NPM : 180910427
Puji Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah
ini dengan judul “Kehidupan Beragama di Lingkungan Keluarga”. Penulis sangat
bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
persyaratan untuk memperoleh nilai tugas mandiri Pendidikan Agama Kristen
pada Fakultas Teknik Informatika Universitas Putera Batam.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan di harapakan
sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.Harapan
saya semoga Makalah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya di bidang ilmu Pendidikan Agama Kristen.
Akhir kata,penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Batam,31 juli,2019
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
LANDASAN TEORI..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
B. Hubungan Suami-Istri.............................................................................4
Family Altar..........................................................................................................16
BAB IIIPENUTUP..............................................................................................19
Kesimpulan................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
BAB I
PENDAHULUN
LANDASAN TEORI
PEMBAHASAN
"Tuhan berkata," Tidak baik, kalau manusia seorang diri saja, aku
akanmembuatnya cocok penolong baginya '"(Kejadian 2:18).3.
Jadi TUHAN Allah membuat manusia itu tidur mendalam untuk datang
keorang itu, dan ia tidur. Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya
danmenutup daging di tempat itu. Lalu TUHAN Allah membuat Dia rusuk
yangdiambil dari pria menjadi wanita dan membawanya ke manusia
"(Kejadian2:21-22).
Keluarga Ilahi Apakah di Tujuan.Allah menciptakan keluarga, dan
Dia memiliki tujuan ilahi untuk itu. Setelah tujuan- Nya untuk pernikahan dan
kehidupan keluarga memberi kita kesempatan terbaik untuk pemenuhan
keluarga.4.
B. Hubungan Suami-Istri
"Wanita yang lebih tua adalah untuk mendorong wanita mudauntuk mengasihi
suami mereka sehingga pesan Tuhan tidak akandifitnah" (Titus 2:03 - 5).
c. Dia menghormatinya.
"Untuk alasan ini seorang pria akan meninggalkan ayahnya dan ibunyadan
bersatu dengan istrinya, dan dua akan menjadi satu daging"(Efesus 5:31). b.
"Suami, dengan cara yang sama, hidup dengan istri Anda dengan
pemahaman sifat lemah mereka belum menunjukkan merekamenghormati sebagai
co-pewaris dari kasih karunia kehidupan,sehingga doa-doa Anda tidak akan
terhalang" (1 Petrus 3:7).
"... Jelas mengingat iman yang tulus Anda yang pertama hidup di dalamnenekmu
Lois, maka di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin ada di dalamkamu juga"
(2 Timotius 1:5).
"Uzia ... melakukan apa yang benar di mata Tuhan sebagai Amazia, ayahnyatelah
dilakukan" (2 Tawarikh 26:3-4).
"Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu, dan jangan menolak ajaranibumu"
(Amsal 1:8).
"Tetapi jika ada janda memiliki anak atau cucu, mereka harus belajar
untuk mempraktekkan agama mereka terhadap keluarga mereka sendiri pertama
danuntuk membayar orang tua mereka, untuk ini menyenangkan Tuhan"
(1Timotius 5:4).
Akibat kasih yang tidak merata dan tidak adanya kesatuan antara kedua
orang tua makaakibatnya akan dipanen pada masa mendatang (contoh Ishak dan
Ribka) Alkitab mengajarkan bahwa Allah tidak memandang bulu, dan para tuan
dan para hambadiperingatkan bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan yang tidak
memandang muka´ (Roma2:11;
Efesus 6:9). Dengan demikian setiap orang tua Kristen harus mengasihi anak-
anaknyatanpa Pilih kasih.
Suami dan istri harus menerima kehadiran anak dengan rasa sukacita, hal
tersebut menjadititik tolak yang menentukan dalam pendidikan orang tua terhadap
anak dan juga menentukandalam perkembangan anak itu sendiri (contoh
Yusuf).Banyak anak mengalami komplikasi jiwa, bilamana mereka makin lama
makin menyadari bahwa kehadiran mereka sebenarnya tidak diinginkan oleh
orang tuanya. Mereka haus akankasih dan mencari kompensasi kasih di luar
rumahnya.
Mendidik anak bukanlah sesuatu yang mudah. Orang tua dituntut dalam
seluruhkepribadiannya, bahkan keadaan rohaninya diuji. Anak- anak
membutuhkan waktu dan perhatian kedua orang tuanya. Para ayah tidak boleh
menyerahkan masalah pendidikankepada para ibu saja, demikian sebaliknya.
Mereka harus bertanggung jawab atas keadaananak-anaknya. Mereka harus
bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan pendidikananak-anak. (contoh
Yusuf dan Maria)
d. Menjaga Komunikasi
Orang tua harus berdoa bersama dan bertanya kepada Tuhan dengan
membentangkan situasikeluarga di hadapan Tuhan, apakah Tuhan menghendaki
mereka berdua bekerja atau salahsatu saja yang bekerja, mereka akan mendapat
dari Tuhan sejahtera untuk hal itu. Prinsipnyaanak-anak harus tetap diperhatikan.
Dan orang tua harus tetap dalam kesadaran bahwamenikah adalah suatu panggilan
dan tanggung jawab di hadapan Tuhan yang tidak bolehdilalaikan atau
digampangkan.
Kita mendapatkan secara jelas. perintah Allah pada orang tua untuk
mendidik dan mengajarkan pada anak mereka prinsip-prinsip hidup beriman.
Dalam keadaanyang wajar, tidak ada orang lain yang mempunyai keintiman
hubungan dengan seorang anak seperti orang tuanya. Juga tidak ada orang lain
yang mempunyai banyak kesempatan danwaktu untuk berhubungan dengan anak
seperti orang tuanya. Kedua hal ini menyebabkan peranan unik orang tua dalam
pendidikan Kristen di keluarga.Karena adanya keunikan seperti ini, maka perintah
Allah untuk "mengajar berulang-ulang",membicarakan firman Allah "apabila
duduk di rumahmu, apabila berbaring dan apabilaengkau bangun", dapat
dilakukan.
Dalam keadaan wajar (misalnya anak bukan yatim piatu, anak tidak
dipelihara kakek nenek atau di"serahkan" pada pembantu rumah tangga), orang
tua merupakan orang yang paling penting dalam pembentukan kepribadian
seseorang. Pembentukan dan penularan kepribadianterjadi pada seorang terutama
pada masa mudanya. Yang dimaksudkan masa muda di sini bukan saja pada masa
kanak-kanak, tetapi juga pada waktu seorang masih balita, bayi, bahkan pada
waktu ia masih janin di dalam kandungan.
Setelah anak itu lahir dan mulai dibesarkan, sikap, tingkah laku dan
pendapat orang tuanya padanya membentuk kepribadian dasarnya. Untuk ini kita
sangat diingatkan pada Amsal22:6. Gereja Roma Katolik sadar akan pentingnya
pendidikan pada masa muda ini hinggamereka
menginvestasikan banyak dana dan usaha dalam pendidikan anak. Psikologi
jugasadar akan masa kritis pembentukan kepribadian seorang sebelum ia
mencapai umur kira-kiradelapan tahun. Bila setelah meninggalkan masa kanak-
kanak seorang berkepribadian tidak sehat, sangat sukar mengubahnya menjadi
berkepribadian sehat kelak.
"Kasih Agape inilah yang dapat menyebabkan basic trust (rasa aman
dasar) tumbuh dengansubur dalam diri anak kita. Agape yang menumbuhkan
basic trust ini mengharuskan kitahangat pada anak kita, banyak menjamah dan
memeluknya pada masa kanak- kanaknya,memperhatikannya, serta selalu
menghargai dan respek terhadap ciptaan dan peta Allah ini.Tanpa adanya dan
berkembangnya basic trust yang memadai pada masa
pembentukankepribadiannya, seorang akan mengalami banyak problema dalam
hidupnya. Kepribadiannyaakan menjadi parah.
Dalam menghukum anak kita, yang kita benci dan serang adalah tindakan
dan sikapnya yang berdosa, bukan anak kita itu (kits tidak berkata: "Anak,
brengsek, pendusta; mati saja kau!"tetapi "Papa tidak senang Andi berbohong
seperti itu.") Sama seperti Allah membenci dosakita tetapi mengasihi kita orang
berdosa, kita tetap mengasihi anak kita apapun sikap dan. perbuatan dosanya.
Segera setelah kita menghukumnya, kita memeluknya. Kita selalumenerimanya
penuh dan tanpa syarat. Agape ini akan menghindarkan sakit hati dalam dirianak
pada waktu kita menghajarnya (Kolose 3:21; Efesus 6:4).
Tanpa hajaran dalam agape pada masa kanak-kanak, seorang tidak akan
"yakin" bahwanyontek - dan kelak korupsi - tidak boleh dilakukan, bahwa
menghadapi lampu merah iaharus berhenti, bahwa PR harus dikerjakan, bahwa
hutang harus dibayar, dan bahwa meja atasan tidak boleh di gebrak balik. Hati
nuraninya juga tidak akan terbentuk secara peka danlengkap.
"Karena hal itulah, sebagai orang tua kita sendiri harus mempunyai
kepribadian yang sehatdan dewasa. Perubahan kepribadian kita untuk menjadi
dewasa seperti Kristus juga kita peroleh dengan "menyerap" sifat- sifat Kristus
waktu kita bersekutu dengan-Nya. Persekutuanini terjadi baik di gereja bila kita
berbakti, waktu kita berdoa, membaca Alkitab dan bersaatteduh, tetapi juga - dan
yang terutama - dalam hidup sehari-hari kita.
Jikalau kita menerapkan secara konsisten dan terus menerus Hidup Dalam
SuasanaKehadiran Kristus, keadaan ini akan mendarah daging dan menjadi bagian
dari kepribadiankita. Kita sendiri akan diubahkan menjadi seperti Kristus (Roma
8:29; Filipi 2:5; Efesus4:13). Sama seperti rasul Paulus kemudian kita berkata
pada anak kita "Jadilah pengikutkusama seperti aku juga menjadi pengikut
Kristus" (I Kor. 11: 1)
Di samping melalui pengajaran "formal" (di Sekolah Minggu, pada waktu kita
bersaat teduhdengannya dan waktu menceritakan cerita-cerita Alkitab padanya),
anak kita makin harimakin dibentuk kepribadiannya menjadi seperti Kristus
melalui penyerapan juga. Anak kitamenyerapnya dari kita sementara kita
menyerapnya dari Kristus. Anak kita perlu merasakankehadiran Kristus di mana-
mana dalam hidupnya sehari-hari melalui orang tuanya.
Dalam memperkenalkan siapa Kristus itu kepada anak kita, dengan sangat
efektif kita dapatmengajarkan sifat-sifat Allah, nilai-nilai Kristus, sikap, perasaan
dan pandangan-Nya, sertarespons kita seharusnya pada- Nya, bila kita Hidup
Dalam Suasana Kehadiran Kristus.
a. Kemahahadiran Allah kita ajarkan pada anak kita bila kita sering
berbicara dengan Allahdi segala tempat (bukan hanya dalam doa yang disertai
tekuk lutut dan kata-kata indah, tetapidalam segala situasi dan posisi dengan kata-
kata sederhana. Kita berbicara dengan Allahseperti kita berbicara dengan isteri
yang berdiri di samping kita.)
d. Kepasrahan pada Allah kita ajarkan pada anak kita dengan sikap iman
dan keteguhan(bukan kecemasan dan ketakutan) pada masa krisis dan kritis.
e. Kepekaan terhadap kebenaran kita tularkan pada anak kita jika kita
sendiri sangat sensitif terhadap dusta dan bohong, menghindari segala macam
dusta (termasuk dusta-dusta kecilatau dosa-dosa putih). Dalam hal ini tentunya
perlu diterapkan terus "kebenaran di dalamkasih" (Ef. 4:15), agar kita tidak
menularkan ke"parisi"an kepada anak kita.
Dalam buku terkenal "In His Steps," penduduk suatu tempat, bertekad
untuk selalu bertindak seperti Kristus. Mereka selalu bertanya "Apa yang akan
dilakukan Kristus bila Ia ada ditempatku?" apabila harus bertindak atau
memutuskan sesuatu. Hidup dalam suasanakehadiran Kristus ini lebih dari hanya
menanyakan pertanyaan itu. Kita bukan saja bertindak seperti Kristus tetapi juga
merasakan pengharapan, iman, damai Kristus (yangmenyebabkanNya dapat tidur
lelap di buritan perahu di tengah badai) karena sadar (aware)akan kehadiran
Kristus di sisi kita. Lenyaplah ketakutan, kecemasan, putus asa yang banyak
merongrong kepribadian kita. Jadi kita tidak hanya mengarah pada pembentukan
tingkah lakutetapi seluruh kepribadian (perbuatan, perasaan, sikap, nilai- nilai,
pikiran dan iman) diri dananak kita; dan bila diperlukan perubahan, bukan saja
perubahan tingkah laku tetapi juga perubahan kepribadian.
Di sini letak salah satu perbedaan antara theologi dan psikologi. Psikologi
tidak terlaluoptimis terhadap kemungkinan perubahan kepribadian seorang
(bahkan ada psikolog- psikolog yang berpendapat
bahwa setelah kepribadian terbentuk, tidak akan dapat diubahlagi). Tesis Alkitab
justru menyatakan bahwa di dalam Kristus ada perubahan. Kristuslah
yangmerubah hidup kita. Di tiap buku Alkitab diminta dan diperintahkan
perubahan kelakuan, iman,pandangan, sikap. Perubahan total terjadi pada waktu
lahir baru dan setelah itu tiap hari kita harusberubah, bertambah lama bertambah
dewasa seperti Kristus. Tentunya perubahan ini adalah karyadan anugerah Allah
dalam hidup manusia, bukan usaha manusia itu sendiri.
FAMILY ALTAR
Suatu syarat penting demi berhasilnya Family Altar ialah adanya suasana
yang rileks, hangatdan menyenangkan. Kita tidak perlu secara ketat mengikuti
suatu program saat teduh yangsering menyebabkan ketegangan dan kekakuan.
Family Altar sebaiknya merupakan saat yang menyenangkan bagi tiap anggota
keluarga hingga tidak akan menyebabkan suatu beban.Format Family Altar harus
fleksibel, tidak boleh kaku. Perubahan harus dapat terjadi disesuaikan dengan
perubahan jadwal, usia, interest anggota keluarga.
Perlu juga diusahakan agar waktu untuk Family Altar tidak terdesak oleh
kesibukan-kesibukan lain. Ada keluarga yang senang berkumpul
bersama setiap pagi setelahmembersihkan diri, ada yang pada waktu makan pagi
atau malam, ada yang sore hari ataupunsebelum tidur.
Ada tiga unsur utama dalam Family Altar. Unsur-unsur ini bukan suatu
yang mutlak harusada pada tiap Family Altar tetapi hanya sebagai patokan:
(1) Ajaran.
Di sini dapat dipakai cerita Alkitab bagi kanak-kanak, buku penuntun saat
teduh, buku-buku rohani lainnya, ataupun langsung dari Alkitab. Tentang sulitnya
bahan atau materiyang dipakai tentunya harus disesuaikan dengan keadaan anak.
(2) Pujian
Satu atau dua lagu dapat dinyanyikan pada waktu Family Altar.
(3) Doa
Tiap anggota keluarga harus ikut mengambil bagian dalam Family Altar
ini, termasuk yangmasih kanak-kanak. Anak kecil mungkin belum dapat
memimpin doa, tetapi ia dapat memilihnomor lagu. Perlu diusahakan agar tiap
anggota merasa bahwa ia ikut memiliki Family Altar ini.
Pada waktu anak kita masih kecil, fakta dari pelajaran yang dibaca dapat
ditanyakan, setelahmulai dewasa sekali-kali dapat diadakan diskusi
sederhana di mana ia dapat mulaimenyatakan pendapatnya. Pendapat ini harus
dihargai dan tidak boleh diremehkan. Anak tidak boleh ditertawakan waktu
menyatakan pendapatnya, betapa pun sepele rasanya pendapat itu bagi orang
dewasa. Arti dari materi ajaran juga dapat ditanyakan. Evaluasi dariajaran yang
dibaca waktu Family Altar tambah lama tambah dapat dibahas. Kelak aplikasi
juga diminta untuk diterapkan keluarga.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluaran 20:12- ". Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di
tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu" (NIV)
Keluaran 21:15 - "Siapa pun yang menyerang ayahnya atau ibunya harus
dihukum mati." (NIV)
Amsal 01:08 - "Dengar, anak saya, untuk instruksi ayahmu dan tidak
meninggalkan ajaranibumu." (NIV)
Amsal 10:01 - "The amsal Salomo: Anak yang bijak mendatangkan sukacita
kepadaayahnya, tetapi anak bodoh kesedihan ibunya." (NIV)
Amsal 23:25 - "Semoga ayah dan ibu Anda senang, semoga dia yang memberi
Anda lahir bersukacita!" (NIV)
Amsal 31:26-31 - "Dia berbicara dengan hikmat, dan instruksi yang setia di
lidahnya Diamengawasi urusan rumah tangga dan tidak makan roti kemalasan
anak-anaknya muncul danmemanggil memberkatinya; suaminya juga, dan dia
memuji dia: "Banyak perempuanmelakukan hal- hal mulia, tetapi Anda melebihi
mereka semua."
Mantra adalah menipu, dankeindahan cepat berlalu, tetapi seorang wanita yang
takut akan TUHAN adalah menjadidipuji Berikan hadiah dia telah mendapatkan
gelar, dan biarkan. dia bekerja membawamemuji dia di pintu gerbang kota ".
(NIV)
Mazmur 103:13- "Sebagai seorang ayah memiliki belas kasih pada anak-
anaknya, sehinggaTUHAN menaruh belas kasihan pada orang-orang yang takut
akan Dia;" (NIV)
Amsal 3:11-12 - "Hai anakku, janganlah anggap rendah disiplin TUHAN dan
tidak membenci hardik-Nya, karena TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, sebagai seorang ayah [a] putra yang nikmat masuk (NIV)
Amsal 23:24 - "Ayah dari orang benar memiliki sukacita yang besar, ia yang
memiliki seorang putra yang bijaksana senang dalam dirinya." (NIV)
Kolose 3:21 - "Bapa, jangan memahitkan anak-anak Anda, atau mereka akan
menjadikecewa."
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.google.co.di
www.scribd.com