Anda di halaman 1dari 20

LAMPIRAN I : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH PEMANGKAT


NOMOR : 021 TAHUN 2019
TANGGAL : 01 FEBRUARI 2019

PEDOMAN PELAYANAN RUANG PERAWATAN PENYAKIT DALAM II


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMANGKAT

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di Rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin
meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat
laju pembangunan maka semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin
meningkat. Dilain pihak pelayanan RS yang memadai baik dibidang diagnostik
maupun pengobatan semakin dibutuhkan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang-undang no. 23
tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa
pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan,
mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan kesehatan.

Tujuan Pedoman

Tujuan pedoman pelayanan unit rawat inap penyakit dalam 2 untuk


o Memberikan pelayanan kepada pasien rawat inap sesuai dengan standar
keperawatan yang tepat.

1
o Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada pasien serta mempunyai
keinginan terus menerus untuk mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan dalam member pelayanan.
o Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien untuk kesembuhan yang
optimal, sehingga dapat memuaskan pasien.
o Memberikan pelayanan kepada pasien dengan ramah, sopan dan hangat
sehingga memberikan kesan yang positif.
o Memberikan pelayanan informasi kesehatan dengan tepat pasien dan
keluarga sehingga dapat memenuhi hak pasien dan keluarga.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemangkat memberikan pelayanan rawat
inap penyakit dalam 2 yang meliputi
o Ruang perawatan pasien
o Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
o Pemeriksaan penunjang diagnostic
o Tindakan medis yang bersifat diagnostic dan terapeutik
o Pemberian obat-obatan pada pasien sesuai dengan catatan daftar obat
pasien dan instruksi dokter spesialis
o Pemberian surat rujukan
o Pemakaian peralatan yang tersedia diruang perawatan penyakit dalam 2

C. Batasan Operasional
 Pengembangan dan penerapan standar pelayanan perawatan pasien
dilaksanakan dalam upaya penurunan angka kematian dan kesakitan melalui
peningkatan mutu pelayanan keperawatan.
 Pengembangan dan peningkatan kemampuan teknis dan menejerial tenaga
keperawatan dalam memberikan pelayanan perawatan pasien di rumah sakit.
 Penerapan standar pelayanan rawat inap di rumah sakit
 Terpenuhnya sarana dan prasarana, peralatan dan sumber daya manusia
sesuai standar.
D. Landasan Hukum

2
 Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
 Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
 Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan RI,
 Kepmenkes RI Nomor 1045 Tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit Umum,
 Kepmenkes RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit,
 Kepmenkes RI Nomor 1457/Menkes/SK/XII/2003 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten atau Kota,
 Permenkes RI Nomor HK.02.20/148/Menkes/SK/I/2010 tentang Izin dan
penyelenggaraan Praktik Perawat.
 Permenkes RI Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi SDM
Ruang rawat inap penyakit dalam 2 Rumah Sakit Umum Pemangkat mempunyai
tenaga kerja 14 orang dengan pemegang tanggung jawab
 Kepala ruangan : 1 orang dan perawat pelaksana 13 orang
 Tenaga Perawat sebanyak 13 orang, yang terdiri dari :
S1 Keperawatan : 5 orang
DIII Keperawatan : 8 orang

B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan yang di selenggarakan dirumh sakit mempunyai peran yang sangat besar
dalam pencapaian mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kualitas
asuhan keperawatan dapat mencapai hasil yang optimal apabila beban kerja dan
sumber daya perawat yang ada memiliki proporsi yang seimbang dengan jumlah
yang ada.
Tenaga kerja di ruang rawat inap penyakit dalam 2 bekerja dengan jadwal
sebagai berikut :
1. Kepala ruangan : senin s.d sabtu mulai jam 07.00 s.d 13.00
2. Perawat pelaksana : bekerja sesuai dengan shift yang sudah di jadwalkan,
Shift pagi : 07.00 s.d 13.00
Shift siang : 13.00 s.d 20.00
Shift malam : 20.00 s.d 07.00

C. Pengaturan Jaga
Untuk tercapainya perawatan yang optimal maka ruang perawatan penyakit
dalam 2 terdiri dari shift pagi sebanyak 4 orang perawat pelaksana dan kepala
ruangan, shift sore 3 orang perawat pelaksana dan shift malam 3 orang perawat

4
pelaksana, pengaturan jaga yang di buat saat ini sesuai dengan jumlah tenaga yang
ada saat ini.

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

Pintu Depan
Ruang Obat

Ruang Alat

Ruang Kakap Ruang Ruang Ruang Tuna


Arwana Tenggiri

Selasar Ruang Penyakit Dalam 2


Ruang Bawal Ruang Nila Ruang Ruang Ruang Isolasi
Ruang
Dokter Kerapu
Perawat

Pintu Belakang

B. Standar Fasilitas
Standar minimal peralatan rawat inap penyakit dalam II
No Persyaratan permenkes no 56 th 2014 Diruangan Keterangan
1 Infusion Pump 1 Baik
2 Syringe Pump 1 Baik
3 Bed Patient Manual/Tempat Tidur Pasien 30 4 TT tidak baik
Manual
7 kasur tipis
4 Sphygmomanometer Digital/Tensimeter 1 Baik
Digital
5 Sphygmomanometer Aneroid/Tensimeter 1 Baik
Anaeroid
6 Termometer Digital 2 Baik
7 ECG/EKG/Electrocardiograph 12 Channels 1 Baik
8 Emergency Trolley/Resucitation Crash 1 Box
Cart
emergency
9 ENT Examination set 0
10 Lampu Periksa/Examination 0
Lamp/Hanging lamp
11 Matras Dekubitus 0 Dalam proses
12 Minor Surgery set 1 Kurang baik

5
13 Nebulyzer 1 Baik
14 Pen Light / Medical Flash light 0
15 Pulse Oximeter/Pulse Oximetry/Oksigen 1 Baik
Saturasi
16 Stethoscope / Stetoskop 2 Baik
17 Suction Pump Portable/Aspirator/Vacuum 1 Baik
18 Timbangan Pasien 1 Baik
19 Bed Side Monitor/ Bed-Patient 29 Baik
Monitor/Patient Monitor
20 Defibrilator 0

BAB IV
KEBIJAKAN

6
BAB V
TATALAKSANAAN PELAYANAN

7
Pelayanan yang diberikan pada ruang rawat inap penyakit dalam 2 yaitu
1. Pemeriksaan dan konsultasi dokter spesialis
2. Perawatan sesuai standar asuhan keperawatan secara berkala
3. Edukasi pasien oleh perawat dan dokter
4. Perawatan dan akomodasi di ruang perawatan
5. Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
6. Pemeriksaan penunjang diagnostic
7. Tindakan medis yang bersifat diagnostic dan terapeutik
8. Pemberian obat-obatan pasien dengan catatan daftar obat pasien dan instruksi
dari dokter spesialis
9. Pemberian surat rujukan
10. Pemakaian peralatan yang tersedia di ruang rawat inap penyakit dalam 2

ALUR RAWAT INAP

Pasien Datang UGD

8
Screening

Loket Pendaftaran

Pemeriksaan Poiklinik

Pengantar Rawat Inap

TPPRI

Rawat Inap

BPJS Umum

Pulang Rujuk RS Lain


Kasir

Pulang Rujuk RS Lain

BAB VI
LOGISTIK

9
Untuk menunjang Pelalaksanaan asuhan keperawatan maka dibuat standar logistik
yang meliputi standar alat kesehatan, standar alat tenun, standar alat rumah tangga
dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
Perencanaan pemenuhan logistik keperawatan di ruangan berdasarkan spesifikasi
ruangan, perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan
penambahan jumlah tempat tidur, pergantian alat atau barang yang rusak/hilang
dan penghapusan karena perkembangan tehnologi.

b. Klasifikasi logistik keperawatan diruangan terdiri dari


a. Alat habis pakai
b. Alat tenun, dengan ketentuan bahan dari katun,tidak berbulu dan mudah untuk
pemeliharaan. Ukuran sesuai standar,untuk semua jenis tenun.
c. Bahan kimia/ cairan disinfektan
Untuk penyedian bahan kimia/disinfektan koordinasi dengan farmasi dan
pemenuhnnya di sesuaikan dengan kebutuhan.
d. Alat kesehatan
Yang habis pakai disiapkan oleh farmasi atas permintaan ruangan dan
pemenuhannya diseuaikan dengan kebutuhan pasien di ruangan.
e. Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan
keperawatan, pemenuhannya dikoordinir oleh bidang logistik rumah sakit
berdasarkan pengajuan dari rungan.
f. Pemeliharaan
Pemeliharaan alat/barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan
dilakukan oleh ruangan yang meliputi cara penyimpanan,
perawatan/kebersihan dan perbaikan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan.
g. Pencatan dan Pelaporan
Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan disediakan buku
catatan yang terdiri dari buku penerimaan barang/alat, buku pemeliharaan,
buku pemakaian alat, buku peminjaman, buku pengeluaran (mutasi atau
penghapusan).

10
Alur permintaan barang bahan medis dan non medis

Karu
PD2

POS

Permintaan
barang

Bagian pengadaan Bagian pengadaan


logistik umum logistik farmasi

BAB VII
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian

11
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
B . Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat. Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di RS.
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan di
ruang penyakit dalam (PD 2) adalah :
1. Ketepatan identitas.
a. Target 100%. Label identitas terdiri atas nama, tanggal lahir dan no
rekam medis dan semua pasien rawat inap terpasang gelang
identitas
2. Komunikasi SBAR.
Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR.
3. Medikasi
a. Ketepatan pemberian obat. Target 100%. Yang dimaksud tidak
tepat apabila : salah obat, salah dosis, salah jenis, salah rute
pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien
b. Ketepatan Transfusi. Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk
darah, salah pasien.
4. Pasien jatuh
Target 0%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di ruang penyakit
dalam (PD 2).
Dalam memberikan pelayanan keperawatan penyakit dalam 2 tetap
harus memperhatikan safety patien, sesuai dan peran perawat, yaitu
 care giver, meberikan pelayanan langsung ke pasien
 educator, memberikan pendidian kesehatan
 advocator, berkaitan dengan kondisi yang dihadapi pasien

12
 coordinator,melakukan kolaborasi dengan disiplin itu lain terkait
kondisi kesehatan pasien
 consultan, perawat mengumpulkan data-data terkait dengan
pasien yang ditanganinya sehingga pasien ingin konsultasi
perawat bisa menjelasankan
 researcher, perawat mengumpulkan data pasien kelolaannya
untuk dilakukan penelitian
 manager, mengatur pemberian terapi kepada pasien sesuai order
dokter yang diterimanya sehingga pasien mudah di ajak
kerjasama selain itu untuk menjaga keselamatan pasien secara
umum dalam memberikan pelayanan perawatan
 Pengendalian infeksi (menerapkan standar precaution)
 Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygien) untuk pencegahan
infeksi nosokomial,
 Penggunaan APD

BAB VIII
KESELAMATAN KERJA

13
a. Pengertian.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
b. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD PEMANGKAT.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
c. Tata Laksana Keselamatan Karyawan.
Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip
pencegahan infeksi, yaitu :
1. Menganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat menularkan
infeksi.
2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker dll) terutama bila terdapat
kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret, dll.
3. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
4. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius
5. Mengelola alat sterilisasi

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU

14
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningatan mutu pelayanan keperawatan
dapat dilakukan melalui :
1. Studi dokumentasi
Merupakan salah satu metode untuk melihat sejauh mana penerapan standar
asuhan keperawatan yang di lakukan perawat
2. Audit keperawatan/ pembahasan kasus
Merupakan salah satu metode untuk membahas permasalahan dalam
pengelolaan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus kasus
tertentu yang jarang terjadi.
3. Survey persepsi pasien
Untuk mendapatkan masukan terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan
melalui pengisian angket oleh pasien atau keluarga pasien.
4. Supervise keperawatan
Suatu kegiatan pemantauan , pengawasan, dan penilaian terhadap seluruh
kegiatan perawat di ruangan dalam pelayanan asuhan keperawatan melalui sikap,
pengetahuuan dan keterampilan, sebagai bahan untuk peningkatan kualitas SDM
perawat dan mutu pelayanan keperawatan.
5. Pelaporan kejadian
Dibuatkan laporan kronologis kejadian untuk kemudian dilakukan, analisa, dan
klarifkasi data serta pembinaan terhadap yang brersangkutan, tindaklanjut dari
pelaporan ini dapat berupa pelatihan, pendampingan, pembuatan usulan prosedur
dan hal tekhnisi lainnya.
6. Rapat rutin
Sebagai sarana pemecahan masalah pelayanan asuhan keperawatan yang terjadi
baik secara tehnik operasional maupun tehnik pengelolaan/ majerial di lingkungan
keperawatan.
7. Analisa indikator pelayanan keperawatan dan infeksi rumah sakit
Upaya mengevaluasi sejauh mana mutu pelayanan keperawatan terkait dengan
tindakan keperawatan yang diakukan apakah sudah memperhatikan keamanan
pasien sebagai upaya untuk mencegah terjadi nya infeksi nosokomial.
Indikator mutu Ruang Penyakit Dalam II
1. Kejadian pasien meninggal >48 jam
STANDAR ≤ 25/1000
Judul Indikator Kejadian pasien meningga l> 48 jam

15
Definisi Kejadian pasien meningga l> 48 jam adalah kejadian meninggal
operasional nya pasien setelah periode 48 jam setelah pasien menjalani
rawat inap di ruang penyakit dalam
Tujuan Tergambarnya pelayanan di rawat inap yang aman dan efektif
Dimensi mutu Keselamatan, efektifitas
Dasar pemikiran / Standar pelayanan Minimal
alas an pemilihan
indicator
Numerator Jumlah kejadian kematian pasien > 48 jam di ruang rawat inap
dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien di ruang rawat inap dalam 1 bulan
Formula (Jumlah kejadian kematian pasien > 48 jam di ruang rawat inap
dalam 1 bulan dibagi jumlah pasien di ruang rawat inap dalam 1
bulan) x 100%
Metode Sensus Harian
pengumpulan
data
Cakupan data Jumlah pasien yang dirawat
Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan
data
Metodologi Control chart
analisa data
Sumber data Indeks Rawat Inap
Penanggung Kepala Instalasi
Jawab
Pengumpulan
data
Publikasi Data Internal

2. Kejadian pulang paksa sebelum dinyatakan sembuh


STANDAR ≤ 5%
Judul indikator Kejadian pulang paksa sebelum dinyatakan sembuh
Definisi operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau
keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh dokter
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektifitas pelayanan
rumah sakit
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Dasar Standar pelayanan minimal
pemikiran /
alasan pemilihan
indicator
Numerator Jumlah pasien yang pulang paksa dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien yang dirawat dalam 1 bulan
Formula (Jumlah pasien pulang paksa dalam 1 bulan dibagi jumlah
pasien yang dirawat dalam 1 bulan ) x 100%
Metode Sensus Harian
pengumpulan data

16
Cakupan data Jumlah pasien yang dirawat
Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisa 3 Bulan
data
Metodologi analisa Control chart
data
Sumber data Indeks Rawat Inap
Penanggung Jawab Kepala instalasi
Pengumpulan Data
Publikasi data Internal

3. Kejadian Phlebitis
STANDAR ≤ 1,5%
Judul indicator Kejadian Phlebitis
Definisi operasional Angka kejadian terjadinya phlebitis pasca
pemasangan jarum infus yang timbul setelah 3x24 jam.
Tujuan Tersedianya data pencatatan dan pelaporan infeksi nasokomial
di rumah sakit.
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan pasien
Dasar Pemasangan infus dapat menyebabkan terjadinya
pemikiran / trombophlebitis yang menunjukkan kualitas asuhan
alasan pemilihan keperawatan.
indicator
Numerator Jumlah pemasangan infus yang mengalami infeksi dalam 1
bulan
Denominator Jumlah seluruh  pemasangan infus dalam 1 bulan
Formula (Jumlah kejadian phlebitis dalam 1 bulan dibagi jumlah pasien
yang dipasang infus dalam 1 bulan ) x 100%
Metode Sensus Harian
pengumpulan data
Cakupan data Jumlah pasien yang dirawat
Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan data
Frekuensi analisa 3 Bulan
data
Metodologi analisa Control chart
data
Sumber data Indeks Rawat Inap
Penanggung Jawab PPI
Pengumpulan Data
Publikasi data Internal

4. Kejadian Pasien Jatuh


Judul indicator Tidak adanya kejadian pasien jatuh

Definis ioperasional Kejadian pasien jatuh adalah pasien jatuh selama dirawat baik

17
akibat jatuh dari tempat tidur,dikamar mandi, dsb.
Tujuan Tergambarnya pelayanan perawatan yang aman bagi pasien
Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan pasien
Standar Pelayanan Minimal
Numerator jumlah pasien yang jatuh dalam 1 bulan
Denominator Jumlah pasien di rawat dalam 1 bulan
Formula (Jumlah pasien jatuh dalam 1 bulan dibagi jumlah pasien dirawat
dalam 1 bulan ) x 100%
Metode
pengumpulan data Sensus harian
Cakupan data Rekam medic pasien
Frekuensi
pengumpulan data 1 Bulan
Frekuensi analisa 3 Bulan
data
Metodologi analisa Control chart
data
Sumber data Rekam medik,laporan keselamatan pasien
Penanggung Jawab Kepala instalasi
Pengumpulan Data
Publikasi data Internal

BAB X
PENUTUP

18
Peran rumah sakit umum daerah pemangkat sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga perlu ditingkatkan
kemampuan pelayanan pengelolaan rawat inap agar mampu memberikan pelayanan
yang komprehensif dan terpadu. Demikian pedoman ini kami susun dengan harapan
mudah- mudahan dapa dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan
di rumah sakit khususnya diruang rawat inap penyakit dalam 2 baik untuk
perencanaan, program kerja, kebijakan sandar pelayanan, standar praktek
keperawatan maupun standar logistic keperawatan.
Kami menyadari dalam penyusunan pedoman ini. Terima kasih banyak
kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan
selanjutnya.

Kepala Instalasi Rawat Inap Kepala Ruang PD II

dr. Dany Lesmana, Sp.PD Sri Septikawati, S.Kep.Ners


NIP.198007312006041008 NIP. 198409302009022010

Mengetahui
DIREKTUR

dr. ACHMAD HARDIN, Sp.PD


PEMBINA
NIP. 19740928 200212 1 003

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan syukur atas kehadirat-NYA, yang telah

19
melimpahkan rahmat, hidayat, dan inayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan pedoman ruang rawat inap penyakit dalam 2.

Pedoman ini telah kami buat dan susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan pedoman ini.

Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik.

Akhir kata kami berharap semoga pedoman ini bermanfaat untuk masyarakat
dalam pemberian pelayanan kesehatan dalam hal keperawatan rawat inap.

20

Anda mungkin juga menyukai