai- nilai,
pikiran dan iman) diri dananak kita; dan bila diperlukan perubahan, bukan saja
perubahan tingkah laku tetapi juga perubahan kepribadian.

Di sini letak salah satu perbedaan antara theologi dan psikologi. Psikologi
tidak terlaluoptimis terhadap kemungkinan perubahan kepribadian seorang
(bahkan ada psikolog- psikolog yang berpendapat
bahwa setelah kepribadian terbentuk, tidak akan dapat diubahlagi). Tesis Alkitab
justru menyatakan bahwa di dalam Kristus ada perubahan. Kristuslah
yangmerubah hidup kita. Di tiap buku Alkitab diminta dan diperintahkan
perubahan kelakuan, iman,pandangan, sikap. Perubahan total terjadi pada waktu
lahir baru dan setelah itu tiap hari kita harusberubah, bertambah lama bertambah
dewasa seperti Kristus. Tentunya perubahan ini adalah karyadan anugerah Allah
dalam hidup manusia, bukan usaha manusia itu sendiri.

FAMILY ALTAR

Di samping hidup dalam suasana kehadiran Kristus, perlu ada saat-saat


tertentu kita bersekutu dengan Allah sebagai satu keluarga. Perlu ada Family
Altar.Tujuan utama Family Altar bukan mengajarkan isi Alkitab, bukannya suatu
kebaktian dan penyembahan yang "dalam," bukannya sebagai suatu keharusan
karena yang lain melakukannya, bukan untuk menenangkan rasa bersalah pada
orang tua, bukannya suatu ritusyang harus tiap hari dilakukan. Secara sederhana,
tujuan utama Family Altar ialah persekutuan keluarga dengan Kristus.
Pengetahuan Alkitab yang bertambah, dan kadang-kadang adanya penyembahan
yang dalam, adalah hasil sampingan.

Suatu syarat penting demi berhasilnya Family Altar ialah adanya suasana
yang rileks, hangatdan menyenangkan. Kita tidak perlu secara ketat mengikuti
suatu program saat teduh yangsering menyebabkan ketegangan dan kekakuan.
Family Altar sebaiknya merupakan saat yang menyenangkan bagi tiap anggota
keluarga hingga tidak akan menyebabkan suatu beban.Format Family Altar harus
fleksibel, tidak boleh kaku. Perubahan harus dapat terjadi disesuaikan dengan
perubahan jadwal, usia, interest anggota keluarga.

Perlu juga diusahakan agar waktu untuk Family Altar tidak terdesak oleh
kesibukan-kesibukan lain. Ada keluarga yang senang berkumpul
bersama setiap pagi setelahmembersihkan diri, ada yang pada waktu makan pagi
atau malam, ada yang sore hari ataupunsebelum tidur.

Ada tiga unsur utama dalam Family Altar. Unsur-unsur ini bukan suatu
yang mutlak harusada pada tiap Family Altar tetapi hanya sebagai patokan:

(1) Ajaran.

Di sini dapat dipakai cerita Alkitab bagi kanak-kanak, buku penuntun saat
teduh, buku-buku rohani lainnya, ataupun langsung dari Alkitab. Tentang sulitnya
bahan atau materiyang dipakai tentunya harus disesuaikan dengan keadaan anak.

(2) Pujian

Satu atau dua lagu dapat dinyanyikan pada waktu Family Altar.

(3) Doa

Dalam doa, dinaikkan ucapan syukur keluarga, syafaat keluarga dan


permohonan bagi orang lain. Tambah dewasa anak kita, doa yang dinaikkan lebih
bersifat komunikasiterbuka (tidak doa-doa yang terstruktur saja). Kejujuran dan
ketulusan adalah sangat penting.Anggota keluarga'kita sangat tahu akan keadaan
kita sehari-hari. Kita tidak dapat berpura- pura di hadapan mereka. Kemunafikan
akan menyebabkan mereka segan berpartisipasi dalamFamily Altar. Bahasa yang
digunakan juga tidak perlu muluk-muluk.

Tiap anggota keluarga harus ikut mengambil bagian dalam Family Altar
ini, termasuk yangmasih kanak-kanak. Anak kecil mungkin belum dapat
memimpin doa, tetapi ia dapat memilihnomor lagu. Perlu diusahakan agar tiap
anggota merasa bahwa ia ikut memiliki Family Altar ini.

Pada waktu anak kita masih kecil, fakta dari pelajaran yang dibaca dapat
ditanyakan, setelahmulai dewasa sekali-kali dapat diadakan diskusi
sederhana di mana ia dapat mulaimenyatakan pendapatnya. Pendapat ini harus
dihargai dan tidak boleh diremehkan. Anak tidak boleh ditertawakan waktu
menyatakan pendapatnya, betapa pun sepele rasanya pendapat itu bagi orang
dewasa. Arti dari materi ajaran juga dapat ditanyakan. Evaluasi dariajaran yang
dibaca waktu Family Altar tambah lama tambah dapat dibahas. Kelak aplikasi
juga diminta untuk diterapkan keluarga.

Kita juga mengharapkan adanya pembentukan kepribadian yang sehat


melalui Family Altar tetapi kita harus berhati-hati agar tidak timbul kesan adanya
"pesan sponsor" (etika) yang harus jelas dan harus ada tiap kali. Tidak boleh ada
kesan bahwa Family Altar adalahkesempatan dan alat orang tua mengkhotbahi
anak mereka tiap hari. Persekutuan denganKristus harus selalu menjadi tujuan
utama. Kita puas bila melalui Family Altar tiap anggotatiap hari, betapapun
sedikitnya, datang pada Kristus dalam doa, pujian dan ucapan syukur.

Dr. Jonathan A. Trisna (D. Min., Philips University; M. Div., Nazarene


TheologicalSeminary; M.A., Bethany Nazarene College; B.A., Oklahoma City
Southwestern College)adalah seorang konselor dan Pendeta Gereja Bethel
Indonesia. Beliau juga mengajar diLembaga Pendidikan Theologia Bethel Jakarta.
Dengan istrinya, Harjanti, beliau mempunyaiseorang putra dan seorang putri.

Buku-buku oleh Dr. Jonathan A. Trisna:

- Pernikahan Kristen suatu usaha dalam Kristus

- Berpacaran dan Memilih Teman Hidup

- Konseling Pra Nikah

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Alkitab berisi rencana Tuhan untuk mencapai kualitas dan kesehatan


dalam kehidupankeluarga. Kristen dibatasi untuk mengambil sangat serius Firman
Allah yang berkaitan Ingintahu apa yang Alkitab katakan tentang bergaul dengan
orang tua Anda ? Berikut adalah beberapa ayat Alkitab yang membantu Anda
mengetahui lebih banyak tentang apa yangTuhan harapkan dari remaja Kristen
dan orang tua mereka dan dalam kehidupan beragama di lingkungan keluarnga.

Keluaran 20:12- ". Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu" (NIV)

Keluaran 21:15 - "Siapa pun yang menyerang ayahnya atau ibunya harus
dihukum mati." (NIV)

Amsal 01:08 - "Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan tidak
meninggalkan ajaranibumu." (NIV)

Amsal 10:01 - "The amsal Salomo: Anak yang bijak mendatangkan sukacita
kepadaayahnya, tetapi anak bodoh kesedihan ibunya." (NIV)

Amsal 23:25 - "Semoga ayah dan ibu Anda senang, semoga dia yang memberi
Anda lahir bersukacita!" (NIV)

Amsal 31:26-31 - "Dia berbicara dengan hikmat, dan instruksi yang setia di
lidahnya Diamengawasi urusan rumah tangga dan tidak makan roti kemalasan
anak-anaknya muncul danmemanggil memberkatinya; suaminya juga, dan dia
memuji dia: "Banyak perempuanmelakukan hal- hal mulia, tetapi Anda melebihi
mereka semua."

Mantra adalah menipu, dankeindahan cepat berlalu, tetapi seorang wanita yang
takut akan TUHAN adalah menjadidipuji Berikan hadiah dia telah mendapatkan
gelar, dan biarkan. dia bekerja membawamemuji dia di pintu gerbang kota ".
(NIV)
Mazmur 103:13- "Sebagai seorang ayah memiliki belas kasih pada anak-
anaknya, sehinggaTUHAN menaruh belas kasihan pada orang-orang yang takut
akan Dia;" (NIV)

Amsal 3:11-12 - "Hai anakku, janganlah anggap rendah disiplin TUHAN dan
tidak membenci hardik-Nya, karena TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, sebagai seorang ayah [a] putra yang nikmat masuk (NIV)

Amsal 23:24 - "Ayah dari orang benar memiliki sukacita yang besar, ia yang
memiliki seorang putra yang bijaksana senang dalam dirinya." (NIV)

Kolose 3:21 - "Bapa, jangan memahitkan anak-anak Anda, atau mereka akan
menjadikecewa."

DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com

www.google.co.di

www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai