Anda di halaman 1dari 2

Metode Pembelajaran Secara Online

Kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia meningkat dengan cepat dan
arahan di rumah atau stay at home mulai diimplementasikan. Pandemi COVID-19
menghadirkan sebuah tantangan bagi mahasiswa program residensi atau profesi kesehatan.
Karena pembatasan tindakan yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit dan organisasi lain, lanskap pendidikan berubah dengan cepat
(Chick, et al. 2020). Sekolah-sekalian kedokteran gigi perlu menangani kegelisahan yang
meningkat di kalangan mahasiswa (Kohn, et al, 2003). American Dental Education
Association (ADEA) telah memberi rekomendasi mengenai modalitas pengajaran seperti
pendidikan secara online atau e-learning dan metode pengajaran kreatif lainnya (ADEA,
2020).
Atas dasar pengalaman dengan SARS dan penyakit menular yang sangat patogen di
China, terdapat beberapa rekomendasi dasar untuk pendidikan kedokteran gigi selama
wabah. Pertama, selama periode wabah, kuliah online, studi kasus, dan tutorial
pembelajaran berbasis masalah harus diimplementasikan untuk menghindari risiko infeksi
(Patil, et al, 2003). Beberapa solusi inovatif termasuk model ruang kelas, online practice
questions, telekonferensi sebagai pengganti kuliah langsung, melibatkan mahasiswa di
telemedicine, simulasi prosedural, dan penggunaan video yang difasilitasi. Meskipun tidak
ada pengganti untuk pembelajaran langsung (hands-on) melalui pengalaman operatif dan
perawatan pasien secara langsung, ini merupakan cara untuk mengurangi hilangnya proses
pembelajaran selama waktu pandemi ini (Chick, et al. 2020).

Menerapkan teknologi ke dalam pendidikan kedokteran juga akan memungkinkan siswa


untuk mengembangkan skill kolaboratif dan meningkatkan kemampuan beradaptasi. Siswa
yang mampu beradaptasi dengan situasi COVID-19 ini akan menunjukkan kemampuan
mereka untuk berpikir outside of the box dan mengubah gagasan yang sudah ada
sebelumnya tentang bagaimana kesehatan harus dipraktikkan (Ferrel & Ryan, 2020).

Perangkat smartphone yang ada telah memungkinkan mahasiswa mendengarkan dan


meninjau perkuliahan tidak kenal tempat dan waktu. Kedua, perlu advokasi untuk
mendorong mahasiswa terlibat dalam pembelajaran mandiri, memanfaatkan sepenuhnya
sumber daya online, dan belajar tentang perkembangan akademik terbaru. Ketiga, selama
periode ini, mudah bagi mahasiswa untuk dipengaruhi oleh rasa takut dan tekanan yang
berhubungan dengan penyakit, dan sekolah kedokteran gigi harus siap untuk memberikan
layanan psikologis kepada mereka yang membutuhkannya (Wong, et al, 2004).
Keberhasilan e-learning tergantung pada sikap dan cara pendidikan interaktif fakultas,
serta pada pengalaman dan sikap mahasiswa terkait dengan teknologi (Iyer, et al, 2020).
Meskipun mungkin ada tantangan dalam e-learning kedokteran gigi, lembaga pendidikan
harus tidak menunggu keadaan darurat untuk melakukan pendidikan secara online dan
mengukur efektivitasnya dari perspektif organisasi, pengajaran, dan pembelajaran.
Pendidikan jarak jauh harus dibuat jelas bagi mahasiswa dan dimasukkan dalam deskripsi
kuliah dengan poin tambahan yang diberikan untuk partisipasi dalam seminar online, klub
jurnal, dan diskusi berdasar (Linjawi, 2010).

Selain perubahan metode pembelajaran, sekolah kedokteran gigi dapat membuat kelas
online untuk pengendalian infeksi dasar atau melalui aplikasi smart phone, yang dapat
membuat mahasiswa tetap mendapat informasi terkini tentang penyakit menular dan metode
pencegahannya. Sekolah kedokteran gigi harus mulai mengevaluasi mahasiswa untuk
praktik pengendalian infeksi; menilai, menandai, dan memantau mahasiswa sesuai dengan
praktik pengendalian infeksi untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melakukan tindakan
perawatan (Ghai, 2020).

DAFTAR PUSTAKA

Robert Connor Chick, Guy Travis Clifton, Kaitlin M. Peace, Brandon W. Propper, Diane F.
Hale, Adnan A. Alseidi, and Timothy J. Vreeland. 2020. Using Technology to Maintain the
Education of Residents During the COVID-19 Pandemic. Journal of Surgical Education
Published by Elsevier Inc. on behalf of Association of Program Directors in Surgery.
https://doi.org/10.1016/j.jsurg.2020.03.018

Ferrel M N, Ryan J J. 2020. The Impact of COVID-19 on Medical Education. Cureus 12(3):
e7492. DOI 10.7759/cureus.7492

Anda mungkin juga menyukai